Carilah ayat atau hadis yang menjelaskan tentang tata cara atau etika berbakti kepada orang tua

Kumpulan Hadits Tentang Menghormati Guru Beserta Artinya. [FOTO/INT]

Hadits tentang menghormati guru. Sebagai seorang murid, kita diwajibkan untuk menghormati guru. Baik ketika berada di dalam ruang kelas, di area sekolah, atau bahkan saat kita bertemu dengannya di tempat umum.

Menghormati guru merupakan kewajiban, ketika bertemu seyogyanya kita harus mengucapkan salam kepada guru, berjabat tangan dan mencium tangannya, sembari menebar senyum kepada guru. Sungguh mulia dalam Islam jika hal tersebut dilakukan.

Namun mungkin masih ada saja yang enggan untuk menghormati guru, terutama setelah semakin beranjak dewasa ketika mereka mulai bisa berpikir, beranjak remaja, atau tengah dalam masa labil. Kadang muncul sisi berontak sehingga enggan beri hormat kepada pengajar.

Untuk itu di kesempatan ini kami ingin membagikan kumpulan daftar hadits dan dalil shahih tentang menghormati guru. Anda bisa menyimak ulasan lengkapnya pada pembahasan di bawah ini secara lengkap, silahkan disimak.

Kumpulan Hadits Tentang Menghormati Guru

Tanpa banyak basa basi lagi, langsung saja silahkan simak dan hayati kumpulan daftar hadits dan dalil shahih tentang menghormati guru. Anda bisa menyimak selengkapnya dalam bahasa Arab, latin, dan terjemahan Indonesia yang benar.

1. Keutamaan Pendidik

 عَنْ أَبِي أُمَامَةَ قَالَ: قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمْ:”مَنْ عَلَّمَ عَبْدًا آيَةً مِنْ كِتَابِ اللَّهِ، فَهُوَ مَوْلاهُ لا يَنْبَغِي لَهُ أَنْ يَخْذُلَهُ، وَلا يَسْتَأْثِرَ عَلَيْهِ”.

“Dari sahabat Abi Umamah, beliau berkata: Rasulullah Saw., bersabda: “Barangsiapa mengajar satu ayat dari Kitabullah kepada seorang hamba, maka orang itu menjadi jujungan hamba tersebut, hamba tidak boleh merendahkan orang tersebut, dan tidak boleh mendahuluinya [harus memuliakannya]”.

وعن أَبي أُمَامَة – رضي الله عنه – : أنَّ رسول الله – صلى الله عليه وسلم – ، قَالَ: [[ فَضْلُ العَالِمِ عَلَى العَابِدِ كَفَضْلِي عَلَى أدْنَاكُمْ ]] ثُمَّ قَالَ رسول الله – صلى الله عليه وسلم – : [[ إنَّ اللهَ وَمَلاَئِكَتَهُ وَأهْلَ السَّماوَاتِ وَالأَرْضِ حَتَّى النَّمْلَةَ في جُحْرِهَا وَحَتَّى الحُوتَ لَيُصَلُّونَ عَلَى مُعَلِّمِي النَّاسِ الخَيْرَ ]]. رواه الترمذي، وقال: [[حديث حسن]].

“Dari sahabat Abi Umamah R.a.: sesungguhnya Rasulullah Saw., bersabda: “keutamaan Orang Alim di bandingkan dengan orang yang ahli beribadah [tapi tidak alim], seprti keutamaanku di banding orang paling rendah kalian”, kemudian Rasulullah Saw., bersabda: “Sesungguhnya Allah, malaikatnya dan makhluk [yang berada] di langit dan bumi sampai semut di lobangnya sampai ikan, mendoakan selamat pada orang yang mengajar kebaikan pada manusia”

 قال رسول الله إنما أنا مثل الوالد لولده بأن يقصد انقاذهم من نار الآخرة وهو أهم من انقاذ الوالدين ولدهما من نار الدنيا ولذلك صار حق المعلم أعظم من حق الوالدين فإن الوالد سبب الوجود الحاضر والحياة الفانية والعلم سبب الحياة الياقية ولو لا المعلم لانساق ما حصل من جهة الأب إلى الهلاك الدائم

