ZONAUTARA.com – Posisi geografis Indonesia yang dilewati garis khatulistiwa memberikan beberapa keuntungan. Selain iklim tropis yang dimilikinya, beberapa wilayah Indonesia juga akan mengalami “Hari Tanpa Bayangan Matahari”. Show Hari Tanpa Bayangan Matahari merupakan fenomena alam yang terjadi saat tengah hari pada periode pekan keempat bulan Februari hingga pekan pertama bulan April. Pada periode waktu tersebut, di beberapa wilayah Indonesia saat Matahari berada tepat di atas Indonesia, benda tegak yang tidak berongga akan kehilangan bayangan sama sekali. Posisi wilayah-wilayah di Indonesia lah yang membuat fenomena ini bisa dialami. Dikutip dari situs Edukasi Sains BRIN, poisisi Indonesia terbentang dari 6 derajat Lintang Utara hingga 11 derajat Lintang Selatan dan dibelah oleh garis Khatulistiwa. Hari Tanpa Bayangan Matahari akan dialami oleh kota-kota yang terletak di antara Garis Balik Utara (tropic of Cancer, 23,4 derajat Lintang Utara), sebanyak dua kali setahun. Untuk wilayah-wilayah di Garis Balik Selatan akan mengalami Hari Tanpa Bayangan Matahari hanya sekali setahun, yakni ketika Solstis Juni (21/22 Juni) maupun saat Solstis Desember (21/22 Desember). Jika anda ingin melihat bagaima bayangan Matahari hilang dari benda tegak lurus tanpa rongga, ini daftar wilayah dan waktunya serta cara melihatnya: Sumatra
Jawa
Kalimantan
Sulawesi
Maluku dan Papua
Berikut adalah cara menyaksikan Hari Tanpa Bayangan Matahari:
=======================
Waktu kulminasi utama di Indonesia tahun 2020. /dok. BMKG PIKIRAN RAKYAT - Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) menginformasikan bahwa hari tanpa bayangan akan terjadi di Indonesia pada rentang waktu bulan September hingga Oktober 2020. BMKG menjelaskan hari tanpa bayangan atau kulminasi atau transit adalah fenomena ketika Matahari tepat berada di posisi paling tinggi di langit. Saat deklinasi Matahari sama dengan lintang pengamat, fenomenanya disebut sebagai Kulminasi Utama. "Pada saat itu, Matahari akan tepat berada di atas kepala pengamat atau di titik zenit. Akibatnya, bayangan benda tegak akan terlihat 'menghilang',karena bertumpuk dengan benda itu sendiri. Karena itu, hari saat terjadinya kulminasi utama dikenal juga sebagai hari tanpa bayangan," tulis BMKG, seperti dikutip Pikiran-rakyat.com dari laman resminya. Baca Juga: Akui Belum Begitu Kenal Atta Halilintar, Krisdayanti Sampaikan Pesan untuk Aurel Hermansyah Penyebab Hari Tanpa Bayangan BMKG menjelaskan hal ini terjadi karena bidang ekuator Bumi atau bidang rotasi Bumi tidak tepat berimpit dengan bidang ekliptika/bidang revolusi Bumi, sehingga posisi Matahari dari Bumi akan terlihat terus berubah sepanjang tahun antara 23,5 LU sampai dengan 23,5 LS. "Hal ini disebut sebagai gerak semu harian Matahari. Pada tahun ini, Matahari tepat berada di khatulistiwa pada 20 Maret 2020 pukul 10.50 WIB dan 22 September 2020 pukul 20.31WIB," tulis BMKG. Adapun pada 23 Juni 2020 pukul 04.44 WIB Matahari berada di titik balik utara dan pada 21 Desember 2020 pukul 17.02 WIB Matahari berada di titik balik selatan. Baca Juga: Kadis PU Bandung Positif Corona, Sulap Garasi Mobil Jadi Ruang Aktivitas Selama Isolasi Mandiri Page 2Hari Tanpa Bayangan Kapan Terjadi? Mengingat posisi Indonesia yang berada di sekitar ekuator, kulminasi utama