Deskripsikan rute penjelajahan samudra yang dilakukan bangsa Belanda

KOMPAS.com - Peristiwa yang melatarbelakangi datangnya bangsa eropa khususnya portugis dan spanyol ke dunia timur adalah jatuhnya Konstantinopel (pusat pemerintahan Romawi Timur) ke tangan Turki Ottoman pada 1453.

Sebab, sejak saat itu perdagangan di Laut Tengah dikuasai oleh pedagang Islam dan pedagang Eropa tidak bisa lagi membeli rempah-rempah dari Asia.

Peristiwa ini berujung pada kelangkaan rempah-rempah, yang menjadi komoditas pedagangan yang sangat penting di Eropa.

Oleh karena itu, bangsa Eropa mulai aktif melakukan pelayaran dunia guna menemukan negeri penghasil rempah-rempah yang diketahui berada di dunia Timur.

Meski bangsa Eropa menempuh jalur berbeda, mereka akhirnya sampai di daerah penghasil rempah-rempah, termasuk Indonesia.

Bahkan pada perkembangannya bangsa Eropa mampu menjadikan Indonesia sebagai koloninya.

Berikut ini proses kedatangan bangsa Barat ke Indonesia.

Baca juga: Latar Belakang Kedatangan Bangsa Barat ke Indonesia

Bangsa Portugis

Penjelajahan samudra bangsa Portugis untuk menemukan kepulauan rempah-rempah diawali dengan ekspedisi Bartholomeus Diaz, yang menjadi orang Eropa pertama yang berhasil mencapai Tanjung Harapan di Afrika Selatan pada 1488.

Setelah itu, Vasco da Gama mengikuti dan melanjutkan rute Bartholomeus Diaz, hingga akhirnya sampai di Calicut, India, pada 1498.

Keberhasilan Vasco da Gama mencapai Calicut dan membawa pulang rempah-rempah membuat Portugal menempatkan Alfonso de Albuquerque sebagai wakilnya di India.

Di bawah kepemimpinan Alfonso de Albuquerque, Portugis berhasil menguasai Goa pada 1510 dan Malaka pada 1511.

Keberhasilan itu mendorong Alfonso de Albuquerque untuk mengirim tiga kapalnya ke kepulauan rempah-rempah di Indonesia Timur (Maluku).

Dua kapal dari armada utusan Alfonso de Albuquerque yang dipimpin oleh Antonio de Abreau dan Francisco Serrao berhasil mencapai Ternate pada 1512.

Dengan begitu, bangsa barat yang pertama kali datang di nusantara dan kemudian memonopoli perdagangan rempah-rempah di Maluku yaitu bangsa Portugis.

Pada awalnya, kedatangan Portugis di Ternate disambut baik oleh Sultan Ternate yang ingin melawan Tidore.

Akan tetapi, dalam perkembangannya kedatangan Portugis ke nusantara membuat kerajaan-kerajaan Islam merasa terancam.

Kerajaan Islam pertama di nusantara yang dikuasai Portugis adalah Kerajaan Ternate.

Baca juga: Kedatangan Portugis di Ternate

Bangsa Spanyol

Sesuai isi Perjanjian Tordesillas yang disetujui bersama Portugal pada 1494, bangsa Spanyol mencari daerah penghasil rempah-rempah dengan menuju ke arah barat, melalui Samudera Atlantik.

Pada 1519, Spanyol memberangkatkan ekspedisi yang terdiri dari lima kapal di bawah pimpinan Fernando de Magelhaens atau Ferdinan Magellan.

Rute pelayarannya adalah Spanyol - Samudera Atlantik - pantai timur Benua Amerika - selat di ujung selatan Benua Amerika - Samudera Pasifik - Filipina.

Rombongan Magellan sampai di Filipina pada April 1521, tetapi ia justru terbunuh setelah terlibat konflik dengan Mactan.

Setelah itu, ekspedisi dilanjutkan di bawah pimpinan Kapten Sebastian del Cano, yang sampai di Maluku di tahun yang sama.

Sebastian del Cano mendarat di wilayah Tidore dan disambut baik oleh rajanya, yang bermusuhan dengan Kerajaan Ternate yang lebih dulu menjalin kerjasama dengan Portugis.