Artinya:

Rasulullah Saw., bersabda: “Sesungguhnya Aku laksana orang tua bagi anaknya”, yang mempunyai tujuan menyelamatkan dari api neraka, dan ini lebih penting daripada para orang tua yang menyelamatkan anaknya dari api dunia [ekonomi], dan dari situ hak pengajar ilmu agama lebih agung daripada kedua orang tua, karena orang tua sebagai sebab keberadaan anak di dunia fana, sedangkan Ilmu sebab mendapatkan kehidupan kekal [Akhirat], dan andai tidak ada pengajar, maka sesuatu yang timbul dari ayah [meneyelamatkan dari api dunia/ekonomi] akan menggiring pada kerusakan selamanya.

2. Menghormati Guru

لَيْسَ مِنَّا مَنْ لَمْ يُجِلَّ كَبِيرَنَا، وَيَرْحَمْ صَغِيرَنَا، وَيَعْرِفْ لِعَالِمِنَا

Artinya:

“Tidak termasuk golongan kami orang yang tidak memuliakan yang lebih tua dan menyayangi yang lebih muda serta yang tidak mengerti [hak] orang yang berilmu [agar diutamakan pandangannya].” [H.R. Ahmad].

كُنَّا جُلُوسًا فِي الْمَسْجِدِ فَخَرَجَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَجَلَسَ إلَيْنَا وَلَكَأَنَّ عَلَى رُءُوسِنَا الطَّيْرَ، لَا يَتَكَلَّمُ أَحَدٌ مِنَّا

Artinya:

“Saat kami sedang duduk-duduk di masjid, maka keluarlah Rasulullah shallallahu ’alaihi wasallam, kemudian beliau duduk di hadapan kami. Maka seakan-akan di atas kepala kami terdapat burung. Tidak ada satu pun daripada kami yang berbicara.”

حَدَّثَنَا مُسَدَّدٌ قَالَ حَدَّثَنَا يَحْيَى عَنْ شُعْبَةَ عَنْ قَتَادَةَ عَنْ أَنَسٍ – رضى الله عنه – عَنِ النَّبِىِّ – صلى الله عليه وسلم -. وَعَنْ حُسَيْنٍ الْمُعَلِّمِ قَالَ حَدَّثَنَا قَتَادَةُ عَنْ أَنَسٍ عَنِ النَّبِىِّ – صلى الله عليه وسلم – قَالَ « لا يُؤْمِنُ أَحَدُكُمْ حَتَّى يُحِبَّ لأَخِيهِ مَا يُحِبُّ لِنَفْسِهِ ». تحفة

Artinya:

“Dari sahabat Anas RA., dari Nabi SAW. Nabi SAW. bersabda: “Tidaklah [sempurna] iman salah satu kalian semua, hingga dia mencintai saudaranya,sebagaimana mencintai dirinya sendiri.”

وَقَالَ النَّبِىُّ صلى الله عليه وسلم [أكرموا العلماء] لعلمهم بأن تعاملوهم بالإجلال والإعظام وتوفوهم حقهم من التوقير والاحترام [فإنهم] حقيقيون بالإكرام إذ هم [ورثة الأنبياء].

Artinya:

Nabi Saw., bersabda: “Muliakanlah Ulama” karena ilmunya, dengan cara memuliakan, mengagungkan dan memenuhi hak ulama, yakni mengagungkan dan memuliakan “karena sesungguhnya Ulama” secara hakikat di hormati karena ulama “adalah Pewaris para nabi”.

3. Menuntut Ilmu

قال رسول الله صلى الله عليه وسلم: « اطلبوا العلم ولو بالصين, فإن طلب العلم فريضة على كل مسلم » « هذا حديث متنه مشهور, وإسناده ضعيف»

Artinya:

Rasulullah Saw., bersabda: “Carilah ilmu walaupun sampai ke negeri China, karena sesungguhnya Mencari ilmu adalah suatu keharusan bagi setiap muslim”.

