Contoh seseorang yang lahir dengan sifat ketuhanan menurut Bhagawadgita antara lain brainly

III. Jawablah pertanyaan di bawah ini dengan singkat! 1. Sebutkan bagaian-bagian dari Panca Sraddha! ........................................................................................................................ 2. Jelaskan arti dari “Moksartham jagadhita ya ca iti dharma.” ! ........................................................................................................................ 3. Mengapa Dewi Amba mengalami kelahiran kembali sebagai Srikandi dalam cerita Mahabharata? jelaskan! ........................................................................................................................ 4. Mengapa seorang yogin dapat mencapai Moksa? ........................................................................................................................ 5. Mengapa dalam kitab Sarasamuscaya disebutkan bahwa, “berbahagialah menjelma menjadi manusia”? ........................................................................................................................ Membuat Laporan Nama : ............................................ Kelas : ............................................ Sumber : ............................................ Petunjuk Lakukanlah wawancara dengan tokoh masyarakat yang ada di lingkungn sekitarmu tentang upaya-upaya menjalankan Ajaran Panca Sradha dalam kehidupan. Buatlah laporan tentang hasil wawancaramu dibuku kerjamu, kemudian hasilnya serahkan kepada guru! Dengan kerangka sebagai berikut: A. Pendahuuluan ___________________________________________________________ ___________________________________________________________ ___________________________________________________________ ___________________________________________________________ ___________________________________________________________ Buku Siswa Pendidikan Agama Hindu dan Budi Pekerti 95B. Isi ___________________________________________________________ ___________________________________________________________ ___________________________________________________________ ___________________________________________________________ ___________________________________________________________ C. Penutup ___________________________________________________________ ___________________________________________________________ ___________________________________________________________ ___________________________________________________________ ___________________________________________________________ Paraf/Tanda tangan Nilai Hari/Tanggal Orang tua Guru 96 Kelas VI SDMembaca Rtasya nah patha naya, ati visvani durita Terjemahan : Tuhan Yang Maha Esa, semoga Engkau menunutun kami ke jalan kebajikan sehingga kami bisa meniadakan semua kesusahan (kekalutan). (Rgveda. 133. 6) Svayam vajin tanwam kalpayasva, svayam yajasva svayan jusasva mahima tk anyena na samnase Terjemahan : Wahai orang yang gagah berani, buatlah dirimu kuat dan kokoh olehmu sendiri, laksanakan sendiri persembahan (yajna). Jalanilah kehidupan keagamaan. Tak seorangpun mampu mencapai kejayaanmu. (Yajurveda. XXIII. 15) Buku Siswa Pendidikan Agama Hindu dan Budi Pekerti 97Membaca Sata hasta sama hara, sahasrahasta sam kira Terjemahan : Wahai umat manusia, perolehlah kekayaan dengan seratus tangan dan dermakanlah itu dalam kemurahan hati dengan seribu tanganmu. 98 Kelas VI SDPelajaran 5 Mengenal Isi Dari Kitab Bhagawadgita Sumber: Dokumen Kemdikbud Gambar 5.1 Percakapan Krishna dengan Arjuna Buku Siswa Pendidikan Agama Hindu dan Budi Pekerti 99Mengamati Perhatikan gambar di bawah ini! Sumber: beyondheadlines.com Gambar 5.2 Kitab suci Bhagawadgita Membaca A. Mengenal Bhagawadgita Bhagawadgita artinya “Nyanyian Tuhan” atau” nyanyian suci.” Bhagawadgita juga bernama “Gitopanisad.” Bhagawadgita adalah hakekat segala pengetahuan Weda. Jiwa Bhagawadgita ada pada Bhagawadgita sendiri. Bhagawadgita juga disebut dengan nama lain yaitu Upanishad, merupakan bagian terakhir dari Weda. Bhagawadgita juga disebut weda yang ke lima atau Pancamo Weda. Kitab Bhagawadgita mempunyai perbedaan dengan buku-buku suci yang lain. Jika buku-buku suci yang lainnya adalah merupakan pencatatan dari ajaran-ajaran yang disampaikan di tempat-tempat suci atau di tempat-tempat lain. Sedangkan Bhagawadgita adalah ajaran yang disampaikan oleh Shri Kishna kepada Arjuna, ketika Arjuna mengalami keragu-raguan di medan Kuru Ksetra, dimana saat itu berhadap-hadapan antara dua pasukan yaitu pasukan Korawa dan Pandawa. 100 Kelas VI SDBhagawadgita hendaknya dipahami, diterima, dan dirasakan sesuai dengan petunjuk yang diberikan oleh yang menyabdakan Bhagawadgita itu yaitu Shri Krishna. Bhagawadgita adalah merupakan pengetahuan suci yang abadi, diajarkan oleh Shri Krishna sebagai Awatara Wisnu kepada umat manusia. Ajaran itu diajarkan berulang dari jaman ke jaman, bila dunia mengalami kegelapan, dimana manusia melupakannya, dan adharma merajalela di dunia ini, demi untuk kesucian jiwa dan kesempurnaan hidup. Bhagawadgita menekankan pada Tuhan atau Sang Hyang Widhi sebagai Mahadewa yang menciptakan dunia ini. Membaca Bhagawadgita dapat memberi berkah dan kebahagiaan yang besar pada jiwa kita. Simpulan Buatlah kesimpulan dari materi yang telah kamu baca tentang kitab Bhagawadgita. Tulis pada buku kerjamu, bacakan di depan kelas! Mengamati B. Isi dari Kitab Suci Bhagawadgita Amatilah kitab suci Bhagawadgita Secara garis besarnya kitab suci Bhagawadgita terdiri dari 18 bab, dan pada masing-masing bab terdiri dari beberapa seloka yaitu : Bab I, berisi tentang Arjuna dalam keragu-raguan dan kehilangan harapan, terdiri dari 47 seloka Meninjau tentara-tentara di medan perang Kuru Ksetra Tentara-tentara kedua belah pihak siap siaga untuk bertempur. Arjuna, seorang kesatria yang perkasa, melihat sanak keluarga, guru-guru dan kawan-kawannya dalam tentara-tentara kedua belah pihak siap untuk bertempur dan mengorbankan nyawanya. Arjuna tergugah kenestapaan dan rasa kasih sayang, sehingga kekuatannya menjadi lemah, pikirannya bingung, dan dia tidak dapat bertabah hati untuk bertempur. Bab II, berisi tentang teori Samkhya dan Pelaksanaan Yoga, teridiri dari 72 seloka Arjuna menyerahkan diri sebagai murid kepada Shri Krishna, kemudian Krishna memulai pelajaran-Nya kepada Arjuna dengan menjelaskan Buku Siswa Pendidikan Agama Hindu dan Budi Pekerti 101perbedaan pokok antara badan jasmani yang bersifat sementara dan sang roh yang bersifat kekal. Shri Krishna menjelaskan proses perpindahan sang roh, sifat pengabdian kepada Tuhan Yang Maha Kuasa tanpa mementingkan diri sendiri dan ciri-ciri orang yang sudah insaf akan dirinya. Bab III, berisi tentang karma Yoga, terdiri dari 43 seloka Semua orang harus melakukan kegiatan di dunia material. Tetapi perbuatan dapat mengikat diri seseorang pada dunia ini atau membebaskan dirinya dari dunia. Seseorang dapat dibebaskan dari hukum karma dan mencapai pengetahuan rohani tentang sang diri dan Yang Maha Kuasa dengan cara bertindak untuk memuaskan Yang Maha Kuasa, tanpa mementingkan diri sendiri Bab IV, berisi tentang jalannya Pengetahuan, terdiri dari 42 seloka Pengetahuan rohani tentang sang roh, Tuhan Yang Maha Esa, dan hubungan antara sang roh dengan Tuhan – menyucikan dan membebaskan diri manusia. Pengetahuan seperti itu adalah hasil perbuatan bhakti tanpa mementingkan diri sendiri (karma yoga). Krishna menjelaskan sejarah Bhagawadgita sejak jaman purbakala, tujuan dan makna Beliau ketika menurun ke dunia material, serta pentingnya mendekati seorang guru kerohanian yang sudah insaf akan dirinya. Bab V, berisi tentang melepaskan diri dari ikatan, terdiri dari 29 seloka Perbuatan dalam Kesadaran akan Krishna Orang bijaksana yang sudah disucikan oleh api pengetahuan rohani, secara lahiriah melakukan segala kegiatan tetapi melepaskan ikatan terhadap hasil perbuatan dalam hatinya. Dengan cara demikian, orang bijaksana dapat mencapai kedamaian, ketidakterikatan, kesabaran, penglihatan rohani dan kebahagiaan Bab VI, berisi tentang Yoga yang Sejati, terdiri dai 47 seloka Astangga-yoga, jenis latihan meditasi lahiriah, pengendalian pikiran dan indria-indria dan memusatkan perhatian kepada Paraman (Roh yang utama yang bersemayam di dalam hati). Puncak latihan ini adalah samadhi. Samadhi berarti kesadaran sepenuhnya kepada Tuhan Yang Maha Kuasa. Bab VII, berisi tentang Tuhan dan Dunia, terdiri dari 30 seloka Shri Krishna adalah Kepribadian Yang Paling Utama, Penyebab yang paling utama dan kekuatan yang memelihara segala sesuatu, baik material maupun rohani. Roh-roh yang sudah maju menyerahkan diri kepada Krishna dalam pengabdian suci bhakti, sedangkan roh yang tidak saleh mengalihkan pikirannya kepada obyek-obyek sesembahan yang lain. 102 Kelas VI SDBab VIII, berisi tentang Jalannya evolusi dari kosmos, terdiri dari 28 seloka Seseorang dapat mencapai tempat tingal Krishna, Kepribadian Yang paling Utama, di luar dunia material, dengan cara ingat kepada Shri Krishna dalam bhakti semasa hidupnya, dan khususnya pada saat meninggal. Bab IX, berisi tentang Tuhan adalah Melebihi dari ciptaannya, terdiri dari 34 seloka Krishna adalah Tuhan Yang Maha Esa dan tujuan tertinggi kegiatan sembahyang. Sang roh mempunyai hubungan yang kekal dengan Krishna melalui pengabdian suci bhakti yang bersifat rohani. Dengan menghidupkan kembali bhakti yang murni, seseorang dapat kembali kepada Shri Krishna di alam rohani. Bab X, berisi tentang Tuhan adalah sumber dari segalanya, terdiri dari 42 seloka Segala fenomena ajaib yang memperlihatkan kekuatan, keindahan, sifat agung atau mulia, baik di dunia material maupun di dunia rohani, tidak lain dari pada perwujudan sebagian tenaga-tenaga dan kehebatan rohani Tuhan, Shri Krishna. Sebagai sebab utama segala sebab serta sandaran dan hakekat segala sesuatu. Krishna, Tuhan Yang Maha Esa, adalah tujuan sembahyang tertinggi bagi para mahluk. Bab XI, berisi tentang Arjuna berkata, terdiri dari 55 seloka Shri Krishna menganugrahkan penglihatan rohani kepada Arjuna. Krishna memperlihatkan bentuk-Nya yang tidak terhingga dan mengagumkan sebagai alam semesta. Dengan cara demikian, Krishna membuktikan secara meyakinkan identitas-Nya sebagai Yang Maha Kuasa. Krishna menjelaskan bahwa bentuk-Nya sendiri yang serba tampan dan dekat dengan bentuk manusia adalah bentuk asli Tuhan Yang Maha Esa. Seseorang dapat melihat bentuk ini hanya dengan bhakti yang murni. Bab XII, berisi tentang Tuhan dalam Saguna, Iswara lebih dekat dari pada yang Nirguna, terdiri dari 20 seloka Bhakti-yoga, pengabdian suci yang murni kepada Shri Krishna, adalah cara tertinggi dan paling manjur untuk mencapai cinta bhakti yang murni kepada Krishna, tujuan tertinggi kehidupan rohani. Orang yang menempuh jalan tertinggi ini dapat mengembangkan sifat-sifat suci Bab XIII, berisi tentang lanjutan dari Bab XII, terdiri dari 34 seloka Orang yang mengerti perbedaan antara badan, dengan sang roh dan Roh Yang Utama yang melampaui badan dan roh, akan mencapai pembebasan dari dunia material. Buku Siswa Pendidikan Agama Hindu dan Budi Pekerti 103Bab XIV, berisi tentang Yoga Perincian Tri Guna, terdiri dari 27 seloka Semua roh terkungkung dalam badan di bawah pengendalian tiga sifat alam material; kebaikan, nafsu dan kebodohan. Shri Krishna menjelaskan arti sifat-sifat alam tersebut, bagaimana sifat-sifat itu mempengaruhi diri kita, bagaimana cara melampaui sifat-sifat alam serta ciri-ciri orang yang sudah mencapai keadaan rohani Bab XV, Berisi tentang Yoga dan Purusottama, terdiri dari 20 seloka Tujuan utama pengetahuan Veda adalah melepaskan diri dari ikatan terhadap dunia material dan mengerti Shri Krishna sebagai Kepribadian Tuhan Yang Maha Esa. Orang yang mengerti identitas Krishna yang paling utama menyerahkan diri kepada Krishna dan menekuni pengabdian suci kepada Krishna. Bab XVI, berisi tentang Alam pikiran Ketuhanan dan Kesetanan, terdiri dari 24 seloka Orang yang mempunyai sifat-sifat jahat dan hidup sesuka hatinya, tanpa mengikuti peraturan Kitab Suci, dilahirkan dalam kehidupan yang lebih rendah dan diikat lebih lanjut secara material. Tetapi orang yang memiliki sifat-sifat suci dan hidup secara teratur, dengan mematuhi kekuasaan Kitab Suci, berangsur-angsur mencapai kesempurnaan rohani. Bab XVII, berisi tentang Tri Guna dalam fenomena keagamaan, terdiri dari 28 seloka Ada tiga jenis keyakinan, yang masing-masing berkembang dari salah satu di antara tiga sifat alam. Perbuatan yang dilakukan oleh orang yang keyakinannya bersifat nafsu dan kebodohan hanya membuahkan hasil material yang bersifat sementara, sedangkan perbuatan yang dilakukan dalam sifat kebaikan, menurut Kitab Suci, menyucikan hati dan membawa seseorang sampai tingkat keyakinan murni terhadap Shri Krishna dan bhakti kepada Krishna. Bab XVIII, berisi tentang Kesimpulan, terdiri dari 78 seloka. Krishna menjelaskan arti pelepasan ikatan dan efek dari sifat-sifat alam terhadap kesadaran dan kegiatan manusia. Krishna menjelaskan keinsafan Brahman, kemuliaan Bhagawadgita, dan kesimpulan utama Bhagawadgita; jalan kerohanian tertinggi berarti menyerahkan diri sepenuhnya tanpa syarat dalam cinta bhakti kepada Shri Krishna. Jalan ini membebaskan seseorang dari segala dosa, membawa dirinya sampai pembebasan sepenuhnya dari kebodohan dan kemungkinan ia kembali ke tempat tinggal rohani Krishna yang kekal. 