Berikut yang tidak termasuk tata cara haji adalah..

Berikut yang tidak termasuk tata cara haji adalah..

Berikut ini yang tidak termasuk tata cara pelaksanaan ibadah haji adalah ….

a. ifrad b. qiran c. mabrur d. tamattu’ e. sa’i

jawaban: c

Berikut yang tidak termasuk tata cara haji adalah..

Berikut ini yang tidak termasuk tata cara pelaksanaan ibadah haji adalah ...

a. Ifrad

b. Qiran

c. Mabrur

d. Tamattu'

e. Sa'i

Pilihannya ada 2 poin yaitu C dan E.

Pembahasan

Haji merupakan rukun Islam ke lima dan termasuk kewajiban yang harus ditunaikan setiap muslim setidaknya satu kali dalam seumur hidupnya. Ibadah haji hanya dilaksanakan sekali dalam satu tahun, yaitu pada bulan Zulhijjah. Ritual-ritual yang dilakukan pada saat berhaji berurutan yang disebut rukun haji.

  • Rukun haji dapat disimak di https://brainly.co.id/tugas/4527701

Tata cara pelaksanaan haji ada 3, yaitu:

  1. Haji Qiran  yaitu seorang yg berihram untuk melaksanakan umrah dan haji secara bersamaan.
  2. Haji Ifrad yaitu seorang yg berihram untuk melaksanakan ibadah haji saja ,dan tidak bertahallul dari ihramnya sampai dia selesai melaksanakan manasik hajinya pd tgl 10Zulhijah .
  3. Haji Tamattu yaitu seorang yg berihram untuk melaksanakan umrah pada bulan haji .
  • Jelaskan perbedaan haji dengan umrah dapat disimak di https://brainly.co.id/tugas/2418860

Berikut ini yang tidak termasuk tata cara pelaksanaan ibadah haji adalah ...

a. Ifrad

b. Qiran

c. Mabrur

d. Tamattu'

e. Sa'i

Pilihannya ada 2 poin yaitu C dan E.

C. Mabrur adalah sebutan untuk yang hajinya diterima oleh Allah

E. Sa'i adalah salah satu Rukun Haji.

Pelajari Lebih Lanjut

  • Apa yang dimaksud tentang haji dapat disimak di https://brainly.co.id/tugas/4527701

============================

Detail jawaban

Kelas: 9

Mapel: PAI

Kategori: Haji dan Umrah

Kode: 9.14.6

#AyoBelajar

SEBAGAI seorang Muslim, kita pastinya ingin menjalankan semua rukun Islam, yaitu syahadat, salat, zakat, puasa dan pergi haji. Pergi haji merupakan rukun Islam yang kelima dan tidak semua orang diwajibkan untuk pergi haji. Mereka yang diwajibkan adalah yang mampu baik bidang fisik maupun finansial.

Dalam melaksanakan ibadah haji pun tidak bisa dilakukan sembarangan. Kita harus mengerti dan paham tata caranya. Tata cara pelaksanaan ibadah haji perlu diperhatikan agar haji yang dilaksanakan sah dan mabrur. Berikut pembahasannya.

Rukun dan Wajib Ibadah Haji

Rukun merupakan sesuatu yang harus ada ketika melakukan sesuatu. Ibadah haji tidak sah bila meninggalkan salah satu rukun. Namun jika yang ditingalkannya adalah bagian dari wajib haji, maka hajinya tetap sah tapi harus membayar dam atau denda.

Berikut beberapa rukun haji yang wajib ada saat pelaksanaan ibadah haji:

•    Ihram •    Wuquf di Arafah •    Thowaf di Ka'bah •    Sa’i atau lari-lari kecil dari bukti Shafa ke Marwa. •    Tahalul

•    Tartib

Sedangkan wajib haji adalah:

•    Ihrom dari miqot, •    Mabit di Muzdalifah, •    Mabit di Mina, •    Melontar jumroh,

•    Menghindari muharromat atau larang-larangan ihrom, karena akibatnya diwajibkan dam atau denda.

Tata Cara Pelaksanaan Ibadah Haji

Tata cara pelaksanaan ibadah haji berkaitan dengan jenis-jenis haji yang dilakukan. Tata cara pelaksanaan ibadah haji berkaitan dengan waktunya. Terdapat tiga jenis pelaksanaan ibadah haji, yaitu haji ifrad, qiran, dan tamattu’.