وَقَالَ النَّبِىُّ – صلى الله عليه وسلم – « مَنْ يُرِدِ اللَّهُ بِهِ خَيْرًا يُفَقِّهْهُ فِى الدِّينِ, وَإِنَّمَا الْعِلْمُ بِالتَّعَلُّمِ »

Artinya:

Nabi SAW. bersabda: “Barangsiapa yang Allah kehendaki mendapatkan kebaikan, Maka Allah akan menjadikaanya mengerti ilmu agama, Ilmu hanya bisa di peroleh dengan belajar”

تَعَلّمُواالعِلْمَ وَتَعَلّمُوْا لِلْعِلْمِ السّكِيْنَةَ وَالْوَقَا رَ وَتَوَاضَعُوْا لِمَنْ تَتَعَلّمُوانَ مِنْهُ

Artinya :

“Belajarlah kalian ilmu untuk ketentraman dan ketenangan serta rendah hatilah pada orang yang kamu belajar darinya”. HR.At-Tabrani.

Sekian pembahasan lengkap mengenai daftar kumpulan hadits nabi tentang menghormati guru, ayat dan hadits tentang guru, hadits tentang kemuliaan guru, hadits tentang guru dan murid, hadits menghormati orang tua, hadits tentang berbakti kepada orang tua, apa perkataan umar bin khattab tentang guru, penuntut ilmu wajib menghormati guru dan berterima kasih kepadanya, guru membimbing kita mendapatkan ilmu dan

Pada surah Al Maun ayat terakhir bacaan Al qamariyah nya ada

tolong di jawab yapertanyaan1.syirik merupakan perbuatan ?2.Allah SWT.telah memberikan hikmah kepada Luqman sehingga Luqman dikenal dengan sebutan ?3. … dalam surah Luqman ayat 14 menjelaskan wasiat Luqman kepada anaknya tentang ?4.dalam surah Luqman ayat 18 menjelaskan wasiat Luqman tentang ?5.berikut ini merupakan perilaku yang disukai Allah adalah ?​

Apakah kita boleh mengutamakan antara para nabi? sebutkan dalilnya​

alif lam syamsiah adalah alif lam sukun yang bertemu dengan salah satu huruf Syamsiah dan dibacanya lebur ayat Alquran surah attin yang memuat hukum t … ersebut adalah A wahadzal baladil Amin B laqod kholaqnal insaana FII ahsani taqwiim B fama yukadzibu biddin D alaisallahu Bi ahkamil hakimin

tolong di jawab yapertanyaan1.nama Luqman diabadikan Allah dalam Al-Qur'an surah ?2.Allah SWT.telah memberikan hikmah kepada luqman.hal tersebut sesua … i firman Allah dalam surah ?3.yang menentukan seseorang mulia disisi Allah adalah?4.luqman berpesan kepada anaknya agar tidak berlaku syirik,arti syirik adalah ?5.orang yang berbuat syirik disebut?​

Hari akhir adalah hari hancurnya segala kehidupan alam semesta sekaligus menjadi awalkehidupan akhirat.Iman kepada hari akhir menjadi salah satu rukun … iman.Contoh perilaku yang mencerminkan iman kepada hari akhir adalah …

Keimanan kepada al Jabar dapat melahirkan rasa takut untuk melakukan maksiat

3. Kematian, kelahiran, matahari terbit dari barat, planet berputar padaporosnya adalah contoh...a. qadarb. hidayahc.qadhad. maunah​

Sebutkan faktor faktor yang mempengaruhi corak penafsiran suatu karya tafsir alquran

kata tarawih berasal dari bahasa​

Carilah ayat atau hadis yang menjelaskan tentang tata cara atau etika berbakti kepada orang tua

