Bersedekah kepada orang yang membutuhkan dengan barang yang bermanfaat merupakan hikmah dari surah almaun ayat ke?

Hikmah dibalik sedekah kepada anak yatim. Agama Islam menempatkan anak yatim dalam posisi yang sangat istimewa. Mereka yang termasuk sebagai anak yatim adalah anak yang ayahnya telah meninggal dunia dan belum berusia baligh. Bukti keistimewaan anak yatim dalam Islam dibuktikan dengan penyebutan anak yatim pada 22 ayat di kitab suci Alquran.

Lalu Apa Hukum Sedekah kepada Anak Yatim ? Yuk kita simak agar kamu paham.

Sedekah adalah salah satu ibadah yang dimuliakan Allah, Allah berfirman: “Sesungguhnya orang-orang yang bersedekah baik laki-laki maupun perempuan dan meminjamkan kepada Allah dengan pinjaman yang baik, niscaya akan dilipat gandakan (pahalanya) kepada mereka dan bagi mereka pahala yang banyak“. (QS. Al-Hadid: 18).

Ketahui lah bahwa sedekah yang kita keluarkan kepada anak yatim merupakan wujud dari ketakwaan kita kepada Allah Ta’ala. Sebagaimana Allah Ta’ala berfirman : “Tahukah kamu orang yang mendustakan agama itulah orang yang menghardik anak yatim dan tidak memberi makan orang miskin, maka celakalah bagi orang-orang yang sholeh yaitu orang-orang yang lalai dari sholatnya, orang-orang yang berbuat riya dan enggan menolong dengan barang berguna”. (QS. Al-Ma’un ayat 1-7).

Barang siapa mengambil anak yatim dari kalangan Muslimin, dan memberinya makan dan minum, Allah akan memasukkannya ke syurga, kecuali bila ia berbuat dosa besar yang tidak terampuni.( HR. Turmudzi).

Sebaik-baik rumah kaum Muslimin ialah rumah yang terdapat di dalamnya anak yatim yang diperlakukan (diasuh) dengan baik, dan seburuk-buruk rumah kaum muslimin ialah rumah yang di dalamnya terdapat anak yatim tapi ia diperlakukan dengan buruk. (HR. Ibnu Mubarak)

Dengan kedudukan istimewanya itu, tidak heran kalau umat Islam dianjurkan untuk memperbanyak sedekah kepada anak yatim. Cara bersedekah kepada anak yatim juga dapat dilakukan dengan mudah lewat panti asuhan. Selanjutnya, pihak panti asuhan akan membagikan sedekah dari para dermawan dengan adil dan merata.

Banyak hikmah dibalik memberikan sedekah kepada anak yatim. Yuk kita simak apa saja hikmah dari memberikan sedekah kepada anak yatim.

HIKMAH MEMBERIKAN SEDEKAH KEPADA ANAK YATIM

Di antara banyak manfaatnya adalah :

Manfaat pertama yang bisa didapatkan ketika memberikan sedekah untuk anak yatim di panti asuhan adalah pahala yang akan terus mengalir. Rasulullah SAW mengatakan bahwa ada 3 amalan yang pahalanya tidak akan terputus meski seseorang telah meninggal dunia. Tiga amalan tersebut adalah, sedekah jariyah, doa anak yang saleh, serta ilmu yang bermanfaat.

Sedekah yang diberikan kepada anak yatim di panti asuhan tidak akan membuat harta berkurang. Sebaliknya, sedekah itu bakal membuka pintu rezeki lain yang bisa membuat harta semakin bertambah. Apalagi, Allah dalam Alquran Surat Saba ayat 39 menjelaskan bahwa Dia adalah sebaik-baiknya pemberi rezeki.

Aktivitas sedekah kepada anak yatim di panti asuhan menjadi cara seorang muslim agar terhindar dari panasnya api neraka. Nabi Muhammad bersabda, sedekah dengan nilai berapa pun dapat menjauhkan seseorang dari api neraka. Semakin banyak sedekah yang dilakukan, semakin jauh pula jarak dengan pintu neraka.

Di waktu yang sama, Allah juga menjanjikan pintu surga yang khusus untuk muslim yang gemar bersedekah. Dalam sebuah hadits disebutkan bahwa mereka yang berasal dari golongan orang gemar bersedekah bakal dipanggil untuk masuk surga melalui pintu sedekah.

Bersedekah kepada anak yatim juga menjadi sarana untuk membuat hidup lebih bahagia. Nabi Muhammad SAW mengibaratkan orang yang suka bersedekah sebagai orang yang tengah mengenakan baju besi dengan ukuran lapang dan nyaman dipakai. Kondisi tersebut berbeda dengan orang pelit, yang pakaian besinya terasa begitu sesak dan sampai-sampai lingkar baju besi begitu merekat di permukaan kulit.

