Dari proses belajar hari ini yang belum saya pahami adalah

Pendapat Positif

  1. Dapat mengatur waktu. Dengan pembelajaran di rumah, saya dapat fleksibel mengatur waktu, seperti kapan mengerjakan tugas sekolah, membantu orang tua, istirahat, beribadah, dan lain-lain.
  1. Menambah wawasan dan kemampuan menggunakan berbagai aplikasi dalam proses pembelajaran. Awalnya saya tidak tahu apa itu aplikasi Zoom. Melalui pembelajaran Jarak Jauh,  saya akhirnya mengetahui dan terbiasa menggunakan apikasi Zoom untuk belajar. Aplikasi ini memungkinkan kita untuk berkomunikasi  dengan beberapa orang tanpa bertemu secara langsung. Senang bisa berjumpa dengan para guru dan teman-teman sekelas, misalnya saat memulai aktivitas pembelajaran dengan tadarus bersama teman sekelas yang dipimpin Pak Agus,  wali kelas kami. Pemberian tugas yang menggunakan aplikasi pembuatan video pun menambah wawasan dan memotivasi saya untuk kreatif dalam mengerjakan tugas. Pembelajaran Jarak jauh menjadi lebih happy dan enjoy….
  1. Menambah kedekatan dengan keluarga.  Salah satu yang saya suka dari Pembelajaran Jarak Jauh ini adalah saya mempunyai waktu lebih banyak untuk berkumpul bersama keluarga. Biasanya Ummi dan Abi saya bekerja di luar rumah. Selama wabah Covid-19 ini, Ummi dan Abi tidak bekerja di kantor. Alhamdulillah, ada kebijakan dari kantor mereka agar pegawai bekerja dari rumah (Work from Home). Saya senang sekali karena sepanjang hari bisa bertemu mereka di rumah. Ummi mendadak jadi koki tapi teteup kerja di depan laptop. Kadang Ummi dan Abi ikutan rempong ngajarin saya dan adik saya belajar. Seruuuu….!

Pendapat Negatif

  1. Ribet.  Semuanya serba online, mulai dari mempelajari modul pelajaran, latihan soal, mengumpulkan tugas, diskusi dengan teman, sampai ulangan.  Walau pun sistem online memudahkan banyak pekerjaan, namun dalam proses pembelajaran, kami jadi mendapatkan tambahan pekerjaan, yaitu membuat dan mengirimkan foto, video, download materi, dan upload tugas yang telah dikerjakan. Semua itu cukup membutuhkan waktu lama dalam pengerjaannya. Memory HP saya sampai penuh.
  1. Batas pengumpulan tugas yang terlalu cepat. Ini yang paling saya tidak suka dari kegiatan  pembelajaran online. Hampir setiap hari saya mendapat tugas yang harus dikerjakan dan dikumpulkan hari itu juga. Saya sampai pusing dan stres jika masih mengerjakan tugas lalu ada lagi tugas lain yang harus dikumpulkan pada jam yang sama. Alhasil, ada tugas yang terlambat saya kumpulkan.

Alhamdulillah, kami berlangganan internet di rumah. Ini cukup membantu saya selama pembelajaran online. Saya terpikir bagaimana siswa yang tidak memiliki laptop atau HP. Begitu juga dengan  siswa yang  keluarganya hanya mempunyai satu HP dan dipakai untuk belajar oleh beberapa anak.  Belum lagi masalah pemakaian kuota internetnya. Pasti mereka terkendala sekali dalam pengiriman  beberapa  tugas yang harus diselesaikan dalam satu hari itu. Mungkin perlu dipikirkan solusi agar proses pembelajaran secara online ini dapat dengan mudah dilakukan semua siswa, utamanya yang terkendala dalam ketersediaan perangkat pembelajaran online tersebut.

Alhamdulillah, sekarang ini tenggat waktu pengumpulan tugasnya lebih panjang sehingga memudahkan siswa dalam mengerjakan tugas, misalnya tenggat waktu pengumpulan selama seminggu. Di awal pembelajaran online, tugas yang harus dikumpulkan terasa banyak sekali sampai beberapa kali saya telat makan. Menurut saya, jika tugas yang diberikan terlalu banyak, hal ini dapat menimbulkan kelelahan dan stres pada siswa yang dapat menyebabkan siswa jatuh sakit karena kurang istirahat.

Walau pun belajar di rumah itu menyenangkan, tapi tidak ada yang bisa menggantikan senangnya belajar dengan bertatap muka dengan guru dan teman-teman di kelas. Itulah pendapat saya tentang pembelajaran online.

Terima kasih Bapak dan Ibu guru yang tiada lelah mengajar kami  walau dilakukan dari rumah. Tetap semangat belajar ya buat semua murid, khususnya SMAN 29 kelas X IPS-1. Semoga pandemi Covid 19 ini segera usai dan kita dapat beraktivitas seperti semula.

Dari proses belajar hari ini yang belum saya pahami adalah
Umar Abdul Aziz, siswa SMAN 29 Jakarta. Alumni SMPN 111 Jakarta dan SDIT Al Furqon Jakarta yang hobi membaca , menulis, dan icip-icip makanan halalan thoyyiban…

36 Buku Panduan Guru Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan untuk SMA/SMK Kelas X Judul Unit Saran Tujuan Pembelajaran Pokok Materi Ka Periode Proyek Go- 2x Peserta didik dapat • Konsep • Goto tong Royong pertemuan, menginisiasi kegiatan, Gotong • Kerja dan Kewarga- masing- menetapkan tujuan, Royong • Tolon negaraan masing menentukan target • Solid pertemuan 2 bersama, mengiden- • Implementasi • Sumb jam pelajaran tiikasi kekurangan Gotong dan kelebihan Royong sosia masing-masing anggota kelompok, serta mampu meng- identiikasi hal-hal penting dan berharga yang dapat diberikan kepada orang-orang yang membutuhkan, baik dalam skala kecil maupun besar.ata Kunci Metode Alternatif Metode Sumber Belajar Pembelajaran Pembelajaranong royong • Jigsaw Sumber Utamaa sama • Presentasi • Bacaan Unit 4 Buku Gurung-menolong • Tanya jawab • Bacaan Unit 4 Buku Siswadaritas sosial • Releksi bangan Pengayaanal • Artikel, Tadjudin Noer Effendi, “Budaya Gotong Royong Masyarakat dalam Perubahan Sosial Saat Ini”, Jurnal Pemikiran Sosiologi, Vol. 2 No. 1 2013. https:// jurnal.ugm.ac.id/jps/article/ view/23403F Unit 1 Menggali Ide Pendiri Bangsa tentang Dasar Negara1. Pertanyaan KunciPertanyaan kunci yang akan dikaji pada unit ini adalah:a. Bagaimana pandangan para pendiri bangsa, termasuk Mohammad Yamin, Soepomo, dan Ir. Soekarno terhadap negara merdeka? Apa persamaan dan perbedaannya?b. Bagaimana memaknai proses perancangan dan isi dari rumusan dasar negara yang bernama Mukaddimah Hukum Dasar atau yang juga dikenal Piagam Jakarta?c. Apa pandangan para pendiri bangsa terkait isi Mukaddimah, terutama frasa “Ketuhanan, dengan kewajiban menjalankan syariat Islam bagi pemeluk-peme- luknya”?2. Tujuan PembelajaranPada unit ini, peserta didik mengidentiikasi cara pandang para pendiri bangsa tentangrumusan dan isi Pancasila, termasuk di dalamnya pandangan para pendiri bangsatentang hubungan agama dan negara terkait frasa “Ketuhanan, dengan kewajibanmenjalankan syariat Islam bagi pemeluk-pemeluknya” dalam Piagam Jakarta.3. DeskripsiPada unit ini, kita akan mengkaji dan menafsirkan cara pandang beberapa pendiribangsa tentang dasar negara yang muncul dalam Dokuritsu Zyunbi Tyoosakai (BadanPenyelidik Usaha-Usaha Persiapan Kemerdekaan/BPUPK) dan Panitia Sembilan.Sebagaimana kita tahu, dalam sidang BPUPK, sejumlah tokoh menyampaikan pidatodan mendiskusikan apa yang menjadi dasar negara. Tentunya, pada saat itu, Indonesiasebagai negara belum lahir sehingga para pendiri bangsa yang terhimpun dalam BPUPKmembayangkan dan berimajinasi tentang Indonesia merdeka. Dalam sidang BPUPK, sekurang-kurangnya, terdapat tiga tokoh yang menyam-paikan pidato tentang Dasar Negara, yaitu Mohammad Yamin, Soepomo, dan Ir.Soekarno. Selain ketiga tokoh tersebut, beberapa tokoh lain yang menjadi anggotaBPUPK turut memberikan sumbangsih pemikiran. Karena itu, pada unit ini, peserta didik diajak untuk mendalami ragam pemikir-an dari para pendiri bangsa tentang dasar negara dan ide-ide yang muncul aktu itu,serta mengidentiikasi persamaan dan perbedaan pemikiran para pendiri bangsa ten-tang negara merdeka dan dasar negara, termasuk di dalamnya soal relasi agama dannegara. Kemampuan peserta didik untuk mengidentiikasi pemikiran para pendiribangsa ini merupakan hal penting sebagai bagian dari kemampuan berpikir kritis,sebagaimana yang dirumuskan dalam Proil Pelajar Pancasila. Bagian 1 | Pancasila 374. Skema PembelajaranBerikut skema pembelajaran unit ini.4Saran 2 Jam Pokok-Pokok Pikiran dalam Sidang BPUPKPeriode Pelajaran Panitia Sembilan dan Mukaddimah Dasar Jam Pelajaran Negara 2 Jam PelajaranKosa Kata Hal yang Perlu Sumber Penting Dipersiapkan Belajar• Negara Merdeka • Spidol/kapur tulis Sumber Utama• Dasar Negara • Kertas A4 sebanyak • Bacaan Unit 1 Buku Guru• Weltanschauung • Materi Pembelajaran Buku Siswa• Ketuhanan 5 lembar/ kertas• Kemanusiaan/ untuk peserta didik kelas 10 mencatat hasil diskusi • Laman “Pameran Arsip Virtual internasionalisme • Contoh diagram• Persatuan peta pemikiran dan Lahirnya Pancasila” https://anri.go.id• Musyawarah/ diagram Venn • Yamin, M. 1959. Naskah Persiapan demokrasi Undang-undang Dasar 1945. Jilid 1, Jakarta: Yayasan Prapantja.  Sumber Pengayaan • Video Karikatur Pancasila: https:// www.youtube.com/watch?v=hwj- W8Ia3BpQ&feature=emb_title • Laman “Pameran Arsip Virtual La- hirnya Pancasila” https://anri.go.id • Artikel “May Rosa Zulfatus Soraya, Kontestasi Pemikiran Dasar Nega- ra Dalam Perwujudan Hukum di Indonesia” https://journal.uny.ac.id/ index.php/humanika/article/down- load/3329/28005. Sumber BacaanPerjuangan bangsa Indonesia untuk keluar dari penjajahan melewati fase yangpanjang dan berliku. Dalam catatan sejarah, disebutkan bahwa kekalahan Belandaatas Jepang dalam perang Asia Timur Raya menyebabkan bangsa Indonesia terlepasdari penjajahan Belanda menuju ke penjajahan Jepang. Jepang dapat menguasaiwilayah Indonesia setelah Belanda menyerah di Kalijati, Subang, Jawa Barat pada 838 Buku Panduan Guru Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan untuk SMA/SMK Kelas XMaret 1942. Jepang menggunakan sejumlah semboyan, seperti “Jepang PelindungAsia”, “Jepang Cahaya Asia”, dan “Jepang Saudara Tua” untuk menarik simpati bangsaIndonesia. Namun, kemenangan Jepang ini tidak bertahan lama. Pihak Sekutu (Inggris,Amerika Serikat, dan Belanda) melakukan serangan balasan kepada Jepang untukmerebut kembali Indonesia. Sekutu berhasil menguasai sejumlah daerah. Mencermatisituasi yang semakin terdesak itu, pada peringatan Pembangunan Djawa Baroe tanggal1 Maret 1945, Jepang mengumumkan rencananya untuk membentuk DokuritsuZyunbi Tyoosakai (Badan Penyelidik Usaha-Usaha Persiapan Kemerdekaan/BPUPK). Jepang pun mewujudkan janjinya dengan membentuk BPUPK pada 29 April1945, bersamaan dengan hari ulang tahun Kaisar Hirohito. BPUPK beranggotakan62 orang yang terdiri dari tokoh-tokoh Indonesia dan perwakilan Jepang. BPUPK melaksanakan dua kali sidang; 1) pada 29 Mei-1 Juni 1945 membahastentang Dasar Negara, 2) pada 10-17 Juli 1945 membahas tentang Rancangan Un-dang-Undang Dasar. Pada sidang pertama 29 Mei-1 Juni 1945, Mohammad Yamin,Soepomo, dan Soekarno menyampaikan pidato tentang dasar-dasar negara. Ketiga-nya memiliki pemikiran yang berbeda tentang dasar negara, sebagaimana tercermindalam pidato yang disampaikan ketiganya pada saat sidang BPUPK yang pertama. Dalam pidatonya, Mohammad Yamin menyampaikan lima dasar bagi negaramerdeka, yaitu: 1) peri kebangsaan, 2) peri kemanusiaan, 3) peri ketuhanan, 4) perikerakyatan, dan 5) kesejahteraan sosial. Setelah menyampaikan pidato, MohammadYamin baru kemudian menuliskan konsep dasar negara merdeka. Ternyata, konsep tertulisnya berbeda dengan yang dipidatokan. Dalam naskahtertulisnya, Mohammad Yamin menuliskan 5 dasar bagi negara merdeka: 1)ketuhanan yang maha esa, 2) kebangsaan persatuan indonesia, 3) rasa