Ceritakan proses pembelajaran yang mencerminkan pemikiran Ki Hajar Dewantara

" PENGARUH  PENGAJARAN DAN  PENDIDIKAN ADALAH MEMERDEKAKAN MANUSIA  SECARA LAHIR DAN  BATIN. MERDEKA BERARTI  MAMPU  BERDIRI  SENDIRI, TIDAK BERGANTUNG PADA  ORANG LAIN, DAN  DAPAT  MENGATUR DIRINYA SENDIRI" - Ki Hadjar Dewantara

Sintesis Berbagai Materi

Ki Hajar Dewantara, Beliau seorang tokoh yang hidup dalam masa penjajahan colonial Belanda, Sangat merasakan pendidikan kolonial Belanda yang sama sekali tidak berpihak kepada pribumi, Pendidikan untuk pribumi hanya untuk menjadikan mereka sebagai buruh pabrik atau pegawai dengan konsep Pendidikan yang "memaksa". 

Oleh karena itu konsep Pendidikan menurut Ki Hajar Dewantara haruslah memerdekakan kehidupan manusia. Pendidikan mesti disandarkan pada penciptaan jiwa merdeka, cakap dan berguna bagi masyarakat. merdeka baik secara fisik, mental, dan kerohanian. 

Namun Kemerdekaan pribadi dibatasi oleh tertib damai kehidupan bersama, dan ini mendukung sikap-sikap seperti keselarasan, kekeluargaan, musyawarah, toleransi, kebersamaan, demokrasi, tanggungjawab, dan disiplin. Manusia merdeka adalah seseorang yang mampu berkembang secara utuh dan selaras dari segala aspek kemanusiaanya dan yang mampu menghargai dan menghormati kemanusiaan setiap orang.

Kita awali dari makna Pendidikan menurut ki Hajar Dewantara, Pendidikan bukan hanya tranfer knowledge saja,bukan hanya mencerdaskan saja, bukan hanya menambah pengetahuan saja ,Tetapi Pendidikan memiliki makna yang lebih luas  yaitu transfer nilai. Selain itu pendidikan juga diartikan sebagai kebudayaan , 

Baca juga: Aksi Nyata Filosofi Pemikiran Ki Hajar Dewantara

Pendidikan adalah tempat persemaian benih-benih kebudayaan dalam masyarakat. KHD memiliki keyakinan bahwa untuk menciptakan manusia Indonesia yang beradab, manusia yang mampu menggali potensi,kreatif,inovatif  dan berkarakter, maka pendidikan menjadi salah satu kunci utama untuk mencapainya. 

Tujuan pendidikan yang harus dicapai menurut Ki Hadjar Dewantara adalah terbentuknya manusia indonesia yang  merdeka /mandiri yaitu yang selalu memiliki inisiatif tanpa harus menunggu intruksi, selalu berfikir kreatif, selalu berinovasi dan berkarya serta memiliki budi  pekerti luhur, 

sehingga lahirlah generasi yang paripurna cerdas,sholeh dan berkarakter karena beliau berprinsip bahwa Pendidikan harus holistic mengembangkan seluruh potensi siswa baik Cipta (kognitif) dan Karsa (afektif) sehingga menciptakan Karya (psikomotor). Tidak seperti yang terjadi saat ini Pendidikan yang hanya mengutamakan kecerdasan intelektual sehingga banyak melahirkan manusia pinter tapi keblinger. 

Selanjutnya karakteristik pendidik menurut Kihajar dewantara seperti apa sih? Ki Hadjar Dewantara memberikan beberapa pedoman dalam menciptakan kultur positif dan karakteristik seorang pendidik. 

Melalui Semboyan Trilogi pendidikan memiliki arti yang melibatkan seluruh pelaku pendidikan atau guru dan peserta didik adalah: Tut wuri handayani, dari belakang seorang guru harus bisa memberikan dorongan dan arahan. Ing madya mangun karsa pada saat di antara peserta didik, guru harus menciptakan prakarsa dan ide. Ing ngarsa sung tulada, berarti ketika guru berada di depan, seorang guru harus memberi teladan atau contoh dengan tindakan yang baik.

