Berikan 4 contoh Aktivitas manusia sebagai makhluk ekonomi yang bermoral

Contoh tindakan sebagai makhluk ekonomi sekaligus makhluk sosial adalah membeli barang dengan cara menawar dengan bahasa yang sopan santun agar bisa mendapatkan barang tersebut dengan harga yang lebih murah. 

Ciri- ciri manusia sebagai makhluk ekonomi selain sebagai makhluk sosial, manusia dikenal makhluk ekonomi juga melekat pada diri kita. Hakikat makhluk sosial, seperti yang kita tahu sekarang, menandakan kehidupan seorang manusia yang tidak bisa lepas dari sosialisasi dengan orang lain. Manusia tidak bisa hidup sendiri dan harus berdampingan dengan orang lain karena manusia tidak bisa memenuhi kebutuhan dirinya sendiri tanpa bantuan orang lain. Definisi yang cukup jelas mengenai hakikat makhluk sosial. Namun bagaimana dengan titel makhluk ekonomi? Manusia yang juga dikenal sebagai makhluk ekonomi bermoral ini kemudian menimbulkan pertanyaan, “Apa maksud dari hakikat makhluk ekonomi ini?”

Perkembangan wilayah Indonesia pada dasarnya, kehidupan manusia disokong oleh berbagai kegiatan yang intinya adalah memenuhi kebutuhan dasar hidup manusia: papan (tempat tinggal), pangan (makanan), dan sandang (pakaian). Manusia memiliki naluri untuk memenuhi kebutuhannya. Dengan kebutuhan ini, manusia bisa bertahan hidup. Beberapa poin terkait dengan aktivitas sehari-hari manusia untuk bertahan hidup adalah:

  • Dalam kehidupan sesungguhnya, kita tidak bisa mendapatkan segala kebutuhan dan keinginan tanpa adanya pengorbanan. Untuk mendapatkan sesuatu, kita harus menukarkan sejumlah barang dengan nilai yang sepadan.
  • Selain itu, perasaan tidak pernah puas untuk merasa cukup ketika kebutuhan berhasil dipenuhi akhirnya melahirkan kesepakatan di antara manusia untuk bekerja, mendapatkan uang, yang akhirnya digunakan untuk membeli segala keperluan.
  • Selalu ada peningkatan pemenuhan kebutuhan yang merupakan bagian dari tindakan rasional seorang manusia. Inilah hakikat dari titel makhluk ekonomi yang lekat pada manusia.

Ciri-ciri Manusia adalah Makhluk Sebagai Ekonomi yang Bermoral

Ciri- ciri manusia mebagai makhluk ekonomi pada dasarnya, semua manusia berhakikat sebagai makhluk ekonomi. Hal ini tercermin dari ciri-ciri yang melekat pada diri setiap orang dan menjadi sebagai kondisi penduduk Indonesia dengan memiliki ciri-ciri manusia dikenal makhluk ekonomi bermoral antara lain:

  1. Tindakannya rasional. Semua orang berkehendak memenuhi kebutuhan dan keinginan mereka semaksimal mungkin. Kalau bisa, semua itu didapatkan dengan pengorbanan yang relatif minim.
  2. Tindakan pemenuhan kebutuhan tersebut berfokus pada pemenuhan kebutuhan diri sendiri. Manusia mencoba memikirkan dan memenuhi kebutuhan diri sendiri lebih dulu dibandingkan memikirkan kebutuhan orang lain.
  3. Keputusan yang diambil seseorang sesuai dengan tujuan. Dalam arti, manusia mampu bertindak karena keputusan yang diambil bertujuan memenuhi kebutuhannya sebagai makhluk hidup (bekerja, mendapatkan uang, digunakan untuk membeli makanan, memenuhi kebutuhan dasar hidup).
  4. Sulitnya mencapai rasa puas yang paling tinggi. Manusia bahkan dikenal tidak pernah memiliki rasa puas. Setiap kali telah berhasil mencapai di titik tertentu, manusia selalu ingin untuk mencapai lebih baik lagi. Siklus ini berjalan terus-menerus tanpa putus.
  5. Aktivitas yang dipilih cenderung dekat dengan preferensi pribadi. Bisa dikatakan, apapun yang dilakukan manusia harus memberikan keuntungan bagi dirinya sendiri.