104 Kelas VI SDMari Beraktivitas Bacalah bersama teman sebangkumu seloka Bhagawadgita, III.10, di bawah ini dengan artinya! Baca dengan lafal dan intonasi yang benar! “ Sahayajñāh prajāh srstvā Puro ‘vāca prājapatih Anena prasavisyadvam Esa vo ‘stv istakāma-dhuk” Terjemahan: Pada jaman dahulu kala Prajapati menciptakan manusia dengan yadnya dan bersabda : dengan ini engkau akan mengembang dan akan menjadi kamadhuk dari keinginanmu. (G.Puja, 1999:84) Membaca C. Makna yang Terkandung dalam Kitab Bhagawadgita Ajaran Bhagawadgita ini bermaksud menyelamatkan manusia dari kebodohan kehidupan duniawi. Bhagawadgita juga mengandung maksud untuk melepaskan manusia dari penderitaan. Melalui ajaran Bhagawadgita Shri Krishna sebagai Awatara Wisnu yang bertugas memelihara dunia, menyadarkan manusia apa yang sebenarnya menjadi tujuan hidupnya, apabila manusia lupa akan tujuan itu. Sebenarnya kita semuanya diliputi oleh kebodohan, sehingga kita mulai bertanya, “ mengapa kita menderita, dari mana sebenarnya asal kita, kemana tujuan kita setelah meninggal. Maka untuk menyadarkan manusia dari kebodohan itulah Bhagawadgita disabdakan. Kitab suci Bhagawadgita memberi penjelasan dengan terang benderang tentang prinsip-prinsip dari agama spiritual. Dalam Bhagawadgita kita mempelajari bahwa semua makhluk hidup dan alam semesta dikuasai dan dikendalikan oleh Tuhan. Menurut Bhagawadgita makhluk hidup adalah merupakan bagian dari Tuhan Yang Maha Esa yang mempunyai sifat yang sama seperti Tuhan. Akan tetapi karena makhluk hidup dibelenggu oleh tiga Buku Siswa Pendidikan Agama Hindu dan Budi Pekerti 105sifat yaitu sifat kebaikan, sifat nafsu dan kebodohan, menyebabkan makhluk itu lupa dan menderita. Apabila manusia dicemari oleh dunia material (keduniawian), maka Bhagawdgitalah yang dimaksud untuk membangkitkan kesadaran suci itu untuk membebaskan manusia dari belenggu dunia material (keduniawian). Simpulan Tulislah kesimpulan dari materi tersebut pada buku kerjamu, bacakan di depan kelas! Membaca D. Nilai-nilai yang terkandung Dalam Bhagawadgita Tuhan memenuhi keinginan penyembahnya sesuai dengan cara pendekatannya. Perhatikanlah seloka di bawah ini! “Ye yathā māṁ prapadyante Tāṁs tathai ‘ va bhajāmy aham Mama vartmānuvartante Manuṣyāḥ pārtha savasaḥ” (Bhagawadgita. IV.11) Terjemahan: Dengan jalan bagaimanapun orang-orang mendekati, dengan jalan yang sama itu juga memenuhi keinginan mereka. Melalui banyak jalan manusia mengikuti jalanku, O Partha. (G.Puja, 1999:112) Memperhatikan bunyi seloka di atas menunjukkan bahwa waranugraha Tuhan diberikan kepada siapapun yang mendekati-Nya dengan penyerahan bhaktinya dengan caranya sendiri-sendiri. Tuhan menerima semua harapan- harapan menurut alamnya sendiri, mulai dari mereka yang menggunakan sajen-sajen, sampai pada 106 Kelas VI SDtingkat bersemadi, Tuhan memberikan waranugra-Nya. Tuhan bertanggung jawab sepenuhnya terhadap orang yang menyerahkan diri kepada-Nya, dan Tuhan membebaskannya dari reaksi dosa yang dilakukannya. Apapun yang dilakukan oleh orang terkemuka dan bijaksana akan diikuti oleh seluruh dunia. Perhatikan seloka berikutnya : “yad-yad ācaratisresthas, tad-tad eve ‘ taro janah, sa yat pramāṇaṁ kurute, lokas tad anuvarsate.” (Bhagawadgita.III.21). Terjemahan: Perbuatan apapun yang dilakukan oleh orang besar, akan diikuti oleh yang lainnya. Standar apapun yang ditetapkan dengan perbuatannya sebagai teladan, diikuti oleh seluruh dunia. (G.Puja, 1999:91) Nilai yang terkandung dalam seloka ini adalah bahwa orang awam atau rakyat umum membutuhkan seseorang yang dapat memberikan teladan dari perbuatan yang dilakukan oleh orang bijaksana, dan mereka akan mengikuti contoh perbuatan dari orang-orang yang terkemuka dan bijaksana itu. Sebab dalam Bhagawadgita dikatakan bahwa orang-orang bijaksana adalah penunjuk jalan bagi masyarakat. Apapun yang dilakukannya akan diikuti oleh masyarakat luas. Seorang raja, atau pemimpin negara, ayah dan guru di sekolah semua dianggap pemimpin yang wajar diteladani perbuatannya. Maka dari itu mereka memikul tanggung jawab yang besar, dan harus menguasai kitab-kitab yang berisi rumusan- rumusan moral dan rumusan-rumusan rohani, agar dapat memberi teladan yang baik kepada rakyatnya bagi seorang pemimpin negara, memberi pelajaran yang baik kepada siswanya bagi seorang guru, dan memberi contoh yang baik kepada putra-putranya bagi seorang ayah. Contohnya, seorang guru harus sudah baik bahkan dari sebelum dia mulai mengajar. Guru yang seperti itulah disebut guru teladan. Buku Siswa Pendidikan Agama Hindu dan Budi Pekerti 107Pendapatmu Tulislah pendapatmu tentang makna yang terkandung dalam seloka-seloka tersebut. Tulis pada buku kerja, bacakan di depan kelas! Tuhan menjelma ke dunia ini dalam bentuk Awatara untuk membasmi kejahatan dan melindungi kebaikan Perhatikan seloka berikutnya: “ Yadā-yadā hi dharmasya, glānir bhavati bhārata, abhyuttānam adharmasya, tadātmānam srjāmy aham.” (Bhagawadgita.IV.7) Terjemahan: O, Bharata, bilamana di dunia ini dharma hilang, dan adharma makin menguasai dunia, waktu itu Aku menjelmakan diri-Ku. (G.Puja, 1999:109) “ Paritrānāya sādhunāṁ, vināsāya ca duskrtam, dharma-saṁsthāpanārthāya, sambhavāmi yuge-yuge.” (Bhagawadgita.IV.8) Terjemahan: Untuk memberi perlindungan kepada yang baik, dan membasmi yang jahat, dan untuk membangkitkan perasaan keadilan dan kebaikan, Aku menjelma pada tiap-tiap jaman. (G.Puja, 1999: 110) 108 Kelas VI SDNilai yang terkandung dalam seloka ini adalah apabila dunia dalam kekacauan, manusia lupa akan dharma dan dikuasai oleh adharma, saat itulah Tuhan turun ke dunia dalam bentuk Awatara, tujuannya adalah untuk mengangkat manusia dalam kehiduan yang lebih mulia, dan membasmi kejahatan, serta membangkitkan keadilan dan kebaikan di dunia ini. Mari Beraktivitas Tanyakanlah kepada tokoh agama yang ada disekitarmu, apa sajakah wujud Tuhan dalam penjelmaan-Nya sebagai Awatara? Tulis hasilnya pada buku kerja dan bacakan di depan kelas! Perhatikan seloka berikutnya : “Yogayukto visuddhātamā, vijitātma jitendriyah, sarvabhuȗtātma-bhȗtātmā, kurvann api na lipyate.” (Bhagawadgita. V.7) Terjemahan: Orang yang bekerja dalam bhakti, yang menjadi roh yang murni, yang mengendalikan pikirannya dan indra-indranya, dicintai oleh semua orang, dan diapun mencintai semua orang. Walaupun dia selalu bekerja, dia tidak pernah terikat. (G.Puja, 1999: 109) Nilai yang terkandung dalam sloka ini adalah bahwa seseorang yang menempuh jalan bhakti kepada Tuhan, dia bekerja untuk pengabdian diri kepada semua orang, dia mencintai semua makhluk hidup, maka dia dicintai oleh semua orang. Ia bekerja dengan penuh kebhaktian untuk kebahagiaan dunia dengan hati yang bersih tanpa diikat oleh keuntungan diri sendiri. Orang seperti ini akan dicintai oleh semua orang, pikirannya dan indra-indranyapun akan terkendali, ia akan menemukan kebahagiaan dalam hidupnya. Buku Siswa Pendidikan Agama Hindu dan Budi Pekerti 109Tuhan adalah roh utama yang menetap dalam hati semua makhluk Perhatikan sloka berikut : “ Etad-yonini bhȗtāni, sarvānity upadhāraya, ahaṁ krtsnaya jagatah, prabhawah pralayas tathā.” (Bhagawadgita.VII.6) Terjemahan: Ketahuilah bahwa semua makhluk ini asal kelahirannya di dalam alam-Ku ini. Aku adalah asal mula dari dunia ini dan juga kehancurannya (pralaya). (G.Puja, 1999:187) “Aham ātmā guḍākesa, Sarvabhūtāsyasthitah, aham ādis ca madyaṁ ca, bhūtānām anta eva ca.” (Bhagawadgita.X.20) Terjemahan: O, Arjuna (Gudakesa), Aku adalah Atma yang menetap dalam hati semua makhluk, Aku adalah pemulaan, pertengahan dan akhir dari semua makhluk. (G.Puja, 1999:258) Nilai yang terkandung dalam seloka ini adalah bahwa Tuhanlah sebagai asal mula dari segala yang ada di alam semesta ini. Beliau adalah Atma atau roh dari alam semesta. Tuhan mewujudkan diri sebagai roh yang utama (Atma) di dalam hati setiap makhluk hidup. Dalam wujud-Nya sebagai Tri Murti yaitu Brahma, Wisnu, Siwa, Beliaulah pencipta, pemelihara dan mengembalikan ke tempat asalnya segala yang ada di alam semesta ini. Inilah alam Tuhan. 110 Kelas VI SDSimpulan Buatlah kesimpulan dari ke tiga seloka tersebut, tulis dibuku kerja dan bacakan di depan kelas! Tuhan bersifat Wyapi wyapaka dan Nirwikara Perhatikan seloka berikut: “ Mayā tatam sarvam, jagad avyaktamūrtina, matsthāni sarvabhūtāni, na cāhaṁ tesu avastitah.” (Bhagawadgita.IX.4) Terjemahan: Aku berada di mana-mana di seluruh alam semesta dalam bentuk-Ku yang tidak terwujud. Semua makhluk hidup berada dalam diri-Ku, tetapi Aku tidak berada di dalam mereka. (G.Puja, 1999:224) Nilai yang terkandung dalam sloka ini adalah bahwa Tuhan berada dalam setiap ciptaan-Nya tetapi Beliau tidak dapat tersentuh oleh panca indra. Tuhan bersifat Wyapi wyapaka dan Nirwikara yaitu meresap berada di mana-mana dan mengatasi segala-galanya. Tuhan akan memperlihatkan kepribadian-Nya kepada orang yang tekun dalam bhakti. Seseorang akan dapat melihat Tuhan yang bersemayam di dalam dirinya kalau ia sudah mengembangkan sikap cinta kasih dan bhakti kepada Beliau. Mari Berdiskusi Tanyakanlah kepada gurumu sifat-sifat Tuhan yang maha sempurna! Tulis hasilnya dibuku kerjamu, presentasikan di depan kelas! Buku Siswa Pendidikan Agama Hindu dan Budi Pekerti 111Sesederhana apapun bentuk persembahan itu, asal dilandasi cinta dan hati suci diterima oleh Tuhan Perhatikan lagi seloka berikut : “ pattraṁ puṣpaṁ phalaṁ toyaṁ, yo me bhaktyā prayacchati, tad ahaṁ bhaktyupahrtam, asnami prayatātmanah.” (Bhagawadgita.IX.26) Sumber: wordpress.com Gambar 5.3 Contoh banten yang sederhana Terjemahan: Siapapun yang dengan kesujudan mempersembahkan kepada-Ku daun, bunga, buah-buahan, atau air, persembahan yang didasari oleh cinta dan keluar dari hati suci, Aku terima. (G.Puja, 1999:239) Nilai yang terkandung dalam seloka ini adalah bahwa Tuhan menerima persembahan dari penyembah-Nya yang didasarkan hati yang suci, cinta dan kasih sayang serta keikhlasan, meskipun dalam bentuk yang sederhana. Bila persembahan itu besar tetapi didasari oleh sifat “ego” dan tanpa keikhlasan, semua persembahan yang besar-besar itu tidak akan ada artinya. Mari Beraktivitas Marilah kita berlatih membuat persembahan yang sederhana yang akan dipersembahkan kepada Tuhan. Kerjakan dengan teman kelompokmu. Tulislah bahan-bahan yang kamu pergunakan dalam membuat persembahan (sajen) itu. 112 Kelas VI SDBanyak cara atau jalan melakukan pendekatan dengan Tuhan, seperti tampak pada gambar berikut. Sumber: Dokumen Kemdikbud Sumber: Dokumen Kemdikbud Gambar 5.4 Seorang sedang sembahyang Gambar 5.5 Seorang sedang menyapu dihalaman tempat suci Sumber: Dokumen Kemdikbud Sumber: Dokumen Kemdikbud Gambar 5.6 Seorang sedang membaca Gambar 5.7 Seorang Rsi sedang kitab suci bersemadi Perhatikan seloka berikut : Sribhagavan uvaca, “ mayy āveśya mano ye māṁ, nitya yuktā upasate, sraddhayā parayopetās, te me yuktatamā matāh.” (Bhagawadgita.XII.2) Terjemahan: Mereka yang memusatkan pikirannya kepada-Ku, menyembah Aku, dengan rasa kecintaan teguh, dan dengan kepercayaan tinggi mereka Aku pandang yang tersempurna dalam yoga. (G.Puja, 1999:309) Buku Siswa Pendidikan Agama Hindu dan Budi Pekerti 113Nilai yang terkandung dalam seloka ini adalah bahwa menyembah Tuhan dengan kecintaan dan keyakinan yang penuh akan memperoleh kesempuranan dan kebahagiaan hidup. “ Ye’tu sarvāṇi karmāṇi, mayi samnyasyamat-parāh, ananyenai ‘va yogena, māṁ dhyāyanta upāsate.” (Bhagawadgita.XII.6) Terjemahan: Akan tetapi mereka yang menyerahkan semua karyanya pada-Ku, pandangannya tertuju pada-Ku dengan penuh rasa kebhaktian. (G.Puja, 1999: 311) “ Tesām ahaṁ samudhartā, mrtyusamsāra-sāgarāt bhawāmi na cirāt pārtha, mayy āvasita-cetassām.” (Bhagawadgita.XII.7) Terjemahan: dan sudah memusatkan pikirannya kepada-Ku,Aku langsung membebaskan, menyelamatkan mereka dari lautan kehidupan sengsara, O, Arjuna. (G.Puja, 1999:312) Nilai yang terkandung di dalam seloka ini adalah bahwa seseorang yang dengan kebhaktian yang tulus dan murni, dan menyerahkan hasil karya (kerja) kepada Tuhan dia akan dibebaskan oleh Tuhan dari lingkaran kelahiran dan kematian (Moksa). “ atha cittaṁ samādhātuṁ, na sāknosi mayi sthiram, abhyāsayogena tato, mam icchāptuṁ dhanañjaya.” (Bhagawadgita.XII.9) 114 Kelas VI SDTerjemahan: Bila engkau tidak dapat menetapkan pikiranmu dengan terus menerus kepada-Ku, maka usahakan melakukan pendekatan pada-Ku dengan jalan melatih pemusatan pikiran berulang-ulang. (G.Puja, 1999:313) ” abhyāse ‘py asamarto ‘si, matkarmaparamo bhava, madartham api karmāni, kurvan siddhim avāpsyasi.” (Bhagawadgita.XII.10) Terjemahan: Bila engkau juga tidak mampu melakukan dengan latihan pemusatan pikiran, maka berbuat sebagai orang yang tujuan utamanya ialah bekerja untuk-Ku, dengan melaksanakan sesuatu untuk-Ku, cukup sudah engkau akan mendapatkan kesempurnaan. (G.Puja, 1999:312) ”śreyo hi jñānam abhyāsāj, jñānad dhyānam visisyate, dhyānāt karma-phala-tyāgas, tyāgāc chāntir anantaram.” (Bhagawadgita.XII.12) Terjemahan: Kalau engkau tidak sanggup melakukan latihan tersebut, tekunilah pengembangan pengetahuan. Akan tetapi, semadi lebih baik dari pada pengetahuan, dan melepaskan ikatan terhadap hasil perbuatan lebih baik dari pada semadi, sebab dengan melepaskan ikatan seperti itu seseorang dapat mencapai kedamaian jiwa. (G.Puja, 1999:315) Buku Siswa Pendidikan Agama Hindu dan Budi Pekerti 115Nilai-nilai yang terkandung dalam beberapa seloka di atas adalah bahwa ada beberapa jalan atau cara untuk melakukan pendekatan kepada Tuhan yaitu : 1. Dengan cara menyembah Tuhan dengan rasa kecintaan yang teguh (bhakti marga). 2. Dengan cara menyerahkan hasil karya (kerja) kepada Tuhan (karma marga). 3. Dengan cara melakukan pengembangan pengetahuan (jnana marga). 