Dipasangnya kepala kerbau di bagian depan rumah adat Tongkonan dijadikan sebagai status apa?

photo: pesona.travel 

Rumah Tongkonan adalah rumah tradisional Suku Toraja yang terkenal karena tampilannya unik dan menarik. Bisa dibilang ini adalah salah satu rumah adat yang cukup populer dari Indonesia.  

Sebenarnya Rumah Tongkonan tak sekedar menarik tampilannya, tapi juga kaya dengan fungsi dan makna.

Didirikan di atas tumpukan kayu, Rumah Tongkonan Toraja memiliki material utama dari kayu uru yang bisa dijumpai dengan mudah di Sulawesi karena memang banyak tumbuh di kawasan ini.

Keunikan Rumah Tongkonan hingga kini telah berhasil membuat rumah adat ini terkenal, bahkan jadi ikon tersendiri.

Mulai dari ornamen berupa ukiran dengan warna dominan yakni merah, hitam dan kuning hingga bagian atapnya yang berbentuk seperti perahu.

Dipasangnya kepala kerbau di bagian depan rumah adat Tongkonan dijadikan sebagai status apa?

Photo: asiaforvisitors.com

Sementara bagian bawahnya, sama seperti kebanyakan rumah adat pada umumnya yang berbentuk rumah panggung dimana area bawahnya difungsikan sebagai kandang. Tak terkecuali pada Rumah Tongkonan yang di bagian bawahnya adalah kandang kerbau. 

Lalu ciri ciri Rumah Tongkonan lainnnya adalah terdapat patung kepala kerbau di bagian atas dengan warna berbeda-beda.

Perbedaan warna ini yaitu putih, hitam dan belang atau biasa disebut juga dengan bule, sekaligus menunjukkan status sosial serta kemampuan ekonomi pemilik rumah.

Fungsi dan keunikan Rumah Tongkonan memang tak bisa dipisahkan. Karena di balik keunikan tersebut, juga tersimpan makna dan fungsi misalnya sebagai lambang status sosial.

Selain dari warna kepala kerbau, status pemilik rumah juga bisa dilihat dari alang atau lumbung yang dibangun di depan rumah.

Alang yang tiang-tiangnya terbuat dari pohon palem dihiasi ukiran ayam dan matahari (pa'bare' allo) pada bagian atas sebagai lambang kemakmuran orang Toraja sekaligus sebagai simbol dalam menyelesaikan masalah / perkara.

Alang ini bukan saja berfungsi sebagai tempat penyimpan hasil pertanian seperti padi, tapi juga jadi tempat menyimpan barang-barang berharga.

Dipasangnya kepala kerbau di bagian depan rumah adat Tongkonan dijadikan sebagai status apa?

photo: diversity.id

Menariknya, keberadaan Rumah Tongkonan dan alang ini juga menjadi simbol dari peran orang tua.

Dimana rumah adat diibaratkan sebagai ibu tempat anak-anak berlindung, dan alang sebagai sosok bapak yang bertugas memastikan keluarga mendapatkan makanan yang cukup.

Hal unik lainnya dari Rumah Adat Tongkonan adalah setiap rumah memiliki nama masing-masing yang diperoleh atas usulan dari ketua adat. 

Dan pemberian nama juga dibuat berpasangan, jadi meski terletak berjauhan, pasangan Tongkonan bisa diketahui berdasarkan namanya.

Jadi dengan pemberian nama ini, kita pun bisa menelusuri sejarah Rumah Tongkonan.

Dipasangnya kepala kerbau di bagian depan rumah adat Tongkonan dijadikan sebagai status apa?

photo: diversity.id

Nah, dari penjelasan di atas bisa disimpulkan bahwa fungsi Rumah Tongkonan ada beberapa yakni:

Seperti yang dibahas sebelumnya, bahwa bentuk rumah adat ini menyerupai perahu, dimana ini terkait dengan sejarah bahwa dulunya leluhur orang Toraja menggunakan perahu untuk bisa sampai di Sulawesi. 

Dipasangnya kepala kerbau di bagian depan rumah adat Tongkonan dijadikan sebagai status apa?

photo: indonesiakaya.com

Ornamen berupa patung kepala kerbau menunjukkan status sosial dan kemampuan ekonomi pemilik rumah.

Hal ini karena dalam setiap upacara adat di Toraja, selalu menggunakan kerbau sebagai hewan kurban. 

Artinya, makin banyak tanduk kerbau yang berjajar di atas rumah ini, maka artinya semakin tinggi status sosial keluarga tersebut.

Sebagai gambaran, kerbau hitam harganya mencapai Rp 60 juta, sementara kerbau bule nilainya berkisar dari ratusan juta hingga mencapai 1 miliar rupiah.

Sementara untuk kemakmuran bisa dilihat dari keberadaan alang sebagai tempat penyimpan makanan dan barang-barang berharga. Alang ini biasanya dibangun sesuai dengan jumlah keturunan.

Namun sebenarnya selain kedua fungsi di atas, tentunya ada fungsi dalam keseharian dari Rumah Tongkonan yaitu:

Dipasangnya kepala kerbau di bagian depan rumah adat Tongkonan dijadikan sebagai status apa?

photo: travelblog.org

Bagian dalam Rumah Tongkonan dibagi menjadi tiga serta memiliki fungsi masing-masing. Dan orang Toraja percaya bahwa pembagian ruangan ini harus diikuti, kalau tidak, akan menimbulkan bencana.