kemanusiaanyang adil dan beradab, 4) kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalampermusyawaratan/perwakilan, dan 5) keadilan sosial bagi seluruh rakyat indonesia. Pada hari berikutnya, Soepomo juga menyampaikan pidato yang berisi lima da-sar negara merdeka, yaitu: 1) persatuan, 2) kekeluargaan, 3) keseimbangan lahir danbatin, 4) musyawarah, dan 5) keadilan rakyat. Hari terakhir sidang pertama BPUPK, Soekarno menyampaikan dasar negarayang menurutnya juga merupakan philosophische grondslag atau weltanschauung. Isti-lah Pancasila philosophische grondslag berasal dari bahasa Belanda, sebuah terminolo-gi yang sudah dipahami oleh anggota BPUPK. Kata philosophische bermakna ilsafat,sementara grondslag berarti norma (lag), dasar (grands). "Apa Philosoische grodslag dari Indonesia merdeka?" tanya Soekarno dalam si-dang BPUPK. “Itulah fundamen, ilosoi, pikiran yang sedalam-dalamnya, jiwa, has-rat, yang sedalam-dalamnya untuk di atasnya didirikan gedung Indonesia merdekayang kekal dan abadi,” jelas Soekarno. Bagian 1 | Pancasila 39Soekarno menyampaikan lima dasar yang dinamainya sebagai Pancasila. Kelimadasar negara merdeka itu adalah: 1) kebangsaan Indonesia, 2) internasionalisme atauperi kemanusiaan, 3) mufakat atau demokrasi, 4) kesejahteraan sosial, 5) ketuhananyang berkebudayaan. Dari ketiga rumusan di atas, terlihat perbedaan konsep dan cara pandang me-ngenai idealnya negara merdeka, meskipun juga terdapat kesamaan/kemiripan kon-sep dari ketiganya. Tak hanya ketiga tokoh tersebut, tokoh-tokoh lain yang menjadianggota BPUPK juga terlibat secara aktif dalam mendiskusikan dan merumuskantentang negara merdeka dan dasar negara.Panitia Sembilan dan Mukaddimah Dasar NegaraSeusai sidang pertama BPUPK, dibentuklah panitia kecil yang bertugas mengum-pulkan berbagai usulan para anggota untuk kemudian dibahas pada sidang berikutnya.Ada banyak usulan yang masuk mengenai Indonesia Merdeka mulai dari soal dasarnegara, bentuk negara dan kepala negara, warga negara, hingga soal relasi agama dannegara. Untuk mengerucutkan usulan dan pembahasan mengenai dasar negara, diben-tuklah panitia kecil yang berjumlah sembilan orang, sehingga dikenal dengan PanitiaSembilan, yang diketuai oleh Soekarno. Panitia Sembilan menggelar rapat pada 22Juni 1945 tentang dasar negara. Diskusi berlangsung alot ketika membahas menge-nai relasi agama dan negara. Akhirnya, disepakatilah rancangan pembukaan hukumdasar, yang oleh Soekarno dinamai Mukaddimah, sementara Mohammad Yamin me-nyebutnya Piagam Jakarta, dan Sukirman Wirjosandjojo menyebutnya Gentlement’sAgreement. Dalam alenia keempat Mukaddimah, terdapat rumusan dasar negara, yaitu:1. Ketuhanan, dengan kewajiban menjalankan syariat Islam bagi pemeluk- pemeluknya;2. Kemanusiaan yang adil dan beradab;3. Persatuan Indonesia;4. Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan/ perwakilan; dan5. Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia. Hasil keputusan Panitia Sembilan tersebut kemudian dilaporkan ke hadapanseluruh anggota BPUPK pada 22 Juni 1945. Karena dianggap telah menyelesaikantugasnya, BPUPK dibubarkan pada 7 Agustus 1945. Agenda berikutnya adalah me-nyiapkan dan mematangkan serta mengesahkan hal-hal penting untuk persiapankemerdekaan Indonesia. Maka pada tanggal 9 Agustus 1945 dibentuklah PanitiaPersiapan Kemerdekaan Indonesia (PPKI).40 Buku Panduan Guru Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan untuk SMA/SMK Kelas XPPKI belum menjalankan tugas, sementara situasi Indonesia semakin memanasseiring dengan dibomnya Nagasaki dan Hiroshima. Pada 14 Agustus 1945, Jepangmenyerah kepada sekutu. Bersamaan dengan itu, terjadi kekosongan kekuasaan, se-hingga situasi tersebut dimanfaatkan oleh para pendiri bangsa untuk mempercepatkemerdekaan Indonesia. Akhirnya, kemerdekaan Indonesia diproklamasikan olehSoekarno-Hatta pada 17 Agustus 1945. Sehari setelah proklamasi kemerdekaan, tepatnya 18 Agustus 1945, PPKI me-laksanakan sidang. Dalam sidang inilah, peristiwa penghapusan tujuh kata dalamPiagam Jakarta terjadi. Mohammad Hatta adalah salah satu tokoh penting di balikide penghapusan tujuh kata tersebut. Alasannya, sejumlah pihak “keberatan” denganadanya tujuh kata tersebut sehingga berpotensi terjadi perpecahan. Diskusi dan lobi-lobi dilakukan kepada sejumlah tokoh yang selama ini mengusulkan Indonesia ber-asaskan Islam, seperti Ki Bagus Hadikusumo dan K.H.A. Wachid Hasjim. Para tokoh Islam itu pun berbesar hati dan mendahulukan kepentingan bersama,yakni menjaga keutuhan bangsa. Mereka akhirnya sepakat dengan penghapusan tu-juh kata dalam Piagam Jakarta tersebut.6. Proses Pembelajaran di Kelas Topik Saran Periode Tujuan PembelajaranIde Pendiri Bangsa 2 Jam Pelajaran Peserta didik mamputentang Dasar (guru dapat mengidentiikasi cara pandang paraNegara: Pokok- menyesuaikan pendiri bangsa tentang rumusanPokok Pikiran dalam dengan kondisi dan isi Pancasila yang didiskusikanBPUPK pembelajaran aktual) dalam sidang BPUPK.Langkah-Langkah Pembelajaran 1 20' 35' Kegiatan lanjutan Berbagi secara 15'   lisan PENDAHULUAN KEGIATAN INTI 20' REFLEKSIMengisi grafik TIK Membaca Jigsaw atau 20' Mengisi tabel  pengorgani- sasian Bagian 1 | Pancasila 41a. Kegiatan PendahuluanGuru mengajak peserta didik mengisi graik TIK tentang Pancasila untuk mengeta-hui apa yang telah dipelajari di kelas sebelumnya (pada jenjang SMP) serta apa yanghendak diketahui lebih mendalam. Tabel 2.1 Lembar Kerja Peserta DidikSaya Tahu ... Saya Ingin Tahu … Saya Telah Ketahui ...diisi di awal pembelajaran diisi di awal pembelajaran diisi di akhir pembelajaranKeterangan• Pada kolom Saya Tahu, peserta didik menuliskan apa yang dia ketahui tentang Pancasila (diisi di awal pembelajaran).• Pada kolom Saya Ingin Tahu, peserta didik menuliskan apa yang dia ingin tahu lebih ba- nyak tentang Pancasila (diisi di awal pembelajaran).• Pada kolom Saya Telah Ketahui, peserta didik menuliskan hal baru yang mereka pelajari tentang Pancasila (diisi di akhir pembelajaran).b. Kegiatan Inti1) Guru meminta peserta didik membaca materi yang berjudul “Pokok-Pokok Pikir- an dalam BPUPK”.2) Pada tahap ini, guru menerapkan metode membaca Jigsaw.42 Buku Panduan Guru Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan untuk SMA/SMK Kelas XLangkah-langkah membaca Jigsaw:• Guru membagi peserta didik menjadi tiga kelompok ahli.• Pada 15 menit pertama, masing–masing kelompok akan membahas artikel cara pandang Moh. Yamin, atau Soepomo, atau Soekarno. 1 1 1 Kelompok Kelompok Kelompok Ahli Ahli Ahli23 23 23• Pada 15 menit kemudian, setelah setiap anggota kelompok membaca artikel, mereka dikelompokkan kembali dengan peserta didik yang berasal dari kelompok ahli yang berbeda. 11123 23 23• Setelah masing–masing anggota kelompok ahli membagikan hasil bacaannya, guru mengajak peserta didik berdiskusi dalam kelompok besar. Alternatif Kegiatan Belajar1) Setelah melakukan kegiatan membaca Jigsaw, guru melanjutkan dengan kegiatan diskusi mendalam bersama kelompok besar.2) Pilihan lain adalah, setelah berdiskusi, peserta didik membuat peta pemikiran menggunakan graik pengorganisasian diagram venn (membandingkan) atau web organizer (deskripsi terperinci), sebagai berikut:Pendiri Moh. Yamin Moh. Yamin SoepomoBangsa Perumus PancasilaSoepomo Soekarno SoekarnoContoh diagram pengorganisasian Contoh diagram pengorganisasianWeb organizer (mendeskripsikan) Diagram Venn (membandingkan) Bagian 1 | Pancasila 43c. Kegiatan PenutupGuru memeriksa pemahaman peserta didik dengan meminta mereka menjawabpertanyaan kunci pada awal diskusi menggunakan bahasa sederhana yang mudahdipahami. Peserta didik dapat menuliskannya di kolom releksi (Buku Siswa) ataumenyampaikannya secara lisan.1) Dari proses belajar hari ini, hal yang saya pahami adalah ...2) Dari proses belajar hari ini, hal yang belum saya pahami adalah/saya ingin mengetahui lebih dalam tentang ...3) Dari proses belajar hari ini, hal yang akan saya lakukan dalam kehidupan sehari-hari ... Lembar Releksi Peserta Didik Tanggal: Dari proses belajar hari ini, hal yang saya pahami adalah Topik Saran Periode Tujuan PembelajaranPanitia Sembilan 2 Jam Pelajaran Peserta didik mampu mengidentiikasidan Mukaddimah (guru dapat pokok-pokok pemikiran yangDasar Negara menyesuaikan muncul dalam Panitia Sembilan dengan kondisi yang melahirkan Preambule atau pembelajaran aktual) Mukaddimah atau Piagam Jakarta, terutama terkait dengan gagasan relasi agama dan negara.44 Buku Panduan Guru Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan untuk SMA/SMK Kelas XLangkah-Langkah Pembelajaran 210' 35' Kegiatan lanjutan Berbagi secara 15'  lisan PENDAHULUAN KEGIATAN INTI 20' REFLEKSIMeninjau ulang Mencari informasi atautopik pertemuan penting 20'sebelumnya Membuat  rangkumana. Kegitan Pendahuluan1) Guru mengajak peserta didik mengingat kembali topik pembahasan pada per- temuan sebelumnya dengan mengulang kembali pertanyaan kunci pada unit ini. “Bagaimana pandangan Mohammad Yamin, Soepomo dan Soekarno terhadap negara merdeka? Apa persamaan dan perbedaannya?“b. Kegiatan Inti-Ide Pembelajaran1) Guru meminta peserta didik membaca materi yang berjudul “Panitia Sembilan dan Mukaddimah Dasar Negara”.2) Pada tahap ini, guru meminta peserta didik mencatat informasi penting terkait topik bacaan. Beberapa pertanyaan kunci yang diberikan kepada peserta didik adalah: a) Bagaimana proses perancangan dasar negara yang bernama Mukaddimah Hukum Dasar atau yang juga dikenal Piagam Jakarta? b) Apa yang menjadi inti dari isi Piagam Jakarta? c) Apa pandangan para pendiri bangsa terkait isi Mukaddimah, terutama frase “Ketuhanan, dengan kewajiban menjalankan syariat Islam bagi pemeluk- pemeluknya” ? d) Apa saja peristiwa penting saat penyusunan Mukaddimah Hukum Dasar?3) Setelah peserta didik selesai mencari informasi, dilanjutkan dengan membuat in- fograis peta pemikiran salah satu pendiri bangsa tentang rumusan Pancasila dan rancangan pembukaan hukum dasar. Tugas ini dapat dilakukan secara individual atau berpasangan. Media yang digunakan dapat berupa digital photoshop, canva, coreldraw atau ilustrasi manual. Bagian 1 | Pancasila 45Kegiatan Pembelajaran Alternatif1) Peserta didik diminta membuat rangkuman materi yang telah dipelajari dengan menjawab pertanyaan-pertanyaan kunci (dalam poin b di atas).c. Kegiatan Penutup1) Guru dan peserta didik menyimpulkan materi pelajaran.2) Guru dan peserta didik melakukan releksi.3) Guru memberikan penugasan dan informasi lain sebagai tindak lanjut proses pembelajaran. Peserta didik dapat menuliskan releksi hasil belajar hari ini pada kolom releksi(Buku Siswa). Lembar Releksi Peserta Didik Tanggal: Dari proses belajar hari ini, hal yang saya pahami adalah Pertanyaan pemantik dapat disesuaikan oleh guru kelas. Beberapa contoh perta-nyaan yang dapat digunakan, seperti:1) Dari proses belajar hari ini, hal yang saya pahami adalah ...2) Dari proses belajar hari ini, hal yang belum saya pahami adalah/saya ingin mengetahui lebih dalam tentang ...3) Dari proses belajar hari ini, hal yang akan saya lakukan dalam kehidupan sehari- hari ...7. Lembar Kerja Peserta DidikDalam Buku Siswa, terdapat beberapa Lembar Kerja Peserta Didik yang perlu diker-jakan oleh peserta didik, yaitu:46 Buku Panduan Guru Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan untuk SMA/SMK Kelas XLembar Kerja 1: Graik TIKSaya Tahu ... Saya Ingin Tahu … Saya Telah Ketahui ...diisi di awal pembelajaran diisi di awal pembelajaran diisi di akhir pembelajaranKeterangan• Pada kolom Saya Tahu, peserta didik menuliskan apa yang dia ketahui tentang Pancasila (diisi di awal pembelajaran).