Tata Cara Pelaksanaan Ibadah Haji: Ifrad

Tata cara pelaksanaan haji ifrad dikerjakan dengan menjalankan haji terlebih dahulu, baru kemudian melaksanakan ibadah umrah. Istilah Ifrad artinya memisahkan sesuatu yang bergabung menjadi sendiri-sendiri.

Orang yang melaksanakan Haji Ifrad akan menyelesaikan ibadah haji terlebih dahulu. Setelah selesai semua rangkaian ibadah hajinya, baru kemudian ia menjalankan ibadha umroh.

Tata cara pelaksanaan ibadah haji Ifrad adalah:

•    Ketika tiba di Tanah Suci jemaah melakukan thowaf qudum atau thowaf di awal kedatangan di Mekkah), •    lalu melanjutkan dengan sholat dua rakaat di belakang maqom Ibrahim. •    Kemudian melakukan sa’i yaitu lari-lari kecil antara bukit Shofa dan Marwah. •    Sambil menunggu tahalul pada 10 Dzulhijah, jemaah menetapkan diri dalam kondisi berihrom dan jemaah tidak boleh melakukan segala hal-hal yang diharamkan ketika berihram, hingga datang masa tahallul yakni pada 10 Dzulhijjah.

•    Setelah itu, jemaah boleh melepas pakaian ihramnya dan boleh menggunakan pakaian lainnya. Jika hendak melakukan ibadah umrah maka harus berihram lagi. Haji dalam jenis ini tidak perlu membayar dam atau denda.

Tata Cara Pelaksanaan Ibadah Haji: Qiran

Jenis ibadah haji yang kedua adalah haji qiran. Tata cara pelaksanaan ibadah Haji Qiran dilakukan dengan cara menggabungkan antara niat haji dan umrah sekaligus. Kedua ibadah ini dikerjakan pada bulan-bulan haji secara bersamaan.

Tata cara pelaksanaan ibadah Haji Qiran adalah:

1.    Sebelum memulai thowaf, jemaah berihram untuk umrah dan berihram untuk haji. 2.    Saat memasuki kota Mekkah, jemaah melakukan thowaf qudum atau thawaf di awal kedatangan di Mekkah, 3.    Kemudian sholat dua rakaat di belakang maqam Ibrahim.

4.    Lalu melakukan sa’i antara Shafa dan Marwah, dilakukan untuk umrah dan hajinya sekaligus dengan satu sa’i tanpa bertahallul, tetapi masih dalam kondisi berihram, sehingga tidak halal untuk melakukan hal-hal yang diharamkan ketika ihram hingga datang masa tahallul pada 10 Dzulhijjah.

Dengan menjalankan Haji Qiran, maka haji dan umroh selesai secara bersamaan. Perbedaannya dengan macam-macam cara pelasanaan ibadah haji lainnya adalah adanya kewajiban membayar dam atau denda dengan menyembelih hewan qurban (seekor kambing, sepertujuh sapi atau unta) pada tanggal Dulhijjah atau hari tasyriq.

Tata Cara Pelaksanaan Haji: Tamattu’

Jenis ibadah haji yang ketiga adalah Haji Tamattu’. Ibadah yang satu ini merupakan haji yang mendahulukan umroh dahulu baru kemudian ibadah haji. Tata cara pelaksanaan ibadah Haji Tamattu’ yaitu:

1.    Jemaah berihram untuk melaksanakan umrah pada bulan-bulan haji yakni pada bulan Syawwal, Zulqa’dah, 10 hari pertama dari bulan Zulhijjah. 2.    Jemaah menyelesaikan rangkaian ibadah umrah dengan melaksanakan thowaf umrah. 3.    Kemudian melakukan sa’i umrah. 4.    Lalu bertahallul dari ihramnya dengan cara memotong pendek atau mencukur sebagian rambut kepalanya. 5.    Setelah tahallul jemaah sudah terlepas dari kondisi ihram hingga nanti datangnya hari Tarwiyah, yakni tanggal 8 Zulhijjah.