4. Dengan cara melatih pemusatan pikiran berulang-ulang (dhyana) atau semadi (raja marga). Ke empat jalan ini dapat dipilih oleh semua orang sesuai dengan kemampuan yang dimilikinya untuk melakukan pendekatan diri kepada Tuhan. Dalam Bhagawadgita disebutkan bahwa lebih baik pengetahuan dari pada usaha konsentrasi, yang lebih baik dari pengetahuan adalah dhyana (semadi), dan yang lebih baik dari dhyana adalah melepaskan diri dari ikatan hasil karya. Dengan demikian seseorang akan dapat mencapai kesempurnaan secara bertahap yaitu tingkat pengetahuan, tingkat semadi, tingkat bhakta dan tingkat melepaskan diri dari ikatan hasil kerja. Mengamati Amatilah umat Hindu yang ada di sekitar lingkunganmu tentang cara mereka mendekatkan diri kepada Tuhan. Dari ke empat cara di atas cara yang manakah yang lebih banyak dipilih? Tulis hasil pengamatanmu dikertas kerjamu, bacakan di depan kelas! Ada dua macam makhluk diciptakan di dunia ini yaitu yang bersifat daivi sampad dan asuri sampad. Perhatikan seloka di bawah ini : “ Tejaḥ ksamā dhrtiḥ saucam, adroho nā ‘timānitā, bhavanti sampadam daivim, abhijātasya bhārata.” (Bhagawadgita.XVI.3) 116 Kelas VI SDTerjemahan: Kuat, suka memaafkan, ketawakalan, kesucian, tidak membenci, bebas dari rasa kesombongan, ini tergolong pada orang yang lahir dengan alam Ketuhanannya, Oh, Arjuna. (G.Puja, 1999:372) “dambho darpo‘ bhimānas ca, krodhah pārusyam eva ca, ajnānam cābhijātasya, pārtha sampadam āsurim.” (Bhagawadgita.XVI.4) Terjemahan: Sifat takabur, sombong, terlalu bangga, pemarah , kasar dan juga bodoh, ini O, Partha (Arjuna) adalah tergolong pada orang yang dilahirkan dengan sifat keraksasaan. (G.Puja, 1999:373) ” daivi sampad vimoksāya, nibhandhāyasurī matā, mā sucah sampadam daivim, abhijāto ‘si pāndava.” (Bhagawadgita.XVI.5) Terjemahan: Kelahiran yang bersifat Ketuhanan dikatakan memimpin ke arah Moksa (pembebasan), dan yang bersifat Setan ke arah ikatan. Jangan bersedih hati, Oh Pandawa (Arjuna), engkau adalah dilahirkan dengan sifat Ketuhanan. (G.Puja, 1999:373) Buku Siswa Pendidikan Agama Hindu dan Budi Pekerti 117“ pravrttim ca nivrttim ca, janā na vidur āsurāh, na saucam nāpi cācāro, na satyam teṣu vidyate.” (Bhagawadgita.XVI.7) Terjemahan: Yang bersifat Setan tidak mengetahui mengenai apa yang harus diperbuat, dan apa yang harus disingkirkan. Baikpun kesucian maupun tingkah laku yang baik atau kebenaran tidak didapatkan padanya. (G.Puja, 1999:375) Nilai yang terkandung dalam beberapa seloka di atas adalah bahwa manusia yang dilahirkan dengan sifat-sifat yang baik (daivi sampad) adalah orang yang dilahirkan dengan sifat Ketuhanan. Orang ini akan dapat memimpin ke arah kesempurnaan hidup. Sedangkan seseorang yang memiliki sifat-sifat tidak baik (asuri sampad) adalah orang yang lahir dengan sifat setan, dan nantinya dapat menghantarkan seseorang mendapat penderitaan. Seseorang yang bersifat raksasa tidak mengetahui apa yang harus dilakukan, apa yang harus dihindari, kebaikan, kesucian, kebenaran, cinta kasih, tidak ada pada orang yang demikian. Akan tetapi yang ada hanyalah kebencian, adharma (ketidak benaran), pemarah, bodoh, takabur, sombong, kasar. Mereka mengatakan bahwa di dunia ini tidak ada kebenaran, tidak ada moral, tidak ada Tuhan, yang ada hanyalah nafsu keinginan. Seseorang yang berpandangan demikian menjadi musuh dunia, dengan perbuatan kejamnya dia ingin menghancurkan dunia. Dia berpandangan bahwa pemuasan nafsu keinginan adalah tujuan tertinggi, sehingga dengan dibelenggu oleh keinginan mereka akan menghalalkan segala cara menimbun kekayaan untuk memuaskan nafsunya. Orang seperti ini sesungguhnya menuntun jiwAtmanya menuju kehancuran yaitu pintu gerbang neraka. Oleh karena itu hindarilah semua itu, berbuatlah yang baik untuk jiwa kita agar mencapai tempat yang tertinggi. 118 Kelas VI SDMengamati Amatilah perilaku teman-temanmu di sekolah. Kelompokkan perilaku yang tergolong bersifat Ketuhanan dan bersifat Setan (buruk). Tulis hasilnya di buku kerjamu, laporkan di depan kelas! Menghaturkan Yadnya hendaknya disesuaikan dengan Sastra Perhatikan seloka di bawah ini: “Aphalākānksibhir yajño, vidhi-drsto ya ijyate, yastavyam eveti manah, sāmadhāya sa sāttvikah.” (Bhagawadgita.XVII.11) Terjemahan: Yadnya yang dihaturkan sesuai dengan Sastranya, oleh mereka yang tidak mengharap buahnya (ganjaran) dan teguh kepercayaannya, bahwa memang sudah kewajibannya untuk beryadnya adalah Sattwika, baik. (G.Puja, 1999:392) “ abhisandhāya tu phalaṁ, dambhārthaṁ api cai va yat, ijyate bharatasrestha, tam yajñam viddhi rājasam.” (Bhagawadgita.XVII.12) Terjemahan: Akan tetapi apa yang dihaturkan dengan pengharapan akan buahnya, atau hanya untuk memamerkan, ketahuilah , O, Arjuna, bahwa yadnya itu adalah Rajasika, bernafsu. (G.Puja, 1999:392) Buku Siswa Pendidikan Agama Hindu dan Budi Pekerti 119“Viddhihinam asrstānnaṁ, mantrahinam adaksinam, sraddhā-virahitaṁ yajnam, tāmasaṁ paricaksate.” (Bhagawadgita.XVII.13) Terjemahan: Yadnya yang tidak sesuai dengan petunjuk, dengan tidak ada makanan yang dibagi-bagikan, tidak ada mantra, syair yang dinyanyikan, dan tidak ada dana puniya daksina yang diberikan, tidak mengandung kepercayaan, mereka sebut yadnya yang Tamasika, bodoh. (G.Puja, 1999:393) Nilai yang terkandung dalam seloka-seloka di atas adalah bahwa hendaknya pengorbanan atau yadnya itu dilakukan karena kewajiban, bukan untuk pamer atau untuk mencari keuntungan material. Ada kalanya seseorang melakukan korban (yadnya) hanya untuk mengangkat derajatnya demi keuntungan material di dunia ini. Kadang-kadang ada juga seseorang yang sembahyang kepada dewa-dewa tertentu hanya untuk mencari uang. Dan uang itu digunakan untuk memenuhi keinginannya tanpa peduli dengan aturan kitab suci. Hal-hal seperti inilah patut dihindari karena kegiatan seperti ini akan menghasilkan jiwa yang jahat dan merugikan masyarakat. Hendaknya yadnya dilakukan berdasarkan sastra yaitu beryadnya adalah kewajiban dan mematuhi peraturan kitab suci, dan untuk menghormati Tuhan Yang Maha Esa. Simpulan Tulislah kesimpulan dari seloka tersebut tentang cara-cara pelaksanaan yadnya. Tulis dibuku kerjamu, bacakan di depan kelas! 120 Kelas VI SDLebih baik menekuni kewajiban sendiri dari pada kewajiban orang lain Perhatikan seloka di bawah ini: “ sve-sve karmany abhiratah saṁsiddhiṁ labhate narah, svakarmaniratah siddhiṁ, yathā vindati tac chṛṇu.” (Bhagawadgita..XVIII.45) Terjemahan: Berbakti pada kewajiban masing-masing, orang mencapai kesempurnaan. Bagaimana orang berbakti pada kewajiban masing-masing mencapai kesempurnaan, dengarkanlah itu. (G.Puja, 1999:427) ”Yatah prabrttir bhūtānām, yena sarwam idam tatam, sva-karmanā tam abhyarcya, sddhiṁ vindati mānavah.” (Bhagawadgita.XVIII.46) Terjemahan: Dia asal mula dari semua makhluk dan berada di mana-mana, dengan menyembah “Dia” melalui pelaksanaan kewajiban masing-masing, orang mencapai kesempurnaannya. (G.Puja, 1999:428) “ śreyān svadharmo vigunah, para-dharmāt svanusthitāt svabhāva-niyatam karma, kurvan nāpnoti kilbisam.” (Bhagawadgita.XVIII.47) Buku Siswa Pendidikan Agama Hindu dan Budi Pekerti 121Terjemahan: Lebih baik swadharma (kewajiban) diri sendiri meskipun kurang sempurna pelaksanaannya. Karena seseorang tidak akan berdosa jika melakukan kewajiban yang telah ditentukan oleh alamnya sendiri. (G.Puja, 1999:428) Nilai yang terkandung dalam seloka di atas adalah bahwa semua manusia ditentukan swadharmanya (kewajibannya) menurut sifat dan watak kelahirannya. Oleh karena itu laksanakanlah kewajibanmu sendiri dengan baik, sebab dengan menyembah Tuhan melalui melaksanakan kewajiban masing-masing, maka kita akan memperoleh kesempurnaan. Janganlah melepaskan pekerjaan yang sesuai dengan diri meskipun ada kurangnya, karena semua usaha diselimuti oleh kekurangan-kekurangan, demikian disebutkan dalam Bhagawadgita. Pendapatmu Tulislah pendapatmu tentang kewajiban-kewajiban yang harus dilaksanakan oleh orang-orang di sekitarmu. Tulis pendapatmu dibuku kerjamu, bacakan di depan kelas! ___________________________________________________________ ___________________________________________________________ ___________________________________________________________ ___________________________________________________________ ___________________________________________________________ ___________________________________________________________ ___________________________________________________________ ___________________________________________________________ ___________________________________________________________ ___________________________________________________________ ___________________________________________________________ ___________________________________________________________ ___________________________________________________________ 122 Kelas VI SDMenulis Rangkuman Setelah mempelajari materi tentang Bhagawadgita, buatlah rangkuman secara singkat tentang isi kitab Bhagawadgita. Tulis dibuku kerjamu dengan panduan sebagai berikut : a. Pendahuluan ___________________________________________________________ ___________________________________________________________ ___________________________________________________________ ___________________________________________________________ ___________________________________________________________ ___________________________________________________________ ___________________________________________________________ ___________________________________________________________ ___________________________________________________________ ___________________________________________________________ ____________________________________________________________ b. Mengenal isi Kitab Bhagawadgita ___________________________________________________________ ___________________________________________________________ ___________________________________________________________ ___________________________________________________________ ___________________________________________________________ ___________________________________________________________ ___________________________________________________________ ___________________________________________________________ ___________________________________________________________ ___________________________________________________________ ____________________________________________________________ Buku Siswa Pendidikan Agama Hindu dan Budi Pekerti 123c. Makna yang terkandung dalam kitab Bhagawadgita ___________________________________________________________ ___________________________________________________________ ___________________________________________________________ ___________________________________________________________ ___________________________________________________________ ___________________________________________________________ ___________________________________________________________ ___________________________________________________________ ___________________________________________________________ ___________________________________________________________ d. Nilai-nilai yang terkandung dalam kitab suci Bhagawadgita ___________________________________________________________ ___________________________________________________________ ___________________________________________________________ ___________________________________________________________ ___________________________________________________________ ___________________________________________________________ ___________________________________________________________ ___________________________________________________________ ___________________________________________________________ ___________________________________________________________ ___________________________________________________________ 124 Kelas VI SDUji Kompetensi I. Silanglah (X) huruf a, b, c, atau d, di depan jawaban yang paling benar! 1. Kitab suci Bhagawadgita adalah merupakan Weda yang ke lima disebut dengan.... a. Pancamoweda b. Upanishad c. Itihasa d. Purana 2. Bhagawadgita adalah nyanyian suci disebut juga .... a. Manusmrti c. Catur Prawerti b. Gitopanishad d. Upanishad 3. Bhagawadgita terdiri dari ....Bab a.15 b.16 c.17 d.18 4. Bhagawadgita disabdakan oleh Shri Krishna kepada Arjuna saat .... a. penyamaran Pandawa b. Pandawa mengikuti sayembara c. Arjuna mengalami keragu-raguan di Kuru Ksetra d. penyamaran Pandawa di negeri Wirata 5. Menurut Bhagawadgita persembahan yang dilaksanakan sesuai dengan aturan kitab suci (sastra) disebut .... c. Tamasika yadnya a. Satwika yadnya d. Rajasuya yadnya b. Rajasika yadnya II. Isilah titik-titik berikut ini dengan jawaban yang benar! 1. Seseorang yang lahir dengan sifat Ketuhanan dalam Bhagawadgita disebut …. ............................................................................................................................. ............................................................................................................................. 2. Contoh sifat seseorang yang lahir dengan sifat-sifat buruk dalam Bhagawadgita disebut ................................................................................................................ ............................................................................................................................. 3. Contoh seseorang yang lahir dengan sifat Ketuhanan menurut Bhagawadgita antara lain ........................................................................................................... ............................................................................................................................. Buku Siswa Pendidikan Agama Hindu dan Budi Pekerti 1254. Suatu persembahan tidak akan berarti walaupun besar karena dilandasi oleh sifat ..................................................................................................................... ............................................................................................................................. 5. Kewajiban setiap orang ditentukan dari sifat ....................................................... masing-masing III. Jawablah pertanyaan berikut ini dengan benar! 1. Jelaskan makna seloka berikut! (diisi seloka dan terjemahannya). Apa saja yang dilakukan oleh seorang tokoh, itu adalah diikuti oleh yang lain- lainnya. Apa saja yang ia lakukan, dunia mengikutinya.” .................................... ............................................................................................................................. ............................................................................................................................. 2. Tulislah dan jelaskan cara-cara pelaksanaan yadnya menurut Bhagawadgita! ............................................................................................................................ ............................................................................................................................ ............................................................................................................................. 3. Jelaskan siapakah sesungguhnya Tuhan itu! ............................................................................................................................. ............................................................................................................................. ............................................................................................................................. 4. Sebutkanlah empat cara atau jalan untuk mendekatkan diri dengan Tuhan menurut Bhagawadgita! ............................................................................................................................. ............................................................................................................................. ............................................................................................................................. 