Bagian selatan digunakan untuk kepala keluarga. 

Bagian utara adalah ruang tamu yang sekaligus berfungsi sebagai tempat tidur anak-anak.

Bagian tengah menjadi ruang pertemuan keluarga dan dapur.

Dan dari fungsi ruangan ini pulalah nama Rumah Tongkonan diambil, dimana kata ‘tongkon’ memiliki arti duduk bersama-sama.

Menjadi salah satu bagian dari produk budaya kebangaan Indonesia, Rumah Tongkonan berasal dari daerah Sulawesi Selatan, dimana orang Toraja berdomisili.

Suku ini berdiam di pegunungan sebelah utara dengan jumlah mencapai 1 juta jiwa, dengan agama mayoritas adalah Kristen, dan ada pula yang menganut Islam serta kepercayaan lain yakni Aluk To Dolo.

Sebelum abad ke-20, suku ini masih menganut aliran kepercayaan dan barulah memasuki 1900-an, misionaris Belanda datang lalu menyebarkan Agama Kristen.

Secara umum, suku ini dan wilayahnya dikenal dengan sebutan Tana Toraja, dimana ‘tana’ berarti daerah dan wilayah ini tersebar di Kabupaten Tana Toraja, Kabupaten Toraja Utara dan Kabupaten Mamasa. 

Dipasangnya kepala kerbau di bagian depan rumah adat Tongkonan dijadikan sebagai status apa?

photo: pesona.travel

Asal Nama Tanah Toraja

Ada yang bilang bahwa nama Toraja diberikan oleh pemerintah kolonial Belanda yang berarti "orang yang berdiam di negeri atas".

Lalu ada pula yang menyebut nama Toraja pertama kali diberikan Suku Bugis Sidenreng, yakni berasal dari kata "Riaja" yang berarti orang yang mendiami daerah pegunungan.  

Hingga ada yang meyakini bahwa nama Toraja berasal dari kata "Toraya" (tau: orang dan raya: besar) yang kemudian diartikan sebagai orang-orang hebat. 

Terlepas dari semua itu, yang jelas Suku Toraja tetap memelihara tradisi leluhur mereka dimana beragam upacara keagamaan masih terus dilangsungkan.

Bahkan beberapa ritual ini jadi salah satu acara budaya yang terkenal hingga ke luar Toraja.

Ya, selain dikenal dengan Rumah Tongkonan, suku ini juga dikenal dengan ritual pemakaman (Rambu Solo), yang menjadi peristiwa sosial penting di Tana Toraja. 

Dipasangnya kepala kerbau di bagian depan rumah adat Tongkonan dijadikan sebagai status apa?

photo: tempo.co

Terbukti, prosesi ini bisa berlangsung hingga beberapa hari dan dihadiri oleh ratusan orang, dan biasanya puncak upacara diselenggarakan pada Bulan Juli dan Agustus. 

Upacara ini sangat penting untuk diselenggarakan karena jika tidak, diyakini arwah dari yang meninggal akan memberi kemalangan pada mereka yang masih hidup. 

Bahkan menariknya lagi orang yang meninggal masih disediakan sesaji berupa makanan, rokok dan sebagainya. 

Tak tanggung-tanggung, upacara ini membutuhkan persiapan selama berbulan-bulan dengan biaya yang terbilang besar. 

Hal ini karena ada prosesi memotong kerbau sebagai kurban (Ma’tinggoro Tedong) yang berjumlah puluhan bahkan mencapai 100 ekor, termasuk di antaranya kerbau bule.

Dalam masa persiapan ini, tubuh orang yang meninggal dibungkus kain dan disimpan di Rumah Tongkonan. Dipercaya bahwa semakin tinggi posisi jenazah, maka makin cepat pula jenazahnya sampai nirwana.

Sehingga bisa dibilang Rumah Tongkonan adalah pusat kehidupan sosial bagi orang Toraja.

Membangunnya saja juga tak sembarangan, karena biasanya akan diadakan pesta meriah dan melibatkan banyak orang.

Tak heran jika selain Rambu Solo, ada upacara adat lainnya yang tak kalah penting di Suku Toraja yakni, Rambu Tuka yang merupakan upacara yang diadakan untuk merayakan kegembiraan dan sukacita, salah satunya merayakan rumah adat yang baru direnovasi.

Dipasangnya kepala kerbau di bagian depan rumah adat Tongkonan dijadikan sebagai status apa?

Jadi tak bisa dipungkiri, pentingnya keberadaan Rumah Tongkonan bagi Suku Toraja karena sarat akan makna dan fungsi.

Bahkan bagi masyarakat luar Toraja pun keberadaan Rumah Tongkonan jadi daya tarik tersendiri.

Bentuknya yang unik membuat banyak wisatawan berdatangan dan ingin melihat langsung rumah adat ini. 

Dan tak sedikit yang berkunjung ke Tana Toraja dan mengambil gambar Rumah Tongkonan sebagai latarnya yang seolah menjadi validasi bahwa mereka sudah berkunjung ke salah satu destinasi wisata budaya di Indonesia ini.