Adapun untuk Materi Pembelajaran Ki. Hajar Dewantara menekankan materi pembelajaran pada materi pendidikan budi pekerti. Materi pelajaran budi pekerti yang dikembangkan oleh Ki Hadjar Dewantara dapat diambil dari: bahan yang bersifat spontan, cerita rakyat/dongeng/legenda, lakon dalam pertunjukan sandiwara ataupun wayang, babad dan sejarah, cerita-cerita dalam buku-buku karya sastrawan/pujangga terkena, kitab-kitab suci agama, adat istiadat yang berlaku. 

Pembiasaan salam dan Bahagia, sopan santun,asah,asih, asuh , bahan-bahan pengajaran harus disesuaikan dengan kebutuhan hidup rakyat, sesuai kodrat alam,sesuai kearifan budaya local dan juga sesuai kodrat zaman, Kemudian, materi tersebut diajarkan sesuai dengan tingkat perkembangan usia anak didik.

Naah untuk mencapai tujuan Pendidikan seperti itu maka Ki hajar Dewantara memilih metode among ,  Bagaimana among itu?Among (emban) memiliki pengertian menjaga, membina, dan mendidik anak dengan kasih sayang, membimbing sang anak dengan ikhlas sesuai bakat dan minat yang di asuh , memberikan 'tuntunan' agar anak dapat menemukan kemerdekaannya dalam belajar. Metode among juga  dikenal dengan "Metode pengajaran dan Pendidikan berdasarkan Asih, Asah, dan Asuh."

Selain metode among, Ada tiga metode yang dipakai oleh Ki Hadjar Dewantara dalam mengajarkan budi pekerti berdasarkan urutan-urutan pengambilan keputusan berbuat artinya kita bertindak sebaiknya berdasarkan urutanyang benar, sehingga tidak ada penyesalan. Tiga metode tersebut adalah: ngerti, ngrasa dan nglakoni. 

Pertama, Metode ngerti maksudnya adalah memberikan pengertian yang sebanyak-banyaknya kepada anak. Di dalam pendidikan budi pekerti anak diberikan pengertian tentang baik dan buruk. Di samping itu juga diajarkan tentang aturan yang berlaku dalam kehidupan masyarakat, berbangsa dan bernegara serta beragama. 

Kedua, Metode ngrasa maksudnya adalah berusaha semaksimal mungkin untuk memahami dan merasakan tentang pengetahuan yang diperolehnya. Dalam hal ini anak didik untuk dapat memperhitungkan dan membedakan antara yang benar dan yang salah. Ketiga, Metode nglakoni maksudnya adalah mengerjakan setiap tindakan, tanggung jawab telah dipikirkan akibatnya berdasarkan pengetahuan yang telah didapatnya. Jika sudah mantap dengan tindakan yang akan dilakukan hendaknya segera dilakukan jangan ditunda-tunda.

Untuk keberhasilan tujuan Pendidikan maka menurut Kihajar Dewantara Pendidikan bukan hanya tanggung jawab sekolah saja, tetapi juga menjadi tanggung jawab keluarga dan masyarakat yang dikenal dengan Tri Sentra PendidikanTri centra Pendidikan yaitu suatu pelaksanaan pendidikan yang dilakukan bersama-sama oleh keluarga, sekolah dan masyarakat untuk membentuk manusia yang unggul, berbudi pekerti dan cerdas.  Dimulai Pendidikan dari rumah sebagai pondasi pertama dan utama selanjutnya Pendidikan yang dilaksanakan di sekolah dan lingkungan masyarakat yang kondusif.

Apa yang saya percaya tentang murid dan pembelajaran di kelas sebelum saya mempelajari modul pemikiran Ki hadjar Dewantara terhadap Pendidikan? 