• Pada kolom Saya Ingin Tahu, peserta didik menuliskan apa yang dia ingin tahu lebih ba- nyak tentang Pancasila (diisi di awal pembelajaran).• Pada kolom Saya Telah Ketahui, peserta didik menuliskan hal baru yang mereka pelajari tentang Pancasila (diisi di akhir pembelajaran). Lembar Kerja 2: Kolom Releksi Tanggal: Dari proses belajar hari ini, hal yang saya pahami adalah Pertanyaan pemantik dapat disesuaikan oleh guru kelas. Beberapa contoh perta-nyaan yang dapat digunakan, seperti:a. Dari proses belajar hari ini, hal yang saya pahami adalah ...b. Dari proses belajar hari ini, hal yang belum saya pahami adalah/saya ingin mengetahui lebih dalam tentang ….c. Dari proses belajar hari ini, hal yang akan saya lakukan dalam kehidupan sehari-hari….. Bagian 1 | Pancasila 478. Asesmen/PenilaianDi akhir unit, guru memberikan asesmen kepada peserta didik untuk mengujikemampuan mereka, dengan cara:a. Membuat infograis/video, seperti yang telah dijelaskan pada bagian sebelumnya.b. Menjawab pertanyaan terbuka yang ada pada Buku Siswa.Aspek PenilaianPenilaian Kognitif Penilaian Sikap Penilaian Keterampilan• Partisipasi diskusi • Observasi guru • Efektivitas penyajian• Pemahaman materi (esai) • Penilaian diri sendiri video/infograis kepada• Konten infograis/video • Penilaian teman sebaya publikObservasi GuruDalam melakukan penilaian sikap, guru dapat melakukan observasi. Observasi dila-kukan dengan mencatat hal-hal yang tampak dan terlihat dari aktivitas peserta didikdi kelas. Observasi dapat meliputi, namun tidak terbatas kepada:a. Kemampuan kolaborasi, bekerja sama, atau membantu teman dalam kegiatan kelompok.b. Dapat menyimak penjelasan guru dengan seksama dan ketika temannya berbicara.c. Menunjukkan antusiasme dalam pembelajaran.d. Berani menyampaikan pendapat disertai dengan argumentasi yang jelas, rasional dan sistematis, serta disampaikan secara santun.e. Menunjukkan sikap menghargai terhadap teman yang berbeda, misalnya berbeda pendapat, ras, suku, agama dan kepercayaan, dan lain sebagainya.f. Menunjukkan sikap tanggung jawab ketika diberi tugas dan peran yang harus dilakukan. Catatan Observasi: Guru dapat mengembangkan komponen penting lainnya terkait hal-hal yang perlu diobservasi. Guru dapat menggunakan lembar observasi berikut, atau mengembangkan- nya sesuai dengan kebutuhan guru.48 Buku Panduan Guru Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan untuk SMA/SMK Kelas XLembar Observasi Nama peserta didik: ................................................................. Tanggal: ............................................. Berdasarkan observasi saya, sikap positif peserta didik yang bernama: __________ Sebagai berikut Berdasarkan observasi saya, hal-hal yang perlu ditingkatkan dari sikap peserta didik yang bernama: __________________, sebagai berikutPenilaian Diri Sendiri dan SebayaGuru juga dapat meminta peserta didik untuk melakukan penilaian diri sendiriterkait dengan ketercapaian Capaian/Tujuan Pembelajaran, ataupun meminta temansebayanya untuk melakukan penilaian tersebut. Penilaian diri sendiri dapat berupakualitatif ataupun kuantitatif. Jika dilakukan secara kuantiatif, guru meminta pesertadidik untuk memberikan angka ketercapaian Capaian Pembelajaran, misalnyamenggunakan skala 1-10. Sementara jika dilakukan secara kualitatif, guru memintapeserta didik mencatat hal-hal yang telah dicapai dan yang belum dicapai. Dengan melakukan penilaian diri sendiri (self-assessment), guru memberikankesempatan kepada peserta didik untuk melakukan releksi terhadap dirinya tentanghal-hal yang sudah dan belum dicapai terkait pembelajaran. Pertanyaan-pertanyaankunci yang dapat diberikan kepada peserta didik dalam melakukan penilaian diriataupun sebaya, di antaranya:a. Apakah kalian atau rekan kalian telah mencapai Capaian/Tujuan Pembelajaran?b. Jika iya, hal apa yang membuat kalian atau teman kalian mencapainya?c. Jika tidak, apa yang bisa kalian atau teman kalian lakukan untuk mencapainya? Bagian 1 | Pancasila 499. Kegiatan Tindak LanjutKegiatan tindak lanjut dapat berupa dua hal, yaitu:a. Pengayaan: kegiatan pembelajaran pengayaan dapat diberikan kepada peserta didik yang menurut guru telah mencapai Capaian Pembelajaran. Bentuk pengayaan yang dapat diberikan oleh guru adalah: 1) Memberikan sumber bacaan lanjutan yang sesuai dengan topik untuk dipelajari oleh peserta didik, kemudian disampaikan oleh peserta didik yang bersangkutan pada sesi pertemuan berikutnya. 2) Membantu peserta didik lain yang belum mencapai Capain Pembelajaran, sehingga sesama peserta didik dapat saling membantu untuk mencapai Capaian Pembelajaran.b. Remedial: kegiatan remedial diberikan kepada peserta didik yang belum menca- pai Capaian Pembelajaran, untuk membantu mereka dalam mencapainya. Dalam kegiatan remedial, beberapa hal yang dapat dilakukan oleh guru, di antaranya: 1) Guru melakukan pertemuan satu per satu (one on one meeting) dengan peserta didik untuk menanyakan hambatan belajarnya, meningkatkan motivasi bela- jarnya, dan memberikan umpan balik kepada peserta didik. 2) Memberikan aktivitas belajar tambahan di luar jam pelajaran, baik dilakukan secara mandiri maupun bersama temannya, dengan catatan: 1) menyesuaikan dengan gaya belajar peserta didik, 2) membantu menyelesaikan hambatan belajarnya.10. Releksi GuruGuru melakukan releksi mengenai apa yang telah berjalan dengan baik dan apa yangmasih kurang sehingga perlu ditingkatkan, dengan menjawab pertanyaan-pertanya-an berikut ini.a. Apakah ada sesuatu yang menarik selama pembelajaran?b. Apa saja pertanyaan yang muncul selama pembelajaran? c. Jika ada, apa yang ingin saya ubah dari cara mengajar pada kegiatan ini?d. Apa yang saya sukai dan tidak sukai dari kegiatan pembelajaran kali ini?e. Pelajaran apa yang saya dapatkan selama pembelajaran?f. Apa yang ingin saya ubah untuk meningkatkan/memperbaiki pelaksanaan dan hasil pembelajaran?g. Dua hal yang ingin saya pelajari lebih lanjut setelah kegiatan ini?h. Dengan pengetahuan yang saya miliki sekarang, apa yang akan saya lakukan jika harus mengajar kegiatan yang sama di kemudian hari?i. Langkah keberapakah yang paling berkesan bagi saya? Mengapa?j. Pada langkah keberapa murid paling banyak belajar?k. Pada momen apa murid menemui kesulitan saat mengerjakan tugas akhir mereka?l. Bagaimana mereka mengatasi masalah tersebut dan apa peran saya pada saat itu?m. Kapan atau pada bagian mana saya merasa kreatif ketika mengajar? Mengapa?50 Buku Panduan Guru Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan untuk SMA/SMK Kelas X11. Interaksi Guru dan Orang Tua/WaliInteraksi guru dengan orang tua/wali murid merupakan hal penting dalam kesuksesanbelajar peserta didik. Dengan melakukan interaksi ini maka orang tua dilibatkansecara intensif dalam mewujudkan kesuksesan belajar peserta didik. Interaksi guru dan orang tua/wali murid dapat dilakukan dalam beberapa bentuk,di antaranya:a. Pendampingan: guru dapat meminta bantuan orang tua atau wali murid untuk mendampingi belajar anaknya. Pendampingan di sini dapat berupa; menanya dan mengingatkan tugas-tugas yang perlu dilakukan di rumah dan mendampingi proses belajarnya di rumah, termasuk mengetahui gaya dan hambatan belajarnya. Semua proses pendampingan yang dilakukan oleh orang tua/wali murid dapat dicatat secara sistematis.b. Observasi: guru juga dapat meminta bantuan orang tua atau wali murid untuk melakukan observasi kepada anaknya terkait dengan sikap dan perilaku selama di rumah, ataupun terkait dengan tugas-tugas tertentu yang memerlukan penga- matan orang tua. Untuk melakukan interaksi tersebut, dapat ditempuh dengan cara:a. Kunjungan ke rumah peserta didik. Guru melakukan kunjungan secara mandiri ataupun secara kolektif bersama dengan guru bimbingan konseling ataupun dengan sesama peserta didik untuk melakukan kunjungan ke salah satu rumah peserta didik. Dengan melakukan kunjungan, guru berkesempatan melihat secara langsung kondisi anak di lingkungan keluarga, latar belakang kehidupannya, masalah-masalah yang dihadapinya dalam keluarga, dan sekaligus dapat mengobservasi langsung cara anak didik belajar.b. Mengundang ke sekolah. Guru dapat mengundang salah satu orang tua atau wali murid datang ke sekolah, terutama ketika sekolah menyelenggarakan kegiatan. Guru juga dapat mengundang ke salah satu orang tua/wali dari peserta didik yang mengalami kendala belajar atau menghadapi masalah, kemudian bersama mereka mencarikan solusinya.c. Surat-menyurat baik melalui elektronik maupun cetak. Surat-menyurat ini di- lakukan untuk memberikan penghargaan kepada peserta didik yang sukses dalam belajar ataupun kepada peserta didik yang mengalami kesulitan/masalah dalam belajar. Bagian 1 | Pancasila 51G Unit 2 Penerapan Pancasila dalam Konteks Berbangsa1. Pertanyaan KunciPertanyaan kunci yang akan dikaji pada unit ini adalah:1. Bagaimana penerapan Pancasila dalam konteks kehidupan berbangsa? Apa saja yang sudah terimplementasikan dan apa saja yang menjadi tantangan dalam mengimplementasikan Pancasila?2. Apakah kehidupan masyarakat di sekitar telah sesuai dengan nilai-nilai Pancasila?3. Apa saja karakter atau ciri-ciri kehidupan masyarakat yang sesuai dengan nilai-nilai Pancasila?2. Tujuan PembelajaranPada unit ini, peserta didik diharapkan mampu menelaah bagaimana penerapannilai-nilai Pancasila dalam kehidupan bermasyarakat dan berbangsa sekarang ini.Dengan demikian, secara relektif, peserta didik dapat melihat praktik kehidupanberbangsa (baik yang terjadi di lingkungan terdekat maupun dalam konteks nasional)yang sesuai dan yang tidak sesuai dengan nilai Pancasila.3. DeskripsiPada unit ini, peserta didik mengkaji bagaimana penerapan nilai-nilai Pancasiladalam kehidupan bermasyarakat dan berbangsa hari ini. Melalui sub topik ini,guru mengajak peserta didik untuk berpikir kritis dan relektif: apakah kehidupanmasyarakat di sekitarnya sudah sesuai dengan nilai-nilai Pancasila atau belum,kehidupan bermasyarakat dan berbangsa seperti apa yang dapat disebut telahmenerapkan nilai-nilai Pancasila? Karena itulah, pada sub topik ini, setiap gurudapat melakukan releksi dan kajian terhadap peristiwa atau fenomena yang terjadidi sekitarnya, sehingga sub topik ini menjadi lebih relevan dan kontekstual dengankehidupan peserta didik.52 Buku Panduan Guru Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan untuk SMA/SMK Kelas X4. Skema Pembelajaran4Saran 2 Jam Tantangan Penerapan Pancasila dalam Kehidupan BerbangsaPeriode Pelajaran Jam Pelajaran Peluang Penerapan Pancasila dalam 2 Jam Kehidupan Berbangsa PelajaranKosa Kata Hal yang Perlu Sumber Penting Dipersiapkan Belajar• Berbangsa • Tabel implementasi Sumber Utama• Toleransi dan dan bukan • Bacaan Unit 2 Buku Guru implementasi.  • Bacaan Unit 2 Buku Siswa intoleransi• Bullying • Berita terkait Pengayaan• Diskriminasi tantangan • Artikel, Aminullah, Implemen-• Ujaran kebencian implementasi• Nasionalisme Pancasila. tasi Nilai-Nilai Pancasila dalam• Separatisme Kehidupan Bermasyarakat, Jurnal• Mufakat • Contoh kasus yang IKIP Mataram, Vol. 3. No.1• Ketidakadilan menjadi tantangan ISSN:2355-6358, https://core.ac.uk/ implementasi dan download/pdf/234118568.pdf gender bukan implementasi • Soeprapto, Impementasi Pancasila Pancasila. dalam Kehidupan Bermasyarakat, Berbangsa dan Bernegara, 2010, Jurnal Ketahanan Nasional, Vol 15 No 2, https://jurnal.ugm.ac.id/jkn/ article/view/22960 5. Sumber BacaanPancasila bukan sekadar pajangan ataupun hafalan semata. Pancasila, pada saat si-dang BPUPK, ditempatkan sebagai philosophische grondslag atau weltanschauung."Philosophische Grondslag"  berasal dari bahasa Belanda yang berarti norma (lag),dasar (grands), dan yang bersifat ilsafat (philosophische). Selain itu, berasal juga daribahasa Jerman, yaitu "Weltanschauung" yang memiliki arti sebagai pandangan men-dasar (anshcauung), dengan dunia (welt). Bahkan, ketika mengajukan penamaan limadasar negara merdeka dengan mengusulkan nama Pancasila. Soekarno menegaskankelima dasar yang diusulkannya itu bukan sesuatu yang asing bagi bangsa Indonesiakarena ia digali dari tradisi dan budaya bangsa Indonesia. Bagian 1 | Pancasila 53Namun demikian, praktik berbangsa tidak sepenuhnya sesuai dengan sila-sila Pancasila. Dalam kehidupan berbangsa dan bermasyarakat, dapat kita jumpaisejumlah “pelanggaran” terhadap sila-sila Pancasila. Tak hanya oleh masyarakatumum, di kalangan peserta didik sendiri, praktik ber-Pancasila tak sepenuhnya dapatdijalankan dengan baik. Mari kita diskusikan dan releksikan penerapan Pancasila menurut sila-silaPancasila.a. Ketuhanan Yang Maha EsaDalam konteks kehidupan berbangsa, sila pertama ini mereleksikan bahwa bang-sa Indonesia adalah bangsa yang percaya kepada Tuhan Yang Maha Esa. Karena itu,ia dapat melaksanakan ajaran-ajaran agamanya secara nyaman dan seksama tanpamengalami gangguan. Namun faktanya, tidak semua manusia Indonesia yang berke-tuhanan ini dapat melaksanakan ajaran dan ritual agamanya dengan nyaman dan sek-sama. Masih kerap terjadi sejumlah persoalan terkait dengan kebebasan pelaksanaanajaran agama, seperti soal intoleransi terhadap keyakinan yang berbeda yang terjadidi kalangan masyarakat.b. Kemanusiaan yang Adil dan BeradabSila kedua ini memberikan pengertian bahwa setiap bangsa Indonesia dijunjungtinggi, diakui, dan diperlakukan sesuai dengan harkat dan martabatnya selaku ciptaanTuhan Yang Maha Esa. Pendek kata, setiap warga negara Indonesia memiliki derajat,hak, dan kewajiban yang sama. Oleh karena itu, segala tindakan yang melanggar“kemanusian”, seperti perundungan (bullying), diskriminasi, dan kekerasan antar-sesama tidak dapat dibenarkan. Sila ini juga secara eksplisit menyebut kata “adil danberadab” yang berarti bahwa perlakuan terhadap sesama manusia haruslah adil dansesuai dengan moral-etis serta adab yang berlaku. Sayangnya, kehidupan berbangsakita tidak sepenuhnya dapat menerapkan hal ini. Masih banyak terjadi tindakan-tindakan yang tidak menghargai harkat dan martabat manusia, seperti perundungan,diskriminasi, ujaran kebencian, bahkan kekerasan terhadap peserta didik dan guru.c. Persatuan IndonesiaSila ketiga ini memberikan syarat mutlak kepada setiap bangsa Indonesia untuk men-junjung tinggi persatuan. Persatuan di sini bukan bermakna terjadinya penyeragamandari keragaman yang ada. Melalui sila ini, kita semua diminta bersatu padu, kompaktanpa perpecahan untuk bersama-sama memajukan bangsa dan negara Indonesia.Faktanya, kita masih kerap menjumpai berbagai narasi yang justru kontra-produktifdengan semangat persatuan: saling menghujat, menghasut, memusuhi, dan menye-rang mereka hanya karena berbeda. Lebih parah lagi, gerakan separatis yang hendakmemisahkan diri dari Indonesia masih tetap eksis hingga kini.54 Buku Panduan Guru Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan untuk SMA/SMK Kelas Xd. Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam per- musyawaratan/perwakilanDalam konteks berbangsa, sila ini menegaskan bahwa segala keputusan di lingkunganmasyarakat harus dilakukan dengan penuh hikmat kebijaksanaan melalui mekanismemusyawarah. Karena itulah, untuk melaksanakan kegiatan/program bersama di ma-syarakat harus ditempuh dengan cara musyawarah. Prinsip musyawarah ini menya-darkan kita bahwa setiap bangsa Indonesia memiliki hak, kedudukan, dan kewajibanyang setara. Dengan demikian, tidak boleh ada seseorang atau satu kelompok yangmerasa paling otoritatif dan merasa paling benar. Faktanya, kita masih menjumpaisejumlah praktik kehidupan di masyarakat yang tak sepenuhnya mengedepankanmusyawarah, seperti tidak menghargai pendapat yang berbeda, antikritik.e. Keadilan sosial bagi seluruh rakyat IndonesiaKeadilan adalah nilai universal yang harus dipraktikkan oleh setiap bangsa Indonesia.Dalam konteks kehidupan berbangsa, keadilan dapat bermakna bahwa setiap bang-sa Indonesia berada dalam posisi yang setara, baik terkait dengan harkat, martabat,maupun hak dan kewajibannya. Karena itu, merendahkan orang lain karena, misal-nya, status sosial, jenis kelamin, agama, dan budaya adalah bentuk dari ketidakadilan.Untuk bersikap adil harus dimulai dari cara pikir yang adil. Sayangnya, ada banyakketidakadilan yang terjadi di sekitar kita. Misalnya, diskriminasi dan ketidakadilanterhadap perempuan: perempuan tidak mendapatkan hak belajar yang setara denganlaki-laki, perempuan jarang dikasih kesempatan untuk menjadi pemimpin karena di-anggap emosional, upah pekerja perempuan umumnya lebih rendah dibanding laki-laki, atau dipaksa nikah muda karena ia perempuan. Tentu, masih banyak contoh laindari ketidakadilan yang terjadi di dalam kehidupan masyarakat.6. Proses Pembelajaran di Kelas Topik Saran Periode Tujuan PembelajaranTantangan 2 Jam Pelajaran Peserta didik mampu menganalisispenerapan Pancasila (guru dapat secara kritis penerapan nilai-dalam kehidupan menyesuaikan nilai Pancasila dalam kehidupanberbangsa dengan kondisi berbangsa pembelajaran aktual) Bagian 1 | Pancasila 55Langkah-Langkah Pembelajaran 1 Kegiatan lanjutan Membahas PENDAHULUAN KEGIATAN INTI  hasil diskusi REFLEKSIBerefleksi: Berdiskusi: (15')seberapa implementasi bersama-samaPancasilakah Pancasila di (20')saya? sekitar(20') (35') atau 2 stay 3 stray/  gallery walk (20')a. Kegiatan Pendahuluan1) Guru memberikan pertanyaan pemantik kepada peserta didik yang kemudian didiskusikan dalam kelompok besar. “Seberapa Pancasilakah kamu?” (dijawab menggunakan persentase)2) Guru memberi pertanyaan lanjutan terhadap respons yang diberikan peserta didik, seperti: a) Mengapa kamu memberikan persentase yang kecil/besar? b) Apa bukti kamu telah menerapkan Pancasila di kehidupan sehari-hari?b. Kegiatan Inti – Ide Pembelajaran https://food.detik.com/info-kuliner/d- 4777608/1) Guru meminta peserta didik membaca to- pik bahasan Unit 2 dan/atau membaca berita yang menunjukan tantangan ber-Pancasila, kemudian dikaji. Lihat contoh berita di sam- ping ini.2) Setelah itu, guru memberikan beberapa per- tanyaan pemantik diskusi, sebagai berikut: a) Kegiatan apa saja yang saya lakukan hari ini yang merupakan pengimplementasi- an Pancasila? b) Apakah orang–orang di sekitar saya telah mengimplementasikan Pancasila di kehi- dupan sehari–hari? c) Apa saja contoh kegiatan yang tidak men- cerminkan implementasi Pancasila?56 Buku Panduan Guru Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan untuk SMA/SMK Kelas X3) Guru meminta peserta didik untuk menawarkan diri menjawab pertanyaan guru dan mencatatnya pada tabel yang dibuat di papan tulis atau di atas kertas poster yang telah dipersiapkan oleh guru sebelumnya, seperti contoh di bawah ini.Implementasi Pancasila Bukan Implementasi Pancasila4) Setelah peserta didik memberikan tanggapan, guru mengajak peserta didik men- diskusikan hasil pencatatan bersama-sama. Selanjutnya, guru mengajak peserta didik berpikir dan membagikan pemikiran tentang apa saja yang menjadi tan- tangan sehingga Pancasila tidak terimplementasikan. Kegiatan Pembelajaran Alternatif1) Peserta didik dibagi ke dalam lima kelompok, masing-masing kelompok meng- kaji bagaimana implementasi berpancasila dalam kehidupan masyarakat (con- toh: rumah, lingkungan rumah, fasilitas umum) dan mencatatnya dalam bentuk poster.2) Setelah selesai berdiskusi dalam kelompok, peserta didik membagikan hasil dis- kusi melalui kegiatan 2 stay 3 stray atau gallery walk. Langkah-langakahnya seba- gai berikut. 2 Stay 3 Stray a) Dua orang dari kelompok akan tetap berada di kelompok dan bertugas menjelaskan hasil diskusi kepada para pengunjung dari kelompok lain. b) Tiga orang lainnya berkunjung dari satu kelompok ke kelompok yang lain untuk mendengarkan dan memberi tanggapan atas presentasi kelompok yang dikunjungi. c) Guru membatasi waktu kunjungan di setiap kelompok, 7-10 menit untuk setiap putaran. Gallery Walk a) Setelah selesai membuat poster, peserta didik menempelkan poster terse- but pada tempat yang diinginkan. b) Lalu, setiap kelompok bergiliran mengunjungi poster dari kelompok lainnya. c) Setiap berkunjung pada satu poster, para pengunjung memberi tanggapan dengan menuliskan apa yang disetujui dan apa yang ingin dipertanyakan. d) Setelah selesai mengunjungi poster-poster dari kelompok lain, setiap ang- gota kelompok kembali ke poster masing-masing dan membahas pernya- taan dan pertanyaan yang diberikan. Bagian 1 | Pancasila 573) Setelah melakukan 2 stay 3 stray/gallery walk, guru mengajak peserta didik berpikir dan membagikan pemikiran tentang apa saja yang menjadi tantangan sehingga Pancasila tidak diimplementasikan.c. Kegiatan PenutupGuru memeriksa pemahaman peserta didik dengan meminta mereka menjawabpertanyaan kunci pada awal diskusi menggunakan bahasa sederhana yang mudahdipahami. Peserta didik dapat menuliskannya di kolom releksi (Buku Siswa) ataumenyampaikannya secara lisan. Lembar Releksi Peserta Didik Tanggal: Dari proses belajar hari ini, hal yang saya pahami adalah1) Dari proses belajar hari ini, hal yang saya pahami adalah ...2) Dari proses belajar hari ini, hal yang belum saya pahami adalah/saya ingin me- ngetahui lebih dalam tentang ...3) Dari proses belajar hari ini, hal yang akan saya lakukan dalam kehidupan se- hari-hari ... Topik Saran Periode Tujuan PembelajaranTantangan 2 Jam Pelajaran Peserta didik mampupenerapan Pancasila (guru dapat mempresentasikan peluang dandalam kehidupan menyesuaikan tantangan penerapan nilai-nilaiberbangsa dengan kondisi Pancasila dalam kehidupan global. pembelajaran aktual)58 Buku Panduan Guru Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan untuk SMA/SMK Kelas XLangkah-Langkah Pembelajaran 2 Kegiatan lanjutan Membuat PENDAHULUAN KEGIATAN INTI  komik: Peluang REFLEKSIBermain Berdiskusi: (15')mengelompokkan Peluang Penerapanaktivitas implementasi Pancasila (35')(10') Pancasila dalam kehidupan atau berbangsa (20') Membuat  Poster: Peluang Penerapan Pancasila(35')a. Kegiatan Pendahuluan1) Guru memberikan potongan kertas yang berisi kata-kata yang merepresentasikan “tantangan” dan “peluang” pengimplementasian