Dominasi yang menyebabkan kawasan Asia Tenggara menanam padi ditunjukkan oleh nomor

Assalamu'alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh,

Salam Sejahtera untuk Kita Semua

Puji syukur ke hadirat Allah Subhanallahu Wa Taala, karena atas ridho-Nya Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Provinsi Jawa Timur berupaya memberikan informasi-informasi terkait dunia pertanian dan pangan melalui media website. Hal ini selaras dengan Visi Misi Ibu Gubernur dan Bapak Wakil Gubernur Jawa Timur yang tertuang dalam Nawa Bhakti Satya di Bidang Pertanian dan Ketahanan Pangan yaitu Jatim Agro, maka pelayanan publik baik berupa informasi, program, maupun layanan diharapkan dapat disajikan ke publik secara Cepat, Efektif, Tanggap, Transparan, dan Responsif..

Media informasi dan komunikasi ini diharapkan dapat meningkatkan implementasi Jatim Agro yang merupakan Bhakti ke-6 yakni upaya “Memajukan Sektor Pertanian, Peternakan, Perikanan, Kehutanan, Perkebunan Berbasis Kerakyatan”. Kami menyampaikan terima kasih kepada berbagai pihak khususnya masyarakat pertanian Jawa Timur atas peran serta dan kontribusinya. Masukan dan saran untuk penyempurnaan dan peningkatan website ini sangat kami nantikan dan perhatikan.

Wassalamu 'Alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh

Kepala Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Provinsi Jawa Timur

Dr. Ir. Hadi Sulistyo, M.Si

Sektor pertanian merupakan sektor yang sangat strategis untuk menumbuhkan perekonomian negara, khususnya bagi negara-negara berkembang di kawasan Asia Tenggara. Tiga negara, yaitu Thailand, Vietnam, dan Kamboja, menjadi contoh dalam penelitian ini untuk melihat pembangunan sektor pertanian. Bagi ketiga negara tersebut, sektor pertanian adalah ‘kunci’ perekonomian mereka dari waktu ke waktu. Sektor pertanian mempunyai arti yang sangat penting bagi masyarakat dan sangat berarti untuk menopang perekonomian negara di Asia Tenggara. Raja Bhumibol Adulyadej dari Thailand mengibaratkan “agriculture is the human life” (RRI & DOA, 2004: 30), yang dapat diartikan bahwa kehidupan masyarakat sangat tergantung dari sektor pertanian. 

Selain sebagai penyumbang GDP, keuntungan lainnya yang didapatkan dari sektor pertanian adalah penyerapan tenaga kerja yang tinggi, khususnya tenaga kerja di pedesaan. Di Thailand misalnya dari tahun 2001 sampai dengan 2006, sektor pertanian menyerap 38% s.d
39% dari seluruh total tenaga kerja (Encyclopedia of the Nations, 2001; Library of Congress, 2007). Sektor ini pun telah berjasa dalam menyerap tenaga kerja yang terkena Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) ketika Krisis Ekonomi regional melanda Thailand pada tahun 1997-1998. Sementara itu, Kamboja data World Bank (2005) menyebutkan bahwa sekitar 75%-85% penduduk bekerja pada sektor pertanian. 

Sektor pertanian, terutama pertanian padi, merupakan sumber pendapatan utama bagi mayoritas petani di Thailand, Vietnam, maupun Kamboja. Ketiga negara ini mempunyai kelebihan sumber daya alam, antara lain terdapatnya kawasan subur untuk budidaya tanaman padi, seperti di Delta Sungai Mekong. Sebagai penghasil beras yang utama, kawasan Delta Mekong ini seringkali disebut sebagai “rice bowl”. Produksi pertanian di negaranegara yang termasuk dalam kawasan DAS Mekong menjadi andalan utama untuk mencukupi kebutuhan penduduknya, dan juga untuk ekspor. Saat ini Thailand adalah produsen beras pertama terbesar di dunia, yang diikuti oleh Vietnam. Kamboja, menurut
laporan yang dikeluarkan oleh USDA 2012, saat ini berada di peringkat ke 6 pengekspor terbesar di dunia. Sedangkan Indonesia, yang notabene merupakan negara agraris, hanya mampu menjadi pengimpor beras dari ketiga negara tersebut.

Walaupun Thailand, Vietnam, dan Kamboja dikenal sebagai negara-negara pengekspor beras, namun fluktuasi produksi beras tetap saja mereka alami. Di Vietnam dan Kamboja sebagai contoh, produksi beras sempat menurun ke level terendah ketika kedua negara ini masing-masing mengalami perang saudara.  Perang telah membuat rusaknya lahan pertanian dan infrastruktur penunjang, seperti saluran irigasi. Setelah perang berakhir, produksi beras perlahan pulih dan bangkit. Bahkan saat ini kedua negara tersebut mengalami surplus beras yang memungkinkan mereka menjadi daerah 

Dominasi yang menyebabkan kawasan Asia Tenggara menanam padi ditunjukkan oleh nomor

Dominasi yang menyebabkan kawasan Asia Tenggara menanam padi ditunjukkan oleh nomor
Lihat Foto

shutterstock.com

Sumber daya alam Asia Tenggara dan iklimnya

KOMPAS.com - Asia Tenggara memiliki letak strategis dan sumber daya alam yang potensial. Kualitas dan kuantitas, serta potensinya cukup tinggi. Diikuti dengan pesebaran yang luas.

Potensi sumber daya alam yang dimiliki seperti minyak bumi atau bahan tambang lain. Hutan, peternakan, perikanan, dan pertanian juga masuk ke dalamnya.