Berbakti kepada orang tua adalah kewajiban sepanjang hidup. Melansir dari aboutislam.net, inilah ayat dan hadits yang memerintahkan berbakti kepada orang tua:

1. Ayat tidak menyinggung perasaan orang tua

وَقَضَىٰ رَبُّكَ أَلَّا تَعْبُدُوٓا۟ إِلَّآ إِيَّاهُ وَبِٱلْوَٰلِدَيْنِ إِحْسَٰنًا ۚ إِمَّا يَبْلُغَنَّ عِندَكَ ٱلْكِبَرَ أَحَدُهُمَآ أَوْ كِلَاهُمَا فَلَا تَقُل لَّهُمَآ أُفٍّ وَلَا تَنْهَرْهُمَا وَقُل لَّهُمَا قَوْلًا كَرِيمًا

wa qaḍā rabbuka allā ta’budū illā iyyāhu wa bil-wālidaini iḥsānā, immā yabluganna ‘indakal-kibara aḥaduhumā au kilāhumā fa lā taqul lahumā uffiw wa lā tan-har-humā wa qul lahumā qaulang karīmā

Artinya: “Dan Tuhanmu telah memerintahkan supaya kamu jangan menyembah selain Dia dan hendaklah kamu berbuat baik pada ibu bapakmu dengan sebaik-baiknya. Jika salah seorang di antara keduanya atau kedua-duanya sampai berumur lanjut dalam pemeliharaanmu, maka sekali-kali janganlah kamu mengatakan kepada keduanya perkataan “ah” dan janganlah kamu membentak mereka dan ucapkanlah kepada mereka perkataan yang mulia.”

(Al-Isra ayat 23)

2. Berbakti karena doa orang tua sangat mustajab

ثَلاَثُ دَعَوَاتٍ يُسْتَجَابُ لَهُنَّ لاَ شَكَّ فِيهِنَّ دَعْوَةُ الْمَظْلُومِ وَدَعْوَةُ الْمُسَافِرِ وَدَعْوَةُ الْوَالِدِ لِوَلَدِهِ

Tsalaatsu da’aawaatin yustajaabu lahunna laa syakki fiihinna da’watul madzluumi wa da’watul musaafiri wa da’watul waalidi liwalidihi

Artinya: “Tiga doa yang mustajab yang tidak diragukan lagi, yaitu doa orang yang dizalimi, doa orang yang bepergian (safar), dan doa baik orangtua kepada anaknya.”

(HR. Ibnu Majah)

baca juga: 20 INSPIRASI UCAPAN SELAMAT HARI IBU ISLAMI PENUH DOA DAN KASIH SAYANG 

3. Mengingat jasa orang tua yang telah merawat kita dari kecil

وَاخْفِضْ لَهُمَا جَنَاحَ الذُّلِّ مِنَ الرَّحْمَةِ وَقُلْ رَّبِّ ارْحَمْهُمَا كَمَا رَبَّيٰنِيْ صَغِيْرًاۗ

Wakhfid lahumaa janaahaz zulli minar rahmati wa qur Rabbir hamhumaa kamaa rabbayaanii saghiira

Artinya: Dan rendahkanlah dirimu terhadap keduanya dengan penuh kasih sayang dan ucapkanlah, “Wahai Tuhanku! Sayangilah keduanya sebagaimana mereka berdua telah mendidik aku pada waktu kecil.

(Al Isra ayat 24)

4. Rasulullah mengutamakan berbuat baik kepada ibu

جَاءَ رَجُلٌ إِلَى رَسُولِ اللَّهِ – صلى الله عليه وسلم – فَقَالَ يَا رَسُولَ اللَّهِ مَنْ أَحَقُّ بِحُسْنِ صَحَابَتِى قَالَ « أُمُّكَ » . قَالَ ثُمَّ مَنْ قَالَ « أُمُّكَ » . قَالَ ثُمَّ مَنْ قَالَ « أُمُّكَ » . قَالَ ثُمَّ مَنْ قَالَ « ثُمَّ أَبُوكَ »

