Dibawah ini manakah kitab Dharmasastra yang berlaku pada saat zaman Kaliyuga *?

Q.1. Mengapa manusia harus hidup rukun?________________________________Pakai penjelasan ​

apa yang di maksud dengan 'hak'​

Contoh seni pertunjukkan tradisi atau daerah yang berasal dari Jawa Barat adalah.....,​

1. Pasal 33 Ayat (1) sampai (5) Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia merupakan pembahasan dari perekonomian nasional dan kesejahteraan sosial … yang berarti penjamin hak dan kewajiban warga negara dalam bidang ekonomi. Bentuk pelaksanaan dari Pasal tersebut dalam hak bagi warga negara. Menurutmu, bagaimana bentuk pelaksanaan pasal 33 Ayat (1) sampai (5) bagi warga negara ? Berikan alasanmu ! Jawab:​

11. Tuliskan tiga macam hak warga negara berdasarkan UUD 1945​

Sekarang tugas kalian hari adalah membantu orangtua dan shalat dhuha. Setelah kalian selesai melaksanakannya. Kalian ceritakan kembali kegiatan yang d … ilakukan dari bangun subuh sampai sebelum shalat zuhur.BANTU JAWAB​

pls bantu aku kerjain soal ini kalo yang mau kerjain nanti ku kasih bintang 5 dan like dan jadikan jawaban tercerdas btw kalo kalian liat no 19/20 gau … sah dijawab 21 sampe bawah aja kerjain cepet pls -no asal-gaboleh jawab diatas jam 16.00 keatas -good luck​

apa saja aspek-aspek yang perlu dipertimbangkan dalam setiap perubahan kurikulum tersebut​

Mayoritas penduduk Indonesia memeluk agama Islam namun ada beberapa agama lain yang juga dianut yakni Budha Hindu Kristen Konghucu dan Katolik makna k … ata bercetak tebal adalah.​

a. Apabila dalam suatu perusahaan ada beberapa hal yang harus dilakukan oleh perusahaan yakni dalam hal keuangan maka perusahaan harus memiliki lapora … n keuangan, Berikan analisis saudara terkait dengan pentingnya laporan keuangan dalam suatu perusahaan? b. Dalam perusahaan, identifikasilah pihak pihak yang berkepentingan dengan informasi yang terkandung dalam laporan keuangan suatu perusahaan sehingga informasi ini dapat mencapai tujuan dari perusahaan ?​

1. (C)2. (E)3. (A)4. (C)

5. (B)

1. Yajña merupakan kewajiban bagi masyarakat Hindu. Penerapan ajaran tersebut dalam Dharmaśastra berlaku pada zaman Dwapara Yuga.

2. Sumber hukum yang belaku pada zaman Kaliyuga yaitu corak kehidupan secara khusus pada zaman Kali Yuga ditandai dengan dana menjadi fokus masyarakat dalam kehidupannya. Persembahan harta benda atau melalui dana punia seseorang bisa mencapai pembebasan.

Contoh penerapan ajaran tersebut saling berbagi, berdana punia, saling melayani.

3. Sumber hukum yang berlaku pada zaman Dwaparayuga Dharmaśastra- nya Sankha-likhita. Fokus dari ajaran tersebut dalam kehidupan adalah corak kehidupan secara khusus, yaitu yajña (kurban). Persembahan yajña (kurban) sebagai jalan persembahan dan bentuk penghormatan pada masa tersebut pelaksanaan ritual yang diutamakan. Persembahan yajña yang dimaksud dalam kehidupan adalah penerapan ajaran Panca yajña.

4. Pada zaman Kali, perbuatannya sendirilah yang menurunkan derajat seseorang manusia (Parāśara Dharmaśastra, I.26). 

Zaman Kali Yuga kepuasan hatilah yang menjadi tujuan utama dari manusia (harta benda). Kata Kali di dalam bahasa Sanskerta berarti pertengkaran atau percekcokan, dan pusat-pusat pertengkaran yang menghancurkan kehidupan manusia, diri sendirilah yang menurunkan derajat dirinya sendiri karena materi/dana.