5. Jelaskan arti dari Patram, Puspam, Phalam, Toyam. Jelaskan maksudnya! ............................................................................................................................. ............................................................................................................................. ............................................................................................................................. 126 Kelas VI SDFortofolio Menceritakan Pengalaman Nama : ________________________________________ Kelas : ________________________________________ Sumber : ________________________________________ Petunjuk Tulislah cerita pengalamanmu dalam melafalkan seloka-seloka Bhagawadgita! Jawab: ___________________________________________________________ ___________________________________________________________ ___________________________________________________________ ___________________________________________________________ ___________________________________________________________ ___________________________________________________________ ___________________________________________________________ ___________________________________________________________ ___________________________________________________________ ___________________________________________________________ ___________________________________________________________ ___________________________________________________________ ___________________________________________________________ ___________________________________________________________ ___________________________________________________________ Nilai Hari/Tanggal Paraf/Tanda tangan Orang Tua Guru Buku Siswa Pendidikan Agama Hindu dan Budi Pekerti 127DAFTAR PUSTAKA Gun gun. 2011. Bhagavadgita (terjemahan bergambar). Denpasar : ESBE. Gun gun. 2011. Sarasamuscaya (terjemahan bergambar). Denpasar : ESBE. Jendra, Wayan. 2009. Tokoh-Tokoh Cerdik Dalam Cerita Rakyat. Surabaya : Paramitha. Kanjeng, Nyoman, DKK. 2005. Sarascamusccaya. Surabaya : Paramitha Kautilya. 2003. Arthasastra, terj. Made Astana & C.S. Anomdiputro, Surabaya: Paramita. Komandoko, Gamal. 2010. Betapa Dahsyatnya Kutukan-Kutukan Dalam Kisah Mahabharata. Yogyakarta : Ircisod. Maswinara. 2002. Konsep Panca Śraddhā . Surabaya : Paramitha. Netra, A.Agung Oka. 2009. Tuntunan Dasar Agama Hindu. Denpasar : Widya Dharma Prasad, Ramananda. 2010. Intisari Bhagavadgita (untuk Siswa dan Pemula). Jakarta : Media Hindu. Pudja, Gede., Tjokorda Rai Sudharta. 2002. Manawa Dharma Śāstra, Compendium Hukum Hindu. Jakarta : Pelita Nursatama Lestari. Pudja. 2004. Bhagavadgita (Pancama Veda). Surabaya: Paramitha. Subagiasta. dkk. 1997. Acara Agama Hindu. Jakarta: Direktorat Jendral Bimas Hindu dan Buddha. Sudharta, Tjok Rai. 2007. Ajaran Moral Dalam Bhagavadgita. Surabaya : Paramitha Sudharta, Tjok, 2003, Slokantara Untaian Ajaran Etika, Surabaya : Paramitha, Sudirga, Ida Bagus, dkk. 2007. Widya Dharma Agama Hindu. Jakarta:Ganeca Exact Sumarni, Wayan, dkk. Widya Agama Hindu untuk kelas 4. Jakarta : Ganesa Exact. Surada, Made. 2008. Kamus Sanskerta Indonesia. Denpasar : Widya Dharma. Tim Penyusun. 2004. Buku Pelajaran Agama Hindu untuk SD Kelas 5. Surabaya:Paramita. Tim Penyusun. 2005. Kamus Besar Bahasa Indonesia, Jakarta : Balai Pustaka. Titib, I Made. 1998. Veda Sabda Suci. Surabaya: Paramitha. Wiana, I Ketut. dkk. Buku Paket Agama Hindu. Denpasar: CV. Kayumas Agung. 128 Kelas VI SDWidana . murba, Nyoman. 2007. Tuntunan Praktis Dharma Wacana bagi Umat Hindu. Surabaya : Paramitha. Zoetmulder, P.J. 2006. Kamus Jawa Kuna – Indonesia, terj. Darusuprapta, dan Sumarti Suprayitna, Jakarta:Gramedia. Zoetmulder. 2005. Adiparwa ( bahasa Jawa kuno dan Indonesia). Surabaya: Paramitha. Internet: http://majalahhinduraditya.blogspot.com/2010/04/dari-tri-rna-ke-panca-yadnya- sebuah.html, diunduh,11 Juni 2014 http://id.wikipedia.org/wiki/Tat_twam_asi, diunduh ,11 Juni 2014 http://bimashindusulteng.wordpress.com/2011/05/12/implementasi-ajaran-tat- twam-asi-dalam-kehidupan-sehari-hari/, diunduh, 11 Juni 2014 http://amakalah.blogspot.com/2013/01/makalah-tentang-tata-susila.html, diunduh, 11 Juni 2014 http://katahindu.wordpress.com/2012/06/18/sad-ripu-enam-musuh-dalam-diri- manusia/, diunduh, 11 Juni 2014 Buku Siswa Pendidikan Agama Hindu dan Budi Pekerti 129

GLOSARIUM Ahimsa tidak menyakiti /melakukan Matsarya dengki atau iri hati kekerasan semua makhluk hidup Moha mabuk,orang mabuk pikiran Atma percikan kecil dari Paramatman tidak berfungsi secara baik (Sang Hyang Widhi) Moksa kebebasan yang tertinggi yakni Bhagawadgita nyanyian Tuhan dalam bersatunya atman dengan Brahman bentuk sloka yang indah (Pancama Weda Panca Sradha lima macam keyakinan/ kepercayaan atau keimanan yang ha- Bhakti menghormat, sujud dan tunduk rus dipedomani oleh setiap umat Hindu dan melayani dengan tulus dalam kehidupannya Brahman sebutan untuk Sang Hyang Pitra Rna kesadaran berhutang kepa- Widhi da orang tua (ibu-bapak) Daksina penghormatan pada orang Prajapati Tuhan sebagai raja alam suci semesta Dewa Rna kesadaran berutang kepada Punarbhawa kelahiran kembali Tuhan Rsi Rna kesadaran berhutang kepada Drvya Yadnya pengorbanan harta ben- para Rsi atau orang-orang suci da milik sendiri secara tulus ikhlas Sarasamuscaya Inti Sari ajaran dari Itihasa bagian Kitab Weda berisi ten- agama Hindu tang kepahlawanan Tapa Yadnya pengorbanan dengan Jnana Yadnya pengorbanan melalui jalan mengendalikan indria terutama ilmu pengetahuan hawa nafsu Kama dalam Sad Ripu adalah nafsu Tat Twam Asi kamu adalah dia” atau atau keinginan yang negatif dia adalah kamu Karmaphala kebenaran adanya hukum Tri Rna tiga hutang atau kewajiban sebab akibat atau hasil dari perbuatan yang dimiliki manusia yang dibawa sejak lahir Kreta Jagadhita kesejahteraan dalam kehidupan Yadnya korban suci secara tulus ikhlas Krodha kemarahan, orang yang tidak Yoga Yadnya pengorbanan dengan bisa mengendalikan akan amarahnya jalan mengolah fisik Lobha tamak atau rakus yang sifatnya negatif Mahabharata ceritera tentang keluarga Pandawa dan Kurawa 130 Kelas VI SD



Page 2

Pendapatmu Menurut pendapatmu, dampak apakah yang ditimbulkan oleh perilaku seperti pada gambar 3.5, 3.6 dan 3.7? Tulis pendapatmu dikertas kerja, bacakan di depan kelas! Membaca D. Akibat Perilaku yang dipengaruhi Sad Ripu 1. Akibat Perilaku yang dipengaruhi Kama Kama artinya keinginan, nafsu, hasrat, kepuasan dan kesenangan. Setiap orang memiliki keinginan (kama) dalam dirinya. Keinginan atau kama itu hendaknya dipergunakan sebaik-baiknya. Jika keinginan itu terus dituruti sampai melampau batas, menyebabkan seseorang lupa akan dirinya. Maka akibatnya ia akan menjadi orang yang sombong, congkak, angkuh, egois dan tidak ingat lagi kepada Tuhan. Dia merasa bahwa hidup ini untuk mengejar kesenangan. Ia menghalalkan segala cara untuk memenuhi kesenangannya itu, tanpa memperhatikan ajaran kebenaran. Seseorang yang berperilaku demikian sengsara hidupnya. Dalam kitab Slokantara disebutkan sebagai berikut : “Tidak menyakiti, menguasai hawa nafsu, tidak mencuri, lima macam keharusan ini diajukan oleh Bhatara Rudra” (Slokantara,59:hal.15 ) 2. Akibat Perilaku yang dipengaruhi Lobha Lobha artinya tamak. Sesungguhnya setiap orang memiliki sifat tamak. Sifat tamak perlu dikendalikan agar tidak menimbulkan penderitaan bagi dirinya. Dalam kitab Sarasamuscaya disebutkan sebagai berikut : Buku Siswa Pendidikan Agama Hindu dan Budi Pekerti 45“Yawat metung kalobhan, niyata tan santosanikang wwang, tan santosa owa ya ta, niyata ta ya amngguh lara prihati, lawan mangkin wrddhi pangawecanikang indriya dening kalobhan, mangaweca pwang indriya, hilang tang kaprajnan, mwang salwirning aji pangangawruh nikang wwang, kadi kramaning aji tan sinwadhyaya” (Sarasamuscaya, 461) Terjemahan: “Semakin besar keluarnya kelobaan itu, pasti semakin besar ketidak puasan orang itu, jika orang tidak puas, tak dapat tiada ia mengalami kesedihan dan kedukaan yang semakin hebat pengaruh indria itu oleh kelobaan, jika indria itu mengacaukan pikiran, maka lenyaplah kebjaksanaan dan segala ilmu pengetahuan orang itu, sebagai halnya ilmu pengetahuan yang tidak diamalkan.” (Kajeng 1997:360) Sifat tamak atau lobha itu membuat orang benci kepada kita, maka itu hindarilah ia, dan menjadilah orang darmawan, pengasih dan penyayang. 3. Akibat Perilaku yang dipengaruhi Krodha Krodha artinya kemarahan. Sifat marah dimiliki oleh semua orang, oleh karena itu perlu dikendalikan. Kemarahan menyebabkan kita berkelahi, bertengkar, meyebabkan kita membunuh dan berbuat kejam kepada orang lain dan makhluk lainnya. Kemarahan juga menyebabkan pikiran kita bingung, sehingga sulit membedakan mana yang baik, mana yang buruk, dan akhirnya mengakibatkan penderitaan. Dalam kitab suci Sarasamuscaya disebutkan : “Lawan lwierning kakawaca dening krodha, tan wruh juga ya ri salah kenaning ujar, tatan wruh ya ring ulah larangan, lawan adharma, wenang uumajaraken ikang tan yukti wuwusakena” (Sarasamuscaya ,106) 46 Kelas VI SDTerjemahan “Selain dari pada itu, orang yang dikuasai oleh nafsu amarah, tidaklah dia mengetahui salah benarnya perkataan, tidak mengetahui tentang perbuatan terlarang dan yang bertentangan dengan dharma, sanggup mengatakan kata-kata yang tidak benar untuk dikatakan.” (Kajeng, 1997:92) Dalam Kitab Slokantara juga disebutkan sebagai berikut : Diantara burung-burung yang candala, tidak ada melebihi burung gagak, diantara binatang berkaki empat, tidak ada yang melebihi candalanya dari keledai liar. Diantara manusia yang candala tidak ada yang menandingi orang pemarah. Tetapi semua candala-candala ini dikalahkan oleh orang jahat. Ia adalah candala yang paling rendah, karena keinginannya hanya ingin menghancurkan sesama manusia dan perikemanusiaan.” (Slokantara 66;hal. 44). 4. Akibat Perilaku yang dipengaruhi Moha Moha artinya kebingungan. Kebingungan menyebabkan pikiran seseorang menjadi kacau dan gelap, sehingga seseorang tidak dapat membedakan mana yang baik dan mana yang buruk. Sesorang yang pikirannya kebingungan, maka dia akan cenderung berbuat negatif, dia tidak akan segan membunuh orang lain bahkan membunuh dirinya sendiri. Penyebab kebingungan itu banyak ditimpa kesusahan yang berat, kehilangan sesuatu yang dicintai, ada sesuatu yang menekan perasan, atau karena tidak dapat memecahkan masalah yang sedang dihadapinya. Kebingungan juga disebabkan oleh kemarahan. Maka hindarilah diri dari kebingungan, hendaknya seseorang mengendalikan pikirannya kearah yang positif. Dalam kitab Bhagawadgita menyebutkan: “krodhād bhavati saṁmohah, saṁmohat smrtivibhramah, smṛtibharaṁśad buddhināso, buddhināśāt pranaśyati” (Bhagawadgita, II, 63) Buku Siswa Pendidikan Agama Hindu dan Budi Pekerti 47Terjemahan: ” Dari kemarahan muncullah di dalam diri sendiri, dari kebingungan lalu kehilangan ingatan, dari kehilangan ingatan muncul kehancuran dari kebijaksanaan, dan dari kehancuran kebijaksanaan, ia akan hancur sendiri,” (I.B Mantra 1992; 36). 5. Akibat Perilaku yang dipengaruhi Mada Mada artinya mabuk. Penyebab mabuk itu banyak. Mabuk bisa disebabkan oleh minuman keras, oleh kepandaian, oleh kekayaan, kecantikan, semua itu menyebabkan orang menjadi lupa diri. Seseorang yang mabuk pikirannya menjadi gelap, dan cenderung berbuat yang bersifat negatif, yang mengakibatkan penderitaan bagi dirinya secara lahir dan batin. Oleh karena itu patut dihindari dengan cara selalu mengikuti petunjuk-petunjuk agama. Dalam kitab Sarasamuscaya disebutkan : “Tuwi pwa yan pamangun mada, apan tiga prasiddhaning amangun mada, ikang amuhara wulangun ring apunggung, pratyekanya, stri, annapanadi bhoga, aicwarya, nahan tang amangun, hana pwa jenek irika, ya tika aturu tan wring rat ngaranya” (Sarasamuscaya, 468) Terjemahan: “Sesungguhnya itu membuat kebingungan, sebab ketiga itu yang sesungguhnya membuat pikiran bingung, yang mengakibatkan kebingungan meskipun kepada orang yang bodoh, masing-masingnya yaitu, makanan, dan minuman yang lezat, kekuasaan, itulah yang menimbulkan mabuknya pikiran, jika ada orang yang suka dan terikat hatinya pada ke tiga itu, orang yang demikian disebut tidur nyenyak, tak sadar akan diri,” (Kajeng, 1997:366) 6. Akibat Perilaku yang dipengaruhi Matsarya Matsarya, artinya suka membenci, iri hati. Sikap iri hati dan membenci pada diri seseorang disebabkan oleh pandangan yang dangkal dan sempit. Sifat iri hati dan membenci mengakibatkan diri sengsara dan menderita dalam hidup ini. 48 Kelas VI SDKelebihan yang ada pada yang lain, janganlah dipandang sebagai sesuatu yang negatif bagi diri kita, tetapi pandanglah sebagai sesuatu yang membahagiakan semua orang. Dalam kitab Sarasamuscaya disebutkan : “Ikang wwwang irsya ri padanya janma tumon masnya, rupanya, wiryanya, kasujanmanya,, sukhanya, kasubhaganya, kalemanya, ya ta amuhara irsya iriya, ikang wwang mangkana kramanya, yatika prasiddhaning sangsara ngaranya, karaket laranya tan patamban” (Sarasamuscaya, 91) Terjemahan: ”Orang yang iri hati kepada sesama manusia, melihat emasnya, melihat wajahnya, melihat kelahiran yang utama, kesenangannya, keberuntungannya, dan keadaan yang terpuji, bila itu yang menyebabkan timbulnya iri hati, orang yang demikian itu sifatnya, sesungguhnya orang itu menderita namanya, terikat oleh derita yang tidak terobati,” (Kajeng, 1997:79) Simpulan Setelah membaca materi akibat perilaku yang dipengaruhi oleh Sad Ripu, buatlah kesimpulan ringkas dibuku kerjamu, bacakan di depan kelas! a. Akibat perlaku yang dipenaruli oleh Kama b. Akibat perilaku yang dipengaruhi oleh Lobha Buku Siswa Pendidikan Agama Hindu dan Budi Pekerti 49c. Akibat perilaku yang dipengauhi oleh Krodha d. Akbat perilaku yang dipengaruhi Moha e. Akibat perilaku yang dipengaruhi oleh Mada f. Akibat perilaku yang dipengaruhi oleh Matsarya Mengamati Amatilah gambar-gambar di bawah ini Sumber: Dokumen Kemdikbud Sumber: Dokumen Kemdikbud Gambar 3.8 Suasana makan bersama keluarga Gambar 3.9 Anak-anak berlatih menari 50 Kelas VI SDSumber: Dokumen Kemdikbud Sumber: Dokumen Kemdikbud Gambar 3.10 Seorang anak bermain Gambar 3.11 Seorang anak sembahyang di bersama adiknya Pura Sumber: Dokumen Kemdikbud Sumber: Dokumen Kemdikbud Gambar 3.12 Anak sedang minum susu Gambar 3.13 Suasana berdiskusi Mari Berdiskusi Diskusikan dengan teman kelompokmu tentang gambar 3.8, 3.9, 3.10, 3.11, 3.12, dan 3.13. Tulislah deskripsi masing-masing gambar berkaitan dengan upaya mengendalikan Sad Ripu! Tulis di buku kerjamu, bacakan di depan kelas! Buat seperti contoh di bawah ini. Gambar 3.8 : Buku Siswa Pendidikan Agama Hindu dan Budi Pekerti 51Gambar 3.9 : Gambar 3.10 : Gambar 3.11 : Gambar 