Daksina adalah persembahan yang diberikan kepada

BALIPUSTAKANEWS – Daksina disebut Juga Yadnya  Patni artinya sakti dari yadnya. Daksina juga  dipergunakan sebagai  persembahan  atau  tanda  terima  kasih, sebagai tapakan atau linggih.  Kalau kita lihat fungsi daksina yang diberikan kepada yang muput karya (Pedanda atau Pemangku), daksina tersebut dipergunakan sebagai ucapan tanda “terima kasih” kepada sekala-niskala.

Begitu pula kalau daksina itu kita haturkan kehadapan Hyang Widhi sebagai pelengkap aturan kita dan sembah sujud kita atas semua karunia-Nva. Dalam lontar Yadnya Prakerti disebutkan Daksina melambangkan  Hyang  Guru/  Hyang  Tunggal  adalah nama lain dewa Siwa.

Unsur-unsur dan makna unsur daksina, yaitu:

  1. Alas bedogan terbuat dari janur yang bentuknya bulat dan sedikit panjang serta ada batas pinggirnya. lambang pertiwi unsur yang dapat dilihat dengan jelas.
  2. Bedogan terbuat dari janur   melingkar seukuran dengan alas wakul. Bedogan bagian tengah lambang  Akasa  yang  tanpa  tepi.  Srembeng Daksina lambang dari hukum Rta ( Hukum Abadi Tuhan) Simbol dari  alam  semesta untuk  manifestasi  Hyang Widhi Wasa sebagai Hyang Ibu Pertiwi.
  3. Tampak /Tapak Dara dibuat dari dua potongan janur dijahit sehingga membentuk tanda tambah ( + ). Tampak lambang  keseimbangan makrokosmos dan mikrokosmos serta melambangkan swastika artinya dalam keadaan   baik.   simbol   RTA   manifestasi  Hyang Widhi Wasa sebagai Hyang Rwa Bineda.
  4. Beras merupakan makanan pokok melambang dari hasil bumi yang menjadi sumber penghidupan Widhi Wasa sebagai manusia. simbol suasana  untuk  manisfestasi  Hyang Widhi Wasa sebagai Hyang Bayu.
  5. Sirih temple / Porosan terbuat dari daun sirih (hijau – wisnu), kapur (putih – siwa) dan pinang (merah – brahma) diikat sedemikian rupa sehingga menjadi  satu,  porosan  adalah  lambang pemujaan.  simbol kekuatan Kama untuk manifestasi  Hyang Widhi Wasa sebagai Hyang Semara.
  6. Kelapa adalah buah serbaguna, simbol Pawitra (air keabadian/amertha) atau lambang alam semesta yang terdiri dari tujuh lapisan (sapta loka dan sapta patala) karena  ternyata  kelapa  memiliki  tujuh  lapisan  ke dalam  dan  tujuh lapisan ke luar. Air sebagai lambang Mahatala, Isi lembutnya lambang Talatala, isinya lambang tala, lapisan pada isinya lambang Antala, lapisan isi yang keras lambang Nitala,  batoknya  lambang sutala, lapisan tipis paling dalam lamban bang  Patala.  Sedangkan  lambang  Sapta Loka pada kelapa yaitu: Bulu batok kelapa sebagai lambang Bhur loka, Serat saluran sebagai lambang Bhuvah loka, Serat serabut basah lambang svah loka, Serabut basah lambang Maha loka, serabut kering lambang Jnana loka, kulit serat kering lambang Tapa loka, Kulit kering  sebagai  lamang  Satya  loka. Kelapa dikupas  dibersihkan  hingga kelihatan batoknya dengan maksud karena Bhuana Agung sthana Hyang Widhi tentunya  harus  bersih  dari  unsur-unsur  gejolak  indria  yang  mengikat  dan serabut kelapa adalah lambang pengikat indria. adalah simbol matahari untuk manifestasi Hyang Widhi Wasa sebagai Hyang Surya.
  7. Telor Itik dibungkus dengan ketupat telor, lambang awal kehidupan/ getar- getar kehidupan , lambang Bhuana Alit yang menghuni bumi ini, telor terdiri  dari  tiga  lapisan,  yaitu  Kuning Telor/Sa lambang  Antah  karana  sarira,  Putih  Telor  lambang  Suksma Sarira, dan Kulit telur adalah lambang Sthula sarira. Dipakai telur itik karena itik adalah binatang yang suci karena memilih makanan walaupun dalam lumpur yang kotor.
  8. Pisang, Tebu dan Kojong simbol manusia yang menghuni bumi sebagai bagian dari alam ini. Idialnya manusia penghuni bumi hidup dengan Tri kaya Parisudhanya. Dalam tetandingan Pisang melambangkan jari, Tebu belambangkan tulang.
  9. Buah Kemiri simbol Purusa / Kejiwaan / Laki-laki, dari segi warna putih (ketulusan).  simbol  bintang  manifestasi  Hyang  Widhi sebagai Hyang Tranggana .
  10. Buah kluwek/Pangi lambang pradhana / kebendaan / perempuan dari segi warna merah lambang kekuatan). Dalam tetandingan melambangkan Dagu simbol laut untuk  manifestasi  Hyang  Widhi Wasa  sebagai Baruna.
  11. Gegantusan merupakan perpaduan dari isi daratan dan lautan, yang terbuat dari kacang-kacangan, bumbu-bumbuan, garam dan ikan teri yang dibungkus dengan kraras/daun pisang tua adalah lambang sad rasa dan lambang kemakmuran.  adalah  simbol  dunia  misterius perwujudan Hyang Widhi Wasa sebagai Hyang Indra .
  12. Papeselan yang terbuat dari  lima  jenis  dedaunan  yang  diikat menjadi satu adalah lambang Panca Devata; daun duku lambangkan Isvara, daun manggis lambang Brahma, daun durian / langsat/ceroring  lambang  Mahadeva,  daun  salak  /  mangga  lambang  Visnu,  daun nangka lambang  Siva.  Papeselan  juga  merupakan  lambang Tri Hita Karana. simbol dari vegetasi untuk manifestasi  Hyang Widhi Wasa sebagai Hyang Sangkara
  13. Bija ratus adalah campuran dari 5 jenis biji-bijian, diantaranya; godem (hitam – wisnu), Jawa (putih- iswara), Jagung Nasi (merah-brahma), Jagung Biasa (kuning – mahadewa) dan Jali-jali (Brumbun -siwa). kesemuanya itu dibungkus dengan kraras (daun pisang tua).
  14. Benang Tukelan adalah alat pengikat simbol dari naga Anantabhoga dan naga Basuki dan naga Taksaka dalam   proses   pemutaran Mandara   Giri   di Kserarnava  untuk mencari tirtha amertha.
  15. Uang Kepeng alat penebus segala kekurangan sebagai sarining manah. uang juga lambang dari Brahma  yang  merupakan  inti  kekuatan  untuk menciptakan hidup dan sumber kehidupan. simbol ruang luar untuk manifestasi Hyang Widhi Wasa sebagai Hyang Mertha.
  16. Sesari lambang saripati dari karma atau pekerjaan (Dana Paramitha).
  17. Sampyan Payasan terbuat dari janur dibuat menyerupai segi tiga, lambang dari Tri Kona; Utpeti, Sthiti dan Pralina.
  18. Sampyan pusung terbuat dari janur dibentuk sehingga menyerupai pusungan rambut, sesunggunya tujuan akhir manusia adalah Brahman dan pusungan itu simbol pengerucutan dari indria-indria
  19. Canang sari. simbol titik, yaitu Compas, timur, selatan, utar dan pusat manifestasi Hyang Widhi Wasa sebagai Hyang Panca Dewata. Seperti dijelaskan dalam Lontar Yadnya Pelutaning ,Makna Daksina adalah simbol salam kepada manifestasi Tuhan (Hyang Widhi Wasa ). Daksina juga berarti buah yadnya. Setelah upacara, daksina disajikan kepada pemimpin uacara untuk bersyukur. (CF/Google)