Pancasila.2) Masing-masing peserta didik diminta untuk mengambil satu kertas dan mengi- dentiikasi apakah kata tersebut termasuk pada “tantangan” atau “peluang” serta menanyakan alasannya.b. Kegiatan Inti – Ide Pembelajaran1) Guru meminta peserta didik membaca topik bahasan Unit 2.2) Guru dan peserta didik membahas bahan bacaan bersama.3) Guru menugaskan peserta didik membuat komik yang mengilustrasikan peluang penerapan Pancasila dalam kehidupan berbangsa.4) Pengerjaan komik dapat dilakukan secara individu maupun berpasangan. Kegiatan Pembelajaran Alternatif1) Setelah membahas bahan bacaan Unit 2, guru menugaskan peserta didik mem- buat poster yang mengilustrasikan peluang penerapan Pancasila dalam kehidup- an berbangsa.2) Pengerjaan komik dapat dilakukan secara individu maupun berpasangan.c. Kegiatan Penutup1) Guru dan peserta didik menyimpulkan materi pelajaran.2) Guru dan peserta didik melakukan releksi.3) Guru dapat memberikan penugasan dan informasi lain sebagai tindak lanjut proses pembelajaran. Bagian 1 | Pancasila 59Peserta didik dapat menuliskan releksi hasil belajar hari ini pada kolom releksi(Buku Siswa). Lembar Releksi Peserta Didik Tanggal: Dari proses belajar hari ini, hal yang saya pahami adalah Pertanyaan pemantik dapat disesuaikan oleh guru kelas. Beberapa contoh perta-nyaan yang dapat digunakan, seperti:1) Dari proses belajar hari ini, hal yang saya pahami adalah ...2) Dari proses belajar hari ini, hal yang belum saya pahami adalah/saya ingin mengetahui lebih dalam tentang ...3) Dari proses belajar hari ini, hal yang akan saya lakukan dalam kehidupan sehari- hari ...7. Lembar Kerja Peserta Didik Lembar Kerja 1: Jurnal Harian Penerapan PancasilaPeserta didik diminta untuk membuat jurnal harian pengamalan Pancasila.Contoh jurnal: Senin/28 September 2020 Hari/Tanggal Pagi hari Waktu Tempat Di rumah Sila ke-4 Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam Deskripsi kegiatan permusyawaratan perwakilan. Ibu meminta pendapat aku dan adikku untuk menu masakan pada hari itu.60 Buku Panduan Guru Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan untuk SMA/SMK Kelas XLembar Kerja 2: Kolom Releksi Tanggal: Dari proses belajar hari ini, hal yang saya pahami adalah Pertanyaan pemantik dapat disesuaikan oleh guru kelas. Beberapa contoh perta-nyaan yang dapat digunakan, seperti:a. Dari proses belajar hari ini, hal yang saya pahami adalah ...b. Dari proses belajar hari ini, hal yang belum saya pahami adalah/saya ingin me- ngetahui lebih dalam tentang ...c. Dari proses belajar hari ini, hal yang akan saya lakukan dalam kehidupan sehari- hari ...8. Asesmen/PenilaianDi akhir unit, guru memberikan asesmen kepada peserta didik untuk menguji ke-mampuan mereka, dengan cara:a. Membuat jurnal harian mengenai penerapan Pancasila di sekitar lingkungan.b. Menjawab pertanyaan terbuka yang ada pada Buku Siswa. Untuk mengetahui sejauh mana pemahamanmu tentang unit ini, jawablah pertanyaan berikut. 1) Bagaimana penerapan Pancasila dalam konteks kehidupan berbangsa? Apakah sudah terimplementasi atau belum? 2) Jika sudah, sebutkan contohnya. Jika belum, sebutkan hal yang men- jadi tantangannya! 3) Apakah kehidupan masyarakat di sekitar telah sesuai dengan nilai-nilai Pancasila? 4) Apa saja karakter atau ciri-ciri kehidupan masyarakat yang sesuai dengan nilai-nilai Pancasila? Bagian 1 | Pancasila 61Aspek PenilaianPenilaian Kognitif Penilaian Sikap Penilaian Keterampilan• Konten komik/poster • Observasi guru • Keterampilan membuat• Pengisian jurnal harian • Penilaian diri sendiri poster • Penilaian teman sebaya Pancasila• Partisipasi diskusi• Pemahaman materi (esai)Observasi GuruGuru melakukan observasi untuk menilai sikap peserta didiknya. Ketentuan detailmengenai Observasi Guru sila merujuk ke halaman 48.Penilaian Diri Sendiri dan SebayaGuru juga dapat meminta peserta didik untuk melakukan penilaian diri sendiri ter-kait dengan ketercapaian Capaian/Tujuan Pembelajaran, ataupun meminta temansebayanya untuk melakukan penilaian tersebut. Penilaian diri sendiri dapat berupakualitatif ataupun kuantitatif. Jika dilakukan secara kuantiatif, guru meminta pesertadidik untuk memberikan angka ketercapaian Capaian Pembelajaran, misalnya meng-gunakan skala 1-10. Sementara jika dilakukan secara kualitatif, guru meminta pesertadidik mencatat hal-hal yang telah dicapai dan yang belum dicapai. Dengan melakukan penilaian diri sendiri (self-assessment), guru memberikankesempatan kepada peserta didik untuk melakukan releksi terhadap dirinya tentanghal-hal yang sudah dan belum dicapai terkait pembelajaran. Pertanyaan-pertanya-an kunci yang dapat diberikan kepada peserta didik dalam melakukan penilaian diriataupun sebaya, di antaranya:a. Apakah kalian atau rekan kalian telah mencapai Capaian/Tujuan Pembelajaran?b. Jika iya, hal apa yang membuat kalian atau teman kalian mencapainya?c. Jika tidak, apa yang bisa kalian atau teman kalian lakukan untuk mencapainya?9. Kegiatan Tindak LanjutKetentuan dan panduan Kegiatan Tindak Lanjut merujuk ke halaman 50.10. Releksi GuruGuru melakukan releksi mengenai apa yang telah berjalan dengan baik dan apa yangmasih kurang sehingga perlu ditingkatkan, dengan menjawab pertanyaan-pertanya-an berikut ini.62 Buku Panduan Guru Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan untuk SMA/SMK Kelas Xa. Apakah ada sesuatu yang menarik selama pembelajaran?b. Apa saja pertanyaan yang muncul selama pembelajaran? c. Jika ada, apa yang ingin saya ubah dari cara mengajar pada kegiatan ini?d. Apa yang saya sukai dan tidak sukai dari kegiatan pembelajaran kali ini?e. Pelajaran apa yang saya dapatkan selama pembelajaran?f. Apa yang ingin saya ubah untuk meningkatkan/memperbaiki pelaksanaan dan hasil pembelajaran?g. Dua hal yang ingin saya pelajari lebih lanjut setelah kegiatan ini?h. Dengan pengetahuan yang saya miliki sekarang, apa yang akan saya lakukan jika harus mengajar kegiatan yang sama di kemudian hari?i. Langkah keberapakah yang paling berkesan bagi saya? Mengapa?j. Pada langkah keberapa murid paling banyak belajar?k. Pada momen apa murid menemui kesulitan saat mengerjakan tugas akhir mereka?l. Bagaimana mereka mengatasi masalah tersebut dan apa peran saya pada saat itu?m. Kapan atau pada bagian mana saya merasa kreatif ketika mengajar? Mengapa?11. Interaksi Guru dan Orang Tua/WaliKetentuan dan panduan Interaksi Guru dan Orang Tua/Wali merujuk ke halaman 51. Bagian 1 | Pancasila 63H Unit 3 Peluang dan Tantangan Penerapan Pancasila1. Pertanyaan KunciPertanyaan kunci yang akan dikaji pada unit ini adalah:a. Apa dan bagaimana peluang penerapan Pancasila bagi peserta didik dalam kehi- dupan di dunia yang saling terhubung ini?b. Apa dan bagaimana tantangan penerapan Pancasila bagi peserta didik dalam ke- hidupan di dunia yang saling terhubung ini?2. Tujuan PembelajaranPada unit ini, peserta didik diharapkan mampu mengidentiikasi peluang dan tan-tangan penerapan nilai-nilai Pancasila dalam kehidupan peserta didik di dunia yangsaling terhubung, di mana, seseorang dapat berinteraksi dengan orang lain di wilayah,daerah, dan bahkan negara yang berbeda.3. DeskripsiPada topik ini, peserta didik akan mengidentiikasi peluang dan tantangan penerapannilai-nilai Pancasila dalam kehidupan global. Kita tahu bahwa zaman terus berubah.Hari ini, peserta didik hidup dalam dunia yang saling terhubung, sebagai konsekuensidari kemajuan teknologi informasi. Berbagai peristiwa yang terjadi di suatu wilayahatau bahkan negara lain, dapat dengan cepat diketahui oleh peserta didik kita. Sebuahdunia yang, seolah-olah, tak lagi memiliki batas dan jarak. Semua orang bisa mengak-ses informasi dengan mudah dan cepat, dari manapun dan kapanpun. Kondisi tersebut, satu sisi, memberikan peluang bagi peserta didik untuk da-pat menyebarkan dan menerapkan nilai-nilai luhur Pancasila secara lebih masif danmengglobal, sekaligus menjadi acuan dalam pergaulan global. Namun, pada sisi lain,ia justru menjadi tantangan tersendiri dalam penerapan Pancasila. Sebab, ragam in-formasi dan pengalaman yang dihasilkan dari pergumulan lintas batas tersebut ber-potensi mempengaruhi cara pandang, sikap, dan perilaku peserta didik. Sementaraitu, tidak semuanya sesuai dengan Pancasilan, bahkan terkadang bertentangan.64 Buku Panduan Guru Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan untuk SMA/SMK Kelas X4. Skema PembelajaranBerikut skema pembelajaran unit ini.4Saran 2 Jam Tantangan: Pancasila di dunia yang saling terhubungPeriode Pelajaran Jam Pelajaran Peluang: Pancasila di dunia 2 Jam yang saling terhubung PelajaranKosa Kata Hal yang Perlu Sumber Penting Dipersiapkan Belajar• Ujaran Kebencian • Kertas poster/A3 Sumber Utama• Hoaks • Berita terkait • Bacaan Unit 3 Buku Guru• Egosentrisme • Bacaan Unit 3 Buku Siswa• Invididualisme tantangan• Media Sosial implemntasi Pengayaan• Crowdfunding Pancasila di era • Artikel, Nurul Fadilah, Tantangan dan• Borderless Society digital• Pandemi • Contoh lealet/ penguatan Ideologi Pancasila dalam booklet Menghadapi Era Revolusi Industri 4.0, 2019, Journal of Digital Education, Communication, and Art, Vol 2 No 2. https://jurnal.polibatam.ac.id/index. php/DECA/article/download/1546/895/5. Sumber BacaanUpaya untuk menerapkan Pancasila dalam kehidupan sehari-hari merupakan halpaling menantang dari materi Pancasila, di era Revolusi Industri 4.0. Tentu saja, tan-tangan dan peluang mengimplementasikan Pancasila pada 30 tahun yang lalu berbe-da dengan hari ini, zaman telah berubah dan tantangan pun ikut berganti. Karena itu, marilah kita mengulas sejumlah tantangan dan peluang penerapanPancasila pada era kekinian. Untuk lebih memudahkan, pembahasan mengenai topikpeluang dan tantangan penerapan Pancasila ini akan diturunkan ke dalam beberapasub topik berikut.a. Ber-Pancasila di Era Media SosialMenurut data We Are Social tahun 2019, pengguna media sosial di Indonesia mencapai150 juta atau sebesar 56% dari total populasi rakyat Indonesia. Setiap tahunnya penggunainternet terus mengalami peningkatan yang signiikan. Bagian 1 | Pancasila 65Sejumlah penelitian juga menyebutkan bahwa media sosial menjadi tempat penye-baran hoaks yang sangat masif. Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo),hingga 5 Mei 2020, mencatat sebanyak 1.401 konten hoaks dan disinformasi terka-it Covid-19 yang beredar di masyarakat. Riset Dailysocial.id melaporkan bahwa in-formasi hoaks paling banyak ditemukan di platform Facebook (82,25%), WhatsApp(56,55%), dan Instagram (29,48%). Sebagian besar responden (44,19%) yang diteliti-nya, tidak yakin memiliki kepiawaian dalam mendeteksi berita hoaks. Selain hoaks, media sosial juga digunakan untuk menyebarkan ujaran kebencian,pemikiran intoleransi, dan radikalisme. Bahkan, menurut sejumlah lembaga peneliti-an, penyebarannya sangat masif. Di sisi lain, media sosial juga dapat digunakan untuk menyebarkan gagasan danprogram yang baik. Aktivitas mengumpulkan dana melalui media sosial (crowdfun-ding) untuk tujuan kebaikan, seperti membantu pengobatan orang yang sakit, mem-perbaiki rumah, dan sebagainya juga banyak dilakukan.. Pendek kata, media sosial bak pisau bermata dua. Satu sisi, ia bisa menjadi alatuntuk menebar kebaikan. Namun pada sisi lain, ia juga dapat menjadi alat untuk me-lakukan pengrusakan sosial. Kata kuncinya adalah bagaimana penggunaan media so-sial, khususnya oleh peserta didik, dapat diarahkan kepada kebaikan.b. Borderless Society: Lalu Lintas Manusia, Informasi, dan IdeologiTantangan lain pada abad ini adalah semakin kaburnya sekat-sekat geograis suatunegara. Masyarakat di suatu wilayah atau negara dapat terkoneksi dengan masyarakatlain di wilayah atau negara yang berbeda. Sekat-sekat geograis tak lagi signiikanakibat masifnya teknologi informasi. Hal ini membawa dua dampak sekaligus: positifdan negatif. Dampak positifnya, masyarakat dapat mempromosikan dan mengkam-panyekan ide, gagasan, program dan aktivitas yang baik, serta mengangkat keunikandan kearifan tradisi mereka ke khalayak global. Dampak negatifnya, segala yang tidakbaik atau tidak patut dapat pula dengan mudah ditiru oleh masyarakat di belahandunia yang berbeda. Pada titik ini, suatu interaksi sosial yang membentuk kepribadian manusia perludimaknai secara lebih luas. Interaksi sosial, tidak selalu bermakna interaksi isik: ber-temunya satu orang dengan orang lain. Sejauh terkoneksi dengan internet, seseorangdapat berinteraksi dengan orang lain. Situasi ini memberikan peluang dan sekaligus tantangan dalam upaya penerap-an Pancasila. Peluangnya adalah ide, pemikiran, dan tradisi luhur yang bersumberdari nilai-nilai Pancasila dapat dengan mudah dipromosikan ke masyarakat dunia.Tantangannya, Pancasila akan dipersandingkan atau bahkan dibandingkan dengansejumlah ideologi dunia, diuji kemampuannya sebagai ideologi bangsa Indonesia.66 Buku Panduan Guru Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan untuk SMA/SMK Kelas Xc. Pancasila dan PandemiTahun 2020 ditandai dengan munculnya virus Covid-19. Ia tak hanya menjangkitisatu negara, melainkan menjadi wabah dunia (pandemi). Penyebaran virus ini sangatcepat dan masif. Sebagai pandemi, tentu penanganan terhadap penyebaran Covid-19ini tidak bisa hanya dilakukan oleh satu orang, satu kelompok, ataupun satu negara.Penanganannya menuntut komitmen dan kerja sama lintas negara, yang melibatkanseluruh warga dunia. Lalu, bagaimana tantangan dan peluang penerapan Pancasila di era pandemi? Si-kap dan tindakan seperti apa yang sebaiknya kita lakukan dalam menghadapi wabahini? Kita akan mengulasnya dalam subtopik ini?6. Proses Pembelajaran di Kelas Topik Saran Periode Tujuan PembelajaranTantangan 2 Jam Pelajaran Peserta didik mampupenerapan Pancasila (guru dapat mempresentasikan peluang dandalam kehidupan menyesuaikan tantangan penerapan nilai-nilaidunia yang saling dengan kondisi Pancasila dalam kehidupan global.terhubung pembelajaran aktual)Langkah-Langkah Pembelajaran 1 2 Stay 3 Stray  (20') Kegiatan lanjutan atau PENDAHULUAN KEGIATAN INTI Gallery Walk REFLEKSIBerbagi cerita: Analisis Berita: (15')Aktivitas yang Tantangan  (20')mencerminkan penerapanPancasia Pancasila di era(10') digital (35') Bagian 1 | Pancasila 67a. Kegiatan Pendahuluan1) Guru meminta peserta didik secara sukarela berbagi contoh implementasi Pan- casila yang dilakukan pada hari tersebut.b. Kegiatan Inti – Ide Pembelajaran1) Guru membuka diskusi kelas dengan memberikan pertanyaan “Pada era digital ini, seperti apa contoh penerapan Pancasila yang kalian lakukan hari ini?”2) Guru bersama peserta didik mendiskusikan topik bacaan pada unit ini.3) Guru memberikan contoh berita yang dapat memprovokasi peserta didik untuk berdiskusi. Berikut contoh-contoh berita yang dapat digunakan.Sumber: https://www.tribunnews.com Sumber: https://metro.tempo.co4) Peserta didik kemudian mendiskusikan apa saja yang menjadi tantangan sekali- gus peluang penerapan Pancasila di era digital.5) Guru memberikan pertanyaan untuk ditanggapi peserta didik saat diskusi ke- lompok besar.6) Guru meminta peserta didik secara berpasangan/berkelompok mencari berita yang mencerminkan tantangan dalam mengimplementasikan Pancasila pada era digital.7) Peserta didik diminta menganalisis berita dengan menjawab pertanyaan, seperti: a) isi berita/masalah; b) tokoh dalam berita; c) alasan terjadi masalah; d) bentuk pelanggaran terhadap Pancasila; dan e) kaitan masalah dengan kemajuan teknologi (era digital).8) Peserta didik diminta menuangkan hasil diskusi melalui poster atau presentasi power point.9) Guru meminta peserta didik berbagi hasil diskusi kelompok menggunakan teknik 2 Stay 3 Stray.68 Buku Panduan Guru Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan untuk SMA/SMK Kelas XKegiatan Pembelajaran Alternatif1) Peserta didik diminta menuangkan hasil diskusi melalui poster atau presentasi power point.2) Guru meminta peserta didik berbagi hasil dari diskusi kelompok menggunakan teknik Gallery Walk.c. Kegiatan PenutupSebelum kelas berakhir, guru meminta peserta didik melakukan releksi atas hasildiskusi dan analisis berita yang telah mereka lakukan sebelumnya, sembari memikir-kan sebuah ide terkait peluang penerapan Pancasila di era digital. Peserta didik dapatmenuliskannya di kolom releksi (Buku Siswa) atau menyampaikannya secara lisan. Lembar Releksi Peserta Didik Tanggal: Dari proses belajar hari ini, hal yang saya pahami adalah1) Dari proses belajar hari ini, hal yang saya pahami adalah ...2) Dari proses belajar hari ini, hal yang belum saya pahami adalah/saya ingin mengetahui lebih dalam tentang ...3) Dari proses belajar hari ini, hal yang akan saya lakukan dalam kehidupan sehari-hari ... Topik Saran Periode Tujuan PembelajaranPeluang penerapan 2 Jam Pelajaran Peserta didik mampuPancasila dalam (guru dapat mempresentasikan peluang dankehidupan dunia menyesuaikan tantangan penerapan nilai-nilaiyang saling dengan kondisi Pancasila dalam kehidupan global.terhubung pembelajaran aktual) Bagian 1 | Pancasila 69Langkah-Langkah Pembelajaran 2 Kegiatan lanjutan  Mensosialisakian leaflet/booklet atau (lingkungan sekolah) (20') PENDAHULUAN KEGIATAN INTI Mensosialisasikan REFLEKSIMeninjau ulang Membuat (15')topik bahasan leaflet/booklet  ide peluangpertemuan ide peluangsebelumnya implementasi melalui media(10') Pancasila (35') sosial (20')a. Kegiatan Pendahuluan1) Guru meminta peserta didik membagikan kembali hasil pemikiran mereka ter- kait peluang implementasi Pancasila di era digital.b. Kegiatan Inti1) Guru memberikan ulasan mengenai tantangan dan peluang implementasi Pancasila di era digital.2) Guru menugaskan peserta didik untuk membuat produk (booklet/lealet) yang berisi peluang implementasi Pancasila. Tugas ini dapat dilakukan secara individu atau berpasangan.Gambar 2.1 Contoh booklet dan lealet3) Setelah selesai, guru menerangkan kepada peserta didik bahwa produk yang te- lah mereka buat akan disosialisasikan ke audiens yang lebih luas (luar kelas).70 Buku Panduan Guru Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan untuk SMA/SMK Kelas X4) Pada saat sosialisasi, produk yang dibuat peserta didik diharapkan mendapatkan respons dari para audiens dengan cara audiens memberikan tanggapan terhadap isi produk menggunakan tabel berikut.Nama Pesan yang Hal yang Perlu Hal yang Perlu Saya Dapat Diapresiasi Diperbaiki Kegiatan Pembelajaran Alternatif1) Guru memberikan tugas kepada peserta didik untuk membuat produk (poster/konten/video) yang berisi peluang implementasi Pancasila. Tugas ini dapat dilakukan secara individu atau berpasangan.2) Produk (poster/konten/video) dapat diunggah ke sosial media yang dimiliki peserta didik.3) Umpan balik yang diharapkan dari para netizen dapat di- berikan secara online melalui kolom komentar.c. Kegiatan Penutup1) Guru dan peserta didik menyimpulkan materi pelajaran.2) Guru dan peserta didik melakukan releksi.3) Guru dapat memberikan penugasan dan informasi lain sebagai tindak lanjut pro- ses pembelajaran. Peserta didik dapat menuliskan releksi hasil belajar hari ini pada kolom releksi(Buku Siswa). Lembar Releksi Peserta Didik Tanggal: Dari proses belajar hari ini, hal yang saya pahami adalah Bagian 1 | Pancasila 71Pertanyaan pemantik dapat disesuaikan oleh guru kelas. Beberapa contoh perta-nyaan yang dapat digunakan, seperti:1) Dari proses belajar hari ini, hal yang saya pahami adalah ...2) Dari proses belajar hari ini, hal yang belum saya pahami adalah/saya ingin mengetahui lebih dalam tentang ...3) Dari proses belajar hari ini, hal yang akan saya lakukan dalam kehidupan sehari- hari ... Peserta didik dapat menuliskan di kolom releksi (Buku Siswa) atau menyampai-kannya secara lisan.7. Lembar Kerja Peserta Didik Lembar Kerja 1: Kolom Releksi Tanggal: Dari proses belajar hari ini, hal yang saya pahami adalah Pertanyaan pemantik dapat disesuaikan oleh guru kelas. Beberapa contoh perta-nyaan yang dapat digunakan, seperti:a. Dari proses belajar hari ini, hal yang saya pahami adalah ...b. Dari proses belajar hari ini, hal yang belum saya pahami adalah/saya ingin mengetahui lebih dalam tentang ...c. Dari proses belajar hari ini, hal yang akan saya lakukan dalam kehidupan sehari- hari ...8. Asesmen/PenilaianDi akhir unit ini, guru memberikan asesmen kepada peserta didik untuk mengujikemampuan mereka, dengan cara:a. Guru meminta peserta didik membuat media kampanye yang berisi “Peluang implementasi Pancasila dalam berbagai konteks”.b. Peserta didik menjawab pertanyaan terbuka yang ada di Buku Siswa.72 Buku Panduan Guru Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan untuk SMA/SMK Kelas XUntuk mengetahui sejauh mana pemahaman kalian tentang unit ini, jawablahpertanyaan berikut:1) Pada era digital sekarang ini, bagaimana peluang penerapan Pancasila da- lam kehidupan sehari-hari, khususnya di kalangan palajar?2) Apa saja tantangan bagi para pelajar dalam menerapkan Pancasila pada era digital seperti saat ini?Aspek PenilaianPenilaian Kognitif Penilaian Sikap Penilaian Keterampilan• Konten booklet/lealet/ • Observasi guru • Efektivitas penyajian poster/video • Penilaian diri sendiri booklet/lealet/poster/ • Penilaian teman sebaya video• Pemahaman materi (esai) • Partisipasi diskusiObservasi GuruGuru melakukan observasi untuk menilai sikap peserta didiknya. Ketentuan detailmengenai Observasi Guru silakan merujuk ke halaman 48.Penilaian Diri Sendiri dan SebayaGuru juga dapat meminta peserta didik untuk melakukan penilaian diri sendiriterkait dengan ketercapaian Capaian/Tujuan Pembelajaran, ataupun meminta temansebayanya untuk melakukan penilaian tersebut. Penilaian diri sendiri dapat berupakualitatif ataupun kuantitatif. Jika dilakukan secara kuantiatif, guru meminta pesertadidik untuk memberikan angka ketercapaian Capaian Pembelajaran, misalnyamenggunakan skala 1-10. Sementara jika dilakukan secara kualitatif, guru memintapeserta didik mencatat hal-hal yang telah dicapai dan yang belum dicapai. Dengan melakukan penilaian diri sendiri (self-assessment), guru memberikankesempatan kepada peserta didik untuk melakukan releksi terhadap dirinya tentanghal-hal yang sudah dan belum dicapai terkait pembelajaran. Pertanyaan-pertanya-an kunci yang dapat diberikan kepada peserta didik dalam melakukan penilaian diriataupun sebaya, di antaranya:a. Apakah kalian atau rekan kalian telah mencapai Capaian/Tujuan Pembelajaran?b. Jika iya, hal apa yang membuat kalian atau teman kalian mencapainya?c. Jika