Namun, kedatangan bangsa Spanyol ke Indonesia untuk pertama kalinya ini hanya berlangsung 40 hari (6 November - 18 Desember 1521).

Pasalnya tujuan utama Sebastian del Cano singgah di Tidore adalah untuk mengisi bahan makanan dan mengisi kapalnya dengan rempah-rempah, terutama cengkih dan pala.

Keberhasilan Sebastian del Cano dalam mendapatkan rempah-rempah serta kepercayaan dari raja Tidore membuat raja Spanyol senang dan kembali mengirimkan armadanya ke Indonesia.

Akan tetapi, langkah tersebut oleh Portugis dianggap sebagai pelanggaran terhadap Perjanjian Tordesillas.

Pada akhirnya pertempuran antara Spanyol bersama Tidore dan Portugis yang bersekutu dengan Ternate pun tidak dapat dihindarkan.

Baca juga: Kedatangan Bangsa Spanyol di Indonesia

Bangsa Prancis

Keberhasilan bangsa Portugis mencapai dunia Timur mendorong bangsa-bangsa Eropa untuk berlayar ke Indonesia.

Terlebih lagi, jasa pelaut asing dan peta navigasi dapat dibeli dengan mudah di Lisabon.

Pada 1530, Jean Parmentier dari Prancis meninggalkan Pantai Normandia untuk menjelajahi Indonesia.

Dari sudut pandang pelayaran, ekspedisi ini sangat berhasil karena dapat mencapai bagian barat Sumatera dalam waktu tujuh bulan.

Kendati demikian, dari sudut pandang perniagaan, Jean Parmentier dapat dikatakan gagal total.

Akibat kegagalan ini, bangsa Prancis enggan untuk mengulangi upayanya dalam waktu yang lama.

Bangsa Inggris

Ekspedisi penjelajahan samudra oleh bangsa Inggris yang pertama dipimpin oleh Francis Drake dan Thomas Cavendish.

Rombongan itu berangkat pada 1577 dengan mengikuti rute penjelajahan bangsa Spanyol.

Pada 1579, armada Francis Drake berhasil mendarat di Ternate dan memborong rempah-rempah untuk dibawa kembali ke Inggris.

Pada abad ke-17, Inggris kembali melakukan penjelajahan samudra, tetapi dengan mengikuti rute bangsa Portugis.

Inggris kemudian berhasil menguasai India dan mendirikan kongsi dagang EIC (East India Company).

Dalam perkembangannya, EIC menjadi pesaing utama VOC dan berusaha menguasai kepulauan nusantara.

Baca juga: Dampak Penjajahan Inggris di Bidang Ekonomi

Dalam melakukan penjelajahan samudra ke dunia Timur, bangsa Belanda mengacu pada Pedoman Perjalanan ke Timur yang disusun oleh Jan Huygen van Lin Schoten pada 1595.

Buku tersebut memuat peta dan deskripsi rinci mengenai penemuan-penemuan bangsa Portugis.

Pada 1595, Belanda mengirim sebuah ekspedisi ke dunia Timur yang dipimpin oleh Cornelis de Houtman.

Cornelis de Houtman menjadi rombongan Belanda pertama yang tiba di nusantara pada 1596, tepatnya di Banten.

Meski sempat disambut baik, Cornelis de Houtman akhirnya diusir oleh masyarakat dan pedagang setempat karena sikap buruknya.

Pada 1598, Belanda kembali berusaha menembus Banten dengan mengirim ekspedisi di bawah pimpinan Jacob van Neck.

Proses masuknya bangsa Belanda ke nusantara yang kedua ini cukup mulus, karena mereka pandai berdiplomasi dan telah belajar dari pengalaman Cornelis de Houtman.

Penerimaan Banten pun semakin terlihat ketika Belanda diizinkan untuk mendirikan kantor dagang.

Setelah Banten, bangsa Belanda kemudian melanjutkan misinya ke Maluku untuk menggeser kedudukan bangsa Portugis.

Referensi:

Makfi, Samsudar. (2019). Masa Penjajahan Kolonial. Singkawang: Maraga Borneo Tarigas.

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Awal Kedatangan Bangsa Belanda dan Bangsa Inggris di Indonesia, Sebab khusus dari bangsa Belanda melakukan penjelajahan samudera disebabkan adanya larangan mengambil rempah-rempah di Lisabon oleh pemerintah Portugis karena Belanda terlibat dalam perang 80 Tahun.

