Berikut ini yang tidak termasuk hikmah beriman kepada takdir adalah

Jakarta -

Umat Islam diwajibkan beriman kepada takdir Qada dan Qadar yang telah ditetapkan oleh Allah SWT. Nah, apa manfaat beriman kepada takdir Allah SWT?

Dalam Quran surat Al Mursalat ayat 22-23, Allah SWT berfirman mengenai takdir yang telah ditetapkan-Nya

Arab: اِلٰى قَدَرٍ مَّعْلُوْمٍۙ
فَقَدَرْنَاۖ فَنِعْمَ الْقٰدِرُوْنَ

ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT

Latin: ilā qadarim ma'lụm
fa qadarnā fa ni'mal-qādirụn

Artinya: sampai waktu yang ditentukan, lalu Kami tentukan (bentuknya), maka (Kamilah) sebaik-baik yang menentukan.

Apa Manfaat Beriman kepada Takdir Allah SWT?

  • Apa Saja yang Termasuk Takdir Allah?

Takdir Mubram adalah ketentuan mutlak dari Allah dan manusia tidak dapat ikut campur tangan. Misalnya adalah jodoh hingga terjadinya hari kiamat.

Takdir Muallaq adalah ketentuan Allah yang mengikut sertakan eran manusia melalui usaha dan ikhtiar. Contohnya, keberhasilan anak meraih prestasi dengan giat belajar.

Qada adalah ketetapan, hukum, atau kehendak dari Allah SWT. Sebelum adanya proses kehidupan, Allah telah menuliskan apa yang akan terjadi dan disebut dengan Qada, seperti kelahiran dan kematian.

Qadar adalah ketentuan atau kepastian dari Allah SWT yang pasti, sudah ditetapkan oleh Allah SWT baik yang telah, sedang, atau akan terjadi. Contohnya adalah seseorang yang bekerja keras hingga mendapatkan kecukupan.

  • Apa Hikmah Dirahasiakannya Takdir Allah bagi Manusia?

Dikutip dari buku 'Ibadah Hati' karya Lalu Heri Adrizal Lc, dkk dirahasiakannya takdir Allah SWT dari manusia untuk menyadari bahwa Dia lebih mengetahui kemaslahatan hamba dan apa saja yang bermanfaat baginya.

Selain itu, fungsi lainnya adalah menyadarkan diri manusia untuk menunggu pahala yang besar dan ganjaran yang banyak, seperti yang dijanjikan oleh Allah bagi yang sedang ditimpa musibah dan bersabar.

Terakhir, fungsi iman kepada takdir adalah menyadarkan manusia bahwa semua keputusan dan permasalahan milik atau wewenang Rabbul Alamin. Tugas manusia hanya lah berserah diri dan tunduk kepada-Nya.

Semoga sahabat Hikmah memahami apa manfaat beriman kepada takdir Allah SWT ya!

(pay/erd)

Parenting

Haikal Luthfi   |   Haibunda

Rabu, 24 Mar 2021 13:35 WIB

Jakarta -

Dalam Islam, iman merupakan hal pertama dan yang paling utama untuk diajarkan kepada anak, Bunda.

Keimanan akan membentuk kepribadian anak menjadi lebih baik dalam kehidupan mereka. Oleh sebab itu, orang tua harus benar-benar menanamkan nilai-nilai keimanan pada anak sedari dini.

Salah satu iman yang wajib diajarkan pada anak yaitu iman kepada qada dan qadar. Dengan mengimaninya, seseorang akan berhati-hati dalam bertindak. Beriman kepada qada dan qadar berarti meyakini bahwa semua kejadian dan cobaan terjadi atas izin dari Allah SWT.


Nah Bunda, simak selengkapnya apa dan bagaimana mengimani qada dan qadar pada ulasan berikut ini.

Iman kepada qada dan qadar

Iman kepada qada dan qadar termasuk rukun Iman yang keenam dan harus diyakini kebenarannya oleh setiap muslim.

Qada merupakan ketetapan Allah yang tercatat di Lauh al-Mahfuz, yang semua terjadi di dunia ini sudah diketahui Allah SWT jauh sebelum hal itu terjadi. Ketetapan ini sesuai dengan kehendak-Nya dan berlaku untuk seluruh makhluk.

