Ciri ciri di bawah ini yang tidak termasuk ke dalam karakteristik buah non klimaterik adalah

Buah Berdasarkan Tingkat Kematangannya.

TRIBUNPONTIANAK.CO.ID -  Karakteristik buah berdasarkan proses kematangannya pada dasarnya terbagi dua. 

Yaitu Buah klimaterik dan buah non klimaterik. 

Buah klimaterik adalah buah yang memiliki gas etilen dalam keadaan meningkat pada saat buah matang atau panen buah, serta akan menurut gasnya ketika sudah layu.

Lebih jelasnya, buah klimatelik ini akan matang setelah dipanen, lalu akan membusuk.

Buah jenis klimaterik memiliki ciri utama yaitu umur simpannya yang pendek.

Penyebabnya adalah produksi etilen yang dibebaskan pada waktu pematangan.  

• DERETAN MANFAAT Buah Zaitun untuk Kesehatan, Dari Mencegah Kerusakan Hati Hingga Kanker

(UPDATE berita tentang kesehatan DISINI)

Contoh buah yang termasuk dalam buah klimaterik:

  • mangga
  • apel
  • melon
  • alpukat

Sedangkan buah non klimatelik adalah buah yang tidak memiliki fase kematangan, alias buah langsung membusuk.

Untuk mematangkan buah ini harus mengalami pemeraman, lalu ia akan matang.

• PENGERTIAN Buah Segar, Ini Kandungan Umum Buah dan Manfaat Buah

Halaman selanjutnya arrow_forward

Sumber: Tribun Pontianak

Sehari-hari buah sering dikonsumsi sebagai sumber vitamin bagi kesehatan tubuh. kamu pun wajib tahu mengenai penggolongan buah karena setiap jenis buah memiliki fase pelayuan. Buah klimakterik dan non klimakterik merupakan dua jenis penggolongan yang dimiliki oleh buah.

Foto: Instagram @ibumartcom

Buah klimakterik ini apabila jumlah karbon dioksida yang dihasilkan dalam fase buah terus-menerus menurun dan menjelang senescene (pelayuan), kemudian produksi oksigen kembali meningkat dan setelah itu akan menurun lagi, ataupun gas etilen yang dihasilkan oleh buah akan meningkat pada fase pemasakan buah dan akan menurun menjelang fase pelayuan.

Contoh buah jenis penggolongan buah klimakterik antara lain apel, alpukat, pepaya, pisang, durian, jambu biji, mangga, melon, kiwi, sawo, pir, srikaya, sukun, nangka, sirsak, markisa, dan plum.

Foto: Instagram @ibumartcom

Sedangkan perbedaan buah buah non klimaterik, karbon dioksida yang dihasilkan pada buah terus menurun secara perlahan sampai ke proses pelayuan. Pada buah nonklimakterik gas etilen yang dihasilkan rendah atau tidak mengalami proses perubahan buah selama perkembangbiakan buah sampai proses pelayuan.

Contoh-contoh buah non klimaterik itu sendiri adalah ceri, jambu mete, mentimun, anggur, manggis, buah zaitun, jeruk nipis, lemon, leci, jeruk manis, nenas, cabai, rambutan, delima, stroberi, tamarillo, semangka, terung, blackberi, duku/langsat, lengkeng, belimbing, buah naga, dan salak.

Secara keseluruhan dapat diambil contoh di lapangan langsung jika jenis buah klimakterik bisa dipanen saat buah sudah tua sebelum proses pematangan karena fase ini akan berlanjut sampai proses buah menjadi masak. Sedangkan buah non klimaterik baru bisa dipetik setelah buah benar-benar matang di pohonnya.

KOMPAS.com – Mengonsumsi buah memberikan banyak vitamin dan mineral yang berguna bagi kesehatan manusia.

Buah yang dikonsumsi adalah buah yang matang, karena buah yang belum matang biasanya berasa asam ataupun pahit.

Namun tahukah kamu bahwa ada dua jenis buah berdasarkan tingkat kematangannya? Dilansir dari Food & Nutrition Magazine, pematangan terjadi ketika enzim seperti pektinase dan amilase memecah pati dan pectin yang melembutkan dan mempermanis buah.

Selain enzim tersebut, faktor lain yang memengaruhi kematangan buah adalah gas etilen. Berdasarkan kematangannya buah dibedakan menjadi dua jenis, yaitu buah klimaterik dan buah non-klimaterik. Berikut penjelasannya:

Buah klimaterik

Berdasarkan situs TNAU Agritech Portal, buah klimaterik adalah buah yang memasuki fase klimaterik setelah panen, yaitu mereka terus matang setelah dipetik. Hal tersebut terjadi karena buah klimaterik menghasilkan lebih banyak gas etilen yang bertanggung jawab pada pematangan buah.

Baca juga: Penyebab Buah Manis dan Asam

Buah klimaterik yang telah dipetik dari pohonnya sebelum matang, dapat matang secara perlahan karena produksi etilen endogen (gas etilen dalam buah). Pematangan bisa berjalan lebih cepat jika buah terpapar gas etilen dari luar (etilen eksogen).

Saat buah klimaterik yang belum matang didekatkan dengan buah matang. Etilen dalam buah matang akan mengenai buah belum matang. Sebagai respons paparan etilen tersebut, buah yang belum matang akan meningkatkan produksi etilen endogen dan respirasi sehingga buah lebih cepat matang.