Sebetulnya penulis sudah mendekati pemahaman sama seperti Ki Hajar, Namun dalam prakteknya penulis mengalami kebingungan , penulis percaya tentang murid dan pembelajaran di kelas

Pertama, penulis percaya bahwa Tiap individu berbeda perkembangannya meskipun pada anak kembar. Ada Anak yang  penakut , agresif , pendiam dll. intinya perkembangan pada tiap manusia berbeda-beda yang dikenal dengan individualitas. Namun dalam kenyataanya penulis masih mengajar dengan system klasikal , modelnya masih yang bersifat klasikal jarang mengggunakan model yang memperhatikan aspek individu

 Kedua, Penulis Percaya bahwa Kebudayaan mempengaruhi perkembangan sikap dan fisik anak. Karena ada diantara murid laki laki di kelas yang cengeng seperti anak perempuan  mugkin dia dibesarkan di lingkungan yang tidak memulyakan laki-laki dan sebaliknya ada murid perempuan yang bertingkah seperti laki-laki , seharusnya  Anak laki-laki dituntut untuk tidak cengeng seperti anak perempuan, sehingga anak laki-laki menjadi lebih tegar dan pemberani dibandingkan anak perempuan

Baca juga: Sintesis Filosofi Pemikiran Ki Hajar Dewantara

Ketiga, Saya percaya bahwa Setiap manusia dilahirkan dengan kemampuan kecerdasan yang berbeda, ada murid yang cerdas,ada yang lambat,ada yang kecerdasannya dalam bidang sains,Bahasa, matematika, music,spasial, gerak motoric dll, tetapi dalam pembelajaran di kelas masih menggunakan sistem paket,yang penting KD tertentu selesai walaupun ada siswa siswa yang belum menyelesaikan KD tersebut,namun karena berpacu dengan waktu dan menyamakan dengan sekolah lain maka fokus mengejar target materi

Keempat, Saya Percaya bahwa ada PERBEDAAN GAYA Gaya Belajar Di dalam Alquran Allah berfirman ada tiga sarana yang diberikan Allah agar manusia dapat belajar yaitu pendengaran, penglihatan, dan hati, sehingga ada 3 gaya belajar anak ada yang audio,visual,kinestetik, Tetapi pada kenyataanya di kelas saya masih belum konsisten untuk melayani ketiga belajar tersebut yang seharusmya sebagai guru mampu melayani yang gaya belajar visual dengan menggunakan PPT misalnya,untuk yang audio dengan media audio misalnya dan untuk yang kinestetik dengan praktik langsung, sesekali saya menggunakan media dan model yang sesuai

Kelima, Saya percaya bahwa ada perbedaan kepribadian setiap anak, ada yang lincah,pendiam,tempramen,sabar, namun perlakuan di kelas saya sering menyamakan mereka Belum konsisten dalam pelaksanaan pembelajaran kooperatif dan kolaboratif

Keenam, Saya percaya bahwa ada perbedaan perkembangan sosial setiap anak, ada yang yang sok berkuasa,tidak mau tersaingi,ingin mendominasi,egois, empati dll, namun perlakuan di kelas saya sering menyamakan mereka Belum konsisten dalam pelaksanaan pembelajaran kooperatif dan kolaboratif

Ketujuh saya Percaya bahwa ada perbedaan perkembanngan moral dan spiritual anak,ada anak yang jujur,pendusta,disiplin,sholatnya rajin ada yang malas,Namun kenyataan di dalam kelas saya belum mampu menjadi teladan seperti yang diharapkan bapak Kihajar Dewantara

Apa yang berubah dari pemikiran atau perilaku saya setelah mempelajari modul pemikiran Ki Hadjar Dewantara terhadap Pendidikan?

Setelah mengkaji modul pemikiran Ki Hadjar Dewantara, perubahan pemikiran saya bahwa dalam proses membelajarkan kita sebagai guru harus mengutamakan keteladanan,karena melalui keteladanan yang baik lebih berpengaruh dari pada seribu ucapan yang kita ucapkan, bahwa pembelajaran itu harus holistic mengembangkan seluruh potensi siswa baik Cipta (kognitif) dan Karsa (afektif) sehingga menciptakan Karya (psikomotor). tidak hanya terfokus pada aspek cipta semata, namun juga harus menyeimbangkan antara afeksi ( karsa), dan karya, 

intinya mengintegrasikan ketiga aspek tersebut. Supaya mampu melahirkan siswa yang cerdas,kreatif dan berbudi pekerti/berakhlak mulia, Selain itu, proses pembelajaran hendaknya menyesuaikan berbagai diferensiasi yang ada baik gaya belajar,gaya berfikir ,minat bakat dll, menyesuaikan penggunaan pendekatan,strategi, metode,Teknik,taktik dan model pembelajaran juga media yng mampy melayani berbagai gaya belajar baik audio,visual, dan kinestetik,juga tentunya menyesuaikan dengan kearifan  budaya local apa yang dibutuhkan masyarakat lokal

