Dalil alquran tentang perjuangan ibu dalam mengandung kita adalah

SurabayaNetwork.id - Kasih ibu kepada beta, tak terhingga sepanjang masa. Hanya memberi, tak harap kembali, bagai sang surya yang menyinari dunia.

Demikian lagu anak-anak yang menggambarkan kasih sayang dan pengorbanan seorang ibu.

Dalam Al Quran surat Luqman ayat 14, Allah menerangkan tentang pengorbanan ibu dalam mengandung dan menyapih anaknya.

وَوَصَّيْنَا ٱلْإِنسَٰنَ بِوَٰلِدَيْهِ حَمَلَتْهُ أُمُّهُۥ وَهْنًا عَلَىٰ وَهْنٍ وَفِصَٰلُهُۥ فِى عَامَيْنِ أَنِ ٱشْكُرْ لِى وَلِوَٰلِدَيْكَ إِلَىَّ ٱلْمَصِيرُ

Artinya: Dan Kami perintahkan kepada manusia (berbuat baik) kepada dua orang ibu-bapaknya; ibunya telah mengandungnya dalam keadaan lemah yang bertambah-tambah, dan menyapihnya dalam dua tahun. Bersyukurlah kepada-Ku dan kepada dua orang ibu bapakmu, hanya kepada-Kulah kembalimu.

Baca Juga: Surat Al Insyirah Ayat 5-6, Hiburan Terbaik Bagi Mukmin Saat Ditimpa Kesulitan

Ibu telah merawat kita dengan cinta, memberikan kita makan, menyuapi kita, menghibur kita ketika kita menangis, memberikan kita baju, mendidik kita dengan penuh kesabaran dan ketulusan.

Hingga kemudian kita menginjak remaja dan akhirnya dewasa. Tetapi kita sering melupakan kasih sayang dan pengorbananya bertahun-tahun lamanya, melupakan segala cinta dan kasih-sayangnya, yang membuat kita hingga saat ini masih bisa merenda hidup dan menghirup udara dunia.

Betapa sombongnya kita melupakan semua jasa-jasa seorang ibu pada kita, melupakan segala kesabaran dan ketulusan itu. Padahal kita dilahirkan dengan mempertaruhkan nyawanya, padahal kita besar karena cinta-kasihnya.

Tak jarang kemudian kita membentak-bentak ibu kita, membuatnya menangis, dan menderita, membuatnya meneteskan bejuta-juta airmata kecewa.


Page 2

Begitukah cara kita membalas semua pengorbanannya? Semua pengorbanan dan tenaga untuk membesarkan kita, hanya untuk melihat kita tumbuh menjadi pemuda yang bertaqwa, hanya demi suatu impian dan cita-cita mengantarkan kita ke gerbang surga, hanya demi melihat kita menjadi manusia yang berguna bagi nusa, agama dan bangsa.

Baca Juga: Surat At Taubah Ayat 24 dan Ayat 111 Hakikat Iman dan Jihad di Jalan Allah

Adakah yang lebih besar dari cahaya cinta seorang Ibu yang bahkan seluruh bintang-gemintang di jagad raya ini tak mampu mengalahkan benderang cintanya. Bahkan sinar lembut purnama tak mampu menandingi kelembutan ibu kita, tentang caranya merawat dan mendidik kita, mengajarkan kita membaca, mengajarkan kita tentang hidup di dunia.

Apakah kita lupa ketika Rasulullah ditanya “siapa yang wajib kita hormati di dunia ya, rasul?”. Rasulullah menjawab, “ibumu”. “kemudian siapa lagi ya, rasul?”. Rasul menjawab “Ibumu”, “kemudian siapa lagi ya, Rasul?”. “Ibumu”.

3 kali Rasulullah memerintahkan kita untuk menghormati ibu kita.tapi apa yang kita lakukan, betapa sering kita memarahi ibu kita, betapa sering kita bermuka masam di hadapannya, betapa sering kita menolak ketika diperintah oleh ibu kita.’dan tiba-tiba kita menjadi penantang yang nyata!’.

Belum pernahkah kita membaca firman-Nya, “Dan Tuhanmu telah memerintahkan supaya kamu jangan menyembah selain Dia dan hendaklah kamu berbuat baik pada ibu bapakmu dengan sebaik-baiknya. Jika salah seorang di antara keduanya atau kedua-duanya sampai berumur lanjut dalam pemeliharaanmu, maka sekali-kali janganlah kamu mengatakan kepada keduanya perkataan "ah" dan janganlah kamu membentak mereka dan ucapkanlah kepada mereka perkataan yang mulia” (QS Al-Israa’ 23)

Marilah kita bertanya pada diri kita sendiri, seberapa sering kita mendoakannya atau hanya sekadar memberikan senyum saja ketika bertemu dengannya.

