Education and cultural motives yang terdiri dari beberapa hal yaitu sebagai berikut kecuali

Senin, 28 Januari 2019 ~ Oleh Administrator ~ Dilihat 6436 Kali

USAHA PERJALANAN WISATA

Usaha perjalanan memiliki banyak arti dilihat dari berbagai pendapat tetapi memiliki makna yang hampir sama

  • Sesuai UU no 9, 1990   tentang Kepariwisataan
    Kegiatan perjalanan atau sebagian dari suatu kegiatan tersebut yang dilakukan secara sukarela serta bersifat sementara untuk menikmati obyek dan daya tarik wisata.
  • Menurut Norval 
    Kegiatan yang berhubungan dengan masuk, tinggal dan bergeraknya penduduk asing di dalam atau diluar suatu Negara atau wilayah.
  • Berdasarkan SK Dirjenpar no 16/U/II/88, tanggal 25 Februari 1988, menerangkan pengertian industri pariwisata sebagai berikut :

Usaha Perjalanan Adalah kegiatan yang bersifat komersial yang mengatur, menyediakan dan meyelenggarakan pelayanan bagi seseorang, sekelompok orang yang melakukan perjalanan dengan tujuan utama berwisata.

Menurut definisi yang luas pariwisata adalah perjalanan dari satu tempat ke tempat lain, bersifat sementara, dilakukan perorangan maupun kelompok, sebagai usaha mencari keseimbangan atau keserasian dan kebahagiaan dengan lingkungan hidup dalam dimensi sosial, budaya, alam dan ilmu. Suatu perjalanan dianggap sebagai perjalanan wisata bila memenuhi tiga persyaratan yang diperlukan, yaitu : (dikutip dari Ekonomi Pariwisata, hal 21)

  1. Harus bersifat sementara
  2. Harus bersifat sukarela (voluntary) dalam arti tidak terjadi karena dipaksa.
  3. Tidak bekerja yang sifatnya menghasilkan upah ataupun bayaran.

Jadi mungkin dapat disimpulkan perjalanan wisata itu adalah

Usaha Perjalanan          
Bentuk sebuah perjalanan yang direncanakan dan disusun oleh perusahaan perjalanan dengan waktu seefektif mungkin dengan menggunakan fasilitas pendukung wisata lainnya guna membuat wisatawan merasa senang.

Atau Dalam kesimpulannya pariwisata adalah keseluruhan fenomena (gejala) dan hubungan-hubungan yang ditimbulkan oleh perjalanan dan persinggahan manusia di luar tempat tinggalnya. Dengan maksud bukan untuk tinggal menetap dan tidak berkaitan dengan pekerjaan-pekerjaan yang menghasilkan upah. (Sejarah Pariwisata dan Perkembangannya di Indonesia, hal. 3)

CIRI-CIRI PERJALANAN WISATA

  • Perjalanan keliling yang kembali lagi ke tempat asalnya.
  • Pelaku perjalanan hanya tinggal untuk sementara.
  • Perjalanan tersebut direncanakan terlebih dahulu.
  • Ada organisasi / orang yang mengatur perjalanan terebut.
  • Terdapat unsure-unsur produk wisata.
  • Ada tujuan yang ingin dicapai dari perjalanan wisata tersebut.
  • Biaya perjalanan diperoleh dari tempat dimana ia tinggal.
  • Dilakukan dengan santai.

Dilihat dari batasan-batasan tersebut di atas memberikan pengertian kepada kita bahwa suatu perjalanan wisata haruslah memiliki tujuan maupun motivasi perjalan dan dilakukan dengan santai dengan melibatkan beberapa komponen industri pariwisata seperti transportasi, akomodasi, obyek dan daya tarik wisata, makanan dan minuman serta tour operator sebagai lembaga bisnis yang profesional.
Disini diberi batasan bahwa sesorang yang melakukan perjalanan keluar dari rumah tinggalnya untuk berkeliling ke beberapa tempat kunjungan tanpa dilandasi niat untuk mencari nafkah. Ia wajib memiliki uang yang diperolehnya dimana ia tinggal secara menetap dan ia memiliki jadwal dan rencana kunjungan tersebut dengan melibatkan perusahaan jasa pariwisata seperti Travel Agen, Biro Perjalanan Wisata yang kesemuanya itu dilakukan sesuai dengan motivasinya masing-masing.

John A. Thomas dalam bukunya Asta Travel News, 1964, menerangkan ada 18 motivasi seseorang melakukan perjalanan.

  • Education and cultural motives

Melihat bagaimana kehidupan masyarakat di Negara lain baik dimana ia tinggal, bekerja dan bermain.

Melihat tempat tempat khusus

Memperoleh pemahaman yang lebih baik suatu tempat yang pernah ia dengar.