Apa yang bisa segera saya terapkan lebih baik agar kelas saya mencerminkan pemikiran KHD?

Melaksanakan proses pembelajaran yang aktif,inovatif,efekif dan menyenangkan melalui model  MASAGI adalah suatu bentuk tindakan nyata dari buah pemikiran Ki Hajar Dewantara. Sesuai kodrat anak yang senang bermain, model MASAGI ini banyak permainan dan banyak mengadopsi kearifan budaya local seperti sakali guyub,sakali moyeg,sakali wayang motekar dll, juga pembelajaran yang berpusat pada peserta didik (student center) melayani ke tiga  gaya belajar anak baik audio,visual,,kinestetik .dan melayani ketiga potensi bail kognitif,afektif dan psikomotorik anak.

Rancangan  Tindakan

Judul Modul : Model Masagi sebagai Implementasi dari pembelajaran yang berpihak kepada anak

Nama Peserta : Fenti Inayati, M.Ag

Rancangan Untuk Tindakan Aksi Nyata

Latar Belakang : Model Pembelajaran Masagi sebagai solusi untuk pembelajaran yang berpusat pada peserta didik (sebelumnya pembelajaran lebih dominan berpusat kepada guru, murid hanya melakukan aktifitas tidak terlalu banyak) melalui model MASAGI ini banyak permainan dan banyak mengadopsi kearifan budaya local seperti sakali guyub,sakali moyeg,sakali wayang motekar dll, juga pembelajaran yang berpusat pada peserta didik (student center) melayani ke tiga  gaya belajar anak baik audio,visual,,kinestetik .dan melayani ketiga potensi bail kognitif,afektif dan psikomotorik anak.

Baca juga: Konsep Ki Hajar Dewantara dalam Pendidikan Era Revolusi 4.0

Tujuan : 

  1. Meningkatkan pembelajaran yang berbasis aktifitas sehingga keaktifan dan pemahaman peserta didik meningkat
  2. Mengimplementasikan model pembelajaran yang berpusat pada peserta didik sesuai dengan kodrat anak bermain dan memahamkan karakterk budaya local melalui model masagi

Tolok Ukur : 

  1. Terciptanya pembelajaran yang aktif, inovatif, efektif, dan menyenangkan
  2. Tergalinya potensi peserta didik baik aspek kognitif, afektif, dan psikomotorik
  3. Terwadahinya gaya belajar peserta didik baik audio, visual, ataupun kinestetik
  4. Terbentuknya budi pekerti dan karakter baik sesuai dengan kearifan budaya lokal setempat.

Linimasa Tindakan Nyata yang akan dilakukan : 

Kegiatan ini membutuhkan waktu kurang lebih dua minggu -- satu bulan.  Berkoordinasi dengan pihak kepala sekolah sebagai atasan langsung di sekolah, kerja sama dan komunikasi yang baik dengan teman sejawat maupun orang tua siswa, juga mengomunikasikan dengan murid yang akan mempraktikannya untuk mengeimplementasikan pembelajaran yang menyenangkan dan berpusat pada siswa.

Dukungan yang dibutuhkan :

Dukungan kepala sekolah sebagai atasan di sekolah, dukungan dari teman sejawat untuk kesinambungan aksi nyata tersebut serta dukungan dari orang tua/masyrakat dan memotivasi siswa untuk semangat dalam mempraktikan pembelajaran MASAGI.


Ceritakan proses pembelajaran yang mencerminkan pemikiran Ki Hajar Dewantara

Lihat Edukasi Selengkapnya