Besaran apa saja yang mempengaruhi nilai gaya apung?

X

wikiHow adalah suatu "wiki", yang berarti ada banyak artikel kami yang disusun oleh lebih dari satu orang. Untuk membuat artikel ini, 11 penyusun, beberapa di antaranya anonim, menyunting dan memperbaiki dari waktu ke waktu.

Ada 8 referensi yang dikutip dalam artikel ini dan dapat ditemukan di akhir halaman.

Artikel ini telah dilihat 92.974 kali.

Gaya apung adalah gaya yang berlawanan arah dengan gravitasi, yang mempengaruhi semua benda yang tenggelam dalam fluida. Saat sebuah benda diletakkan dalam cairan, massa benda menekan fluida (cairan atau gas), sedangkan gaya apung ke atas menekan benda, berperan melawan gravitasi. Dalam istilah umumnya, gaya apung ini dapat dihitung dengan persamaan Fa = Vt × ρ × g, dengan Fa adalah gaya apung, Vt adalah volume benda yang tenggelam, ρ adalah massa jenis fluida, dan g adalah gaya gravitasi. Untuk mempelajari cara menentukan gaya apung sebuah benda, lihatlah Langkah 1 di bawah ini untuk memulai.

Gaya apung, atau buoyancy, adalah gaya ke atas yang dikerjakan oleh fluida yang melawan berat dari benda yang direndam. Pada sebuah kolom fluida, tekanan meningkat seiring dengan bertambahnya kedalaman sebagai hasil dari akumulasi berat air di atasnya. Sehingga benda yang tenggelam ke dalam fluida akan mengalami tekanan yang besar di dasar kolom fluida dibandingkan dengan ketika berada di dekat permukaan. Perbedaan tekanan ini merupakan gaya resultan yang cenderung mempercepat pergerakan benda ke atas atau menjadikan percepatan ke bawah dari suatu benda berkurang hingga nol dan mencapai kelajuan terminal. Besarnya gaya apung sebanding dengan besarnya beda tekanan antara permukaan dan dasar kolom, dan setara dengan berat fluida yang terpindahkan (displacement) yang seharusnya mengisi ruang yang ditempati oleh benda. Sehingga benda yang memiliki massa jenis lebih besar dari fluida akan tenggelam, dan benda yang memiliki massa jenis lebih rendah dari fluida akan mengapung.

Besaran apa saja yang mempengaruhi nilai gaya apung?

Ketika sebuah benda mengapung, gaya apung (buoyancy) yang mengarah ke atas setara dengan gaya gravitasi

Archimedes dari Syracuse, Sicily, menemukan prinsip ini pada tahun 212 sebelum masehi.[1] Untuk benda yang mengapung maupun tenggelam, di cairan maupun gas, prinsip Archimedes dapat dinyatakan sebagai:

Setiap objek, keseluruhan atau sebagian tenggelam di dalam fluida, akan selalu terangkat oleh gaya yang setara dengan gaya berat fluida yang dipindahkan akibat keberadaan objek tersebut

— Archimedes

Benda yang tenggelam memindahkan fluida setara dengan volume objek, tetapi benda mengapung hanya sebagian.

Prinsip Archimedes tidak memperhitungkan tegangan permukaan (kapilaritas) yang bekerja pada benda,[2] namun gaya tambahan ini hanya mengubah jumlah fluida yang terpindahkan, sehingga prinsip "gaya apung = berat fluida yang terpindahkan" tetap sesuai.

Berat dari fluida yang terpindahkan setara dengan volume dari fluida yang terpindahkan dengan syarat fluida memiliki massa jenis yang seragam. Dan gaya apung yang bekerja setara dengan berat fluida yang terpindahkan, atau mssa jenis dari fluida dikalikan dengan volume benda yang tenggelam dikalikan percepatan gravitasi.

Misal batu memiliki berat 10 Newton (N) ketika digantung oleh benang dalam ruang vakum dengan gaya gravitasi bekerja padanya. Ketika batu ditenggelamkan ke air, batu memindahkan air seberat 3 N, sehingga gaya yang bekerja pada benang akan berkurang 3 N menjadi 7 N. Gaya apung mengurangi berat objek yang tenggelam seluruhnya ke dalam fluida. Umumnya lebih mudah mengangkat objek yang tenggelam dibandingkan mengangkatnya di udara.