Kondisi ini membuat Belanda harus mencari sendiri sumber rempah-rempah di dunia Timur. Dalam pelayarannya, bangsa Belanda banyak dibantu dengan adanya pedoman dari buku Iti-nerario near Oost ofte Portugaels Indien yang dikarang oleh Jan Huygen van Linschoten yang bekerja pada maskapai perniagaan Portugis.

Awal Kedatangan Bangsa Belanda, pada bulan April 1595, Belanda memulai pelayaran menuju Nusantara dengan empat buah kapal di bawah pimpinan Cornelis de Houtman.

Dalam pelayarannya menuju ke timur, Belanda menempuh rute Pantai Barat Afrika – Tanjung Harapan–Samudra Hindia–Selat Sunda–Banten.

Belanda harus menempuh rute melalui Samudera Hindia dan tepian barat pulau Sumatera hingga akhirnya sampai Selat Sunda dikarenakan pada saat itu Selat Malaka yang merupakan jalur perdagangan dikuasi oleh Portugis.

Belanda Mendarat di Banten

Pada saat itu Banten berada di bawah pemerintahan Maulana Muhammad (1580–1605) Kedatangan rombongan Cornelis de Houtman (1596), pada mulanya diterima baik oleh masyarakat Banten dan juga diizinkan untuk berdagang di Banten.

Namun, karenanya sikap yang kurang baik sehinggaorang Belanda kemudian diusir dari Banten. Selanjutnya, orang-orang Belanda meneruskan perjalanan ke Timur akhirnya sampai di Bali.

Kejadian tersebut menyebabkan adanya ekspedisi berikutnya yang dipimpin oleh Jacob van Neck (1598) dan mendapat sambutan yang baik dari kerajaan Banten. Satu hal berbeda dari pelayaran yang dilakukan oleh Portugis adalah Belanda mendirikan satu titik kekuasaan di Pulau Jawa.

Pada tahun 1602, Belanda mendirikan kongsi dagang yang bernama Vereenigde Oost-Indische Compagnie (VOC) dengan tujuan agar tidak terjadi persaingan sesama pedagang Belanda.

Untuk mengumpulkan modal yang besar guna bersaing dengan kongsi dagang lainnya. VOC dibekali dengan Hak Istimewa yang dikenal dengan nama Hak Ooctroi, antara lain:

  1. Monopoli perdagangan
  2. Mencetak mata uang
  3. Mendirikan benteng
  4. Membentuk pasukan
  5. Membuat perjanjian dengan penguasa setempat

Kedatangan Bangsa Inggris keIndonesia

Pelayaran bangsa Inggris masih berkaitan dengan kekacauan yang diakibatkan oleh perang Belanda-Spanyol dalam perdagangan dengan Asia Tenggara dan adanya gangguan Spanyol dan Portugis di Selat Giblartar.

Penjelajah samudera dari Inggris antara lain:

  1. Sir Francis Drake yang berhasil mengelilingi dunia tahun 1577-1580. Pada tahun 1579, Drake berlabuh di KerajaanTernate
  2. James Lancester pada tahun 1602 berhasil mendarat di Aceh dan kemudian dilanjutkan ke Banten.
  3. Sir Henry Middleton tahun 1604 memimpin ekpedisi EIC ke wilayah Nusantara antara lain Sumatera, Banten dan Kepulauan Maluku.
  4. JamesCook

Pada tanggal 31 Desember 1600, Inggris membentuk kongsi dagang EastIndia Company yang berpusat di India. Tujuan didirikannya ialah untuk menolong hak perdagangan di India.

Royal Charter (Piagam Kerajaan) secara efektif memberikan EIC sebuah monopoli dalam seluruh perdagangan di daerah Hindia Timur.

Baca juga Kedatangan Bangsa Portugis dan Bangsa Spanyol di Indonesia

EIC berubah dari sebuah gabungan perdagangan komersial ke lembaga yang memerintah India ketika perusahaan ini mengambil fungsi pemerintahan dan militer tambahan, sampai pembubarannya pada 1858. Jalur pelayaran Portugus, Spanyol, Inggris, dan Belanda.