Contoh PERHITUNGAN biaya Makanan Awetan dari Bahan Nabati

You're Reading a Free Preview
Pages 4 to 5 are not shown in this preview.

Produk makanan keripik pisang.

Bahan

  • 20 sisir pisang kepok.
  • Secukupnya gula atau perasa tabur lainnya.
  • 4 sendok makan garam halus.
  • 2 liter minyak goreng.
  • 2 sachet penyedap rasa.

Alat

  • Parutan untuk pisang.
  • Penggorengan.
  • Pisau.
  • Wadah.
  • Kompor.

Cara membuat.

  1. Kupas kulit pisang yang akan dibuat keripik, rendam dan cuci hingga bersih, setelah itu parut pisang hingga menjadi tipis- tipis dan cuci lagi hingga tidak ada getah yang menempel pada pisang.
  2. Tambahkan penyedap rasa, garam, dan air kedalam wadah.
  3. Panaskan minyak goreng dan tambahkan sedikit margarin agar warnanya tidak pucat.
  4. Setelah minyak goreng panas masukkan pisang yang telah di parut (hingga renyah dan berwarna kuning keemasan) kemudian tambahkan air garam dan aduk.
  5. Setelah keripik pisang matang tiriskan dan tambahkan gula atau perasa lainnya yang sudah disiapkan sesuai dengan selera.

Perhitungan investasi alat.

  • Parutan untuk pisang = Rp. 40.000,-
  • Pisau = Rp. 9.000,-
  • Wadah = Rp. 5000,-
  • Kompor = Rp. 350.000,-
  • Wajan penggorengan = Rp. 100.000,-
  • Total = Rp. 504.000,-

Perhitungan biaya tidak tetap.

  • 20 sisir pisang kepok = Rp. 40. 000,-
  • Secukupnya gula atau perasa tabur lainnya = Rp. 10.000,-
  • 4 sendok makan garam halus = Rp. 2.000,-
  • 2 liter minyak goreng = Rp. 40.000,-
  • 2 sachet penyedap rasa = Rp. 2. 000,-
  • Total = Rp. 94.000,-

Biaya tetap.

  • Gas = Rp. 30.000,-
  • Biaya lainnya = Rp. 100.000,-
  • Total = Rp. 130.000,-

Total biaya (16 bungkus)

Contoh PERHITUNGAN biaya Makanan Awetan dari Bahan Nabati

HPP

Contoh PERHITUNGAN biaya Makanan Awetan dari Bahan Nabati

Harga jual per produk = Rp. 16.000,-

Harga jual keseluruhan = 16.000 X 16 = Rp. 272. 000,-

Pendapatan bersih = 272.000 - 224.000 = Rp. 48.000,- (setiap satu kali produksi.

Pembahasan

Perhitungan produksi makanan awetan sama saja dengan perhitungan produksi makanan lainnya harus dihitung mulai dari biaya investasi hingga biaya yang tidak tetap. Bahan baku merupakan bahan yang harus dikeluarkan setiap kali harus melakukan produksi. Biaya produksi termasuk dengan biaya tenaga kerja yang bekerja sesuai dengan keterampilannya. Biaya produksi akan menentukan harga jual produk pula.

Pelajari lebih lanjut

1. Materi tentang jenis-jenis analisis SWOT yang digunakan untuk produksi brainly.co.id/tugas/4205769

2. Materi tentang pengertian makanan awetan brainly.co.id/tugas/25039763

3. Materi tentang jenis-jenis makanan awetan berbahan nabati brainly.co.id/tugas/18587641

----------------------------------------------------------------------------------------------------

Detail jawaban

Kelas: X

Mapel: Wirausaha

Bab: -

Kode: 10.23

#TingkatkanPrestasimu

#SPJ3

Perhitungan biaya produksi makanan awetan dari bahan nabati pada dasarnya sama dengan cara biaya produksi lainnya. Biaya yang harus dihitung adalah biaya investasi, biaya tetap (listrik, air, penyusutan alat/gedung, dll),serta biaya tidak tetap (bahan baku, tenaga kerja dan overhead). Bahan baku dapat terdiri dari bahan baku utama dan bahan baku tambahan, serta bahan kemasan.

Biaya bahan baku adalah biaya yang dikeluarkan untuk membeli bahan baku. Biaya produksi termasuk biaya tenaga kerja.Biaya pembelian alat-alat kerja tersebut dihitung sebagai modal kerja. Biaya modal kerja ini akan terbayar dengan laba yang diperoleh dari hasil penjualan. Titik impas (Break Even Point) adalah seluruh biaya modal yang telah dikeluarkan sudah kembali. Setelah mencapat titik impas, sebuah usaha akan mulai dapat menghitung keuntungan penjualan.