  • Udara
  • Paradoks Archimedes
  • Pengapung
  • Frekuensi Brunt–Väisälä
  • Penyelam Cartesian
  • Dasymeter
  • Sistem pemberat penyelaman
  • Fluida
  • Statika fluida
  • Termometer Galileo
  • Lambung kapal
  • Hidrometer
  • Penimbangan hidrostatic
  • Lebih ringan dari udara
  • Arsitektur perkapalan
  • Lambung timbul
  • Pontoon (perahu)
  • Pasir hisap
  • Kapal selam
  • Kantung renang
  • Gaya dorong

  1. ^ Acott, Chris (1999). "The diving "Law-ers": A brief resume of their lives". South Pacific Underwater Medicine Society journal. 29 (1). ISSN 0813-1988. OCLC 16986801. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2011-04-02. Diakses tanggal 2009-06-13. .
  2. ^ "Floater clustering in a standing wave: Capillarity effects drive hydrophilic or hydrophobic particles to congregate at specific points on a wave" (PDF). 23 June 2005. 

  • Falling in Water Diarsipkan 2015-02-26 di Wayback Machine.
  • Archimedes' Principle – background and experiment
  • BuoyancyQuest (a website featuring buoyancy control videos)
  • W. H. Besant (1889) Elementary Hydrostatics from Google Books.
 

Artikel bertopik fisika ini adalah sebuah rintisan. Anda dapat membantu Wikipedia dengan mengembangkannya.

  • l
  • b
  • s

Diperoleh dari "https://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Gaya_apung&oldid=18001285"

Gaya Apung : Pengertian, Prinsip Archimedes dan Rumus Adalah kemampuan suatu benda mengapung dalam cairan ataupun fluida. Hubungan berat benda dengan berat air yang dipindahkan ialah apa yang menentukan jika benda akan dapat mengapung

Besaran apa saja yang mempengaruhi nilai gaya apung?

Baca Juga Artikel Yang Mungkin Berhubungan : Rumus Gaya Fisika

Pengertian Gaya Apung

Gaya apung ialah kemampuan suatu benda mengapung dalam cairan ataupun fluida. Hubungan berat benda dengan berat air yang dipindahkan ialah apa yang menentukan jika benda akan dapat mengapung; meskipun ukuran dan juga bentuk dari benda akan memiliki efek, mereka bukan alasan utama mengapa benda mengapung ataupun tenggelam.

Pada saat menimbang batu di dalam air, berat batu yang terukur pada timbangan pegas menjadi lebih kecil dibandingkan pada saat menimbang batu di udara (tidak di dalam air). Massa batu yang terukur pada timbangan lebih kecil karena ada gaya apung yang menekan batu ke atas. Efek yang sama akan dirasakan ketika kita mengangkat benda apapun dalam air. Batu atau benda apapun akan terasa lebih ringan jika diangkat dalam air. Hal ini bukan berarti bahwa sebagian batu atau benda yang diangkat hilang sehingga berat batu menjadi lebih kecil, tetapi karena adanya gaya apung. Arah gaya apung ke atas, alias searah dengan gaya angkat yang kita berikan pada batu tersebut sehingga batu atau benda apapun yang diangkat di dalam air terasa lebih ringan.

Besaran apa saja yang mempengaruhi nilai gaya apung?

Fapung merupakan gaya total yang diberikan fluida pada batu (Fapung = F2-F1). Arah gaya apung (Fapung) ke atas, karena gaya yang diberikan fluida pada bagian bawah batu (F2) lebih besar daripada gaya yang diberikan fluida pada bagian atas batu (F1). Hal ini dikarenakan tekanan fluida pada bagian bawah lebih besar daripada tekanan fluida pada bagian atas batu.

Baca Juga Artikel Yang Mungkin Berhubungan : Pengertian Keputusan – Proses, Tipe, Gaya, Tentatif, Terencana, Para Ahli

Prinsip Archimedes

Archimedes ialah Matematikawan yang hidup pada abad III SM, yang mendapat penghargaan dengan menemukan cara bagaimana kerja gaya apung. Menurut legendanya Archimedes masuk ke kamar mandi pada suatu hari dan juga melihat bahwa semakin Archimedes membenamkan dirinya di dalam air, semakin tinggi tingkat air yang akan naik. Dia menyadari bahwa tubuhnya tersebut menggeser air di bak mandi. yang setelahnya Archimedes memutuskan bahwa benda yang berada didalam airtnya akan kurang dari benda di udara. Melalui ini dan juga realisasi lainnya, Archimedes mendirikan apa yang kemudian dikenal dengan Prinsip Archimedes

Dalam kehidupan sehari-hari, kita akan menemukan bahwa benda yang dimasukan ke dalam fluida seperti air misalnya, memiliki berat yang lebih kecil daripada ketika benda tidak berada di dalam fluida tersebut.