Seberapa besar cinta kita kepadanya. Seberapa sering kita membahagiakan hatinya, membuat ia bangga pada kita.***


Page 3

SurabayaNetwork.id - Kasih ibu kepada beta, tak terhingga sepanjang masa. Hanya memberi, tak harap kembali, bagai sang surya yang menyinari dunia.

Demikian lagu anak-anak yang menggambarkan kasih sayang dan pengorbanan seorang ibu.

Dalam Al Quran surat Luqman ayat 14, Allah menerangkan tentang pengorbanan ibu dalam mengandung dan menyapih anaknya.

وَوَصَّيْنَا ٱلْإِنسَٰنَ بِوَٰلِدَيْهِ حَمَلَتْهُ أُمُّهُۥ وَهْنًا عَلَىٰ وَهْنٍ وَفِصَٰلُهُۥ فِى عَامَيْنِ أَنِ ٱشْكُرْ لِى وَلِوَٰلِدَيْكَ إِلَىَّ ٱلْمَصِيرُ

Artinya: Dan Kami perintahkan kepada manusia (berbuat baik) kepada dua orang ibu-bapaknya; ibunya telah mengandungnya dalam keadaan lemah yang bertambah-tambah, dan menyapihnya dalam dua tahun. Bersyukurlah kepada-Ku dan kepada dua orang ibu bapakmu, hanya kepada-Kulah kembalimu.

Baca Juga: Surat Al Insyirah Ayat 5-6, Hiburan Terbaik Bagi Mukmin Saat Ditimpa Kesulitan

Ibu telah merawat kita dengan cinta, memberikan kita makan, menyuapi kita, menghibur kita ketika kita menangis, memberikan kita baju, mendidik kita dengan penuh kesabaran dan ketulusan.

Hingga kemudian kita menginjak remaja dan akhirnya dewasa. Tetapi kita sering melupakan kasih sayang dan pengorbananya bertahun-tahun lamanya, melupakan segala cinta dan kasih-sayangnya, yang membuat kita hingga saat ini masih bisa merenda hidup dan menghirup udara dunia.

Betapa sombongnya kita melupakan semua jasa-jasa seorang ibu pada kita, melupakan segala kesabaran dan ketulusan itu. Padahal kita dilahirkan dengan mempertaruhkan nyawanya, padahal kita besar karena cinta-kasihnya.

Tak jarang kemudian kita membentak-bentak ibu kita, membuatnya menangis, dan menderita, membuatnya meneteskan bejuta-juta airmata kecewa.

Rabu, 30 September 2020 - 19:08 WIB

Ketika Al Qur’an hendak memberitakan kepada kita dalamnya cinta ibu kepada anak-anaknya, dan besarnya kasih sayang dan kelembutannya kepada mereka, kembali Al-Quran menyebutnya dengan kata umm. Foto ilustrasi/ist

Seorang anak yang orang tuanya masih hidup tapi sedikit amal baktinya, maka Islam menyebut anak tersebut termasuk golongan yang merugi. Berbakti terhadap orang tua, terutama ibu , sangat besar pahalanya di sisi Allah Ta'ala. Islam menempatkan ibu dalam derajat kemuliaan yang lebih besar daripada ayah.

Begitulah yang ditetapkan oleh Al-Qur'an dan disebutkan berulang kali di berbagai surah dalam Al-Qur'an. Di antaranya sebagaimana tercantum dalam surah Luqman ayat 14 yang menyebutkan bahwa seorang ibu mengalami tiga fase kepayahan, mulai dari fase kehamilan , kemudian melahirkan , lalu menyusui.

Karena itu, ibu berhak mendapatkan kebaikan tiga kali lebih besar dibandingkan ayah. Sebagaimana jawaban yang disampaikan Rasulullah Shallallahu alaihi wa sallam saat ada salah seorang sahabat bertanya kepadanya, “Wahai Rasulullah, kepada siapakah seharusnya aku harus berbakti pertama kali?”. Nabi memberikan jawaban dengan ucapan “Ibumu” sampai diulangi tiga kali, baru kemudian yang keempat Nabi mengatakan “Ayahmu” (HR. Bukhari dan Muslim).

(Baca juga : Apa Hakikat Syariat Itu? Inilah Pandangan Syaikul Islam Ibnu Taimiyah )

Sungguh, berbakti kepada ibu merupakan ibadah yang sangat agung. Bahkan, kebaikan sebesar apapun rasanya belumlah cukup untuk membalas budi baiknya. Di dalam Al-Qur'an, ada dua kata yang selalu dipakai untuk menyebut seorang ibu yakni 'umm' dan 'walidah'.