Sedangkan qadar merupakan ketetapan yang telah terjadi atau keputusan yang diwujudkan. Qadar adalah ketetapan atau keputusan Allah SWT yang memiliki sifat Maha Kuasa atas segala ciptaan-Nya.

Hubungan qada dan qadar juga tidak bisa dipisahkan. Qada merupakan rencana dan Qadar adalah perwujudan atau kenyataan yang akan terjadi seperti yang sudah ditetapkan Allah SWT. Sebagaimana dalam Al Qur'an surat Al Hijr:


وَإِنْ مِنْ شَيْءٍ إِلَّا عِنْدَنَا خَزَائِنُهُ وَمَا نُنَزِّلُهُ إِلَّا بِقَدَرٍ مَعْلُومٍ

Artinya:

"Dan tidak ada sesuatu pun melainkan pada sisi Kamu-lah khazanahnya, dan Kami tidak menurunkannya melainkan dengan ukuran tertentu" (QS Al-Hijr ayat 21).

Qada' dan Qadar dalam kehidupan sehari-hari lebih populer dengan sebutan takdir, Bunda. Mengutip buku berjudul Sukses dengan menguak rahasia Qadha dan Qadar (2015), takdir terbagi menjadi dua yaitu takdir mubram dan muallaq.

Takdir mubram adalah ketentuan atau hukum Allah yang pasti akan terjadi kepada siapapun yakni merupakan suatu hukum yang pasti dan tidak bisa dihindari, seperti ketentuan tentang kelahiran, kematian, serta hari kiamat.

Sehingga takdir mubram sudah barang pasti terjadi pada diri manusia dan tidak dapat diusahakan atau tidak dapat ditawar-tawar.

Sementara takdir muallaq adalah takdir yang kejadiannya tergantung pada usaha manusia dan hal ini tidak terlepas dari kehendak Allah. Setiap hamba diberi peluang atau kesempatan oleh Allah untuk berusaha mengubah keadaan dirinya menjadi lebih baik. Allah SWT dalam surat Ar Rad berfirman:

إِنَّ اللَّهَ لَا يُغَيِّرُ مَا بِقَوْمٍ حَتَّىٰ يُغَيِّرُوا مَا بِأَنْفُسِهِمْ

Artinya:

"Sesungguhnya Allah tidak merubah keadaan sesuatu kaum sehingga mereka merubah keadaan yang ada pada diri mereka sendiri" (QS Ar Ra'd ayat 11).

Hal ini berkaitan erat dengan usaha yang dilakukan oleh manusia. Usaha manusia harus maksimal serta optimal dan diiringi dengan doa serta tawakal.

baju Melayu', a traditional Muslim menswear." title="Anak berdoa" />Ilustras anak bertawakal/ Foto: iStock

Tawakal yang dimaksud yaitu berdoa menyerahkan segala yang terjadi setelah berusaha kepada Allah SWT, sementara kita terus berikhtiar dan yakin bahwa segala sesuatunya di akhir ada pada ketentuan Allah SWT, Bunda.

Manusia diwajibkan untuk berikhtiar agar apa yang menjadi tujuannya dapat dicapai. Ikhtiar merupakan usaha yang dilakukan manusia untuk memperoleh sesuatu. Meski segala sesuatu telah ditentukan, namun usaha yang dilakukan manusia tidak ada yang sia-sia.

Sekecil apapun usaha itu Allah SWT tetap akan menilainya. Misalnya, apabila ingin pandai maka harus rajin belajar.

Hikmah beriman kepada qada dan qadar

Beriman kepada qada dan qadar akan memunculkan banyak hikmah bagi setiap muslim, Bunda. Dikutip dari CNN Indonesia, hikmah mengimani qada dan qadar antara lain:

1. Melatih diri untuk banyak bersyukur dan bersabar

Orang yang beriman kepada qada dan qadar, apabila mendapat keberuntungan, maka dia akan bersyukur, sebab keberuntungan itu merupakan nikmat Allah SWT yang patut disyukuri. Sedangkan jika terkena musibah maka dia akan bersabar, karena hal tersebut merupakan ujian.