6.    Pada hari Tarwiyah, jemaah berihram kembali dari Mekkah untuk melaksanakan ibadah haji hingga sempurna.

Umat muslim yang melaksanakan Haji Tamattu’ wajib menyembelih hewan qurban sebagai dam yakni seekor kambing/ sepertujuh dari sapi/ sepertujuh dari unta pada 10 Zulhijjah atau di hari-hari tasyriq yakni tanggal 11, 12, 13 Dzulhijjah.

Jawaban:

Berikut ini yang tidak termasuk tata cara pelaksanaan ibadah haji adalah ...

a. Ifrad

b. Qiran

c. Mabrur

d. Tamattu'

e. Sa'i

Pilihannya ada 2 poin yaitu C dan E.

Penjelasan:

Haji merupakan rukun Islam ke lima dan termasuk kewajiban yang harus ditunaikan setiap muslim setidaknya satu kali dalam seumur hidupnya. Ibadah haji hanya dilaksanakan sekali dalam satu tahun, yaitu pada bulan Zulhijjah. Ritual-ritual yang dilakukan pada saat berhaji berurutan yang disebut rukun haji.

Tata cara pelaksanaan haji ada 3, yaitu:

Haji Qiran  yaitu seorang yg berihram untuk melaksanakan umrah dan haji secara bersamaan.

Haji Ifrad yaitu seorang yg berihram untuk melaksanakan ibadah haji saja ,dan tidak bertahallul dari ihramnya sampai dia selesai melaksanakan manasik hajinya pd tgl 10Zulhijah .

Haji Tamattu yaitu seorang yg berihram untuk melaksanakan umrah pada bulan haji .

Berikut ini yang tidak termasuk tata cara pelaksanaan ibadah haji adalah ...

a. Ifrad

b. Qiran

c. Mabrur

d. Tamattu'

e. Sa'i

Pilihannya ada 2 poin yaitu C dan E.

C. Mabrur adalah sebutan untuk yang hajinya diterima oleh Allah

E. Sa'i adalah salah satu Rukun Haji.

Tata cara haji menjadi hal paling penting untuk diperhatikan.

Setiap satu tahun sekali seluruh umat muslim di penjuru dunia berdatangan ke Makkah. Sebelum berangkat ke tanah suci, semua calon haji dituntut untuk paham mengenai tata cara haji yang benar.

Mereka melakukan ibadah haji. Rukun Islam kelima ini memang diwajibkan bagi orang-orang yang mampu dan mukallaf.

Mukallaf itu orang yang sudah baligh dan berakal, bisa dikatakan dewasa. Ibadah ini hanya bisa dilakukan di waktu tertentu. Bulannya di mulai dari bulan Syawal sampai sepuluh hari pertama bulan Dzulhijjah.

Mampu yang dimaksud di sini adalah orang yang sehat secara jasmani dan rohani. Ada kendaraan dan aman dalam perjalanan. Bagi seorang perempuan hendaklah pergi bersama orang yang dipercaya. Paling penting memiliki pengetahuan tentang haji. Jadi syarat mampu tidak hanya harus mempunyai uang atau bekal.

Tata Cara Mengerjakan Haji

Ketika mengunjungi ke Baitullah memang ada guide nya untuk mengarahkan seluruh rangkaian ibadah ini. Meskipun begitu alangkah lebih baiknya mengetahui tentang tata cara haji. Sebab, hal itu termasuk memenuhi syarat mempunyai ibadah ini. Pelaksanaannya pun tidak diperkenankan secara acak. Berikut tata urutan melaksanakan ibadah haji:

1.Ihram

Pertama ialah melakukan ihram. Kegiatan ini termasuk wajib bagi sahnya haji. Dimulai dari miqat [tempat tinggal] masing-masing. Sambil berniat menjalankan haji dan membaca kalimat talbiyah. Kegiatan ini wajib memakai pakaian ihram.

Laki-laki mengenakan kain yang tidak berjahit, disunnahkan berwarna putih. Baju ini ada dua kain satu sebagai sarung, dan lainnya dipakai menutupi badannya. Sedangkan perempuan memakai seperti baju sehari-hari [tidak menutupi wajah dan tangan], biasanya berwarna putih. Namun kebanyakan para agen travel haji telah menyediakan pakaian ihram.