Faktor-faktor yang Memengaruhi Kebutuhan Manusia sebagai Makhluk Ekonomi yang Bermoral

Ada banyak faktor yang membedakan kebutuhan manusia yang satu dengan manusia yang lain, dan juga ada faktor yang dikenal sama yaitu faktor perubahan sosial. Beberapa faktor pembeda tersebut kami jabarkan secara ringkas dan informatif sebagai berikut.

1. Tempat Tinggal. Berbeda tempat tinggal, berbeda pula kebutuhan dasar manusia.

  • Misalkan individu yang tinggal di negara tropis seperti Indonesia tidak akan membutuhkan pakaian tebal untuk menghangatkan diri di kala musim salju seperti masyarakat di negara 4 musim.
  • Hal ini dikarenakan kondisi geografis Indonesia tidak terdiri dari 4 musim berbeda yang silih berganti seperti negara lain seperti Australia, Jepang, Rusia, atau pun Amerika Serikat.

2. Pendidikan. Semakin tinggi pendidikan seseorang, tingkat kebutuhan dirinya cenderung lebih tinggi dibandingkan mereka dengan tingkat pendidikan rendah. Dengan mengikuti pendidikan akan terjalin adanya suatu proses interaksi sosial, kepada semua masing-masing murid.

  • Orang yang berpendidikan tinggi mungkin memiliki standar pakaian khusus, baik untuk bekerja, bersosialisasi, atau bersantai bersama keluarga.
  • Standar pakaian tersebut mungkin muncul akibat relasi dengan rekan yang seolah mematok standar berpakaian tertentu untuk saling menghargai satu sama lain.
  • Berbeda dengan standar pakaian orang dengan pendidikan yang lebih rendah, yang menganggap pakaian sopan sudah cukup untuk berbagai pertemuan.

3. Usia. Orang tua dan dewasa muda yang hidup di tahun 2000-an ini mungkin dihadapkan pada tren yang sama, tetapi preferensi kebutuhan mereka bisa berbeda.

  • Orang tua cukup bahagia ketika kebutuhan mereka berhasil dipenuhi, misalkan berpakaian yang cukup rapi, tidak harus selalu baru, enak dipakai, dan masih layak digunakan.
  • Sedangkan dewasa muda cenderung lebih terlihat ingin terus-menerus memuaskan diri sendiri dengan pemenuhan kebutuhan yang jauh lebih tinggi dari kata cukup. Misalkan, menginginkan produk yang terbaru, bahan yang halus dan mencerminkan aura yang memakainya.

4.  Kemajuan IPTEK. Generasi milenial cenderung memiliki pemikiran untuk mempunyai produk-produk kemajuan IPTEK terbaru dan mengetahui berita terkini alias tidak boleh kudet. Dengan kemajuan IPTEK ini juga salah satu faktor dari bentuk penyimpangan sosial yang biasa terjadi dimasyarakat.

  • Anak sekolah yang sudah dibekali dengan smartphone berspesifikasi tinggi meski tak semua komponen keras dan lunaknya dioptimalkan penggunaannya. Hal ini didapatkannya untuk mengatrol gengsi.
  • Generasi yang lebih tua sudah merasa lebih cukup dengan smartphone yang bisa melakukan fungsi standar di zaman modern: mengirim pesan, telepon, browsing, mudah menangkap sinyal, baterai awet, dan berbagai pertimbangan lain.

5. Tingkat Pendapatan. Orang dengan pendapatan lebih tinggi cenderung memiliki kebutuhan yang lebih banyak dibandingkan orang berpendapatan lebih rendah.

  • Kebutuhan orang berpendapatan tinggi bisa jadi karena kondisi sosialnya yang memengaruhi kebutuhan tersebut. Contoh kebutuhan untuk mobil berspesifikasi tinggi dan memastikan keamanan supir dan penumpang.
  • Berbeda dengan orang berpendapatan rendah yang cenderung sudah puas dengan mobil kualifikasi standar. Asalkan harga jual kembali tidak anjlok, konsumsi bahan bakar tidak boros, dan kantor service banyak atau mudah ditemukan, produk ini sudah cukup memenuhi kebutuhan mereka.

6. Status Sosial. Orang yang dikenal memiliki status sosial tinggi cenderung memiliki kebutuhan yang didominasi oleh keinginan.