Gaya apung terjadi karena adanya perbedaan tekanan fluida pada kedalaman yang berbeda. Tekanan fluida bertambah terhadap kedalaman. Semakin dalam fluida (zat cair), semakin besar tekanan fluida tersebut. Ketika sebuah benda dimasukkan ke dalam fluida, maka akan terdapat perbedaan tekanan antara fluida pada bagian atas benda dan fluida pada bagian bawah benda.

Fluida yang terletak pada bagian bawah benda memiliki tekanan yang lebih besar daripada fluida yang berada di bagian atas benda.

Besaran apa saja yang mempengaruhi nilai gaya apung?

Pada gambar di atas, tampak sebuah benda melayang di dalam air. Fluida yang berada dibagian bawah benda memiliki tekanan yang lebih besar daripada fluida yang terletak pada bagian atas benda. Hal ini disebabkan karena fluida yang berada di bawah benda memiliki kedalaman yang lebih besar daripada fluida yang berada di atas benda (h2 > h1).

Archimedes ialah Matematikawan yang hidup pada abad III SM, yang mendapat penghargaan dengan menemukan cara bagaimana kerja gaya apung. Menurut legendanya Archimedes masuk ke kamar mandi pada suatu hari dan juga melihat bahwa semakin Archimedes membenamkan dirinya di dalam air, semakin tinggi tingkat air yang akan naik. Dia menyadari bahwa tubuhnya tersebut menggeser air di bak mandi. yang setelahnya Archimedes memutuskan bahwa benda yang berada didalam airtnya akan kurang dari benda di udara. Melalui ini dan juga realisasi lainnya, Archimedes mendirikan apa yang kemudian dikenal dengan Prinsip Archimedes:

Baca Juga Artikel Yang Mungkin Berhubungan : Pengertian Dan Rumus Gaya Gerak Listrik Beserta Contoh Soalnya Secara Lengkap

Dari Prinsip Archimedes memiliki 2 Gaya Apung ialah sebagai berikut :

Gaya Apung Positif

Sebuah benda yang mengapung didalam cairan akan dapat memiliki gaya apung positif. hal tersebur berarti bahwa jumlah air yang dipindahkan oleh benda berat tersebut lebih besar dari benda itu sendiri. Misalnya, perahu yang beratnya 23 kg, tetapi memindahkan 45 kg air akan mudah mengapung. Perahu yang menggantikan berat air yang lebih besar sebagian karena ukuran dan bentuk; sebagian besar interior perahu adalah udara, yang sangat ringan. Hal ini menjelaskan mengapa kapal laut yang berukuran besar dapat mengapung: asalkan air yang dipindahkan beratnya lebih besar dari kapal-kapal itu sendiri, mereka tidak akan tenggelam.

Gaya Apung Negatif

Gaya apung negatif inilah yang akan menyebabkan benda tenggelam. Hal tersebut mengacu pada sebuah benda yang berat badannya lebih dari berat cairan yang dipindahkan. Contohnya ialah kerikil mungkin memiliki berat hanya 25 gram, namun jika hanya memindahkan 15 gram air, tidak akan bisa mengapung. Jika kapal tersebut setelah dimuat memiliki berat 23 kg dengan ditambah 34 kg dari barang bawaan, itu akan tidak lagi mengapung sebabkan berat totalnya menjadi 56 kg lebih berat dari berat air yang dipindahkan yaitu sebesar 45 kg.

Hal tersebut juga memungkinkan untuk sebuah benda menjadi apung netral atau melayang di air. hal tersebut berarti bahwa berat benda dan juga jumlah cairan yang digantikan yang hampir sama. Sebuah benda apung netral akan dapat melayang-layang dalam cairan, tidak tenggelam maupun mengambang. Sebuah kapal selam dapat juga menyesuaikan berat badan dengan menambahkan ataupun mengeluarkan air dalam tangki khusus yang disebut tangki ballast. Dengan keseimbangan ballast-nya, kapal selam akan dapat melayang-layang di berbagai tingkatan dibawah permukaan air tanpa harus tenggelam.