3.12 : Gambar 3.13 : 52 Kelas VI SDMembaca E. Upaya Mengendalikan Diri dari Perilaku Sad Ripu Sebagaimana kita ketahui Sad Ripu adalah musuh-musuh yang ada dalam hati kita yang jauh lebih berbahaya dan sangat sulit untuk dikendalikan, dari pada musuh- musuh dari luar. Musuh-musuh itu harus dikendalikan, agar tidak mengakibatkan kesengsaraan dalam hidup kita. Adapun cara mengendalikan musuh-musuh itu adalah: pikiran dikendalikan kearah yang positif, laksanakan ajaran agama dengan baik dalam kehidupan kita, gunakanlah petunjuk kitab sastra sebagai pedoman dalam berbuat. Dengan pikiran yang baik dan positif, akan menimbulkan perkataan yang baik dan perbuatan yang baik. Satunya pikiran, perkataan dan perbuatan yang baik dan suci ini dijadikan sebagai dasar dari perilaku kita, maka musuh-musuh tersebut akan dapat kita kendalikan. Renungkanlah terjemahan seloka-seloka di bawah ini : yah śāstravidhim utsṛjya, vartate kāmakāratah, na sa siddhim avāpnoti, na sukham na parāṁ gatim” (Bhagawadgita XVI, 23) Terjemahan: “Akan tetapi ia yang menyampingkan hukum-hukum sastra dan berbuat seolah-olah didorong oleh keiginannya, ia tidak mendapatkan kesempurnaan maupun kebahagiaan atau tujuan yang tertinggi.” (I.B Mantra, 1992:225) “Tasmāc chastram pramānaṁ te, kāryākāryavyavasthintau, jῆātvā śāstravidhānoktaṁ, karma katum ihā ‘rhasi” (Bhagawadgita XVI, 24) Buku Siswa Pendidikan Agama Hindu dan Budi Pekerti 53Terjemahan: “Oleh karena itu pakailah sastra ini, sebagai pegangan hidup untuk menentukan apa yag harus diperbuat dan apa yang harus tidak diperbuat. Dengan mengetahui apa yang dikatakan oleh petunjuk-petunjuk sastra, engkau harus melakukan pekerjaan di dunia ini.” (I.B Mantra, 1992:225) Menulis Rangkuman Setelah mempelajari materi tentang Sad Ripu, buatlah rangkuman secara singkat tentang ajaran Sad Ripu dalam agama Hindu. Buatlah dibuku kerjamu, dengan panduan sebagai berikut a. Pendahuluan b. Mengenal Musuh-musuh dalam Diri 54 Kelas VI SDc. Contoh Perilaku Sad Ripu d. Akibat Perilaku yang Dipengaruhi Sad Ripu e. Upaya Mengendalikan Diri dari Perilaku Sad Ripu Buku Siswa Pendidikan Agama Hindu dan Budi Pekerti 55Uji Kompetensi I. Silanglah huruf a, b, c, atau d di depan jawaban yang benar! 1. Enam musuh yang ada dalam hati kita dalam agama Hindu disebut .... a. Sad Atatayi b. Sad Ripu c. Sad Wara d. Satwika 2. Kata Sad dalam Sad Ripu artinya .... a. enam b. lima c. empat d. tiga 3. Seseorang yang mengumbar nafsu dan keinginanya untuk mendapatkan sesuatu adalah contoh perilaku yang dipengaruhi oleh .... a. Kama b. Lobha c. Moha d. Mada 4. Bila keinginan terus dituruti menyebabkan seseorang menjadi .... a. bahagia b. senang c. lupa diri d. malu 5. Sifat tamak akan menyengsarakan diri sendiri, dalam Sad Ripu disebut .... a. Kama b. lobha c. Krodha d. Moha 6. Salah satu cara untuk dapat mengendalikan Sad Ripu adalah .... a. berbakti kepada Tuhan c. suka bermain b. malas belajar d. suka bertengkar 7. Kehendak Rahwana ingin menculik Sita, didorong oleh keinginan inderanya untuk memiliki Sita, walaupun dia tahu Sita sudah bersuami. Sifat jenis ini digolongkan sifat .... a. Matsarya b. Mada c. Lobha d. Krodha 8. Saran Dewi Drupadi yang menyarankan Yudistira membunuh Korawa, karena Dewi Drupadi dikuasai oleh sikap.... a. Matsarya b. Mada c. Krodha d. Kama 9. Sikap kera yang menghabiskan pisang yang dipetiknya tanpa berbagi dengan Kancil, sikap ini menunjukkan sikap ..... c. Moha d. Mada a. Lobha b. Krodha 10.Nasehat Yudistira kepada Bima yang menyarankan Bima, “nantikan lah hai Bima, seperti petani menantikan benih tumbuh menjadi padi.” Hal ini menunjukkan Yudistira dapat mengendalikan sikap ..... a. Lobha b. Moha c. Kama d. Krodha 56 Kelas VI SDII. Isilah titik-titik di bawah ini dengan jawaban yang benar! 1. Perkataan kasar yang ditujukan kepada Laksamana karena tidak mau pergi menolong Rama, menunjukkan Dewi Sita dipengaruhi oleh sikap .................... .......................... dalam Sad Ripu. 2. Sikap ingin memenuhi keinginan terus menerus menyebabkan seseorang ...... ............................................................................................................................ 3. Seseorang yang memandang kelebihan yang dimiliki oleh yang lain sebagai hal yang negatif, menunjukkan seseorang dipengaruhi oleh sifat ..................... ............................................................................................................................ 4. Kemarahan yang tidak terkendalikan dapat menimbulkan pikiran kita menjadi ............................................................................................................................ 5. Hal-hal yang menyebabkan mabuk adalah, kepandaian, kekayaan, kecantikan atau ketampanan dan ........................................................................................ III. Jawablah pertanyaan di bawah ini dengan singkat! 1. Jelaskan pengertian dari Sad Ripu! ........................................................................................................................... 2. Sebutkan contoh-contoh masing-masing bagian Sad Ripu dalam kehidupan! ........................................................................................................................... 3. Tulislah pernyataan dalam cerita, pada materi di atas yang menunjukkan Bima dipengaruhi oleh sikap Krodha! ........................................................................................................................... 4. Sebutkanlah cara mengendalikan diri dari Sad Ripu menurut ajaran Agama Hindu! ........................................................................................................................... 5. Apa hubungan upaya pengendalian Sad Ripu dengan Tri Kaya Parisudha? ........................................................................................................................... Buku Siswa Pendidikan Agama Hindu dan Budi Pekerti 57IV.Tulislah pengalamanmu dalam upaya mengendalikan Sad Ripu dalam kehidupanmu sehari-hari! Membuat Laporan Nama : ................................................................... Kelas : ................................................................... Nara Sumber : ................................................................... Petunjuk Buatlah laporan singkat hasil pengamatanmu di masyarakat, tentang pengaruh buruk Sad Ripu dalam diri seseorang dan masyarakat! Bacakan di depan kelas! Jawab : Nilai Hari/Tanggal Paraf/Tanda tangan Orang Guru 58 Kelas VI SDMembaca Ketum krnvan aketave, peso marya apesase, sam usadbhir ajayathah Terjemahan : Wahai umat manusia, engkau dilahirkan bersama fajar. Berilah pengetahuan kepada orang-orang yang bodoh dan berilah kecantikan kepada orang- orang yang buruk rupa. (Rgveda I.6.3) Imam dhiyam siksamanasya deva, kratum daksam varuna samsisadhi Terjemahan : Ya Sang Hyang Varuna, majukanlah intelek para siswa dan tanamkanlah pengetahuan dan ketangkasan kepada mereka. (Rgveda. VIII. 42.3) Buku Siswa Pendidikan Agama Hindu dan Budi Pekerti 59Membaca Visvani deva savitar, duritani parasuva Yad bhadram tan-na a suva Terjemahan : Ya, Tuhan Yang Maha Esa yang menciptakan semuanya, semoga Engkau menjauhkan kami dari semua kejahatan dan berkahilah kami dengan kebaikan yang bermanfaat bagi kami. (Yajurveda XXX. 30. 3) Pari magne duscaritad badhasva- a ma sucarite bhaja Terjemahan : Ya, Agni tahanlah diriku dari perbuatan-perbuatan jahat dan tujukan ke arah perbuatan-perbuatan yang berfaedah. ( Yajurveda IV. 28) 60 Kelas VI SDPelajaran 3 Ajaran Panca Sraddha Sebagai Penguat Keyakinan Sumber: Dokumen Kemdikbud Gambar 4.1 Keyakinan terhadap Tuhan dalam wujud Dewa Wisnu Buku Siswa Pendidikan Agama Hindu dan Budi Pekerti 61Mengamati Amati gambar-gambar berikut! Sumber: Dokumen Kemdikbud Gambar 4.2 Tempat suci Sumber: Dokumen Kemdikbud Gambar 4.3 Seoran Ibu yang sedang mengandung Sumber: Dokumen Kemdikbud Gambar 4.4 Anak kakinya cacat Sumber: Dokumen Kemdikbud Sumber: Dokumen Kemdikbud Gambar 4.5 Seorang wanita yang cantik Gambar 4.6 Roh yang disiksa dikawah candra rupawan gohmuka 62 Kelas VI SDMembaca A. Keyakinan dalam Agama Hindu Agama adalah suatu kepercayaan dan keyakinan terhadap ajaran-ajaran suci yang terdapat pada kitab suci yang diwahyukan oleh Sang Hyang Widhi. Agama Hindu memiliki tiga kerangka yang merupakan satu kesatuan yang tidak dapat dipisah-pisahkan. Sebagaimana halnya dengan tubuh manusia. Kepala tidak dapat dipisahkan dengan badan dan kaki, untuk membentuk tubuh manusia yang sempurna. Demikian pula dengan sebutir telur antara kulit, putih telur, dan kuning telur tdak dapat dipisahkan, untuk menjadi sempurna dan bisa menetas dengan baik. Adapun tiga kerangka itu adalah : 1. Tatwa adalah filsafat agama 2. Susila adalah etika agama 3. Upacara adalah ritual dalam agama Ketiga kerangka ini harus dimiliki dan dilaksanakan oleh umat Hindu. Jika ajaran filsafat agama saja dipelajari tanpa melaksanakan etika dan upacara, tidaklah sempurna. Demikian pula sebaliknya, jika melaksanakan upacara tanpa memperhatikan dasar-dasar etika dan filsafat agama, juga tidak sempurna. Jadi ketiga-tiganya harus dilaksanakan dalam kehidupan umat Hindu agar hidup kita menjadi sempurna. Selain ke tiga kerangka tadi, agama Hindu juga memiliki keyakinan yang sangat mendasar yang harus dipegang teguh oleh setiap umat Hindu. Setiap umat hendaklah memiliki keyakinan akan kebenaran isi kitab sucinya, tidak ada keragu- raguan, memahami, menghayati dan mengamalkannya dalam kehidupan. Dalam terjemahan salah satu seloka kitab suci Rg. Weda disebutkan: ” Api pengorbanan (persembahan) dinyalakan dengan keyakinan yang mantap (sraddha). Persembahan dihaturkan dengan keyakinan yang mantap (sraddha), yang memiliki nilai tertinggi dalam kemakmuran.” (Rg. Weda X.151.1) Dengan demikian, keyakinan itu sangatlah penting agar hidup kita makmur, sejahtera dan bahagia lahir batin. Buku Siswa Pendidikan Agama Hindu dan Budi Pekerti 63B. Bagian-bagian Panca Sraddha Dalam agama Hindu ada lima keyakinan yang harus dimiliki oleh setiap umat yaitu : 1. Widhi Tattwa atau Widhi Sraddha, yaitu keyakinan terhadap adanya Sang Hyang Widhi dengan berbagai manifestasiNya. 2. Atma Tattwa atau Atma Sraddha, yaitu keyakinan terhadap adanya Atma yang menghidupi semua makhluk. 3. Karma phala Tattwa atau Kramaphala Sraddha, yaitu keyakinan terhadap kebenaran adanya hukum sebab akibat, atau hasil dari perbuatan. 4. Punarbhawa Tattwa atau Punarbhawa Sraddha, yaitu keyakinan terhadap adanya kelahiran kembali. 5. Moksa Tattwa atau Moksa Sraddha, yaitu keyakinan terhadap kebebasan yang tertinggi yakni bersatunya Atman dengan Brahman. Kelima jenis keyakinan ini disebut Panca Sraddha, yang dipergunakan sebagai pedoman bagi umat Hindu di Indonesia sebagai pokok keimanan. Panca berarti lima, dan Sraddha berarti kepercayaan atau keyakinan. Jadi Panca Sradha artinya lima keyakinan atau kepercayaaan yang harus dimiliki oleh setiap umat Hindu. Pendapatmu Setelah membaca uraian tersebut, amati kembali gambar 4.2, 4.3, 4.4, 4.5 dan 4.6, diskripsikan berkaitan dengan Panca Sraddha ! Presentasikan di depan kelas! Gambar 4.2. _________________________________________________________________ _________________________________________________________________ _________________________________________________________________ _________________________________________________________________ Gambar 4.3. _________________________________________________________________ _________________________________________________________________ _________________________________________________________________ _________________________________________________________________ 64 Kelas VI SDGambar 4.4. _________________________________________________________________ _________________________________________________________________ _________________________________________________________________ _________________________________________________________________ Gambar 4.5. _________________________________________________________________ _________________________________________________________________ _________________________________________________________________ _________________________________________________________________ Gambar 4.6. _________________________________________________________________ _________________________________________________________________ _________________________________________________________________ _________________________________________________________________ Mengamati Perhatikan gambar di bawah ini! C. Contoh bagian-bagian Panca Sraddha 1. Contoh Keyakinan akan Keberadaan Sang Hyang Widhi (Widhi Tattwa) Sumber: Dokumen Kemdikbud Keyakinan terhadap Sang Gambar 4.7 Seorang anak sedang sembahyang Hyang Widhi dalam ajaran Panca di Pura sradha disebut Widhi Tattwa atau Widhi Sradha. Kata Widhi berasal dari bahasa Sansekerta yang artinya takdir, Sang Takdir, pencipta, Tuhan, ketuhanan dan perintah. Sedangkan tattwa artinya kebenaran, hakekat, kenyataan, filsafat dan sifat kodrati. Buku Siswa Pendidikan Agama Hindu dan Budi Pekerti 65Jadi Widhi Tattwa adalah filsafat ketuhahan, yang mempelajari secara mendalam tentang Tuhan Yang Maha Esa atau Sang Hyang Widhi dengan berbagai manifestasinya. Weda mengajarkan bahwa Tuhan itu adalah Esa (tunggal) adanya, namun ia meliputi segalanya, dan memiliki banyak nama. Ia berada pada segala yang ada di dunia ini. Dalam kitab suci Rg. Weda disebutkan: “Ekam sad wiprah bahuda wadantyagnim yaman matarisvanam ahuh.” (Rg. Weda I.164.46) Terjemahan: satu itu (Tuhan) orang bijaksana menyebut dengan banyak nama seperti Agni, Yama, Matarisvan. Sang Hyang Widhi adalah Dia yang Maha Kuasa, sebagai pencipta, pemelihara dan pemralina segala yang ada di alam semesta ini. Sang Hyang Widhi adalah asal mula dan kembalinya segala yang ada di alam semesta ini, maka ia disebut Sang Hyang Sangkan Paraning Dumadi. Dalam salah satu seloka kitab suci Bhagawadgita disebutkan : “etadyonini bhūtāni, sarvāni ‘ty upadhāraya, ahaṁ krtsnasya jagataḥ, prabhavaḥ pralayas tathāa” (Bhagawadgita VII, 6) Terjemahan: “ Ketahuilah bahwa semua makhluk ini asal kelahirannya di dalam alam-Ku ini. Aku adalah asal mula dari dunia ini dan juga kehancurannya (pralaya),” (I.B Mantra, 1992:116). Karena kemahakuasaannya Ia dapat berada di mana-mana sebagai pelindung yang agung dari semua ciptaannya. Maka dari itu sudah merupakan