Baca juga:  Keutamaan I’tikaf di Masjidil Haram Sebagai Salah Satu Ibadah

Sebelum melakukan aktivitas ini dianjurkan untuk mandi dan wudlu, memotong kuku, memotong kumis, serta memotong bulu di ketiak dan kemaluan. Waktu pelaksanaanya dimulai dari bulan syawal sampai 9 Dzulhijjah.

2.Wukuf

Tata cara haji kedua ialah melakukan wukuf. Perjalanan selanjutnya wukuf di Padang Arafah. Di tempat ini para jamaah berdoa kepada Allah dan meminta ampun kepada-Nya. Tidak hanya itu, disunnahkan juga memperbanyak dzikir, sholat jamak taqdim qashar, dan menghadap kiblat.

Keberadaan di sini mulai tanggal 9 Dzulhijjah ketika tergelincirnya matahari, sampai terbitnya fajar pada 10 Dzulhijjah. Jadi selain waktu itu tidak termasuk wukuf.

3.Thawaf Ifadhah

Di Masjidil Haram, para jamaah mengelilingi ka’bah sebanyak tujuh kali. Sebelum menjalankannya, membaca niat ‘nawaitu an athufa bil baitil ‘atiiqi sab’ata asywath’. Kemudian berkeliling sambil mengumandangkan talbiyah.

Bagi laki-laki dianjurkan untuk bersuara nyaring, tetapi tidak bagi seorang perempuan. Thawaf ini termasuk rukun haji. Dikenal juga dengan thawaf inti atau ziarah. Jika tidak dikerjakan maka ibadahnya tidak sah.

Pelaksanaannya dimulai mulai tengah malam, tepatnya tanggal 10 Dzulhijjah sampai kapan saja. Namun lebih baiknya dilakukan pada hari-hari tasyrik [11, 12, 13 Dzulhijjah]. Menutup aurat menjadi syarat thawaf.

Aksi lainnya suci dari hadats kecil dan besar, hendaklah bermula dari Hajar Aswad, dan berada di sebelah kiri Ka’bah. Tambahannya, dilakukan di dalam masjid seperti yang pernah dilakukan Rasulullah.

Apabila di tengah-tengah batal, maka segeralah berwudu dan melanjutkan kembali. Jika dalam melakukannya tiba waktu sholat, dianjurkan sholat jamaah dulu lalu meneruskan kembali.

Setelah selesai, disunnahkan sholat sunnah thawaf di dekat makam ibrahim. Namun, bila tidak memungkinkan lebih baiknya di Hijr Ismail. Niatnya ‘usholli sunnatat thowaafi rak’ataini mustaqbilal qiblati adaan lillahi ta’ala. Selepas itu, bermunajat di Multazam dan disunnahkan meminum air zam zam.

Baca juga:  Bagaimana Pelaksanaan Tata Cara Umroh? Berikut Urutannya

4.Sa’i

Tata cara haji selanjutnya berlari keci-kecil di antara dua bukit. Shafa dan Marwa namanya. Waktu pelaksanaanya setelah thawaf. Aktivitas ini dilakukan sebanyak 7 kali. Penghitungannya dari Shafa ke Marwa dihitung satu kali, begitupun sebaliknya.

Apabila dari Marwa maka menambahkan satu perjalanan lagi yang berakhir di Marwa. Ketika sampai di bukit, jika keaadaanya memungkinkan lebih baik sampai atas. Jika tidak bisa sampai di kaki bukit saja. Bagi yang tidak mampu berjalan boleh memakai kursi roda atau alat lainnya.

Prosedur sa’i diawali dengan niat kemudian dari shafa menuju lampu hijau pertama dengan berjalan biasa. Dari tempat pertama ke lampu hijau kedua berlari-lari kecil. Kemudian menuju Marwa dengan jalan seperti biasa. Sampai di sana berdiri menghadap Ka’bah dengan mengangkat tangan sambil membaca ‘bismillahi Allahuakbar’.

5.Berada di Muzdalifah

Menginap [mabit] di Muzdalifah untuk orang sehat wajib hukumnya. Dimulai setelah waktu maghrib sampai bulan 10 Dzuljijjah bertepatan dengan terbitnya fajar. Boleh meninggalkanya ketika masa mabit selesai lewat tengah malam.