Hikmah yang bisa didapatkan ketika bersedekah ke panti asuhan selanjutnya adalah Allah akan menutupi aib seseorang. Imam Syafi’i pernah mengatakan bahwa sedekah merupakan cara untuk menutupi aib. Alasannya, tidak akan ada celaan untuk orang yang gemar bersedekah.

Bersedekah ke panti asuhan juga menjadi sarana untuk menghindarkan diri dari bencana dan mara bahaya. Hal ini sesuai dengan sabda Rasulullah yang mengatakan bahwa tidak ada musibah serta bencana yang dapat mendahului sedekah. Di waktu yang sama, beliau juga mengungkapkan kalau sedekah mampu menutup 70 pintu kejahatan.

CARA SEDEKAH DENGAN MUDAH KEPADA ANAK YATIM

Dengan hikmah dan manfaat luar biasa tersebut, tentu sangat sayang kalau harus terlewat begitu saja. Apalagi, kesempatan bersedekah kepada anak yatim di panti asuhan bisa dilakukan kapan saja. Kamu bisa mendapatkan hikmah dan manfaat tersebut cukup dengan bersedekah secara online lewat harianakyatim.com

Pada dasarnya, pelaksanaan sedekah online hanyalah sebuah metode. Inti dari sedekah sebetulnya adalah proses kita memberikan harta kepada mereka yang membutuhkan. Tidak ada ketentuan bahwa sedekah harus bertemu langsung dengan penerima atau menyerahkannya langsung.

Begitupun niatnya dalam hati juga tetap sah di mata Islam. Sehingga tidak ada yang salah jika kita mau bersedekah via online. Untuk sedekah yang lebih berkah, luas manfaatnya, dan caranya sangat mudah, sahabat bisa melaksanakannya via website harianakyatim.com. Yuk raih berkah bersedekah kepada anak yatim di panti asuhan! 

(Hafshah Rahmadita)

Surat Al Maun adalah surat ke-107 dalam Al-Qur’an dan terdiri dari tujuh ayat. Surat ini termasuk golongan surat Makiyah. Arti Al Maun adalah “barang-barang berguna”.

Menurut buku Tadabur Juz Amma oleh Dr. Saiful Bahri, kata Al-Ma'un dapat diartikan sebagai turunan dari zakat yang diwajibkan atau dapat juga dipahami sebagai barang-barang berguna yang ditahan.

Harta yang sudah sampai nishab (batas minimal) dan haul (selama setahun) wajib dikeluarkan zakatnya. Zakat bertujuan untuk memberdayakan orang-orang yang memiliki potensi tapi terhalang oleh berbagai rintangan.

Selain zakat, contoh penerapan surat Al Maun dapat ditemui dalam kehidupan sehari-hari. Misalnya, jika kita memiliki kelebihan makanan, maka bagikan kepada orang-orang yang membutuhkan. Jangan sampai membusuk lalu dibuang karena itu termasuk mubazir.

Sikap mubazir atau boros tidak disukai Allah sebagaimana tercantum dalam surat Al Isra ayat 27, “Sesungguhnya orang-orang yang pemboros itu adalah saudara setan dan setan itu sangat ingkar kepada Tuhannya.”

Maka dari itu, memahami surat Al Maun dapat menghindarkan dari perbuatan mubazir.

Surat Al Maun dan Artinya

Berikut bacaan surat Al Maun dan artinya.

اَرَءَيْتَ الَّذِيْ يُكَذِّبُ بِالدِّيْنِۗ

1. Tahukah kamu (orang) yang mendustakan agama?

فَذٰلِكَ الَّذِيْ يَدُعُّ الْيَتِيْمَۙ

2. Maka itulah orang yang menghardik anak yatim,

وَلَا يَحُضُّ عَلٰى طَعَامِ الْمِسْكِيْنِۗ

3. dan tidak mendorong memberi makan orang miskin.

فَوَيْلٌ لِّلْمُصَلِّيْنَۙ

4. Maka celakalah orang yang salat,

الَّذِيْنَ هُمْ عَنْ صَلَاتِهِمْ سَاهُوْنَۙ

5. (yaitu) orang-orang yang lalai terhadap salatnya,

الَّذِيْنَ هُمْ يُرَاۤءُوْنَۙ

6. yang berbuat riya,

وَيَمْنَعُوْنَ الْمَاعُوْنَ

7. dan enggan (memberikan) bantuan.

Terjemahan tersebut bersumber dari Kementerian Agama dalam Quran.kemenag.go.id.

Kandungan Surat Al Maun

Kandungan surat Al Maun secara garis besar menggambarkan sifat manusia yang mendustakan agama dan ancaman bagi orang yang lalai dalam salat serta bersikap riya, yaitu melakukan perbuatan bukan untuk mencari keridaan Allah. Tetapi, untuk mencari pujian atau kemasyhuran di masyarakat. Penjelasan tersebut tercantum dalam Juz Amma Tajwid Berwarna & Terjemahannya oleh M. Khalilurrahman Al Mahfani.