kewajiban bagi umat manusia untuk selalu sujud bakti kepada-Nya, meyakini keberadaan-Nya, melaksanakan semua petunjuk kitab suci Weda. Seseorang 66 Kelas VI SDyang terus menerus memuja Tuhan dengan sungguh-sungguh dia akan memperoleh kebahagian hidup. Seperti yang disebutkan dalam Bhagwadgita sebagai berikut, “teṣām jῆāni nityayukta, ekabhaktir viśiṣyate, priyo hi jῆānino ‘tyartham, ahaṁ sa ca mama priah” (Bhagawadgita VII,17) Terjemahan: ”Diantara ini orang yang bijaksana, yang selalu terus menerus bersatu dengan Hyang Suci, kebaktiannya hanya terpusat satu arah (Tuhan) adalah yang terbaik. Sebab Aku kasih sekali kepadanya dan dia kasih pada-Ku,” (I.B Mntra, 1992:121). Pendapatmu Tulislah pendapatmu tentang hubungan gambar 4.7 dengan uraian materi yang kamu baca. Tulis dibuku kerjamu, bacakan di depan kelas! ___________________________________________________________ ___________________________________________________________ ___________________________________________________________ ___________________________________________________________ Membaca Meyakini Keberadaan Sang Hyang Widhi melalui Tri Pramana Seseorang dapat meyakini keberadaan Sang Hyang Wdhi secara mendalam, dapat dilakukan melalui ajaran Tri Pramana yaituAgama (Sabda) Pramana, Anumana, Pramana, dan Prtyaksa Pramana. Dengan Agama (sabda) Pramana seseorang dapat meyakini adanya Sang Hyang Widhi melalui kesaksian yang disampaikan dalam kitab suci Weda. Apa yang disampaikan dalam kitab Weda itulah yang benar Buku Siswa Pendidikan Agama Hindu dan Budi Pekerti 67tidak perlu diragukan lagi. Disamping itu Agama Pramana juga mengajarkan seseorang meyakini adanya Tuhan melalui mendengar cerita-cerita yang disampaikan oleh orang-orang suci yang dipercaya tahu tentang Tuhan melalui penglihatan batinnya. Semua itu hendaklah dipercaya tanpa ada Sumber: Dokumen Kemdikbud keraguan lagi. Gambar 4.8 Seorang Rsi sedang memberi Seseorang dapat meyakini adanya wejangan kepada para sisyanya Tuhan dengan Anumana Pramana melalui suatu analisa yang logis dan sistematis terhadap segala sesuatu yang ada di alam semesta ini. Bila kita melihat adanya matahari, bulan, bintang, planet-planet, dan semua yang ada di alam ini tentu ada yang mencipta dan mengaturnya. Semua itu tidak mungkin ada, tanpa ada yang mencipakannya. Dan pada akhirnya timbulah kesimpulan bahwa semua itu diciptakan oleh Tuhan yang Maha Esa (Sang Hyang Widhi). Meyakini keberadaan Sang Hyang Widhi melalui Pratyaksa Pramana yaitu seseorang akan dapat meyakini adanya Tuhan dengan merasakan dan mengalaminya secara langsung. Hal ini dialami oleh para Rsi atau Maha Yogin yang sudah sempurna. Tuhan akan menampakkan dirinya kepada mereka Sumber: Dokumen Kemdikbud yang menyampaikan sabdanya untuk dilaksanakan dalam kehidupan sehari- Gambar 4.9 Seorang Rsi sedang bersemedhi hari. Menulis Pengalaman Tulislah pengalamanmu dibuku kerjamu, dalam menerapkan sikap keyakinan terhadap adanya Tuhan dalam kehidupanmu sehari-hari! ___________________________________________________________ ___________________________________________________________ ___________________________________________________________ ___________________________________________________________ 68 Kelas VI SDMembaca 2.Contoh Keyakinan akan Atma (Atma Tatwa) Sumber: Dokumen Kemdikbud Sumber: Dokumen Kemdikbud Gambar 4.10 Beberapa ekor binatang sedang Gambar 4.11 Seekor binatang yang mati mencari makan Sumber: Dokumen Kemdikbud Sumber: Dokumen Kemdikbud Gambar 4.12 Seorang wanita masih muda dan Gambar 4.13 Seorang nenek cantik Kata Atma berasal dari bahasa Sansekerta yang berarti jiwa atau roh. Atma adalah percikan-percikan kecil dari Parama Atma (Sang Hyang Widhi) yang berada dalam tubuh makhluk. Atma yang berada dalam tubuh manusia disebut jiwAtma. JiwAtmalah yang menghidupi tubuh manusia dan makhluk lainnya. Bila Atma meninggalkan tubuh, maka tubuh akan mati. Indra manusia tidak dapat bekerja tanpa ada Atma. Mata tidak dapat melihat tanpa adanya Atma. Lidah tidak dapat merasakan rasa jika tidak ada Atma. Kulit tak dapat merasakan rasa sentuhan, dan semua tidak dapat berfungsi bila tidak ada Atma. Bila seseorang sudah memasuki usia tua maka satu persattu indranya akan mati, seperti kuping menjadi tuli, rambut menjadi putih, mata tidak dapat melihat dengan jelas, tetapi tubuhnya masih hidup karena Atma masih bersemayam dalam tubuhnya. Tetapi bila Atma sudah tidak Buku Siswa Pendidikan Agama Hindu dan Budi Pekerti 69bersemayam lagi dalam tubuh manusia maka manusia akan mati. Bila badan terpisah dengan jiwAtma pada saat manusia mati, hanya badanlah yang hancur, tetapi jiwAtma tidak mati, ia akan mengalami surga dan neraka sesuai dengan baik buruk perbuatannya. JiwAtma juga tidak selama-lamanya di sana, ia akan mengalami kelahiran kembali dengan mengambil wujud sesuai dengan perbuatannya. Mari Berdiskusi Setelah mengamati gambar 4.10, 4.11, 4.12 dan 4.13, dan membaca uraian tersebut, diskusikan dengan teman kelompokmu, diskripsikan gambar berkaitan dengan uraian materi tersebut! Tulis hasilnya di buku kerjamu, bacakan di depan kelas! Membaca Sesungguhnya pada hakekatnya Parama Atma dan JiwAtma adalah satu adanya. Hal ini disebutkan dalam kitab Upanishad, “Brahma Atma aikyam” yang artinya bahwa Brahma dan Atma itu satu adanya. Parama Atma adalah sumber dan berakhirnya segala yang ada di alam semesta ini. Dalam kitab Bhagawadgita disebutkan: “aham ātmā gudākeśa, sarvabhūtāśyasthitaḥ, aham ādiś ca madyaṁ ca, bhūtānām anta eva ca” (Bhagawadgita X, 20) Terjemahan: “ O, Arjuna, Aku adalah Atma yang menetap dalam hati semua makhluk, aku adalah permulaan, pertengahan dan akhir dari semua makhluk.” (I.B Mantra, 1992:264) 70 Kelas VI SDIa dapat mengatasi pengaruh maya, sehingga dia tidak pernah lupa. Sedangkan JiwAtma pada dasarnya adalah suci, tetapi setelah bersatu dengan tubuh makhluk ia mengalami awidya, ia melupakan sifat aslinya, ia terpengaruh oleh sifat-sifat tubuh yang dihidupinya. Atma itu tetap sempurna, tetapi manusia itu sendiri tidaklah sempurna, karena manusia lahir dalam keadaan awidya. Manusia tidak luput dari hukum kematian, dan Atma tidak akan mati. Dalam kitab Bhagawadgita disebutkan: “na jāyate mriyate vā kadācin, nā’ yaṁ bhūtvā vā na bhūyah, ajo nityah sāsvato’yaṁ purāno, na hanyamāne śarire” (Bhagawadgita, II, 20) Terjemahan: ”Ia tidak pernah lahir pun tidak pernah mati kapanpun, pun tidak pernah muncul dan lagi tidak pernah menghilang. Ia adalah tidak mengenal kelahiran, kekal, abadi dan selalu ada. Ia tidak dapat dibunuh bila badan dibunuh.” (I.B Mantra, 1992:23) Dengan demikian Atma tidak akan mati walaupun manusia telah mati, karena Atma pada hakekatnya adalah sempurna. Adapun sifat-sifat Atma, sesuai dengan yang disebutkan dalam kitab Bhagawadgita adalah sebagai berikut: 1. Achodya artinya tak terlukai oleh senjata 2. Adahya artinya tak terbakar oleh api 3. Akledya artinya tak terkeringkan oleh angin 4. Acesyah artinya tak terbasahkan oleh air 5. Nitya artinya abadi 6. Sarwagatah artinya dimana-mana ada 7. Sthanu artinya tak berpindah-pindah 9. Acala artinya tak bergerak 10. Sanatana artinya selalu sama 11. Ayakta artinya tak dilahirkan 12. Achintya artinya tak terpikirkan 13. Awikara artinya tak berubah, sempurna tidak laki-laki ataupun prempuuan. Buku Siswa Pendidikan Agama Hindu dan Budi Pekerti 71Dalam terjemahan salah satu seloka Bhagawadgita disebutkan sebagai berikut : “acchedyayam adāhyo yam, akledyo’śoṣya eva ca, nityah sarvagatah sthānur, acalo’yam sanātanaḥ” (Bhagawadgita II, 24) Terjemahan: “Ia tidak dapat dipotong, ia tidak dapat dibakar, ia tidak dapat dibasahi maupun dikeringkan. Ia abadi, berada di mana-mana, tidak berobah dan bergerak. Ia adalah selalu sama.” (I.B Mantra, 1992:24) “avyato’yam acintyo’yam, avikāryo’yam ucyate, tasmād evaṁ viditvai’naṁ, nā’nuśocitum arhasi” ( Bhagawadgita, II. 25) Terjemahan: “Ia dikatakan tidak terwujud, tidak terpikirkan, tidak berobah. Oleh karena itu, mengetahui Ia demikian, engkau seharusnya tidak bersedih hati.” (I.B Mantra, 1992:24) Dengan demikian pada saat jiwAtma terpisah dengan badan pada saat manusia mati, janganlah bersedih, karena jiwAtma tetap hidup, ia akan mengalami sorga dan neraka, dan akan lahir kembali kedunia dengan wujud sesuai dengan karma phalanya. 72 Kelas VI SDDiskusi Bersama Orang Tua Diskusikanlah bersama orang tuamu atau tokoh Hindu yang ada di lingkungan sekitarmu, tentang upaya-upaya menerapkan keyakinan terhadap Atma dalam kehidupan sehari-hari. Tulis hasilnya dibuku kerjamu, bacakan di depan kelas! Mengamati Amatilah gambar-gambar di bawah ini! Sumber: Dokumen Kemdikbud Sumber: Dokumen Kemdikbud Gambar 4.14 Anak kakinya cacat Gambar 4.15 Suasana makan bersana keluarga Sumber: Dokumen Kemdikbud Sumber: Dokumen Kemdikbud Gambar 4.16 Seorang pengemis kurus Gambar 4.17 Seorang pejabat yang dan kumal dielu-elukan oleh rakyat Buku Siswa Pendidikan Agama Hindu dan Budi Pekerti 73Membaca 3. Contoh Keyakinan akan Karma Phala Karma Phala berasal dari bahasa Sansekerta yang terdiri dari kata “Karma” yang artinya perbuatan, dan “Phala” yang artinya buah atau hasil. Jadi Karma Phala artinya hasil dari perbuatan seseorang. Manusia hidup selalu berbuat, karena berbuat atau bekerja adalah kodrat manusia didorong oleh kekuatan alam. Dalam terjemahan seloka kitab suci Bhagawadhita disebutkan sebagai berikut, “na hi kaścit kṣanam api, jātu tiṣṭhaty akarmakṛṭ, kāryate hy avaśah karma, sarvah prakṛtijairguṇaiḥ” (Bhagawadgita, III. 5) Terjemahan: ” Sebab siapun tidak akan dapat tinggal diam, meskipun dengan sekejap mata, tanpa melakukan pekerjaan. Tiap-tiap orang digerakkan oleh dorongan alamnya, dengan tidak berdaya apa-apa lagi.” (I.B Mntra, 1992:11) “niyataṁ kuru karma tvaṁ, karmajyāyo hy akarmaṇaḥ, śarirayātrā’pi ca te, na prasi dhyed akarmaṇaḥ” (Bhagawadgita, III.8) Terjemahan: ” Lakukanlah pekerjaan yang diberikan padamu, karena melakukan perbuatan itu lebih baik sifatnya dari pada tidak melakukan apa-apa. Sebagai juga untuk memelihara badanmu, tidak akan mungkin jika engkau tidak bekerja.” (I.B Mantra, 1992:42) 74 Kelas VI SDDisadari atau tidak perbuatan itu pasti mempunyai akibat. Semua aktivitas yang kita lakukan baik berupa pikiran, perkataan, maupun perbuatan pasti mendatangkan akibat atau hasil. Baik buruk perbuatan itu ditentukan oleh hasil yang ditimbulkan. Akibat dari perbuatan itu ada yang menyebabkan orang lain senang, dan ada juga yang menyebabkan orang lain susah atau marah. Kita percaya bahwa perbuatan yang baik akan membawa hasil yang baik. Demikian pula sebaliknya perbuatan yang buruk mendatangkan hasil yang buruk. Akibat yang baik akan memberikan kesenangan dan kebahagiaan, misalnya lahir dalam keluarga yang rukun, lahir dengan wajah rupawan, lahir menjadi anak pintar dan dihormati. Sebaliknya akibat yang buruk akan memberikan kesusahan dan kesengsaraan, misalnya lahir di keluarga yang selalu kesusahan, miskin, sengsara, cacat, buruk rupa dan lain-lain. Pendapatmu Setelah mengamati gambar 4.14, 4.15, 4.16 dan 4.17, dan membaca materi tentang Karma Phala, diskusikan dengan teman kelompokmu kaitan gambar dengan materi yang kamu baca. Deskripsikan masing-masing gambar. Tulis pendapatmu dibuku kerjamu, bacakan di depan kelas! Membaca Perbuatan baik mendatangkan hasil yang baik, perbuatan buruk mendatangkan hasil yang buruk. Di suatu desa hiduplah seorang janda dengan dua orang anak perempuan, yang satu bernama Putri, dan yang satunya bernama Murti. Sifat ke dua anak ini sangat berbeda. Putri adalah seorang anak yang baik, rajin bekerja dan penurut. Sedangkan Murti adalah anak yang malas, pesolek, culas, dan suka memfitnah. Pada suatu hari mereka diberi Sumber: Dokumen Kemdikbud tugas oleh ibunya untuk menumbuk padi, dari menjemur sampai menjadi Gambar 4.18 Putri sedang mencuci pakaian di beras. Ibunya pergi ke pasar untuk sungai Buku Siswa Pendidikan Agama Hindu dan Budi Pekerti 75menjual hasil kebunnya. Putri dari pagi sudah bekerja memasak, mencuci piring, dan mencuci pakaian. Sedangkan Murti diam saja, hanya mengaca, bersolek, dan bermalas-malasan. Setiap disuruh bekerja dia selalu menolak. Sampai selesai Putri menumbuk padi dan sudah menjadi beras, Murti tidak mau membantu. Setelah selesai menumbuk padi, Putri pergi ke sungai mandi sambil mencuci. Setelah Putri pergi mandi, Murti mengotori badannya dengan dedak di tempat Putri menumbuk padi. Sesampai ibunya di rumah sepulang dari pasar, Murti mengatakan kepada ibunya bahwa dialah yang bekerja dari tadi, sedangkan Putri hanya malas-malasan, dan bersolek saja tidak mau membantu. Ibunya terkejut mendengar dan marah. Sepulang dari mandi Putri dimarahi oleh ibunya, dan disuruh pergi dari rumah. Murti sangat senang hatinya melihat Putri dimarahi oleh ibunya. Putri menangis sedih. Walaupun dia tahu dirinya difitnah oleh saudaranya, tetapi Putri tidak melawan, justru dia mengikuti apa kata ibunya. Putri lalu pergi dari rumah dengan hati sedih. Dia berjalan tidak tentu arah. Dalam perjalanan dia selalu berdoa kepada Tuhan supaya dianugerahi keselamatan, dan dia juga mendoakan ibu dan saudaranya hidup bahagia di rumah. Diceritakan perjalanan Putri sampai di sebuah hutan. Di bawah pohon Putri duduk beristirahat sambil menangis dan menahan rasa laparnya. Tiba-tiba datanglah seekor burung memberikan hadiah emas dan permata yang banyak kepada Putri. Burung itu berpesan jika Putri pulang jangan pulang ke rumah ibunya, sebaiknya Putri pulang ke rumah neneknya di desa. Akhirnya Putri pulang ke rumah neneknya sesuai pesan si burung tadi. Diceritakan akhirnya Murti mendengar berita bahwa Putri tinggal di rumah neneknya hidup bahagia dan kaya raya. Murti datang ke rumah neneknya untuk minta sebagian kekayaan Putri, tapi Putri tidak memberikannya. Pulanglah Murti dengan hati kecewa. Sesampainya di rumah dia berkata,” Ibu pukullah aku, marahilah aku, aku akan pergi ke hutan agar aku mendapat kekayan seperti Putri.” Ibunya memukul Murti, dan memarahinya. Murti merobek-robek pakaiannya, dan mengotori dengan lumpur, lalu pergi ke dalam hutan pura-pura menangis. Datanglah seekor burung mendekatinya. Murti sangat senang dalam hatinya, karena yakin akan diberi hadiah oleh burung itu sama seperti Putri. Burung itu berkata,” Aku akan berikan hadiah kepadamu, pejamkanlah matamu.” Dengan senang hati Murti memejamkan matanya, berharap akan mendapatkan kekayaan yang berlimpah. Burung itu lalu mematuk badan Murti dan menghadiahi semua binatang yang berbisa, seperti ular, lipan, kalajengking, tawon dan lain-lain. Sekarang bukalah matamu, “kata burung itu.” Setelah Murti membuka matanya, betapa terkejutnya dia karena semua binatang berbisa itu menyengat tubuhnya. Dia menangis sejadi-jadinya, tetapi tidak ada yang 76 Kelas VI SDmenolongnya. Ampun, ampun maafkan aku, aku berdosa,” demikian katanya sambil menangis.” Lama kelamaan bisa binatang itu masuk dan menggerogoti tubuhnya, akhirnya Murti meninggal dunia. Demikianlah upah orang yang selalu berbuat buruk menyebabkan orang lain susah dan sengsara. Simpulan Setelah membaca cerita di atas, berilah kesimpulan terkait cerita tersebut. Tulis pada buku kerjamu, bacakan di depan kelas! ___________________________________________________________ ___________________________________________________________ ___________________________________________________________ ___________________________________________________________ ___________________________________________________________ Membaca Kita berhak membuat hidup kita yang akan datang bahagia Hukum Karma phala tidak menyebabkan kita putus asa dan menyerah pada nasib, melainkan hukum Karma phala merupakan suatu hal yang positif dan dinamis. Kita harus menyadari bahwa penderitaan yang kita alami sekarang adalah sebagai akibat perbuatan kita terdahulu. Penderitaan itu suatu saat pasti akan berakhir, dan diganti dengan kebahagiaan. Kita berhak membuat hidup kita mendatang bahagia, dengan selalu berbuat baik walaupun dalam keadaan menderita. Perbuatan yang baik sekarang pasti akan mendatangkan kebaikan dan kebahagiaan di masa yang akan datang, karena hukum Karma phala itu ada tiga macamnya yaitu : 1. Sancita Krama phala, adalah hasil perbuatan kita dalam kehidupan terdahulu belum habis dinikmati, dan merupakan benih yang menentukan kehidupan kita yang sekarang. 