Titik impas (Break Even Point) adalah seluruh biaya modal yang telah dikeluarkan sudah kembali. Setelah mencapat titik impas, sebuah usaha akan mulai dapat menghitung penjualan. Perhitungan biaya produksi meliputi biaya investasi, biaya tetap dan tidak tetap (variabel) untuk lidah buaya disajikan berikut ini. Hal ini untuk menjadi bahan pembelajaran jika akan membuat perencanaan kewirausaahan jenis produk lainnya. 

1. Investasi Alat dan Mesin
Investasi alat dan mesin, yaitu pembelian perlengkapan alat dan mesin produksi yang dibutuhkan untuk proses produksi. Alat dan mesin produksi yang dibeli harus sesuai dengan kapasitas produksi, dan hal teknis lainnya, seperti ketersediaan daya listrik, dan lainnya. Pada proses produksi lidah buaya, alat dan mesin yang dibutuhkan pada Tabel 4. 

Contoh PERHITUNGAN biaya Makanan Awetan dari Bahan Nabati

2. Biaya Tidak tetap (Variabel)Biaya tidak tetap adalah biaya yang dikeluarkan sesuai dengan jumlah produksi. Jadi, sifatnya tidak tetap, bisa berubah sesuai jumlah produksinya. Biaya tidak tetap ini, biasanya meliputi biaya bahan baku, bahan pembantu dan bahan kemasan. Pada proses produksi minuman lidah buaya, kebutuhan bahan baku pada Tabel 2.

Contoh PERHITUNGAN biaya Makanan Awetan dari Bahan Nabati

3. Biaya Tetap
Biaya tetap adalah biaya yang dikeluarkan yang jumlahnya tetap setiap bulannya, berapa pun jumlah produksinya. Biaya tetap meliputi biaya tenaga kerja, listrik/air, gas, penyusutan alat, dan lainnya. Pada produk lidah buaya, biaya tetap yang dibutuhkan tersaji pada Tabel 3.

Contoh PERHITUNGAN biaya Makanan Awetan dari Bahan Nabati

4. Total Biaya
Total biaya adalah jumlah keseluruhan biaya tidak tetap dan biaya tetap. Pada proses produksi lidah buaya, total biaya yang dibutuhkan adalah

Total biaya = Biaya variabel + Biaya tetap = Rp 1.039.750 + Rp 369.200 = Rp 1.408.950

5. Harga Pokok Produksi (HPP)
Harga Pokok Produksi (HPP) adalah harga pokok dari suatu produk. Jika dijual dengan harga tersebut, produsen tidak untung dan juga tidak rugi. HPP ditentukan untuk bisa menentukan harga jual. Harga jual adalah HPP ditambah margin keuntungan yang akan diambil. Untuk produk lidah buaya ini, HPP-nya adalah

Total Biaya / Jumlah produksi Rp 1. 408.950,- / 500 = Rp. 2.818,

6. Harga Jual
Harga jual adalah harga yang harus dibayarkan pembeli untuk mendapatkan produk tersebut. Harga jual bisa ditentukan dengan mempertimbangkan HPP dan juga produk pesaing. Harga jual ini meliputi harga dari pabrik dan harga konsumen. Harga dari pabrik tentu lebih murah karena saluran distribusi (agen, toko, counter, dll) tentu juga harus mendapatkan keuntungan. Pada produk lidah buaya dalam kemasan mangkok ini, melihat HPP-nya yaitu Rp2.818,- dan produk pesaing dengan volume yang relatif sama dijual berkisar Rp5.000,- sampai Rp7.000,-, ditetapkan harga jual untuk minuman lidah buaya dari pabrik adalah Rp 4.000,- (pada Tabel 4), dengan harapan di tingkat konsumen, harganya adalah Rp 4.500,- sampai Rp 6.000,

Contoh PERHITUNGAN biaya Makanan Awetan dari Bahan Nabati

7. Penerimaan Kotor
Penerimaan Kotor adalah penerimaan uang yang didapatkan oleh perusahaan, sebelum dipotong total biaya. Pada produksi lidah buaya ini, jumlah penerimaan kotor pada Tabel 8.

Contoh PERHITUNGAN biaya Makanan Awetan dari Bahan Nabati

8. Pendapatan Bersih (Laba)
Pendapatan bersih adalah jumlah penerimaan uang yang didapatkan oleh perusahaan, setelah dipotong total biaya. Pada produksi lidah buaya ini, jumlah penerimaan bersih adalah:

Pendapatan Bersih = Penerimaan kotor – Total biaya = Rp2.000.000 – Rp1.408.950 = Rp591.050

Jadi perkiraan pendapatan untuk satu kali produksi, yaitu sebanyak 500 mangkok lidah buaya, akan mendapatkan laba/keuntungan sebesar Rp 591.050,- (lima ratus Sembilan puluh satu ribu lima puluh rupiah).

Kunjungi juga : Sistem Pengolahan Makanan Awetan dari Bahan Nabati