Cara meningkatkan kualitas diri di zaman material ini adalah selalu berpikir positif dan selalu berbagi atau berdana punia kepada sesama, dan selalu berusaha untuk saling melayani sehingga kedamaian dan kebahagiaan tercapai.

5. Pelaksanaan sedekah menjadi persembahan yang mulia di zaman Kaliyuga seperti yang dimuat pada kitab Dharmaśastra Parasara. “Kutumbine daridraya srautriyaya visesatah, Yaddanam diyate tasmai tadayurvrddhi karakam” (Parasara Dharmaśastra, XII.45).

Makna ajaran tersebut dalam kehidupan yaitu bahwa setelah memperoleh harta benda, seseorang harus menggunakan penghasilan atau kekayaan material yang dimiliki pertama untuk pelaksanaan aktivitas dharma atau kebajikan, seperti memberikan sedekah atau jamuan kepada para atiti (tamu atau orang lain) atau menolong seseorang yang pantas untuk ditolong.

Dalam ajaran agama Hindu, Kaliyuga (Dewanagari: कलीयुग) (disebut juga "zaman kegelapan") adalah salah satu dari empat jenjang zaman yang merupakan siklus dari Yuga. Jenjang yang lain bernama Dwaparayuga, Tretayuga, dan Satyayuga. Menurut Surya Siddhanta (kitab ilmu astronomis yang menjadi dasar perhitungan kalender Hindu dan Buddha), Kaliyuga dimulai tengah malam pada pukul 00.00 (atau 24.00), pada tanggal 18 Februari 3102 SM menurut perhitungan kalender Julian,[1] atau tanggal 23 Januari 3102 SM menurut perhitungan kalender Gregorian, yang mana pada saat tersebut diyakini oleh umat Hindu sebagai saat ketika Kresna meninggal dunia. Kali Yuga berlangsung selama 432.000 tahun. Pada zaman Kaliyuga, tingkat moralitas yang tersisa hanya seperempat dari yang ada pada zaman Satyayuga, sehingga lembu dharma hanya berdiri dengan satu kaki saja.[2][3]

Artikel ini adalah bagian dari seri
Filsafat Hindu

Ajaran Filsafat Samkhya • Yoga • Mimamsa Nyaya • Waisesika • Wedanta

Aliran Wedanta

Adwaita • Wisistadwaita Dwaita • Suddhadwaita Dwaitadwaita • Acintya-bheda-abheda Filsuf

Abad kuno

Kapila • Patanjali • Jaimini Gotama • Kanada • Byasa

Abad pertengahan

Adi Shankara • Ramanuja Madhwacarya • Madhusudana Wedanta Desika • Jayatirtha

Abad modern

Ramakrishna • Ramana Vivekananda • Narayana Guru Sri Aurobindo • Sivananda
 Portal agama Hindu

Kebanyakan umat Hindu meyakini sekarang adalah masa Kaliyuga, meskipun ada yang mengatakan sekarang masa Dwaparayuga. Menurut Sri Yukteswar,[4] semenjak tahun 1699 Masehi, bumi telah memasuki kembali zaman Dwaparayuga. Namun, dilihat dari situasi dan kondisi, bagi kebanyakan umat Hindu, zaman sekarang cenderung menunjukkan tanda-tanda zaman Kaliyuga. Semenjak tahun 3102 SM sampai sekarang, zaman Kaliyuga baru berjalan selama kurang lebih 5000 tahun.

Pelafalan kata Kali berbeda dengan Kālī. Kata kali dalam Kaliyuga tidak sama dengan Dewi Kālī. Dalam kata Kaliyuga, kali berarti manifestasi negatif dari Dewa Wisnu yang menjalankan keburukan di dunia, sekaligus penyebab kehancuran.[5] Sedangkan kata kālī pada Dewi Kali berarti hitam, kematian, waktu (bentuk feminin dari kata Kāla).