Di tempat ini orang-orang mengambil batu sebesar kelereng [kerikil] sebanyak 49 atau 70 butir. Batu tersebut nanti digunakan untuk melempar jumroh.

6.Melontar jumroh aqabah

Melemparnya sebanyak tujuh batu. Tidak boleh 7 batu sekaligus, harus satu-satu. Waktunya pada tanggal 10 Dzulhijjah.

7.Mencukur rambut

Tata cara haji setelah melontar jumrah ialah disarankan untuk mencukur rambutnya. Minimal tiga helai rambut. Boleh juga jika mau digundul.

8.Melontar 3 jumroh

Dilaksanakan pada hari tasyrik, yaitu pada tanggal 11, 12, dan 13 Dzulhijjah. Tempat melempar jumrah ada tiga. Jumrah ula berada di dekat arah Haratullisan. Jumrah wustha antara jumrah ula dan aqabah.

Terakhir, jumrah aqabah bertempat antara perbatasan Mina dan Makkah. Pelemparan batu tersebut harus berurutan, jika tidak mengulang dari awal.

Baca juga:  Cara Cek Keberangkatan Haji Secara Online | Mudah Anti Ribet

Pelemparannya sama seperti cara melontar jumroh aqabah. Batunya pun harus kerikil. Selain itu tidak akan sah. Apabila sakit boleh diwakilkan. Dengan syarat masih pada waktunya.

9.Bermalam di Mina

Menginap di Mina pada malam 11, 12, dan 13 Dzulhijjah. Nafarnya [meninggalkan Mina] setelah melempar tiga jamarah. Nafar terbagi menjadi awwal dan tsani [pertama dan kedua].

Nafar awal berarti hanya menginap selama dua malam saja. Sementara Nafar tsani bermalam selama tiga malam. Nabi Muhammad dulu melakukan yang menginap selama tiga malam. Pilihlah yang menurut anda atau rombongan di waktu yang tepat dalam meninggalkannya.

10.Thawaf wada

Perjalanan ibadah atau tata cara haji terakhir yaitu thawaf wada, dijuluki juga dengan perpisahan. Para jamaah melaksanakannya ketika akan meninggalkan Makkah. Setelah itu, orang-orang tidak diperkenankan kembali ke hotel untuk menginap.

Terkecuali menunggu bus, mengambil barang-barangnya, dan pergi ke toilet. Jika mau ziarah ke madinah boleh melakukan ibadah ini, asal tidak kembali ke Makkah.

Teruntuk orang-orang yang sakit dan haidl tidak wajib melakukannya. Cukup memanjat doa di pintu Masjidil Haram. Bahkan tidak dikenai denda. Cara pamitan yang indah kan?

Tahallul

Di serangkaian tata cara ibadah haji, ada yang bernama tahallul. Itu adalah seorang jamaah yang sudah bebas dari ihramnya. Serta telah melengkapi seluruh amalan-amalan hajinya. Tahallul haji sendiri ada dua macam, tahallul pertama dan kedua.

  1. Tahllul pertama menandakan sudah melakukan dua perbuatan dari tiga bagian. Pertama, melempar jumrah aqabah dan mencukur rambut. Kedua telah melaksanakan thawaf ifadhah, sa’i, dan menggunting rambut.

Ketiga, thawaf ifadhah, sa’i dan melontar jumarh aqabah. Ketika sudah selesai melakukannya, maka boleh memburu binatang, berpakaian biasa, memakai parfum,dan memakai penutup muka/ tangan. Kecuali berhubungan intim.

  • Tahallul kedua atau tsani ketika orang tersebut telah melakukan tiga rangkaian manasik haji. Diantaranya melontar jumrah aqabah, mencukur rambut, thawaf ifadhah, serta sa’i.

Prosedur manasik haji ada perbedaan. Setelah wukuf ada yang mengambil thawaf ifadhah terlebih dahulu. Ada beberapa orang selepas wukuf di Arafah langsung mabit di Muzdalifah. Jadi nanti mengikuti instruksi tata cara haji dari pendamping yang sudah berpengalaman tentang haji. Wallahu a’lam.

Video yang berhubungan