  • Kebutuhan wanita dengan status sosial tinggi untuk mengenakan perhiasan seelite mungkin guna mendongkrak eksistensi di kalangan rekan-rekan sesama perempuan sosialita.
  • Berbeda dengan perempuan tanpa status sosial yang tinggi, mereka cenderung lebih mudah puas hanya dengan menggunakan satu atau dua jenis perhiasan guna menghiasi tubuh tanpa terkesan berlebihan.

7. Perbedaan Selera. Satu orang dengan orang lain memiliki selera yang berbeda dan memengaruhi preferensi kebutuhan masing-masing.

  • Perempuan yang tergolong tomboy akan cenderung mencari produk yang bersifat kelaki-lakian dan membuat tampilan diri menjadi lebih macho.
  • Berbeda dengan perempuan yang feminin, yang akan cenderung mencari produk-produk yang manis, seperti baju dress, anting, cat kuku, alat kosmetik, dan lain sebagainya.

Demikian informasi yang bisa kami berikan terkait dengan pengetahuan umum tentang manusia sebagai makhluk ekonomi yang bermoral. Semoga informasi umum ini bisa memberikan gambaran yang lebih baik tentang hakikat manusia sebagai makhluk ekonomi, yang bukan sekadar memenuhi kebutuhan diri sendiri tetapi juga bagaimana interaksinya dengan lingkungan sosial sekitarnya.

JAKARTA - Terdapat tiga tindakan manusia sebagai makhluk ekonomi yang bermoral dalam memenuhi kebutuhan. Tindakan ekonomi diartikan sebagai perilaku manusia untuk memperoleh kebutuhan.

Sedangkan untuk sikap yang bermoral dalam sektor ekonomi yakni menerapkan nilai-nilai dasar perilaku yang secara umum diakui sebagai norma yang harus dipatuhi, selain peraturan atau norma hukum. Dengan kata lain, tindakan bermoral yakni kewajiban dan tanggungjawab moral setiap orang dalam berperilaku di masyarakat.

Lantas apa saja tiga tindakan manusia sebagai makhluk ekonomi yang bermoral dalam memenuhi kebutuhan? Jawabannya adalah tidak melakukan korupsi, bersaing secara sehat dan bersikap jujur dan tanggung jawab.

Jika diartikan mengenai tidak melakukan korupsi yang dimaksud adalah tidak melakukan suatu perbuatan yang bertentangan dengan moral dan melawan hukum. Sebab, tindakan korupsi sendiri bertujuan menguntungkan dan/atau memperkaya diri sendiri dengan meyalahgunakan kewenangan yang ada pada dirinya dengan melanggar moral atau norma yang dianut.

Seperti contoh yang biasa dilakukan dalam melakukan korupsi yakni dalam perbuatan penyuapan tersebut mungkin terdapat unsur memberi janji yang dalam perkataan lain sering disebut dengan menjanjikan sesuatu.

Tindakan ini merugikan orang banyak, untuk itu menghindari perilaku korupsi merupakan salah satu bagian tindakan bermoral sebagai makhluk ekonomi dalam memenuhi kebutuhan.

Selain itu, mengenai bersaing secara sehata yang juga merupakan salah satu tiga tindakan manusia sebagai makhluk ekonomi yang bermoral dalam memenuhi kebutuhan yakni siap berkompetis dengan orang lain agar bisa menjadi lebih baik. Bersaing secara sehat ini lebih berinovasi dan kreatif dalam berpikir dan bertindak.

Adapun, persaingan dapat menghasilkan hasil yang terbaik di dalam diri seseorang, karena ini membantu mereka dalam berkembang untuk terus maju, dan dalam waktu yang sama juga dapat menerima sebuah kekalahan.

Bersaing secara sehat akan menjadi baik diterapkan jika perusahaan bersaing dengan perusahaan lainnya, yang mungkin memiliki target pasar yang sama atau berbeda.

Sedangkan, bersikap jujur dan bertanggung jawab adalah kesadaran seseorang terhadap perbuatan maupun perilaku yang secara sengaja itu meskipun tidak sengaja memperlakukannya. Tanggung jawab bisa kamu lakukan pada kondisi dimana seseorang dalam keadaan sadar.

Apabila seseorang tersebut memiliki suatu sifat tanggung jawab, maka dirinya tergolong menjadi pribadi yang memiliki kejujuran serta kepedulian yang tinggi.

  • #Moral Manusia
  • #Tindak Manusia
  • #korupsi