Artinya: Seorang pria pernah mendatangi Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam lalu berkata, ‘Siapa dari kerabatku yang paling berhak aku berbuat baik?’ Beliau shallallahu ‘alaihi wa sallam mengatakan, ‘Ibumu’. Dia berkata lagi, ‘Kemudian siapa lagi?’ Beliau shallallahu ‘alaihi wa sallam mengatakan, ‘Ibumu.’ Dia berkata lagi, ‘Kemudian siapa lagi?’ Beliau shallallahu ‘alaihi wa sallam mengatakan, ‘Ibumu’. Dia berkata lagi, ‘Kemudian siapa lagi?’ Beliau shallallahu ‘alaihi wa sallam mengatakan, ‘Ayahmu’.”

(HR. Bukhari dan Muslim)

baca juga: hukum memberikan zakat kepada orang tua dan kerabat

5. Sayang kepada orang tua sebagai rasa syukur

وَوَصَّيْنَا ٱلْإِنسَٰنَ بِوَٰلِدَيْهِ حَمَلَتْهُ أُمُّهُۥ وَهْنًا عَلَىٰ وَهْنٍ وَفِصَٰلُهُۥ فِى عَامَيْنِ أَنِ ٱشْكُرْ لِى وَلِوَٰلِدَيْكَ إِلَىَّ ٱلْمَصِيرُ

wa waṣṣainal-insāna biwālidaīh, ḥamalat-hu ummuhụ wahnan ‘alā wahniw wa fiṣāluhụ fī ‘āmaini anisykur lī wa liwālidaīk, ilayyal-maṣīr

Artinya: Dan Kami perintahkan kepada manusia (berbuat baik) kepada dua orang ibu-bapaknya; ibunya telah mengandungnya dalam keadaan lemah yang bertambah-tambah, dan menyapihnya dalam dua tahun. Bersyukurlah kepada-Ku dan kepada dua orang ibu bapakmu, hanya kepada-Kulah kembalimu.

(Lukman ayat 14)

6. Ayat untuk berbakti di dunia pada orang tua non muslim

وَاِنْ جَاهَدٰكَ عَلٰٓى اَنْ تُشْرِكَ بِيْ مَا لَيْسَ لَكَ بِهٖ عِلْمٌ فَلَا تُطِعْهُمَا وَصَاحِبْهُمَا فِى الدُّنْيَا مَعْرُوْفًا ۖوَّاتَّبِعْ سَبِيْلَ مَنْ اَنَابَ اِلَيَّۚ ثُمَّ اِلَيَّ مَرْجِعُكُمْ فَاُنَبِّئُكُمْ بِمَا كُنْتُمْ تَعْمَلُوْنَ

Wa in jaahadaaka ‘alaaa an tushrika bii maa laisa laka bihii ‘ilmun falaa tuti’humaa wa saahib humaa fid dunyaa ma’ruufanw wattabi’ sabiila man anaaba ilayy; summa ilaiya marji’ukum fa unabbi’ukum bimaa kuntum ta’maluun

Artinya: Dan jika keduanya memaksamu untuk mempersekutukan Aku dengan sesuatu yang engkau tidak mempunyai ilmu tentang itu, maka janganlah engkau menaati keduanya, dan pergaulilah keduanya di dunia dengan baik, dan ikutilah jalan orang yang kembali kepada-Ku. Kemudian hanya kepada-Ku tempat kembalimu, maka akan Aku beritahukan kepadamu apa yang telah kamu kerjakan.

(Luqman ayat 15)

7. Ayat mendoakan orang tua yang sudah meninggal 

عن أبي هريرة رضي الله عنه: أن النبي صلى الله عليه وسلم قال: إذَا مَاتَ الإِنْسَانُ انْقَطَعَ عَمَلُهُ إلاَّ مِنْ ثَلاَثَةِ: إِلاَّ مِنْ صَدَقَةٍ جَارِيَةٍ، أَوْ عِلْمٍ يُنْتَفَعُ بِهِ، أَوْ وَلَدٍ صَالِحٍ يَدْعُو لَهُ

Artinya: Dari Abu Hurairah RA berkata: Rasulullah bersabda: “Apabila manusia itu meninggal dunia maka terputuslah segala amalnya kecuali tiga: yaitu sedekah jariyah, ilmu yang bermanfaat atau anak sholeh yang mendoakan kepadanya.”