Ukuran dan Bentuk

Berapa banyak dari permukaan suatu benda dapat menyentuh permukaan air yang memiliki efek pada suatu daya apung. Sebuah kapal yang sangat besar ini akan memiliki banyak area permukaan, yang berarti bahwa berat badan pada kapal yang tersebar dibanyak air, semuanya akan dapat mendorong pada kapal. Apabila kapal yang sama berada di air dengan bentuk busur yang dapat mengarah ke bawah, itu akan dapat mulai tenggelam disebabkan karena semua berat terkonsentrasi di satu area kecil, dan juga air itu menggusur berat kurang dari berat kapal.

Baca Juga Artikel Yang Mungkin Berhubungan : Pengertian, Dan Rumus Gaya Lorentz Beserta Contohnya Secara Lengkap

Rumus Fisika Hukum Archimedes

Rumus fisika yang dipakai pada hukum archimedes / Gaya Apung

Ketika sebuah benda berada di dalam air, air yang berada di bagian atas medorong benda ke bawah dan air yang berada di bagian bawah mendorong benda ke atas. Besar gaya apung :

Besaran apa saja yang mempengaruhi nilai gaya apung?

Keterangan :

  • (rho) = Massa jenis air (Kg/m3)
  • g = Percepatan gravitasi (9,8 m/s2),
  • V = Volume benda yang tercelup di dalam air (m3),
  • A = Luas permukaan benda (m2),
  • h = h2 – h1 = Perbedaan kedalaman fluida yang berada di atas dan di bawah benda yang tercelup dalam air (m)

Fluida (air) yang berada di kedalaman h2 mempunyai tekanan atau gaya dorong lebih besar dibandingkan fluida (air) yang berada di kedalaman h1. Adanya perbedaan tekanan atau gaya dorong menimbulkan gaya total yang arahnya ke atas. Fluida (air) yang berada di sebelah kiri dan kanan benda mempunyai kedalaman yang sama sehingga resultan gaya sama dengan nol.

Baca Juga Artikel Yang Mungkin Berhubungan : Pengertian, Rumus Dan Contoh Gaya Gesek Secara Lengkap

Kesetimbangan Benda Terapung

Besaran apa saja yang mempengaruhi nilai gaya apung?

Membicarakan kesetimbangan benda terapung maka kita akan merujuk padaprinsip Archimedes, yakni:  “Gaya apung yang bekerja pada benda yang terbenam di dalam zat cair memilikikesesuaian dengan berat zat cair yang berpindah dari benda, dan bereaksi memberikantekanan keatas melewati pusat volumenya”. atau lebih mudah dikenal dengan bunyi: “Gaya apung memiliki besar sama dengan berat fluida yang dipindahkan oleh bendadan mengarah vertikal ke atas.”

Sebuah benda dikatakan stabil apabila benda tersebut kembali ke posisikesetimbangannya semula apabila benda tersebut diusik (meskipun sedikit). Untuk bendaterapung, masalah kestabilan lebih rumit karena jika benda berotasi, lokasi dari pusatapungnya bisa berubah

Besaran apa saja yang mempengaruhi nilai gaya apung?

Pada prinsip kesetimbangan benda terapung kita juga mengenal adanya metacenter M yang merupakan titik pertemuan garis-garis yang bekerja pada gaya apung sebelum dansetelah rotasi benda tersebut atau titik perpotongan antara sumbu vertikal dengan garisvertikal yang melalui centre of buoyancy* pada saat menempati kedudukan barunya (padasaat miring).

Besaran apa saja yang mempengaruhi nilai gaya apung?

Kondisi stabilitas benda terendam maupun terapung dapat diketahui berdasarkan tinggi metasentrumnya( M ).

Sehingga benda terapung akan dikatakan:

  1. Stabil, apabila titik M (metacenter) berada diatas titik G (gravitasi) atau beratbenda yang terapung berada di bagian bawah dan pusat gravitasi berada tepatsecara langsung dibawah pusat daya apung B(buoyancy).
  2. Tidak stabil, apabila titik M (metacenter) berada dibawah titik G (gravitasi).

Apabila sebuah benda terapung di tinggi-rendahkan pada garis vertikal, makabenda tersebut akan kembali pada posisi awalnya atau aslinya. Ukuran kesetimbanganuntuk benda terapung adalahGM (metacentric height) yakni jarak antara pusat gravitasidan metacenter. Jadi, semakin luasGM , maka benda yang terapung tersebut akan semakinstabil.

Berikut dapat dinyatakan rumus awal dari gaya apung :

Fa = F2 – F1 = h2 x A x g x – g x h1 x A x = (h2- h1) g x A x = h x A x g x = V x g x

( karena A h = V adalah volume benda yang tercelup dalam fluida)