Pada ayat pertama, terdapat lafaz a-ra'aita yang berarti “tahukah”. Penggunaan kata tersebut bertujuan untuk menggugah hati pendengar agar memberikan perhatian terhadap kandungan pada ayat-ayat selanjutnya.

Baca Juga

Menurut tafsir Kementerian Agama, kandungan ayat pertama adalah Allah menghadapkan pertanyaan kepada Nabi Muhammad, "Apakah engkau mengetahui orang yang mendustakan agama dan yang dimaksud dengan orang yang mendustakan agama?" Pertanyaan ini dijawab pada ayat-ayat selanjutnya.

Allah kemudian menjelaskan, sebagian dari sifat-sifat orang yang mendustakan agama adalah menolak dan membentak anak yatim yang datang untuk memohon belas-kasih demi kebutuhan hidup.

Penolakan terhadap anak yatim tersebut menunjukkan sifat penghinaan dan takabur, yaitu  merasa diri lebih besar derajatnya dari orang lain. Sifat takabur merupakan sifat tercela yang tidak disukai Allah.

Dalam buku Insan Ilahiah karya Imam Khomeini, sifat takabur dijelaskan melalui riwayat dari Imam Shadiq, "Sesungguhnya, orang-orang yang takabur (di akhirat) akan menjelma menjadi kawanan semut yang lemah dan orang-orang menginjak-injaknya sampai Allah menyelesaikan perhitungan."

Baca Juga

Pada ayat ketiga, tafsir Kementerian Agama menjelaskan, Allah menegaskan sifat pendusta adalah orang tidak mengajak orang lain untuk membantu dan memberi makan penduduk miskin. Jika seorang tidak sanggup membantu orang-orang miskin, maka dianjurkan mengajak orang lain membantu orang-orang miskin.

Kemudian pada ayat keempat, Allah mengungkapkan bahwa orang-orang yang mengerjakan salat tapi tidak sampai ke hatinya akan celaka. Kelalaian dalam mengerjakan salat membuat ia tidak menyadari apa yang diucapkan dan dikerjakan.

Orang yang lalai dalam salat hanya bergerak dan mengucapkan hafalan tanpa meyakini dalam hati. Meski demikian, ancaman celaka itu tidak ditujukan kepada orang-orang muslim yang awam dan tidak mengerti bahasa Arab. Jadi, mereka yang tidak memahami makna bacaan dalam salat tidak termasuk orang-orang yang lalai seperti yang disebut dalam ayat ini.

Baca Juga

Selanjutnya, dijelaskan bahwa sifat orang pendusta agama adalah mereka yang melakukan perbuatan amal hanya untuk riya, yaitu ingin mendapatkan pujian saja tanpa rida Allah.

Dijelaskan dalam buku Ensiklopedia Tasawuf Imam Al-Ghazali, contoh riya dalam perbuatan adalah sengaja memperbanyak salat sunah di hadapan orang agar dikatakan sebagai orang saleh. Riya dibagi menjadi dua, yaitu:

  • Riya jali (riya yang nyata): Riya yang sejak semula diniatkan bahwa amal yang dilakukan hanya untuk mencari kedudukan, bukan mengharap rida Allah.
  • Riya khafi (riya tersembunyi): Riya yang bukan bertujuan untuk mendapatkan kedudukan. Tetapi, ada tujuan lain yang tersembunyi dalam perbuatan yang dilakukan.

Riya adalah salah satu tanda-tanda orang munafik dan termasuk mereka yang celaka di akhirat nanti, sebagaimana dijelaskan dalam surat An Nisa ayat 142, “Sesungguhnya orang munafik itu hendak menipu Allah, tetapi Allah-lah yang menipu mereka. Apabila mereka berdiri untuk salat, mereka lakukan dengan malas. Mereka bermaksud riya (ingin dipuji) di hadapan manusia. Dan mereka tidak mengingat Allah kecuali sedikit sekali.”

Lalu pada terakhir, Allah menegaskan sikap pendusta agama adalah enggan memberikan bantuan kepada sesama, bahkan untuk sekadar meminjamkan barang keperluan sehari-hari yang sepele.

Sikap tersebut menunjukan keburukan akhlak terhadap orang lain. Dengan demikian, pendusta agama tidak beribadah kepada Allah dengan sempurna, serta tidak berbuat baik kepada manusia.

Baca Juga

Setelah memahami kandungan tiap ayat, dapat disimpulkan bahwa surat Al Maun menjelaskan ciri-ciri seorang pendusta agama adalah:

  • Menghardik anak yatim.
  • Tidak mengajak sesama agar membantu orang miskin.
  • Lalai dalam mengerjakan salat.
  • Bersikap riya dalam beramal.
  • Tidak meminjamkan barang-barang berguna kepada orang lain yang membutuhkan.

Demikian pembahasan tentang surat Al Maun beserta arti dan kandungannya.