2. Prarabda Karma phala, adalah akibat dari perbuatan kita sekarang langsung dinikmati tanpa ada sisanya. 3. Kriyamana Karma phala, adala hasil perbuaan yang tidak sempat dinikmati pada saat berbuat, sehingga harus diterima pada kehidupan yang sekarang. Buku Siswa Pendidikan Agama Hindu dan Budi Pekerti 77Dengan demikian kita tidak perlu menyesal dan sedih akan penderitaan yang kita terima dalam kehidupan sekarang ini, karena itu sudah merupakan hukum yang harus kita terima sebagai akibat perbuatan kita dalam kehidupan terdahulu. Kebahagiaaan hidup sekarang maupun yang akan datang kita sendiri yang menentukan, asalkan kita selalu berbuat baik dalam keadaan menderita maupun dalam keadaan beruntung. Kita juga tidak boleh lupa untuk selalu sujud bakti kepada Sang Hyang Widhi, karena Ia lah yang menentukan phala dari karma yang telah kita perbuat, macam phala dan kapan memetiknya semua ditentukan oleh Sang Hyang Widhi. Kita hendaknya menggunakan kesempatan pada hidup yang sekarang ini untuk berbuat baik agar hidup kita bahagia di masa yang akan datang. Dalam terjemahan seloka kitab suci Sarasamuscaya disebutkan sebagai berikut : “Apan ikang dadi wwang, uttama juga ya, nimittaning mangkana, wenang ua tumulung awaknya sangkenga sangsara, makasadhananing cubhakarma, hinganing kottamaning dadi wwang ika” (Sarasamuscaya, 4) Terjemahan: “ Sebab menjadi manusia sungguh utama juga, karena itu, ia dapat menolong dirinya dari keadaan samsara dengan jalan karma yang baik, demikian keistimewaan menjadi manusia.” (Kajeng, 1997:11) “Ikang tang janma wwang, ksanikaswabhawa ta ya, ta pahi lawan kedapning kilat, durlabha towi, matangyan pongakenaya ri kagawayaning dharmasadhana, makasarananing manacanang sangsara, swargaphala kunang” (Sarasamuscaya, 9) Terjemahan: “ Menjelama menjadi manusia itu, sebentar sifatnya, tak beda dengan kerdipan petir, sungguh sulit, karenanya pergunakanlah itu untuk melakukan dharma sadhana yang menyebabkan musnahnya penderitaan, surgalah pahalanya itu.” (Kajeng, 1997:14). 78 Kelas VI SDMenulis Pengalaman Tulislah pengalamanmu berkaitan dengan keyakinan terhadap Karma phala. Tulis pada buku kerjamu, bacakan di depan kelas! Mengamati Perhatikan gambar di bawah ini Sumber: Dokumen Kemdikbud Sumber: Dokumen Kemdikbud Gambar 4.19 Ibu sedang menyusui bayi Gambar 4.20 Orang menari, bermain musik, orang bernyanyi Sumber: Dokumen Kemdikbud Sumber: Dokumen Kemdikbud Gambar 4.21 Seseorang dengan tubuh kurus Gambar 4.22 Seorang anak memberi sedekah dan kumal kepada pengemis Buku Siswa Pendidikan Agama Hindu dan Budi Pekerti 79Membaca 4. Contoh Keyakinan akan Punarbhawa Sradha yang ke empat dari agama Hindu adalah percaya adanya Punarbhawa, yaitu kelahiran yang berulang-ulang dari satu kehidupan ke kehidupan yang lain. Secara rasio sangat sulit dibuktikan Punarbhawa itu, karena berada di luar batas pemikiran kita. Oleh karena itu ajaran Punarbhawa itu harus diyakini dengan keimanan. Kelahiran yang berulang-ulang di dunia ini menimbulkan suka dan duka. Adanya kelahiran berulang-ulang disebabkan karena JiwAtma masih dipengaruhi oleh kenikmatan duniawi, dan kematian selalu diikuti oleh kelahiran, demikian sebaliknya kelahiran selalu diikuti oleh kematian. Kelahiran, hidup dan mati secara berulang-ulang sesungguhnya itu adalah penderitaan, yang disebabkan oleh perbuatan kita pada kehidupan terdahulu. Karma atau perbuatan yang kita lakukan terdahulu akan menimbulkan bekas (wasana) yang melekat pada badan astral (jiwAtma), dan inilah yang menimbulkan adanya Punarbhawa. Jika bekas-bekas itu adalah keduniawian misalnya kemewahan, dendam dan yang lainnya maka jiwAtma akan gampang ditarik oleh hal-hal duniawi itu, dan jiwAtma mengalami kelahiran kembali. Simak cerita di bawah ini: Ikatan keduniawian menimbulkan Punarbhawa Setelah Bhisma memenangkan sayembara maka dia menyerahkan Dewi Amba dan Dewi Ambika kepada Citrangada, dan Dewi Ambalika kepada Citrawrya. Dewi Amba menolak diserahkaan kepada Citrangada, karena Bhismalah yang memenangkan sayembara, maka Bhismalah yang berhak mengambilnya menjadi istri. Tetapi Bhisma menolak, dan menjelaskan bahwa ia telah bersumpah sukla brahmacari. Dia menyarankan Dewi Amba untuk memilih salah satu dari adiknya. Dewi Amba tetap menolak memilih salah satu adik Bhisma, dan bersikeras menuntut Bisma untuk mengawininya. Bhisma berusaha menghindar dari Dewi Amba, maka Bhisma dengan sembunyi- sembunyi pergi ke luar kota dan bersembunyi di pertapaan Bhagawan Parasu Rama. Dewi Amba akhirnya berhasil menemukan jejak Bhisma di pertapaan Bhagawan Parasu Rama. Dewi Amba menjelaskan kepada Bhagawan Parasu Rama mengapa dia mengejar Bhisma. Setelah mendengar penjelasan Dewi Amba, lalu Bhagawan Parasu Rama menyarankan Bhisma memenuhi keinginan Dewi Amba. Bhisma menolak saran tersebut. Karena Bhisma menolak, Bhagwan Parasu Rama marah 80 Kelas VI SDdan menyuruh Bhisma pergi dari pasramannya. Bhisma lalu pergi dari pasraman, Dewi Amba terus mengikutinya. Iapun membentangkan panahnya ke arah Dewi Amba dengan maksud menakut-nakuti, namun Sang Dewi tidak bisa ditakut-takuti. Karena terlalu lama memegang panah, tangan Bhisma menjadi berkeringat, tanpa sengaja terlepaslah panahnya mengenai dada Dewi Amba. Sebelum meninggal Dewi Amba sempat berkata, “ Kanda Bhisma, demi cinta saya kepada kakanda saya selalu mengikuti kakanda, namun kakanda malah membunuh saya. Pada penjelmaan saya yang akan datang, saya akan menuntut balas membunuh kakanda.” Dewi Amba menjelma menjadi Srikandi, dan pada perang Bharata Yudha dia bersama Arjuna berhasil membunuh Bhisma. Jadi Dewi Amba mengalami kelahiran yang berulang karena ditarik oleh kekuatan duniawi yaitu rasa dendamnya kepada Bhisma. Simpulan Buatlah kesimpulan dari cerita tersebut pada buku kerjamu berkaitan dengan keyakinan terhadap Punarbhawa. Bacakan di depan kelas. Membaca Punarbhawa sesungguhnya adalah merupakan pergantian badan yang lama ke badan yang baru bagi Atma yang dialaminya dari kehidupan yang lain. Dalam terjemahan seloka Bhagawadgita disebutkan sebagai berikut : “vāsāmsi jirnani yathā wihāya, navāni grhnati naro’parāni, tathā sarirani vihāya ‘jirnany, ānyani samyati navāni dehi” ( Bhagawadgita, II,22) Terjemahan: “Sebagaimana seseorang melemparkan bajunya yang sudah robek, dan memakai yang baru lainnya, demikian juga keadaan jiwa sejati, JiwAtma membuang badan yang telah hancur dan mengambil yang lainnya.” (I.B Mantra, 1992:23) Buku Siswa Pendidikan Agama Hindu dan Budi Pekerti 81“sribhagavan uvaca: bahūni me vyantitāni, janmāni tava ca ‘rjuna’ tany ahaṁ veda sarvāni, na tvam vitha paramtapa” ( Bhagawadgita, IV.5) Terjemahan: “ Banyak kehidupan yang Ku-telah jalani dan demikian pula engkau, O, Arjuna. Semua kelahiran itu Aku ketahui, tetapi engkau tidak mengetahuinya, O, Arjuna.” (I.B Mantra, 1992:61) Semua orang sudah mengalami kelahiran yang berulang-ulang, tetapi mereka tidak mengetahui karena gelap/lupa diri (awidya). Misalnya sorang bayi yang sejak baru lahir telah bisa menyusu pada ibunya tanpa dilatih, itu suatu pertanda bahwa dia telah memiliki pengalaman pada kelahirannya terdahulu. Adanya kelahiran manusia yang dalam kelahirannya sekarang memiliki kegemaran yang berbeda- beda, itu pertanda bahwa mereka telah memiliki pengalaman-pengalaman tentang kegemarannya itu pada kehidupannya yang sudah-sudah, tetapi mereka tidak mengingatnya karena Awidya. Hanya Tuhanlah yang mengetahui kelahiran yang berulang-ulang itu. Dalam agama Hindu Tuhan juga dikatakan mengalami kelahiran yang berulang-ulang. Kelahiran Tuhan secara berulang-ulang disebut Awatara. Tujuannya adalah untuk menegakkan Dharma di dunia ini. Dalam terjemahan seloka kitab Bhagawadgita disebutkan sebagai berikut: “ajo ‘pi sann avyayātmā, bhūtānām iśvaro ‘pi san, prakṛtim svām adhiṣṭāya, sambhavāmy ātmamāyayā” (Bhagawadgita, IV. 6) Terjemahan: ” Meskipun Aku-tidak terlahirkan, dan sifat Ku kekal dan menjadi Iswara dari segala makhluk akan tetapi Aku, dengan memegang teguh pada sifat-Ku, Aku datang menjelma dengan jalan maya-Ku.” (I.B Mantra, 1992:61) 82 Kelas VI SD“yadā-yadā hi dharmasya, glānir bhavati bhārata, abhyutthānam adharnmsya, tadā ‘tmānaṁ sṛjāmy aham” ( Bhagawadgita, IV.7) Terjemahan “O,Bharata, bilamana dharma di dunia ini hilang, dan adharma makin menguasai dunia, pada waktu itu Aku menjelmakan diri-Ku.” (I.B.Mantra, 1992:62) “paritrānāya sādhūnaṁ, vināsāya ca duṣkṛtāma, dharmasaṁsthāpanarthāya, sambhavāmi yuge-yuge” ( Bhagawadgita, IV.8) Terjemahan “ Untuk memberi perlindungan kepada yang baik, dan membasmi yang jahat dan untuk membangkitkan perasaan keadilan dan kebaikan Aku menjelma pada tiap-tiap jaman.” (I.B Mantra, 1992:63) Sedangkan tujuan manusia mengalami kelahiran yang berulang-ulang adalah untuk memperbaiki karmanya agar dapat menyatu dengan asalnya yaitu Tuhan. Dalam kelahiran yang berulang-ulang Atma memilih tubuh yang berbeda-beda sesuai dengan karmanya, sehingga terjadilah keadaan berbeda pada setiap kelahiran ke kelahiran yang lainnya. Bila kita amati kehidupan manusia di dunia ini, maka akan terlihat perbedaan-perbedaan kehidupan diantara manusia yang satu dengan manusia yang lainnya. Misalnya, ada yang lahir dalam keadaan cacat jasmaninya, ada yang lahir dengan keadaan jasmani dan rohani yang sempurna, ada yang lahir penuh penderitaan dalam hidupnya, ada yang lahir dipenuhi dengan kemewahan, cantik rupawan, dan berkuasa. Semua itu ditentukan oleh karmanya sendiri. Dalam terjemahan seloka kitab suci Sarasamuscaya disebutkan sebagai berikut: Buku Siswa Pendidikan Agama Hindu dan Budi Pekerti 83“Kunang ikang wwang gumaway ikang cubhakarma, janmanyan sangke ring wsarga delaha, litu hayu maguna, syjanma sugih, mawirya, phalaning cubhakarmawasana tinemunya” (Saramamuscaya, 22) Terjemahan: ” Adapun orang berbuat baik, kelahiran dari surga kelak menjelma menjadi orang yang rupawan, gunawan, muliawan, hartawan dan berkuasa, pahala dari perbuatan baik yang diperolehnya.” (Kajeng, 1997 :19). Adanya perbedaan-perbedaan kehidupan manusia yang lahir ke dunia ini bukanlah karena suatu kebetulan, bukan karena keturunan, bukan karena pengaruh pendidikan, melainkan karena faktor karma yang dilakukan pada masa hidupnya yang lampau. Bakat dan pembawaan yang dimiliki pada kelahiran yang sekarang adalah merupakan pengalaman pada masa kelahirannya terdahulu. Hal ini menunjukkan tentu ada kelahiran sebelumnya, kelahiran sekarang, kelahiran masa yang akan datang. Kelahiran yang sekarang akan menjadi masa lampau pada kelahiran yang akan datang. Jadi dengan demikian jelaslah bahwa Punarbhawa itu ada dan harus diyakini oleh umat Hindu berdasarkan keimanan. Mari Berdiskusi Amati kembali gambar 4.19, 4.20, 4.21 dan 4.22, diskusikanlah dengan teman kelompokmu, kaitan gambar dengan materi yang kamu baca! Tulis hasilnya pada buku kerjamu, bacakan di depan kelas! Diskusi bersama tokoh agama Hindu Tanyakanlah kepada tokoh agama Hindu yang ada di lingkunganmu, tentang tanda-tanda adanya kelahiran yang berulang-ulang pada kelahiran manusia yang sekarang. Tulis hasilnya dibuku kerjamu, dan laporkan di depan kelas! 84 Kelas VI SDMengamati Perhatikan gambar berikut! Sumber: Dokumen Kemdikbud Gambar 4.23 Seorang anak sedang menerima piala Membaca 5. Contoh Keyakinan akan Moksa Moksa merupakan sraddha yang kelima dalam agama Hindu. Moksa adalah tujuan terakhir yang ingin dicapai oleh umat Hindu. Dalam kitab suci disebutkan, “Moksartham jagadhita ya ca iti dharmah” Yang artinya tujuan dari agama (dharma) adalah untuk mencapai Moksa (mokartham), dan kesejahteraan umat manusia (jagadhita). Kata “Moksa” berasal dari bahasa Sansekerta yang artinya kebebasan dari ikatan keduniawian, bebas dari karmaphala, bebas dari penderitaan, bebas dari punarbhawa, dan akhirnya Atma menyatu dengan Tuhan. Ia tidak mengalami kelahiran kembali, ia bebas dari belengggu maya. Jadi Moksa adalah bersatunya Atma dengan Brahman (Tuhan), suka tanpa wali duka. Moksa bukan saja dapat dicapai ketika manusia mengakhiri hidupnya di dunia ini ( meninggal ), tetapi Moksa juga dapat dicapai di dunia ini ketika manusia masih hidup, namanya Jiwan mukti yaitu Moksa semasih hidup. Jiwan Mukti ini tercapai bila sudah bebas dari ikatan keduniawian. Dia tidak merasa senang dengan mendapatkan kesenangan, demikan juga dia tidak merasa susah dengan mendapatkan kesusahan. Semua itu diterima dengan rasa bersyukur. Apapun yang dimiliki, apapun yang diterima, dia tetap menikmatinya dengan senang hati, dia tidak pernah menyesali, dia dapat menahan Buku Siswa Pendidikan Agama Hindu dan Budi Pekerti 85keinginan dan kemarahan, dia adalah orang yang bahagia, seperti bahagianya seorang anak ketika mendapat hadiah dari orang tuanya. Itulah Jiwan Mukti yaitu moksa yang dicapai ketika masih hidup. Bila seseorang telah dapat melepaskan jiwanya dari keterikatan dengan obyek- obyek keduniawian, dia hanya menemukan kesenangan di dalam Atmanya. Orang yang demikian itulah yang dapat manunggal (menyatu) dengan Tuhan, merasakan kebahagiaan terus menerus tanpa wali duka. Dalam kitab suci Bhagawadita disebutkan sebagai berikut : “bāhyasparśesv asaktātma, ātmani yat sukham, sa brahmayogayuktātmā, sukham akṣayam aśnute” (Bhagawadgita, V.21) Terjemahan: “ Bilamana jiwa tidak lagi terikat oleh hubungan dari luar (obyek-obyek) orang mendapat kesenangan yang ada di dalam Atma. Orang yang demikian itu yang manunggal dengan Tuhan merasai kebahagiaan yang tak padam- padam.” (I.B Mantra, 1992:89) “yo ‘ntahsukho ‘natarārāmas, tathā‘ntarjyotir eva yah, sa yogi brahmanirvānaṁ, brahmabhūto ‘dhigacchati” (Bhagawadgita, V.24) Terjemahan: “ Ia yang menemui kesenangannya, kebahagiaannya dan begitu juga sinarnya hanya dalam batin, sucilah yogin itu dan mencapai panunggalan dengan Tuhan (Brahmanirwana).” (I.B Mantra. 