2. Menjauhkan diri dari sifat sombong dan putus asa

Orang yang tidak beriman kepada qada dan qadar, apabila memperoleh keberhasilan, dia menganggap keberhasilan itu berasal hanya dari usahanya sendiri. Namun, apabila gagal, dia akan mudah berkeluh kesah dan berputus asa.

3. Memupuk sifat optimis

Orang yang beriman kepada qada dan qadar senantiasa optimis dan giat bekerja untuk meraih kebahagiaan dan keberhasilan itu.

4. Menenangkan jiwa

Orang yang beriman kepada qada dan qadar senantiasa mengalami ketenangan jiwa dalam hidupnya, sebab dia selalu merasa senang dengan apa yang ditentukan Allah SWT kepadanya.

Simak juga tips mengajarkan anak agar mau salat dan mengaji, dalam video berikut:

(haf/som)

DIASUH OLEH USTAZ DR AMIR FAISHOL FATH; Pakar Tafsir Alquran, Dai Nasional, CEO Fath Institute

Salah satu rukun iman adalah beriman kepada takdir disebut “qadha qadar”. Sebagian ulama mengatakan bahwa kedua istilah tersebut artinya sama, yaitu ketentuan Allah atas apa yang akan terjadi.

Sebagian yang lain mengatakan qadha adalah ketetapan Allah yang terdahulu “fil azal” untuk semua yang akan terjadi sampai hari Kiamat, sementara qadar adalah kejadian yang terjadi sesuai dengan ketetapan qadha-Nya. 

Dalam hadis tentang takdir ditambahkan kalimat “khairihi wa syarrihi”. Artinya, ada takdir baik dan ada takdir buruk, jika diukur dengan kacamata manusia.

Namun, bagi Allah, semua yang ditakdirkan adalah baik. Sebab Allah SWT Maha Pengasih dan Penyayang. Tidak mungkin Allah menzalimi makhluk-Nya. “Innallaha laa yazhlumun naasa syai’aa wa lakin nannaasa anfusahaum yazhlimuun” (Allah tidak pernah menzalimi manusia, tetapi manusia itu sendiri yang berbuat zalim atas dirinya) (QS Yunus: 44). 

Dalam Alquran masalah iman kepada takdir termasuk tema pokok yang sangat peting. Allah SWT berfirman: “Innaa kulla sya’in khalaqnaahu biqadar” (Sungguh Kami menciptakan segala sesuatu dengan ketentuan yang telah ditetapkan) (QS al-Qamar: 49).

Allah Mahatahu bahwa hanya beriman kepada takdir kunci yang paling menetukan untuk tercapainya kebahagiaan. Ketahuilah bahwa kebahagiaan itu bukan datang dari fasilitas. Banyak orang tidak bahagia sekalipun berada dalam fasilitas hidup yang mewah dan serbalengkap. 

Jadi, makin kuat iman kepada takdir, ia akan makin bahagia. Sebaliknya orang yang tidak beriman kepada takdir, pada saat ditimpa musibah, ia akan mudah putus asa.

Dalam kondisi ini banyak yang melarikan diri ke dunia hiburan dengan cara mabuk-mabukan. Itu tidak lain untuk melupakan sejenak stresnya.

Namun, masalah yang sebenarnya belum selesai. Ada yang sampai bunuh diri. Kejadian ini banyak sekali, justru di negara-negara yang sudah mapan, di mana fasilitas dan kebutuhan hidup sudah terjamin.  

Itulah rahasia mengapa kita harus beriman kepada takdir. Bahwa di atas segala kehebatan manusia ada Yang Maha Menentukan. Manusia hanya bisa berusaha, tetapi usaha sehebat apa pun tidak bisa memberikan kepastian.

Karena itu, tidak pantas manusia merasa hebat. Hanya Allahlah yang Mahapasti. Tidak ada kejadian sekecil apa pun di alam semesta ini kecuali sudah ditulis dalam ketetapan-Nya, “qul lay yushiibana illaa ma kataballahu lana” (katakan tidak akan menimpa kita sebuah musibah kecuali apa yang telah Allah tetapkan) (QS at-Taubah: 51).

Karena itu, Nabi Muhammad SAW mengajarkan, ucapkanlah “qadarullahi maa sya’a” (itu takdir Allah), setiap Anda ditimpa musibah.

Video yang berhubungan

Postingan terbaru

LIHAT SEMUA