tidak, apa yang bisa kalian atau teman kalian lakukan untuk mencapainya? Bagian 1 | Pancasila 739. Kegiatan Tindak LanjutKetentuan dan panduan Kegiatan Tindak Lanjut merujuk ke halaman 50.12. Releksi GuruGuru melakukan releksi mengenai apa yang telah berjalan dengan baik dan apa yangmasih kurang sehingga perlu ditingkatkan, dengan menjawab pertanyaan-pertanya-an berikut ini.a. Apakah ada sesuatu yang menarik selama pembelajaran?b. Apa pertanyaan yang muncul selama pembelajaran? c. Jika ada, apa yang ingin saya ubah dari cara mengajar pada kegiatan ini?d. Apa yang saya sukai dan tidak sukai dari kegiatan pembelajaran kali ini?e. Pelajaran apa yang saya dapatkan selama proses pembelajaran?f. Apa yang ingin saya ubah untuk meningkatkan/memperbaiki pelaksanaan dan hasil pembelajaran?g. Dua hal yang ingin saya pelajari lebih lanjut setelah kegiatan ini?h. Dengan pengetahuan yang saya miliki sekarang, apa yang akan saya lakukan jika harus mengajar kegiatan yang sama di kemudian hari?i. Langkah keberapakah yang paling berkesan bagi saya? Mengapa?j. Pada langkah keberapa murid paling banyak belajar?k. Pada momen apa murid menemui kesulitan saat mengerjakan tugas akhir mereka?l. Bagaimana mereka mengatasi masalah tersebut dan apa peran saya pada saat itu?m. Kapan atau pada bagian mana saya merasa kreatif ketika mengajar, mengapa?13. Interaksi Guru dan Orang Tua/WaliKetentuan dan panduan Interaksi Guru dan Orang Tua/Wali merujuk ke halaman 51.74 Buku Panduan Guru Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan untuk SMA/SMK Kelas XH Unit 4 Proyek Gotong Royong Kewarganegaraan1. Pertanyaan KunciPertanyaan kunci yang akan dikaji pada unit ini adalah:a. Kegiatan apa yang dapat dilakukan untuk mengimplementasikan nilai-nilai gotong royong?b. Apa kelebihan dan kekurangan masing-masing anggota kelompok dalam proyek kewarganegaraan yang telah dilakukan?c. Kegiatan apa yang dapat membantu dan memberikan manfaat bagi masyarakat yang membutuhkan?2. Tujuan PembelajaranPada unit ini, peserta didik diharapkan dapat menginisiasi kegiatan, menetapkan tu-juan, menentukan target bersama, mengidentiikasi kekurangan dan kelebihan ma-sing-masing anggota kelompok, serta mampu mengidentiikasi hal-hal penting danberharga yang dapat diberikan kepada orang-orang yang membutuhkan, baik dalamskala kecil maupun besar.3. DeskripsiPada topik ini, peserta didik diajak melakukan kegiatan bersama yang disebut denganproyek gotong royong kewarganegaraan. Proyek gotong royong kewarganegaraanmerupakan manifestasi dari implementasi nilai-nilai Pancasila dalam kehidupan se-hari-hari. Dinamakan proyek gotong royong kewarganegaraan karena gotong royongmerupakan budaya khas masyarakat Indonesia yang telah mengakar kuat dalam ke-hidupan sosial masyarakat Indonesia. Gotong royong yang dimaksud di sini tidak hanya sebatas pada kegiatan bersamayang bersifat isik saja, tetapi dapat berupa kerja sama non-isik, seperti mencari so-lusi bersama atas sebuah persoalan, memberikan gagasan/ide memberikan bantuan,dan lain-lain. Sebelum diajak membuat proyek, peserta didik terlebih dahulu diajakmengenal konsep gotong royong, makna penting gotong royong, dan contoh-contohpraktik gotong royong di Indonesia. Bagian 1 | Pancasila 754. Skema Pembelajaran4Saran 2 Jam Konsep Gotong Royong Implementasi Gotong RoyongPeriode Pelajaran Jam Pelajaran 2 Jam PelajaranKosa Kata Hal yang Perlu Sumber Penting Dipersiapkan Belajar• Gotong royong • Kertas HVS/A4 Sumber Utama• Kerja sama • Botol minuman • Bacaan Unit 4 Buku Guru• Tolong-menolong • Bacaan Unit 4 Buku Siswa• Solidaritas sosial atau kaleng bekas• Sumbangan sosial • Bolpoin Pengayaan • Gunting • Artikel, Tadjudin Noer Efendi, “Budaya • Cutter • Lem  Gotong Royong Masyarakat dalam • Cat  Perubahan Sosial Saat Ini”, Jurnal • Pita  Pemikiran Sosiologi, Vol. 2 No. 1 2013. • Recorder • https://jurnal.ugm.ac.id/jps/article/ • Kamera view/234035. Sumber Bacaana. Konsep Gotong RoyongRasa syukur kita panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa lantaran saat ini kita te-lah sampai di penghujung bagian terakhir dari buku ini. Pada bagian terakhir ini, kitaakan belajar bersama tentang gotong royong. Pernahkah kalian mendengar kata gotong royong? Ataukah kalian pernah ikutgotong royong? Gotong royong merupakan identitas dan kekayaan budaya Indonesia.Ada pepatah menyebutkan “Berat sama dipikul ringan sama dijinjing”. Pepatah inibermakna, pekerjaan berat jika dilakukan bersama-sama maka akan terasa ringan.Pepatah ini dapat menggambarkan makna gotong royong. Lalu, apa yang dimaksudgotong royong itu? Mari kita diskusikan bersama-sama! Sebagai makluk sosial, manusia tidak dapat hidup sendiri. Manusia senantiasamembutuhkan bantuan orang lain. Hal ini menjadi itrah manusia. Oleh karena itu,dalam kehidupan masyarakat diperlukan adanya kerja sama, gotong royong, dan si-kap saling membantu untuk menyelesaikan berbagai permasalahan hidup.76 Buku Panduan Guru Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan untuk SMA/SMK Kelas XDalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), kata gotong royong bermaknabekerja bersama-sama (tolong-menolong, bantu-membantu). Kata gotong royongsendiri berasal dari bahasa Jawa, yaitu gotong dan royong. Gotong artinya pikul atauangkat. Sedangkan royong artinya bersama-sama. Dengan demikian, secara hariahgotong royong dapat diartikan mengangkat beban secara bersama-sama agar bebanmenjadi ringan. Koentjaraningrat membagi dua jenis gotong royong yang dikenal oleh masyara-kat Indonesia yaitu: gotong royong tolong-menolong dan gotong royong kerja bakti.Kegiatan gotong royong tolong-menolong bersifat individual, misalnya menolong te-tangga kita yang sedang mengadakan pesta pernikahan, upacara kematian, memba-ngun rumah, dan sebagainya. Sedangkan kegiatan gotong royong kerja bakti biasanyadilakukan untuk mengerjakan suatu hal yang sifatnya untuk kepentingan umum, se-perti bersih-bersih desa/kampung, memperbaiki jalan, membuat tanggul, dan lain-lain. Koentjaraningrat lebih lanjut membagi jenis-jenis gotong royong yang terdapatpada masyarakat pedesaan menajadi 4 (empat), yaitu:1) tolong-menolong dalam aktivitas pertanian;2) tolong-menolong dalam aktivitas sekitar rumah tangga;3) tolong-menolong dalam aktivitas persiapan pesta dan upacara;4) tolong-menolong dalam peristiwa kecelakaan, bencana, dan kematian. Gotong-royong lahir atas dorongan kesadaran dan semangat untuk mengerjakansesuatu secara bersama-sama, serentak, dan beramai-ramai, tanpa memikirkan danmengutamakan keuntungan pribadi. Gotong royong harus dilandasi dengan sema-ngat keikhlasan, kerelaan, kebersamaan, toleransi, dan kepercayaan. Gotong-royongmerupakan suatu paham yang dinamis, yang menggambarkan usaha bersama, suatuamal, suatu pekerjaan atau suatu karya bersama, suatu perjuangan bantu-membantu.Dalam gotong royong, melekat nilai-nilai Pancasila, yaitu: ketuhanan, kemanusiaan,persatuan, musyawarah, dan keadilan sosial yang merupakan landasan ilsafat bangsaIndonesia. Konsep gotong royong dapat pula dimaknai sebagai pemberdayaan masyara-kat. Hal ini lantaran gotong royong dapat menjadi modal sosial (social capital) untukmendukung kekuatan institusional pada level komunitas, negara, dan lintas bang-sa. Dalam gotong royong termuat makna collective action to struggle, self governing,common goal, dan sovereignty. Secara sosio-kultural, nilai gotong royong merupakansemangat yang dimanifestasikan dalam berbagai perilaku individu yang dilakukantanpa pamrih guna mengerjakan sesuatu secara bersama-sama demi kepentingan in-dividu atau kolektif tertentu. Bintarto menyatakan bahwa gotong royong merupakan perilaku sosial danjuga tata nilai kehidupan sosial yang ada sejak lama dalam kehidupan di desa-desaIndonesia. Secara sosio-historis, tradisi gotong royong tumbuh subur di pedesaanIndonesia lantaran kehidupan pertanian memerlukan kerja sama yang besar untukmengolah tanah, menanam, memelihara hingga memetik hasil panen. Bagi bangsaIndonesia, gotong royong tidak hanya bermakna sebagai perilaku, namun berperan Bagian 1 | Pancasila 77pula sebagai nilai-nilai moral. Hal ini mengandung pengertian bahwa gotong royongsenantiasa menjadi pedoman perilaku dan pandangan hidup bangsa Indonesia dalamberagam bentuk.b. Makna Penting Gotong RoyongSebagai identitas budaya bangsa Indonesia, tradisi gotong royong yang sarat dengannilai-nilai luhur harus kita lestarikan. Terlebih lagi Indonesia merupakan negara yangmajemuk, baik dari sisi agama, budaya, suku maupun bahasa. Gotong royong dapatmerekatkan dan menguatkan solidaritas sosial. Ia melahirkan sikap kebersamaan, sa-ling tolong-menolong, dan menghargai perbedaan. Selain membantu meringankan beban orang lain, dengan gotong royong kitajuga dapat mengurangi kesalahpahaman, sehingga dapat mencegah terjadinya ber-bagai konlik. Gotong royong yang mereleksikan suatu kebersamaan merupakanpedoman untuk menciptakan kehidupan yang jauh dari konlik. Di dalam gotongroyong, terkandung nilai-nilai yang dapat meningkatkan rasa kerja sama dan persa-tuan warga. Oleh karena itu, melestarikan eksistensi tradisi gotong royong di tengahmasyarakat sangatlah penting, terutama pada masyarakat yang majemuk. Secara historis, spirit gotong royong berkontribusi besar dalam perjuangan ke-merdekaan bangsa Indonesia. Hal ini, antara lain, dapat kita lihat dalam penyebaraninformasi kemerdekaan ke pelosok negeri dan dunia. Pasca Indonesia memprokla-masikan kemerdekannya, banyak pemuda datang ke Jalan Menteng 31 yang menjaditempat berkumpul para aktivis pemuda pada saat itu. Para pemuda tersebut menye-barkan stensilan teks kemerdekaan ke berbagai daerah di Indonesia. Beberapa pemuda tersebut di antaranya adalah M. Zaelani, anggota Barisan Pe-muda Gerindo, yang dikirim ke Sumatera. Tercatat juga nama Uteh Riza Yahya, yangmenikah dengan Kartika, putri Presiden Soekarno. Kemudian ada pula guru TamanSiswa bernama Sulistio dan Sri. Ada juga aktivis Lembaga Putri, Mariawati Purwo.Mereka menuju ke Sumatera bersama Ahmad Tahir untuk menyebarkan kabar ke-merdekaan. Selain itu, tercatat pula nama Masri yang berangkat ke Kalimantan. Bebe-rapa pemuda juga berangkat ke Sulawesi. Mereka pergi ke luar Jawa membawa kabarkemerdekaan dengan menggunakan perahu. Di Yogyakarta, Ki Hadjar Dewantara,tokoh pendiri Taman Siswa, berkeliling kampung dengan naik sepeda untuk menye-barkan informasi kemerdekaan Indonesia kepada masyarakat luas. Spirit gotong royong terus ditanamkan dan dipraktikkan oleh para tokoh bangsalintas agama dan etnis, baik dari kalangan sipil maupun dari kalangan militer, selamarevolusi kemerdekaan di Yogyakarta. Di kota bersejarah ini, berkumpul tokoh-tokohbangsa dari beragam latar agama, etnis, dan pandangan politik. Dari sisi etnis, terdapat nama Soekarno, Sri Sultan Hamengkubuwono IX,Soedirman, Ki Hadjar Dewantara, Ki Bagoes Hadikoesoemo, Sukiman Wirjosandjojo,Wahid Hasjim, dan I.J. Kasimo yang berlatar belakang suku Jawa. Tercatat pulaAli sadikin, Ibrahim Adji, dan M. Enoch yang berlatar belakang Sunda. Ada pulaMohammad Hatta, Agoes Salim, Sutan Sjahrir, Tan Malaka, Mohammad Yamin, dan78 Buku Panduan Guru Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan