You're Reading a Free Preview
Produk makanan keripik pisang. Bahan
Alat
Cara membuat.
Perhitungan investasi alat.
Perhitungan biaya tidak tetap.
Biaya tetap.
Total biaya (16 bungkus) HPP Harga jual per produk = Rp. 16.000,- Harga jual keseluruhan = 16.000 X 16 = Rp. 272. 000,- Pendapatan bersih = 272.000 - 224.000 = Rp. 48.000,- (setiap satu kali produksi. PembahasanPerhitungan produksi makanan awetan sama saja dengan perhitungan produksi makanan lainnya harus dihitung mulai dari biaya investasi hingga biaya yang tidak tetap. Bahan baku merupakan bahan yang harus dikeluarkan setiap kali harus melakukan produksi. Biaya produksi termasuk dengan biaya tenaga kerja yang bekerja sesuai dengan keterampilannya. Biaya produksi akan menentukan harga jual produk pula. Pelajari lebih lanjut1. Materi tentang jenis-jenis analisis SWOT yang digunakan untuk produksi brainly.co.id/tugas/4205769 2. Materi tentang pengertian makanan awetan brainly.co.id/tugas/25039763 3. Materi tentang jenis-jenis makanan awetan berbahan nabati brainly.co.id/tugas/18587641 ---------------------------------------------------------------------------------------------------- Detail jawabanKelas: X Mapel: Wirausaha Bab: - Kode: 10.23 #TingkatkanPrestasimu #SPJ3
Perhitungan biaya produksi makanan awetan dari bahan nabati pada dasarnya sama dengan cara biaya produksi lainnya. Biaya yang harus dihitung adalah biaya investasi, biaya tetap (listrik, air, penyusutan alat/gedung, dll),serta biaya tidak tetap (bahan baku, tenaga kerja dan overhead). Bahan baku dapat terdiri dari bahan baku utama dan bahan baku tambahan, serta bahan kemasan. Biaya bahan baku adalah biaya yang dikeluarkan untuk membeli bahan baku. Biaya produksi termasuk biaya tenaga kerja.Biaya pembelian alat-alat kerja tersebut dihitung sebagai modal kerja. Biaya modal kerja ini akan terbayar dengan laba yang diperoleh dari hasil penjualan. Titik impas (Break Even Point) adalah seluruh biaya modal yang telah dikeluarkan sudah kembali. Setelah mencapat titik impas, sebuah usaha akan mulai dapat menghitung keuntungan penjualan. Titik impas (Break Even Point) adalah seluruh biaya modal yang telah dikeluarkan sudah kembali. Setelah mencapat titik impas, sebuah usaha akan mulai dapat menghitung penjualan. Perhitungan biaya produksi meliputi biaya investasi, biaya tetap dan tidak tetap (variabel) untuk lidah buaya disajikan berikut ini. Hal ini untuk menjadi bahan pembelajaran jika akan membuat perencanaan kewirausaahan jenis produk lainnya. 1. Investasi Alat dan Mesin 2. Biaya Tidak tetap (Variabel)Biaya tidak tetap adalah biaya yang dikeluarkan sesuai dengan jumlah produksi. Jadi, sifatnya tidak tetap, bisa berubah sesuai jumlah produksinya. Biaya tidak tetap ini, biasanya meliputi biaya bahan baku, bahan pembantu dan bahan kemasan. Pada proses produksi minuman lidah buaya, kebutuhan bahan baku pada Tabel 2.
3. Biaya Tetap 4. Total Biaya 5. Harga Pokok Produksi (HPP) 6. Harga Jual 7. Penerimaan Kotor 8. Pendapatan Bersih (Laba) Pendapatan Bersih = Penerimaan kotor – Total biaya = Rp2.000.000 – Rp1.408.950 = Rp591.050 Jadi perkiraan pendapatan untuk satu kali produksi, yaitu sebanyak 500 mangkok lidah buaya, akan mendapatkan laba/keuntungan sebesar Rp 591.050,- (lima ratus Sembilan puluh satu ribu lima puluh rupiah). Kunjungi juga : Sistem Pengolahan Makanan Awetan dari Bahan Nabati |