1992:) 86 Kelas VI SDMemperhatikan uraian seloka di atas, dapat disimpulkan bahwa Moksa itu dapat dicapai setelah manusia itu meninggalkan dunia ini, hanya dapat dicapai oleh seseorang yang batinnya sudah sempurna, yaitu seorang yogin. Dalam kitab suci ada disebutkan seloka sebagai berikut : “ Seorang yogin yang bebas dari segala noda dan dapat mengendalikan pikirannya, adalah sudah dapat mencapai kebahagiaan yang tertinggi, yaitu bersatu dengan Tuhan.” (Swami Vireswarananda. Hal.197). Menulis Pengalaman Tulislah pengalamanmu tentang pelaksanaan ajaran Jiwan Mukti dalam kehidupanmu sehari-hari. Tulis pada buku kerjamu, bacakan di depan kelas! Membaca Jalan untuk mencapai Moksa Sesungguhnya banyak ada jalan untuk mencapai Moksa, tetapi dengan menyucikan pikiran, dengan menentramkan pikiran, sesungguhnya kita telah memberi pegangan kepada diri kita untuk mencapai Moksa. Seperti yang disebutkan dalam terjemahan salah satu seloka kitab suci Sarasamuscaya sebagai berikut : “Ana mangkana purih niking janma, kinawacakening kala, sangsara swabhawanya, haywa ta pramada, pahahening ikang buddhi, heneben, wehen rumegepang moksamarga” ( Sarasamuscaya, 348) Terjemahan “ Dengan demikian keadaannya, menjadi manusia dikuasai oleh waktu, sengsara sebagai sifatnya, janganlah engkau lalai, sucikanlah pikiran itu, tentramkan, berilah pegangan jalan mencapai Moksa.” (Kajeng, 1997:) Buku Siswa Pendidikan Agama Hindu dan Budi Pekerti 87Dalam agama Hindu disebutkan ada empat cara untuk mencapai kesatuan dengan Sang Hyang Widhi yang disebut Catur Marga atau Catur Yoga terdiri dari: 1. Bhakti Marga, Bhakti Marga yaitu cara atau jalan untuk menghubungkan diri Tuhan beserta manifestasinya, dengan cara sujud bhakti, menyucikan pikiran, mengagungkan kebesaran-Nya dan menghindarkan diri dari perbuatan tercela. Seseorang yang menempuh jalan Bhakti Marga dia melakukan sujud bakti kepada Tuhan atas dasar kecintaan yang suci murni serta tulus ikhlas. Segala tingkah lakunya akan menunjukkan sikap cinta kasih dan kasih sayang kepada semua makhluk. Terlebih lagi terhadap sesama manusia. Jalan Bhakti Marga ini mudah ditempuh oleh semua kalangan baik orang miskin, pedagang atau pejabat bisa menempuh jalan ini. Dalam terjemahan salah satu seloka kitab Bhagawadgita disebutkan sebagai berikut: “bhaktyā māṁ abhijanati, yāyān yaś ca ‘smi tattvataḥ, tato māṁ tttvato jῆātvā, viśate tadanantaram “ (Bhagawadgita, XVIII.55) Terjemahan: “ Dengan jalan bakti ia mengetahui Aku, siapa dan bagaimana Aku sebenarnya, dan setelah mengetahui Aku sebenarnya ia seketika manunggal dengan Aku.” (I.B Mantra, 1992:251) 2. Karma Marga, Karma Marga yaitu cara atau jalan untuk mencapai persatuan dengan Tuhan dengan jalan ditekankan pada pengabdian yang berwujud kerja tanpa pamerih untuk kepentingan diri sendiri. Seseorang yang berkerja tanpa terikat oleh hasilnya dia akan mendapatkan kesempurnaan. Bila seseorang terikat oleh hasil kerjanya, dia bekerja hanya untuk kemasyuran dan kemewahan, yang dapat menimbulkan kesombongan dan keangkuhan. Seseorang seperti itu tidak akan mencapai kesempurnaan. Dalam terjemahan salah satu seloka kitab Bhagawadgita disebutkan sebagai berikut : 88 Kelas VI SD“tasmādasaktah satataṁ, kāryaṁ karma samācara, asakto hy ācaran karma, param āpnoti pūruṣaḥ” (Bhagawadgita, III.19) Terjemahan: “ Dari itu bekerjalah kamu selalu yang harus dilakukan dengan tiada terikat olehnya, karena orang mendapat tujuannya tertinggi dengan melakukan pekerjaan yang tak terikat olehnya.” (I.B Mantra, 1992:47) 3. Jnana Marga Jnana Marga, yaitu cara/jalan untuk mencapai persatuan dengan Tuhan berdasarkan atas pengetahuan atau kebijaksanaan terutama mengenai kebenaran dan pembebasan diri dari ikatan–ikatan keduniawian. Dengan pengetahuan dan kebijaksanaan mereka akan mencapai dharma yang dapat memberikan kebahagiaan lahir dan batin dalam kehidupannya yang sekarang, di akhirat dan di dalam penjelmaannya yang akan datang. Dalam terjemahan salah satu seloka kitab Bhagawadgita disebutkan sebagai berikut: “śraddhāvaṁ labhate jῆānaṁ, tatparah saṁyatendriyah, jῆānam labdhvā param sāntim, acireṇā’ dhigcchati” (Bhagawadgita, IV.39) Terjemahan: “ Ia yang mempunyai kepercayaan, yang memusatkan dirinya kepadanya (pengetahuan), dan yang menaklukkan indrianya akan mendapat kebijaksanaan. Dan setelah mendapat kebijaksanaan, ia segera akan mencapai puncak ketenangan.” (I.B Mantra.1992:78) Buku Siswa Pendidikan Agama Hindu dan Budi Pekerti 894. Raja Marga Raja Marga, yaitu cara atau jalan untuk mencapai persatuan dengan Tuhan dengan cara pengendalian pikiran dan konsentrasi, melalui latihan- latihan yang teratur dan berkelanjutan. Mengendalikan pikiran amatlah sulit, karena pikiran tidak mengenal jarak, geraknya amat cepat lebih cepat dari angin, maka cara yang terbaik untuk mengendalikan pikiran adalah dengan cara konsentrasi (pemusatan pikiran) melalui latihan terus menerus. Dalam terjemahan salah satu seloka kitab Bhagawadgita disebutkan sebagai berikut: “cetasā sarvakarmāni, mayi samnyasya matparah, b uddhiyogam upāśritya, maccittaḥ satataṁ bhava” (Bhagawadgita, XVIII.57) Terjemahan: “ Menyerahkan dalam pikiran semua perbuatan pada-Ku, memandang aku sebagai Yang Maha Tinggi, menyerahkan kepada ketetapan dalam pengertian, pusatkanlah pikiranmu selalu padaku.” (I.B Mantra, 1992:251) Demikianlah empat jalan untuk mencapai persatuan dengan Tuhan (Moksa). Semua jalan itu telah diatur dan disesuaikan dengan kepribadian, watak dan kesanggupan manusia untuk menjalankannya. Ke empat jalan ini semua sama tidak ada yang lebih rendah, atau lebih tinggi. Semua adalah utama tergantung pada kemampuan dan bakat masing-masing. Asalkan dilakukan dengan sungguh- sungguh dan penuh keyakinan semua akan dapat mencapai tujuan yaitu Moksa. Dalan terjemahan salah satu seloka kitab Bhagawadgita disebutkan : “ye yathā māṁ prapadyante, tāṁs tathai ‘va bhajāmy aham, mama vartmā ‘nuvartante, manuṣyāḥ pārtha savaśaḥ” (Bhagawadgita, IV.11) 90 Kelas VI SDTerjemahan “Dengan jalan bagaimanapun orang-orang mendekati dengan jalan yang sama juga Aku memenuhi keinginan mereka. Melalui banyak jalan manusia mengikuti jalan-Ku, O, Partha.” (I.B Mantra, 1992:65) Menulis Rangkuman Menulis Rangkuman Setelah mempelajari meteri tentang Panca Sradha, buatlah rangkuman merangkum secara singkat tentang ajaran Panca Sradha dalam agama Hindu. Buatlah dibuku kerjamu dengan panduan sebagai berikut : 1. Pendahuluan ___________________________________________________________ ___________________________________________________________ ___________________________________________________________ ___________________________________________________________ ___________________________________________________________ ___________________________________________________________ 2. Keyakinan dalam Agama Hindu ___________________________________________________________ ___________________________________________________________ ___________________________________________________________ ___________________________________________________________ ___________________________________________________________ ___________________________________________________________ 3. Contoh Keyakinan akan Sang Hyang Widhi ___________________________________________________________ ___________________________________________________________ ___________________________________________________________ ___________________________________________________________ ___________________________________________________________ ___________________________________________________________ Buku Siswa Pendidikan Agama Hindu dan Budi Pekerti 914. Contoh Keyakinan akan Atma ___________________________________________________________ ___________________________________________________________ ___________________________________________________________ ___________________________________________________________ ___________________________________________________________ ___________________________________________________________ 5. Contoh Keyakinan akan Karmaphala ___________________________________________________________ ___________________________________________________________ ___________________________________________________________ ___________________________________________________________ ___________________________________________________________ ___________________________________________________________ 6. Contoh Keyakinan akan Punarbhawa ___________________________________________________________ ___________________________________________________________ ___________________________________________________________ ___________________________________________________________ ___________________________________________________________ ___________________________________________________________ 7. Contoh Keyakinan akan Moksa ___________________________________________________________ ___________________________________________________________ ___________________________________________________________ ___________________________________________________________ ___________________________________________________________ ___________________________________________________________ 92 Kelas VI SDUji Kompetensi I. Silanglah huruf a, b, c, atau d, di depan jawaban yang paling benar! 1. Pokok keimanan Agama Hindu dinamakan .... a. Panca Sila b. Panca Sraddha c. Panca Yadnya d. Panca Sata 2. Tujuan akhir dari Agama Hindu adalah untuk mencapai .... a. kemakmuran b. kemasyuran c. Moksa d. kekayaan 3. Mempercayai adanya Tuhan dengan membaca kitab suci Weda dan mendengar cerita dari orang suci disebut .... a. Anumana Pramana c. Agama Pramana b. Pratyaksa Pramana d. Kriyamana Pramana 4. Tuhan itu adalah asal mula dan kembalinya semua yang ada di dunia ini. Dalam hal ini Dia diberi gelar .... a. Sang Hyang Sangkan Paran c. Sang Hyang Widhi b. Sang Hyang Jagatnatha d. Sang Hyang Wisesa 5. Meyakini adanya Tuhan dengan cara menganalisa sesuatu kejadian dinamakan .... a. Anumana Pramana c. Pratyaksa Prama b. Agama Pramana d. Sabda Pramana 6. Sesungguhnya Atman dan Brahman itu adalah tunggal (satu), hal ini disebutkan dengan istilah .... a. Aham brahma asmi c. Brahman Atman aikyam b. Ekam evam a dwityam Brahmana d. Wyapi wyapaka nirwikara 7. Atma mengalami kelupaan setelah berada dalam tubuh makhluk. Hal ini disebut dengan istilah .... a. widya b. awidya c. karma d. akarma 8. Baik buruk perbuatan manusia pasti, cepat atau lambat pasti mendatangkan akibat, dalam Panca Sradha disebut .... a. Karmawasana b. Karmawisesa c. Phalakarma d. Karmaphala 9. Kelahiran yang berulang-ulang dalam Panca Sradha dinamakan .... a. Brahman b. Karma c. Punarbhawa d. Moksa 10.Moksa yang dapat dicapai ketika masih hidup disebut .... a. Jiwan Mukti c. Adi moksa b. Parama Moksa d. Moksa Buku Siswa Pendidikan Agama Hindu dan Budi Pekerti 93

II. Isilah titik-titik di bawah ini dengan jawaban yang tepat! 1. Meyakini semua yang terjadi di dunia ini adalah atas kuasa Tuhan. Hal ini merupakan contoh dari bagian Panca Sradha yaitu …..................................... ......................................................................................................................... 2. Lima dasar keyakinan dalam agama Hindu disebut …................................... ......................................................................................................................... 3. Percikan kecil dari Sang Hyang Widhi pada manusia disebut ….................... ......................................................................................................................... 4. Bekas perbuatan yang melekat pada jiwAtma yang menentukan kelahiran berikutnya dinamakan ..................................................................................... 5. Sifat Atma yang tidak terbakar oleh api dinamakan ....................................... ......................................................................................................................... 6. Hasil dari perbuatan yang terdahulu yang belum habis dinikmati dan masih merupakan benih yang menentukan kehidupan sekarang disebut …............. ......................................................................................................................... 7. Ekam sat viprah bahuda vadanti, bunyi seloka tersebut yang mengandung arti “ satu “ adalah …...................................................................................... ........ 8. Hasil perbuatan yang tidak sempat dinikmati pada saat berbuat sehingga harus diterima pada kehidupan yang akan datang dalam karmaphala disebut …..................................................................................................................... 9. Jalan yang ditempuh untuk mencapai persatuan dengan Tuhan dengan jalan sujud bakti dan cinta kasih dinamakan ............................................................ ......................................................................................................................... 10. Perbedaan pembawaan dan bakat yang dimiliki oleh manusia di dunia ini disebabkan oleh .............................................................................................. 94 Kelas VI SD