Denpasar - Ritual Hindu di Bali tak terlepas dari berbagai sarana upakara berupa banten atau persembahan. Salah satu yang cukup sering digunakan adalah daksina.

Apa yang Anda bayangkan ketika menyebut daksina?

Orang Bali tentu terbayang dengan satu sesajen yang berbentuk silinder dan terbuat dari daun kelapa yang sudah tua. Daksina dilengkapi dengan isinya seperti beras, uang, kelapa, telur itik dan lain-lain.

Dikutip dari laman resmi phdi.or.id, daksina merupakan sesajen yang dibuat untuk tujuan kesaksian spiritual. Daksina disebut sebagai lambang Hyang Guru (Dewa Siwa) sehingga digunakan sebagai saksi Dewata.

Untuk diketahui, daksina secara umum memiliki pengertian suatu penghormatan tulus ikhlas dalam bentuk upacara dan harta benda atau uang kepada pendeta atau pemimpin upacara.

Daksina juga dianggap sebagai salah satu persembahan yang sangat penting serta perlu dipersiapkan agar yadnya menjadi lebih berkwalitas (satwika yadnya).

Secara fisik, daksina dibuat dengan daun kelapa yang bentuknya menyeryupai suatu wadah seperti bakul. Bakul atau dalam bahasa bali disebut wakul daksina juga kerap disebut dengan istilah bedogan.

Selain itu, daksina acap kali menyertai banten-banten yang agak besar. Daksina dipergunakan sebagai persembahan atau tanda terima kasih.

Adapun Lontar Yadnya Prakerti menyebut daksina sebagai lambang Hyang Guru atau Hyang Tunggal.

Isi Daksina

Lantas, apa saja yang perlu dilengkapo ketika membuat daksina?

Dilansir dari laman denpasarkota.go.id, isi atau pedangingan dari daksina merupakan simbol-simbol kehidupan serta pemujaan, diantaranya:

  • Alas bedogan/wakul/katung merupakan simbol alam semesta.
  • Beras adalah simbol kehidupan.
  • Sirih atau porosan adalah simbol Tri Murthi.
  • Kelapa, buah serba guna yang melambangkan lapisan kehidupan (Mahatala) serta air kehidupan (Pawitra)
  • Telor itik yang memiliki arti kehidupan, yaitu kuning telor merupakan simbol Antah Karana Sarira. Putih telor simbol suksma sarira, dan kulit telor sebagai lambang Sthula sarira.
  • Pisang/tebu/kojong simbol kehidupan saling menghormati
  • Gegantusan
  • Papeselan
  • Buah kemiri dan buah pangi simbol Purusa dan Predana
  • Benang tukelan sebagai alat pengikat.
  • Uang kepeng
  • Sesari
  • Sampyan Payasan simbol utpeti, sthiti dan pralina. Serta Sampyan Pusung mengartikan tujuan akhir. (*)

Simak Video "Sukmawati Peluk Agama Hindu: Saya Sudah Berketetapan Hati"



(iws/iws)