(HR Muslim)

8. Ayat yang melarang durhaka kepada orang tua 

۞قُلۡ تَعَالَوۡاْ أَتۡلُ مَا حَرَّمَ رَبُّكُمۡ عَلَيۡكُمۡۖ أَلَّا تُشۡرِكُواْ بِهِۦ شَيۡ‍ٔٗاۖ وَبِٱلۡوَٰلِدَيۡنِ إِحۡسَٰنٗاۖ وَلَا تَقۡتُلُوٓاْ أَوۡلَٰدَكُم مِّنۡ إِمۡلَٰقٖ نَّحۡنُ نَرۡزُقُكُمۡ وَإِيَّاهُمۡۖ وَلَا تَقۡرَبُواْ ٱلۡفَوَٰحِشَ مَا ظَهَرَ مِنۡهَا وَمَا بَطَنَۖ وَلَا تَقۡتُلُواْ ٱلنَّفۡسَ ٱلَّتِي حَرَّمَ ٱللَّهُ إِلَّا بِٱلۡحَقِّۚ ذَٰلِكُمۡ وَصَّىٰكُم بِهِۦ لَعَلَّكُمۡ تَعۡقِلُونَ

Qul ta’aalaw atlu maa harrama Rabbukum ‘alaikum allaa tushrikuu bihii shai’anw wa bilwaalidaini ihsaananw wa laa taqtuluuu aw alaadakum min imlaaq; nahnu narzuqukum wa iyyaahum wa laa taqrabul fawaahisha maa zahara minhaa wa maa batana wa laa taqtulun naf

Artinya: “Katakanlah: “Marilah kubacakan apa yang diharamkan atas kamu oleh Tuhanmu yaitu: janganlah kamu mempersekutukan sesuatu dengan Dia, berbuat baiklah terhadap kedua orang ibu bapa, dan janganlah kamu membunuh anak-anak kamu karena takut kemiskinan, Kami akan memberi rezeki kepadamu dan kepada mereka, dan janganlah kamu mendekati perbuatan-perbuatan yang keji, baik yang nampak di antaranya maupun yang tersembunyi, dan janganlah kamu membunuh jiwa yang diharamkan Allah (membunuhnya) melainkan dengan sesuatu (sebab) yang benar”. Demikian itu yang diperintahkan kepadamu supaya kamu memahami(nya),”

(Al-Anam: 151)

9. Hadits berbakti kepada orang tua yang telah meninggal 

بَيْنَا نَحْنُ عِنْدَ رَسُولِ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم- إِذَا جَاءَهُ رَجُلٌ مِنْ بَنِى سَلِمَةَ فَقَالَ يَا رَسُولَ اللَّهِ هَلْ بَقِىَ مِنْ بِرِّ أَبَوَىَّ شَىْءٌ أَبَرُّهُمَا بِهِ بَعْدَ مَوْتِهِمَا قَالَ « نَعَمِ الصَّلاَةُ عَلَيْهِمَا وَالاِسْتِغْفَارُ لَهُمَا وَإِنْفَاذُ عَهْدِهِمَا مِنْ بَعْدِهِمَا وَصِلَةُ الرَّحِمِ الَّتِى لاَ تُوصَلُ إِلاَّ بِهِمَا وَإِكْرَامُ صَدِيقِهِمَا »

Artinya: “Wahai Rasulullah, apa masih ada cara berbakti kepada orang tua setelah meninggal?” Beliau menjawab: “Ya, dengan mendoakan, meminta ampun untuknya, melaksanakan wasiatnya, menyambung silaturahmi yang tidak bisa disambung kecuali jalan mereka dan memuliakan teman-temannya,”

(HR Abu Daud).