Sehingga buah klimaterik yang dipertik sebelum matang, akan mengalami pematangan perlahan. Setelah buah matang, barulah buah akan mengalami pembusukan.

Contoh buah klimaterik adalah apel, manga, papaya, kiwi, tomat, pisang, pir, aprikot, alpukat, jambu, jambu biji, nangka, sapote, markisa, blewah, suku, ara, nektarin, cherimoya, sapodilla, durian, manggis, sirsak, papaya, cempedak, dan kesemek.

Buah non-klimaterik

Adapun buah non-klimaterik adalah buah yang tidak melanjutkan proses pematangan setelah dipetik. Jika buah klimaterik masih bisa matang setelah dipanen (diambil dari pohonnya).

Buah non-klimaterik hanya dapat matang jika dibiarkan menempel pada induknya dan tidak matang jika dipetik sebelum waktunya.

Baca juga: Kenapa Durian Dijuluki Raja Buah?

Vijay Paul dan teman-teman dalam jurnal The Fading Distinctions Between Classical Patterns of Ripening in Climateric and Non-Climateric Fruit the Ubiquity of Ethylene (2012) menyebutkan buah non-klimaterik tidak matang sebagai respons terhadap gas etilen eksogen, kecuali untuk degradasi klorofil seperti pada buah jeruk dan nanas.

Artinya walaupun buah non-klimaterik dipapari gas etilen dari buah yang matang, maka buah tidak merespons etilen tersebut. Tidak akan terjadi kenaikan produksi etilen endogen ataupun pematangan secara perlahan pada buah non-klimaterik.

Sehingga saat buah non-klimateri dipetik dari pohonnya sebelum matang buah tersebut tidak akan pernah matang. Jika dibiarkan buah akan membusuk tanpa pernah matang.

Contoh buah non-klimaterik adalah semua spesies beri (strawberry, ceri, blackberry, raspberry, dan sebagainya), jeruk, anggur, nanas, leci, melon, terong, mentimun, delima, lengkeng, okra, kacang polong, zaitun, labu, semangka, belimbing, kakao, dan kurma.

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link //t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Jakarta -

Buah klimaterik adalah buah yang memiliki kenaikan laju respirasi ke tingkat yang paling tinggi sebelum pemasakan, sehingga buah cepat mengalami kerusakan atau pembusukan. Selain buah klimaterik, berdasarkan pola respirasinya terdapat juga buah non klimaterik.

Seperti dikutip dari Modul Penanganan Pascapanen Prodi Rekayasa Pertanian, Sekolah Ilmu dan Teknologi Hayati, ITB, buah non klimaterik adalah buah yang tidak mengalami kenaikan atau perubahan laju respirasi.

Modul itu juga menjelaskan respirasi adalah suatu proses perombakan senyawa-senyawa organik oleh O2 menjadi CO2, H2O dan energi. Laju respirasi dapat dipengaruhi tipe dan umur tumbuhan, suhu, ketersediaan oksigen dan substrat.

Buah klimaterik akan mengalami proses pematangan setelah panen sehingga buah menjadi lebih manis dan tekstur menjadi lebih lunak. Sementara, proses pematangan buah non klimaterik terjadi saat buah masih berada pada pohonnya.

Contoh buah klimaterik antara lain sawo, mangga, pisang, pepaya, jambu, nangka, durian, sirsak, melon, dan manggis. Buah tersebut manis dan banyak gizinya.

Buah klimaterik seperti buah pepaya dipanen setelah ada warna merah pada ujung buah membentuk bintang. Semakin lebar warna merah yang terbentuk semakin tua umurnya.

Buah mangga dipanen setelah bentuk buahnya penuh dan berubah warna kulit buah menjadi agak terang.

Buah nangka dan sirsak dapat dipanen setelah jarak durinya melebar.

Sedangkan buah non klimaterik adalah buah yang dipanen ketika sudah tua optimal. Buah tidak dapat matang walaupun dilakukan pengeraman.

Contoh buah non klimaterik antara lain duku, belimbing, rambutan, nanas, salak, stroberi, apel, dan jeruk. Buah-buahan tersebut juga banyak gizinya.

Buah rambutan dipanen setelah warna kulit dan rambut merah. Belimbing dipanen setelah warna buah kuning kemerahan.

Salak dipanen setelah warna kulit berubah menjadi cokelat dan jarak matanya melebar serta tidak ada duri pada permukaan kulit buah.

Jeruk dipanen setelah warna kulit buah hijau kuning dan teksturnya agak lunak. Nanas dipanen setelah 3-4 matanya berwarna kuning. Stroberi dipanen setelah buah berwarna merah oranye.

Tingkat kematangan buah dari setiap pohon tidak selalu sama. Dalam buku 'Panduan mengolah 20 jenis buah' oleh Suyanti, untuk menyeragamkannya dibutuhkan teknik pemeraman agar diperoleh buah dalam jumlah banyak dengan tingkat kematangan yang normal.

Pemeraman dapat dilakukan menggunakan karbit, diasap, atau menggunakan gas etilen atau asetilen. Pemeraman menggunakan karbit adalah cara yang paling mudah, murah, dan familiar di kalangan pedagang maupun masyarakat umum.

Itulah artikel buah klimaterik dan non klimaterik. Mudah kan membedakannya?

Simak Video "Bikin Laper: Nyobain Ayam Goreng Sop Buntut Pak Paimin"



(nwy/pal)

Video yang berhubungan

Postingan terbaru

LIHAT SEMUA