Mengahdiri suatu pertunjuan khusus.

Meninggalkan kegiatan atau pekerjaan rutin.

Memperoleh waktu terbaik.

Pencapaian pengalaman-pengalaman yang bersifat romantis.

Mengunjungi suatu tempat dimana saudara-saudara kita berada.

Mengunjungi suatu tempat kepergian saudara-saudara atau teman-teman.

Berjemur

Kesehatan

Olahraga

Ekonomi

Petualangan

Pengembangan diri

Mengikuti arus

Ikut serta dalam sejarah, motivasi sosial

Pada dasarnya seseorang melakukan perjalanan dimotivasi oleh beberapa hal. Dari berbagai motivasi yang mendorong perjalanan, McIntosh (1977) dan Murphy (1985) mengatakan bahwa motivasi dapat dikelompokkan menjadi empat kelompok besar yaitu sebagai berikut:

1.  Physical or physiological motivation (motivasi yang bersifat fisik atau fisiologis), antara lain untuk relaksasi, kesehatan, kenyamanan, berpartisipasi dalam kegiatan olah raga, bersantai dan sebagainya.

2.  Cultural motivation (motivasi budaya), yaitu keinginan untuk mengetahui budaya, adat, tradisi dan kesenian daerah lain. Termasuk juga ketertarikan akan berbagai objek tinggalan budaya (banggunan bersejarah).

3.  Social motivation atau interpersonal motivation (motivasi yang bersifat sosial), seperti mengunjungi teman dan keluarga, menemui mitra kerja, melakukan hal yang dianggap mendatangkan gengsi (nilai prestise), melakukan ziarah, pelarian dari situasi-situasi yang membosankan dan sebagainya.

4.  Fantasy motivation (motivasi karena fantasi), yaitu adanya fantasi bahwa di daerah lain seseorang kan bisa lepas dari rutinitas keseharian yang menjemukan, dan ego-enhancement yang memberikan kepuasan psikologis. Disebut juga sebagai status and prestige motivation.

Motivasi perjalanan seseorang dipengaruhi oleh faktor internal wisatawan itu sendiri dan faktor eksternal. Secara intrinsik, motivasi terbentuk karena adanya kebutuhan dan/atau keinginan manusia itu sendiri, sesuai dengan teori hirarki kebutuhan Maslow. Kebutuhan tersebut dimulai dari kebutuhan fisiologis, kebutuhan keamanan, kebutuhan sosial, kebutuhan prestise dan kebutuhan akan aktualisasi diri.

Motivasi ekstrinsik adalah motivasi yang terbentuknya dipengaruhi oleh faktor-faktor eksternal, seperti norma sosial, pengaruh atau tekanan keluarga dan situasi kerja yang terinternalisasi dan kemudian berkembang menjadi kebutuhan psikologis. Motivasi wisatawan untuk melepaskn diri sejenak dari kegiatan rutin berfungsi untuk melepaskan diri sejenak dari kegiatan rutinuntuk mengembalikan harmoni di masyarakat, sehingga pariwisata dapat dipandang sebagai salah satu bentuk terapi sosial.

Motivasi merupakan faktor penting bagi calan wisatawan di dalam mengambil keputusan mengenai daerah tujuan wisata yang akan dikunjungi. Calon wisatawan akan mempersepsi daerah tujuan wisata yang memungkinkan, di mana persepsi ini dihasilkan oleh preferensi individual, pengalaman sebelumnya dan informasi yang didapatkannya.

Apapun motivasi seseorang melakukan perjalanan wisata, maka bagi seorang wisatawan perjalanan tersebut akan mempunyai beberapa manfaat, antara lain sebagai berikut:

a.   Perjalanan wisata merupakan wahana penyegaran dan regenerasi fisik dan mental.

b.Perjalanan wisata merupakan kompensasi terhadap berbagai hal yang melelahkan, sekaligus juga sebagai wahana integrasi sosial bagi mereka yang di rumahnya merasa teralienasi.

c.  Perjalanan wisata merupakan pelarian dari situasi keseharian yang penuh ketegangan, rutinitas yang menjemukan, atau kejenuhan-kejenuhan karena beban kerja.

d. Perjalanan wisata merupakan mekanisme bagi seseorang untuk dapat mengeluarkan perasaannya, melalui komunikasi dengan orang lain termasuk dengan masyarakat lokal.

e.  Perjalanan wisata merupakan wahana untuk mengembangkan wawasan.

f.   Perjalanan wisata merupakan wahana untuk mendapatkan kebebasan.

g.  Perjalanan wisata merupakan wahana untuk realisasi diri.

h.  Perjalanan wisata memang merupakan sesuatu yang menyenagkan, membuat hidup lebih bahagia.

Sumber: http://dee-jieta.blogspot.com


Page 2