Dalam kitab Wisnupurana dituturkan:

Pada masa Kaliyuga, ada banyak aturan yang saling bersaing satu sama lain. Mereka tidak akan punya tabiat. Kekerasan, kepalsuan, dan tindak kejahatan akan menjadi santapan sehari-hari. Kesucian dan tabiat baik perlahan-lahan akan merosot..... Gairah dan nafsu menjadi pemuas hati di antara pria dan wanita. Wanita akan menjadi objek yang memikat nafsu birahi. Kebohongan akan digunakan untuk mencari nafkah. Orang-orang terpelajar kelihatan lucu dan aneh. Hanya orang-orang kaya yang akan berkuasa.

Pada zaman Kaliyuga, banyak perubahan tak diinginkan yang akan terjadi. Tangan kiri akan menjadi tangan kanan, dan tangan kanan menjadi tangan kiri. Orang yang kurang terpelajar akan mengajari kebenaran. Yang tua kurang sensitif terhadap yang muda, dan yang muda akan berani melawan yang tua.

Pada zaman Kaliyuga, orang-orang yang berbuat dosa akan bertambah berlipat-lipat, kebajikan akan meredup dan berhenti berkembang.

Pada zaman Kaliyuga, kehamilan di usia remaja bukanlah hal yang asing lagi. Penyebab utamanya kebanyakan karena dampak sosial dari pergaulan yang dijadikan salah satu kebutuhan utama dalam hidup.

Pada zaman tersebut, umat manusia menjadi semakin pendek, raganya melemah secara mental dan rohaniah. Umur manusia rata-rata kurang dari 100 tahun.

Pada zaman Kaliyuga, para guru akan dilawan oleh para muridnya. Mereka perlahan-lahan kehilangan rasa hormat. Pelajarannya akan dicela dan Kama (nafsu) akan mengontrol semua keinginan manusia.

Semakin bertambahnya orang-orang berdosa, keadilan menjadi ternoda, dan kemarahan Tuhan akan mendera. Orang-orang berdosa akan dihukum melalui kejadian yang disebabkan oleh kuasa Tuhan, tetapi orang-orang yang masih hidup dan sempat menyaksikannya masih punya kesempatan untuk bertobat, atau tidak bertobat dan ikut dihukum bersama orang-orang berdosa yang lain.

Ketika pohon-pohon berhenti berbunga, dan pohon-pohon buah berhenti berbuah, maka pada saat itulah masa-masa menjelang akhirnya zaman Kaliyuga. Hujan akan turun bukan pada musimnya ketika akhir zaman Kaliyuga sudah mendekat.

  • Yuga
  • Satyayuga

  1. ^ Richter-Ushanas, Egbert. (1997). The Indus script and the Ṛg-Veda (edisi ke-1st ed). Delhi: Motilal Banarsidass Publishers. ISBN 81-208-1405-3. OCLC 36990765. Pemeliharaan CS1: Teks tambahan (link)
  2. ^ The Mahabharata, Book 3: Vana Parva: Markandeya-Samasya Parva: Section CLXXXIX
  3. ^ Bhāgavata Purāṇa 1.16.20
  4. ^ The Holy Science, by Jnanavatar Swami Sri Yukteswar Giri, Yogoda Sat-Sanga Society of India, 1949
  5. ^ CHAP. VII

 

Artikel bertopik agama Hindu ini adalah sebuah rintisan. Anda dapat membantu Wikipedia dengan mengembangkannya.

  • l
  • b
  • s

Diperoleh dari "//id.wikipedia.org/w/index.php?title=Kaliyuga&oldid=21046330"

Video yang berhubungan

Postingan terbaru

LIHAT SEMUA