10. Ayat berbakti kepada ibu yang telah mengandung

وَوَصَّيۡنَا ٱلۡإِنسَٰنَ بِوَٰلِدَيۡهِ إِحۡسَٰنًاۖ حَمَلَتۡهُ أُمُّهُۥ كُرۡهٗا وَوَضَعَتۡهُ كُرۡهٗاۖ وَحَمۡلُهُۥ وَفِصَٰلُهُۥ ثَلَٰثُونَ شَهۡرًاۚ حَتَّىٰٓ إِذَا بَلَغَ أَشُدَّهُۥ وَبَلَغَ أَرۡبَعِينَ سَنَةٗ قَالَ رَبِّ أَوۡزِعۡنِيٓ أَنۡ أَشۡكُرَ نِعۡمَتَكَ ٱلَّتِيٓ أَنۡعَمۡتَ عَلَيَّ وَعَلَىٰ وَٰلِدَيَّ وَأَنۡ أَعۡمَلَ صَٰلِحٗا تَرۡضَىٰهُ وَأَصۡلِحۡ لِي فِي ذُرِّيَّتِيٓۖ إِنِّي تُبۡتُ إِلَيۡكَ وَإِنِّي مِنَ ٱلۡمُسۡلِمِينَ

Wa wassainal insaana biwaalidaihi ihsaanan hamalathu ummuhuu kurhanw-wa wada’athu kurhanw wa hamluhuu wa fisaaluhuu salaasuuna shahraa; hattaaa izaa balagha ashuddahuu wa balagho arba’iina sanatan qoola Rabbi aqzi’niii an ashkura ni’matakal latiii an’amta

Artinya: “Kami perintahkan kepada manusia supaya berbuat baik kepada dua orang ibu bapaknya, ibunya mengandungnya dengan susah payah, dan melahirkannya dengan susah payah (pula). Mengandungnya sampai menyapihnya adalah tiga puluh bulan, sehingga apabila dia telah dewasa dan umurnya sampai empat puluh tahun ia berdoa: “Ya Tuhanku, tunjukilah aku untuk mensyukuri nikmat Engkau yang telah Engkau berikan kepadaku dan kepada ibu bapakku dan supaya aku dapat berbuat amal yang saleh yang Engkau ridhai; berilah kebaikan kepadaku dengan (memberi kebaikan) kepada anak cucuku. Sesungguhnya aku bertaubat kepada Engkau dan sesungguhnya aku termasuk orang-orang yang berserah diri,”

(Al-Ahqaf: 15)

11. Hadits ridho Allah ada pada ridho orang tua

رِضَا اَللَّهِ فِي رِضَا اَلْوَالِدَيْنِ, وَسَخَطُ اَللَّهِ فِي سَخَطِ اَلْوَالِدَيْنِ

Ridhollaahi fii ridhol waalidaini wa sukhtullaahi fii sukhtil waalidaini

Artinya: “Ridho Allah SWT bergantung dari ridho kedua orang tua dan kemurkaan Allah SWT bergantung dari kemurkaan orang tua,”

(HR. Tirmidzi, Ibnu Hibban, Hakim)

Di balik ketangkasannya, ibu juga ingin diapresiasi oleh anak, suami, dan keluarganya. Tidak ada angka pasti yang mampu menghitung pengorbanan ibu. Beliau bahkan tak segan merelakan mimpinya agar keluarga senang dan bahagia.

Ada banyak cara untuk bahagiakan ibu di dunia dan akhirat, salah satunya dengan berwakaf. Yuk, sama-sama kita hadiahkan kado terbaik di momen spesial untuk beliau. Hadirkan senyuman untuk ibu, klik berwakaf sekarang juga di sini! (SH)

Carilah ayat atau hadis yang menjelaskan tentang tata cara atau etika berbakti kepada orang tua