di wilayah Indonesia akan terjadi dua kali dalam setahun dan waktunya tidak jauh dari saat Matahari berada di khatulistiwa. Di kota-kota lain, kulminasi utama terjadi saat deklinasi Matahari sama dengan lintang kota tersebut. Khusus untuk kota Jakarta, fenomena ini terjadi pada 4 Maret 2020, yang kulminasi utamanya terjadi pada pukul 12.04 WIB, dan pada 8 Oktober 2020, yang kulminasi utamanya terjadi pada pukul 11.40 WIB. Baca Juga: Berhenti Kerja Tetap Bisa Dapat BLT Subsidi Gaji, Caranya Klik Link yang Diterima Melalui SMS Ini Secara umum, kulminasi utama tahun 2020 di Indonesia terjadi terjadi antara 21 Februari 2020 di Baa, Nusa Tenggara Timur hingga 4 April 2020 di Sabang, Aceh. Pada 6 September 2020 di Sabang, Aceh sampai dengan 20 Oktober 2020 di Baa, Nusa Tenggara Timur. Berikut ini daftar lengkap kulminasi utama tahun 2020 di 34 provinsi di Indonesia:
Anda juga dapat mengakses daftar lengkap kulminasi tahun 2020 di laman berikut: (klik di sini).*** 25 Feb 2021, 05:15 WIB - Oleh:
Bisnis.com, JAKARTA – Hari tanpa bayangan kembali menghampiri sejumlah wilayah di Indonesia. Dikutip dari www.bmkg.go.id, Kamis (25/2/2021), bahwa secara umum, hari tanpa bayangan atau disebut juga kulminasi utama tahun 2021 di Indonesia terjadi antara 20 Februari 2021 di Baa, Nusa Tenggara Timur (NTT) hingga 4 April 2021 di Sabang, Aceh dan 7 September 2021 di Sabang, Aceh sampai dengan 21 Oktober 2021 di Baa, Nusa Tenggara Timur. Dalam keterangannya, BMKG menyebut kulminasi atau transit atau istiwa' adalah fenomena ketika Matahari tepat berada di posisi paling tinggi di langit. Saat deklinasi Matahari sama dengan lintang pengamat, fenomenanya disebut sebagai kulminasi utama. Pada saat itu, Matahari akan tepat berada di atas kepala pengamat atau di titik zenit. Akibatnya, bayangan benda tegak akan terlihat "menghilang", karena bertumpuk dengan benda itu sendiri. Karena itu, hari kulminasi utama dikenal juga sebagai hari tanpa bayangan. Hari tanpa bayangan terjadi, karena bidang ekuator Bumi / bidang rotasi Bumi tidak tepat berimpit dengan bidang ekliptika/bidang revolusi Bumi, sehingga posisi Matahari dari Bumi akan terlihat terus berubah sepanjang tahun antara 23,5 derajat LU sampai dengan 23,5 dengan LS. Baca Juga : Jokowi Lantik Gubernur Sumbar, Kepri dan Bengkulu Hal ini disebut sebagai gerak semu harian Matahari. Pada tahun ini, Matahari tepat berada di khatulistiwa pada 20 Maret 2021 pukul 16.37 WIB dan 23 September 2021 pukul 02.21 WIB. Adapun, pada 21 Juni 2021 pukul 10.32 WIB, Matahari berada di titik balik Utara dan pada 21 Desember 2021 pukul 22.59 WIB Matahari berada di titik balik Selatan. Mengingat posisi Indonesia yang berada di sekitar ekuator, kulminasi utama di wilayah Indonesia akan terjadi dua kali dalam setahun dan waktunya tidak jauh dari saat Matahari berada di khatulistiwa. Di kota-kota lain, kulminasi utama terjadi saat deklinasi Matahari sama dengan lintang kota tersebut. Khusus untuk kota Jakarta, fenomena ini terjadi pada 4 Maret 2021, yang kulminasi utamanya terjadi pada pukul 12.04 WIB, dan pada 9 Oktober 2021, yang kulminasi utamanya terjadi pada pukul 11.40 WIB. Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News Simak berita lainnya seputar topik artikel ini, di sini : BMKG Simak Video Pilihan di Bawah Ini : |