Dalil alquran tentang perjuangan ibu dalam mengandung kita adalah

Ilustrasi foto Menko Polhukam Mahfud MD (kiri). Foto diambil saat Mahfud memberi pidato saat menghadiri Serasehan Ulama dan Tokoh Masyarakat di Pondok Pesantren Annuqayah, Sumenep, Jawa Timur, Minggu, 4 November 2020. /Antara Foto/Saiful Bahri

BERITA SUBANG - Sekolompok massa pendukung Habib Rizieq Shihab menggeruduk kediaman Menkopolhukam Mahfud MD di Pemekasan Madura, Selasa 1 Desember 2020 kemarin. 

Di dalam rumah tersebut, tinggal ibunda Mahfud MD yang sudah berusia 90 tahun bersama dengan saudara dan pembantunya.

Baca Juga: Mahfud MD Geram Ibunya Diganggu, Ini 6 Hadits yang Menjelaskan Bakti Anak kepada Ibu Demo salah sasaran tersebut pun membuat Mahfud MD berang. Dia tidak terima massa menggruduk rumahnya dan menganggung Ibunya. "Saya selalu berusaha menghindar untuk menindak orang yang menyerang pribadi saya karena khawatir egois dan se-wenang2 karena saya punya jabatan. Saya siap tegas untuk kasus lain yang tak merugikan saya. Tapi kali ini mereka mengganggu ibu saya, bukan mengganggu menko polhukam," ujar Mahfud MD dikutip dari akun Twitternya @mohmahfudm, Rabu 2 Desember 2020.

Hal yang wajar bila Menkopolhukam marah atas peristiwa tersebut karena yang diganggu adalah ibundanya. Sementara dalam Islam diajarkan agar kita menghormati dan berbakti pada orang tua, khususnya ibu.

Baca Juga: Kronologis Anies Baswedan Terpapar Covid-19, Bukan Karena Kunjungan ke Rumah Habib Rizieq Ajaran Islam sangat menekankan bahwa seorang anak harus menghormati dan dan berbakti pada kedua orangtuanya. Perintah untuk berbakti kepada orangtua ini tertuang dalam berbagai ayat Al Quran. Berikut 7 ayat al Quran tentang bakti pada kedua orangtua:

1. QS al-Isra’: 23

Dalam surat ini, Allah menekankan seorang anak untuk berbuat baik kepada orangtuanya.

Berikut arti surat Al Isra ayat 23: “Dan Tuhanmu telah memerintahkan supaya kamu jangan menyembah selain Dia dan hendaklah kamu berbuat baik pada ibu bapakmu dengan sebaik-baiknya.” (QS al-Isra’ : 23)

Baca Juga: Pesan Menyentuh Anies Baswedan ke ASN DKI: Bekerja Giat dan Jangan Sampai Layanan Publik Terganggu

2. QS Luqman: 14

Pada ayat ini, Allah menjelaskan bagaimana beratnya tanggungjawab yang dijalankan seorang ibu, mulai dari mengandung dan menyapih anaknya selama dua tahun. Oleh karena itu, Allah memerintah untuk berbakti pada mereka.

Berikut arti dari Surat Luqman ayat 14: “Dan Kami perintahkan kepada manusia (berbuat baik) kepada dua orang ibu-bapaknya; ibunya telah mengandungnya dalam keadaan lemah yang bertambah- tambah, dan menyapihnya dalam dua tahun, bersyukurlah kepadaku dan kepada dua orang ibu bapakmu, hanya kepada-Kulah kembalimu.” (QS Luqman: 14).

>

Baca Juga: Ridwan Saidi Marah Besar ke Prabowo Subianto: Persediaan Maaf Saya Sudah Habis

3. QS an-Nisa’: 36

Pada ayat ini, Allah memerintahkan seorang anak untuk berbuat baik kepada kedua orangtuanya.

Berikut arti dari surat An Nisa ayat 36: “Sembahlah Allah dan janganlah kamu mempersekutukan-Nya dengan sesuatupun dan berbuat baiklah kepada dua orang ibu-bapak, karib-kerabat, anak-anak yatim, orang-orang miskin, tetangga yang dekat dan tetangga yang jauh, dan teman sejawat, ibnu sabil dan hamba sahayamu. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang sombong dan membangga-banggakan diri,” (QS an-Nisa’: 36)

Baca Juga: Said Didu Sindir Prabowo: Ngomong Mau Tanam Padi, Jadinya Singkong, Panennya Ekspor Benur

4. QS al-Baqarah: 83