untuk SMA/SMK Kelas XMuhammad Natsir yang berlatar belakang Suku Minang. Ada juga Simatupang danNasution dari Tapanuli. Ada Kawilarang dan A.A. Maramis dari Manado. Terdapatjuga nama Muhammad Yusuf dari Makassar, Mr. Assaat dan Teuku M. Hassan dariAceh. A.R. Baswedan yang keturunan Arab, dan lain-lain. Semangat gotong royong dengan mengesampingkan perbedaan begitu terasadi Yogyakarta. Realitas ini, antara lain, dapat dilihat dari perjumpaan antara tokohMuhammadiyah seperti Ki Bagoes Hadikoesoemo, tokoh Nahdlatul Ulama (NU)seperti K.H. Wahid Hasjim, tokoh Persatuan Islam seperti Muhammad Natsir, tokohAhmadiyah seperti Sayyid Shah Muhammad Al-jaeni, tokoh Katolik seperti I.J.Kasimo, dan sebagainya.c. Contoh Praktik Gotong RoyongKalian tentu tahu bahwa Indonesia dikenal dunia karena masyarakat Indonesia memi-liki sikap ramah, kekeluargaan, dan budaya gotong royong. Sejak lama, budaya gotongroyong mengakar di bumi Indonesia. Sartono Kartodirjo menyebutkan bahwa gotongroyong merupakan budaya yang telah tumbuh dan berkembang dalam kehidupan so-sial masyarakat Indonesia yang diwariskan secara turun-temurun. Tradisi gotong ro-yong bahkan menjadi penanda dan identitas budaya bangsa Indonesia. Budaya gotong royong di Indonesia dapat dilihat dalam berbagai macam ben-tuk dan istilah yang berbeda, sesuai dengan daerah masing-masing. Misalnya di Jawa,dikenal dengan istilah sambatan. Sambatan merupakan tradisi untuk meminta perto-longan kepada warga masyarakat untuk membantu keluarga yang sedang membutuh-kan bantuan, seperti membangun dan memperbaiki rumah, membantu hajatan per-kawinan, upacara kematian, dan kepentingan-kepentingan lain yang membutuhkanbantuan orang banyak. Uniknya, tanpa diminta untuk membantu, masyarakat akannyengkuyung (bekerja bersama-sama membantu tetangganya yang memiliki hajat).Mereka tidak berharap mendapatkan keuntungan material atau berpikir untung-rugi.Mereka memiliki prinsip “loss sathak, bathi sanak” yang artinya “lebih baik kehilang-an materi daripada kehilangan saudara”. Di Toraja, Sulawesi Selatan, tradisi gotong royong disebut dengan arisan tenaga,yaitu kegiatan semacam kerja bakti bergilir untuk menggarap sawah atau ladang mi-lik warga lain. Suku Dayak di Kalimantan juga melakukan tradisi yang kurang lebihsama yang disebut dengan tradisi sa’aleant. Karena konsep gotong royong mengandung makna bekerja sama secara nyata,maka sudah semestinya kita praktikkan dalam kehidupan sehari-hari, bukan hanyasekadar untuk didiskusikan. Lantas, bagaimana cara mempraktikkan gotong royong?Ada banyak cara yang dapat kalian lakukan. Kalian dapat memulainya dengan mela-kukan hal-hal sederhana yang ada di sekitar kalian, seperti membantu hajatan tetang-ga, gotong royong mengatasi masalah lingkungan hidup, gotong royong menyantuniorang miskin dan anak-anak yatim, gotong royong membersihkan kelas, dan sebagai-nya. Ingat bahwa gotong royong tidak hanya sebatas pada kegiatan bersama yang bersi-fat isik saja, tetapi dapat berupa kerja bersama non-isik, seperti mencari solusi bersamaatas sebuah persoalan, memberikan gagasan/ide, memberikan bantuan, dan lain-lain. Bagian 1 | Pancasila 796. Proses Pembelajaran di Kelas Topik Saran Periode Tujuan PembelajaranKonsep Gotong 2 Jam Pelajaran Peserta didik mampu menerapkanRoyong (guru dapat menyesuaikan nilai-nilai Pancasila dalam sikap dengan kondisi dan tindakan kesehariannya pembelajaran aktual)Langkah-Langkah Pembelajaran 1Pendahuluan Kegiatan Inti RefleksiMengisi • Jigsaw learning • MenjawabGraik TIK • Presentasi pertanyaan kunci secara lisan • Mengisi kolom releksia. Kegiatan PendahuluanGuru mengajak peserta didik mengisi graik TIK tentang Pancasila.Saya Tahu ... Saya Ingin Tahu … Saya Telah Ketahui ...diisi di awal pembelajaran diisi di awal pembelajaran diisi di akhir pembelajaranKeterangan• Pada kolom Saya Tahu, peserta didik menuliskan apa yang dia ketahui tentang Gotong Royong (diisi di awal pembelajaran).• Pada kolom Saya Ingin Tahu, peserta didik menuliskan apa yang dia ingin tahu lebih ba- nyak tentang Gotong Royong (diisi di awal pembelajaran).• Pada kolom Saya Telah Ketahui, peserta didik menuliskan hal baru yang mereka pelajari tentang Gotong Royong (diisi di akhir pembelajaran).80 Buku Panduan Guru Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan untuk SMA/SMK Kelas Xb. Kegiatan Inti1) Guru membagi kelas menjadi tiga kelompok besar.2) Guru menugaskan masing-masing kelompok untuk mendiskusikan satu sub bab materi (konsep gotong royong, makna penting gotong royong, dan contoh prak- tik gotong royong yang ada di lingkungan sekitar). Anggota Anggota Anggota Anggota Anggota Anggota Anggota Anggota Anggota 10 1 2 10 1 2 10 1 2Anggota Kel. 1 Anggota Anggota Kel. 2 Anggota Anggota Kel. 3 Anggota9 Konsep 3 9 Makna 3 9 Contoh 3Anggota Gotong Royong Anggota Anggota Gotong Royong Anggota Anggota Gotong Royong Anggota8 4 8 4 8 4 Anggota Anggota Anggota Anggota Anggota Anggota Anggota Anggota Anggota 7 6 5 7 6 5 7 6 53) Setelah itu, guru meminta masing-masing kelompok mengirimkan perwakilan- nya untuk mempresentasikan hasil diskusinya ke kelompok lain. Anggota Anggota Anggota Anggota Anggota Anggota Anggota Anggota Anggota 10 1 2 10 1 2 10 1 2Anggota Anggota Anggota Anggota Anggota Anggota9 Gabungan 3 9 Gabungan 3 9 Gabungan 3 semua semua semua Anggota Anggota kelompokAnggota kelompok Anggota Anggota kelompok Anggota 8 48 8 4 4 Anggota Anggota Anggota Anggota Anggota Anggota Anggota Anggota Anggota 7 6 5 7 6 5 7 6 54) Setelah mempresentasikan hasil diskusinya, guru meminta kelompok yang pre- sentasi memberikan kesempatan kepada peserta diskusi dari kelompok lain un- tuk mengajukan pertanyaan dan memberikan tanggapan.5) Guru meminta semua perwakilan kelompok kembali ke kelompoknya ma- sing-masing.6) Guru meminta perwakilan dari masing-masing kelompok untuk mempresenta- sikan hasil diskusinya di depan kelas.7) Guru memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk bertanya dan mem- berikan tanggapan.8) Guru meminta setiap kelompok untuk menjawab pertanyaan dan memberikan tanggapan (feedback).9) Guru memaparkan relevansi dan signiikansi kegiatan diskusi dalam pembelajar- an Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan.10) Guru memberikan simpulan tentang konsep, makna penting, dan contoh-contoh praktik gotong royong. Bagian 1 | Pancasila 81c. Kegiatan PenutupGuru memeriksa pemahaman peserta didik dengan meminta mereka menjawabpertanyaan kunci pada awal diskusi menggunakan bahasa sederhana yang mudahdipahami. Peserta didik dapat menuliskannya di kolom releksi (Buku Siswa) ataumenyampaikannya secara lisan (Lembar kerja 2). Topik Saran Periode Tujuan PembelajaranSumbangan Sosial 2 Jam Pelajaran Peserta didik mampu menginisiasi (guru dapat sebuah kegiatan bersama, serta menyesuaikan menetapkan tujuan dan target dengan kondisi bersama, dan mengidentiikasi pembelajaran aktual) hal-hal penting dan berharga yang dapat diberikan kepada orang- orang yang membutuhkan.Langkah-Langkah Pembelajaran 2Pendahuluan Kegiatan Inti Penutup• Identiikasi • Rancangan Proyek • Releksi Peserta Masalah • Jadwal pelaksanaan Didik Proyek • Pelaksanaan Proyek • Monitoring • Presentasi Hasila. Kegiatan Pendahuluan1) Identiikasi masalaha) Guru mengawali pembelajaran dengan memberikan pertanyaan-pertanyaan kri- tis untuk merangsang peserta didik berpikir dan melakukan aktivitas. (1) Bagaimana pendapat kalian ketika melihat orang lain yang tidak mampu atau mengalami kesulitan? (2) Upaya apa yang dapat kalian lakukan untuk meringankan beban dan kesu- litan orang lain?82 Buku Panduan Guru Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan untuk SMA/SMK Kelas Xb. Kegiatan Inti1) Rancangan Proyek a) Guru membagi peserta didik ke dalam empat kelompok, masing-masing ke- lompok terdiri dari 7-10 peserta didik, dan meminta setiap kelompok me- nunjuk satu ketua kelompok. KETUA KETUA KETUA KETUAAnggtao Anggtao Anggtao Anggtao Anggtao Anggtao Anggtao Anggtao 6 1 6 1 6 1 6 1 KELOMPOK KELOMPOK KELOMPOK KELOMPOKAnggtao 1 Anggtao Anggtao 2 Anggtao Anggtao 3 Anggtao Anggtao 4 Anggtao 5 2 5 2 5 2 5 2 Anggtao Anggtao Anggtao Anggtao Anggtao Anggtao Anggtao Anggtao 4 3 4 3 4 3 4 3b) Guru meminta peserta didik berkumpul dengan teman satu kelompoknya.c) Guru meminta setiap kelompok mempersiapkan bahan dan alat yang diper- lukan dalam membuat celengan, seperti gunting, cutter, lem, botol minum- an atau kaleng bekas, cat, pita, dan sebagainya.2) Jadwal Pelaksanaan proyek Guru menyusun jadwal pelaksanan kegiatan sumbangan sosial sebagai berikut: a) Timeline pembuatan celengan dilakukan dalam satu kali pertemuan. b) Pengumpulan sumbangan sosial dilakukan dalam waktu satu semester. c) Rekapitulasi sumbangan sosial dilakukan menjelang akhir semester. d) Penyaluran donasi dilakukan menjelang akhir semester. e) Laporan kegiatan dikumpulkan dan dipresentasikan satu minggu setelah pe- nyaluran donasi, tepatnya saat jam mata pelajaran Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan.3) Pelaksanaan Proyek a) Guru meminta setiap kelompok membuat tempat untuk mengumpulkan sumbangan sosial (celengan) yang terbuat dari botol minuman atau kaleng bekas dan menghiasinya semenarik mungkin. Celengan tersebut dipakai un- tuk menampung donasi dari peserta didik. Rp. Rp. Rp. Rp. Bagian 1 | Pancasila 83b) Guru meminta setiap kelompok meletakkan celengan di depan kelas. c) Guru meminta peserta didik mengisi celengan tersebut semampunya setiap hari sesuai kelompoknya masing-masing. d) Di akhir semester, guru meminta peserta didik membuka celengan dan menghitung uang yang terdapat di dalamnya. e) Setelah uang dihitung, guru bermusyawarah dengan seluruh peserta didik untuk menentukan ke mana uang tersebut akan didonasikan. f) Guru meminta setiap kelompok mendonasikan sumbangan sosial tersebut kepada pihak yang membutuhkan. g) Guru meminta setiap kelompok membuat laporan sederhana tentang pe- nyaluran sumbangan sosial.4) Monitoring a) Guru membuat chek list untuk memeriksa tahapan-tahapan proyek yang di- lakukan oleh peserta didik. b) Guru memeriksa jumlah donasi yang terkumpul dalam celengan yang telah dibuat oleh masing-masing kelompok. c) Guru memastikan donasi yang terkumpul benar-benar telah disumbangkan kepada pihak yang membutuhkan. d) Guru memeriksa perkembangan pembuatan laporan yang disusun oleh peserta didik.5) Presentasi Hasil a) Guru meminta setiap kelompok mempresentasikan laporan kegiatan penya- luran donasi sumbangan sosial di depan kelas dengan durasi 15 menit setiap kelompoknya. b) Guru memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk menanggapi dan mengajukan pertanyaan kepada kelompok yang presentasi. c) Guru menjelaskan nilai-nilai Pancasila dan Kewarganegaraan yang terkan- dung dalam kegiatan tersebut.c. Kegiatan Penutup1) Guru menggali informasi secara lisan tentang apa yang telah peserta didik dapat- kan dari proyek yang telah dilakukan.2) Guru menggali informasi kepada peserta didik tentang kelebihan dan kekurangan dari masing-masing anggota kelompok dengan menuliskannya di kolom releksi (lembar kerja 4).

84 Buku Panduan Guru Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan untuk SMA/SMK Kelas X