Dalam buku A New History of Southeast Asia (2010) karya MC Ricklefs, Asia Tenggara terletak dekat dengan dua samudra, yaitu Samudra Pasifik dan Samudra Hindia.

Sehingga pelayaran ke dan dari kedua samudra tersebut melalui selat-selat, yaitu Selat Malaka, Selat Sunda, dan Selat Lombok.

Asia Tenggara juga menjadi penghubung negara-negara Eropa, Timur Tengah, Afrika, dam Asia Selatan dengan negara-negara Asia Timur dan Australia, serta Selandia Baru.

Berikut sumber daya alam yang dimiliki kawasan Asia Tenggara:

Dominasi yang menyebabkan kawasan Asia Tenggara menanam padi ditunjukkan oleh nomor

Dominasi yang menyebabkan kawasan Asia Tenggara menanam padi ditunjukkan oleh nomor
Lihat Foto

KOMPAS.COM/ROSYID AZHAR

Hutan mangrove di Desa Torosiaje yang dikelola masyarakat tumbuh lestari. Kawasan ini diusulkan Pemerinrah Provinsi Sebagai Kawasan Ekosistem Esensial

Bebragai jenis hutan yang ada di Asia Tenggara, yaitu hutan hujan tropis, pegunungan dan daratan, hutan musim, hutan bakau, dan sabana.

Baca juga: Grab Siapkan Layanan Taksi Terbang di Asia Tenggara

Berikut fakta sumber daya hutan di Asia Tenggara:

  1. Persebaran meliputi seluruh negara Asia Tenggara, kecuali Singapura.
  2. Kuantitas hutan di Asia Tenggara dihitung dari luasnya yang mencapai ratusan juta hektar.
  3. Kualitas hutan di Asia Tenggara berupa hasil-hasil hutan yang beraneka ragam mulai dari kayu, rotan, getah, bahan obat, dan masih banyak lainnya. Bahkan beragam flora dan fauna tinggal di sana.
  4. Potensi ekonomisnya luar biasa karena hasil hutan dapat langsung dijual.
  5. Fungsi hutan di Asia Tenggara, terutama hutan hujan tropis dapat dimanfaatkan sebagai paru-paru dunia.

Selain itu, fungsi hutan sendiri adalah penyimpan air, perlindungan terhadap jenis flora dan fauna, pendidikan, serta rekreasi.

Laut-laut yang ada di Asia Tenggara, meliputi:

Dominasi yang menyebabkan kawasan Asia Tenggara menanam padi ditunjukkan oleh nomor

Jakarta - Selama ini, para ilmuwan menilai kebudayaan di Asia Tenggara masuk dari China, termasuk menanam padi. Namun seorang ilmuwan asal Oxford membaliknya. Bagaimana kalau justru dunia mengenal padi dari kawasan Indonesia dan sekitarnya?Hal ini diungkapkan Stephen Oppenheimer, seorang peneliti dari Universitas Oxford, Inggris, yang menulis buku Eden in the East: Benua yang Tenggelam di Asia Tenggara. Menurut dia selama ini ilmuwan menerima teori kalau bangsa Austronesia menyebar dari China, ke Taiwan, lalu Filipina baru ke Indonesia dan terus ke Polinesia.Kebudayaan yang menonjol adalah makan pinang, menanam padi dan membuat tembikar. Nah, soal menanam padi ini yang menjadi perhatian Oppenheimer. Dia mengutip penemuan seorang arkeolog Thailand yang menemukan butir beras berhubungan dengan artefak tembikar di Gua Sakai, Thailand. Umurnya ditaksir 9.000 tahun lalu. Oppenheimer pun menduga budaya tanam padi justru datang dari Asia Tenggara dan menyebar ke Cina. Sebabnya, situs arkeologi di China terkait penanaman padi ada di tepi sungai Yangtze sekitar 7.000 tahun silam, atau lebih muda sekitar 2.000 tahun.Oppenheimer mengelaborasi pendapat sejumlah ilmuwan lain dihubungkan dengan temuan arkeologi berupa beras di dalam tembikar. Dia berpendapat masuk akal kalau masyarakat Asia Tenggara lebih mudah membudidayakan padi dari pada orang China, karena berada di iklim tropis.Peneliti yang juga pakar genetika ini pun mencoba membuat simulasi tersebarnya budaya tanam padi. Situs tertua untuk bukti pertanian berumur 5.150 tahun di Gua Sireh, Serawak, Malaysia. Lalu bergeser ke Ulu Leang di Sulawesi Selatan 5.100 tahun lalu.Dari sini budaya pertanian bergerak dua arah. Ada yang ke utara yaitu ke gua Rabel di Luzon, Filipina, 4.850 tahun lalu. Ada juga yang bergerak ke selatan, yaitu ke Uai Bobo di Timor Leste 4.100 tahun lalu.Lantas, bagaimana menjelaskan orang Asia Tenggara menyebarkan budaya tanam padi ke India? Oppenheimer mengaitkannya dengan kenaikan air laut pada akhir Zaman Es, 8.500 tahun lalu. Saat itu, daratan antara Sumatera dan Malaysia berubah menjadi Selat Malaka.Lewat jalur laut, tersebarlah padi dari kawasan Sumatera dan semenanjung Malaysia ke India. Masyarakat India pun mulai menanam padi sekitar 5.000 tahun silam.Anda boleh setuju ataupun tidak. Namun jika Anda tertarik mengetahui lebih jauh, buku Eden In The East ini akan segera diterbitkan di Indonesia lewat penerbit Ufuk Press, akhir Oktober ini.

(fay/nrl)