RUANGENERGI.COM--Nuklir yang selama ini dianggap tidak ramah lingkungan ternyata terbukti tidak benar. Hal tersebut didasarkan pada studi yang dilakukan oleh European Commission Joint Research yang hasilnya baru saja dirilis pada bulan Maret 2021 yang menyatakan,
Dimana para ahli sepakat mengenai fakta yang tidak terbantahkan bahwa bukan saja nuklir memproduksi emisi CO2 yang rendah tetapi juga ramah lingkungan dimana nuklir merupakan bauran enegi bersih terbesar khususnya bagi negara maju di dunia. Data dari BP Statistical Review of World Energy, menunjukkan bahwa dalam produksi listrik nirkabon di negara maju di dunia hingga 2018, bauran energi nuklir adalah 40% atau mendekati angka 2000 TwH. Sedangkan, untuk bauran pembangkit tenaga hydro adalah 30%, tenaga angin 15% dan tenaga surya 6%, padahal ketiga pembangkit tersebut yang selalu digadang-gadang hanya memiliki bauran dibawah atau setara dengan 30%, masih dibawah bauran nuklir. Hal yang demikian menunjukkan negara maju lebih mengandalkan nuklir daripada energi terbarukan dalam hal produksi listrik nirkabon untuk energi yang lebih bersih. Perdebatan apakah nuklir adalah energi ramah lingkungan telah berlangsung cukup lama di Komisi Eropa, dimana beberapa negara mengatakan nuklir tidak ramah lingkungan dan tidak berkelanjutan antara lain Jerman, yang menolak nuklir dimasukan dalam taxonomy green energy. Sementara,Perancis dan beberapa negara lainnya mengatakan sebaliknya. Hal ini menyebabkan perlakuan berbeda terhadap nuklir, termasuk berbagai insentif pembiayaan dari sumber dana hijau (green funding) yang dinikmati sumber energi bersih lainnya yang mana tidak didapat oleh nuklir. Hal ini merugikan negara-negara yang memanfaatkan PLTN di dunia. Dengan keluarnya hasil kajian tersebut, maka perdebatan itu telah selesai dan nuklir seharusnya berhak mendapatkan status sebagai energi ramah lingkungan dengan mengantongi Green Investment Label setelah adanya Kajian Joint Research yang dilakukan oleh European Commission tersebut. Yang mana telah membuktikan bahwa Nuklir adalah energi ramah lingkungan, sama dan setara dengan energi air (hydro) dan energi terbarukan lainnya yang dianggap ramah lingkungan. Berdasarkan hasil Kajian tersebut, beberapa Kepala Negara di Uni Eropa yang memanfaatkan energi nuklir seperti Kepala Negara Perancis, Republik Ceko, Hungaria, Polandia, Romania, Slovania dan Slovakia, menuntut adanya persamaan insentif yang diberikan terhadap energi nuklir karena selama ini energi lain yang ramah lingkungan mendapat insentif iklim dan energi sedangkan energi nuklir tidak, dengan mengirimkan Surat Bersama kepada Komisi Uni Eropa terkait peran energi nuklir terhadap iklim dan ketentuan energi di Uni Eropa. Mengingat pula setengah dari negara-negara anggota Uni Eropa menggunakan dan/atau mengembangkan nuklir. Dalam konteks ini, semua teknologi yang tidak memiliki dan rendah emisi harus diperlakukan sama dalam semua kebijakan, termasuk Taxonomy Regulation yang bertujuan untuk mencapai netralitas iklim pada tahun 2050. Sejalan dengan Kajian yang dilakukan oleh Komisi Eropa yang membuktikan bahwa energi nuklir adalah energi yang ramah lingkungan, Universitas Sebelas Maret sedang melakukan dan dalam tahap penyelesaian kajian independen mengenai
Isu ramah lingkungan dapat dilihat dari beberapa faktor yang harus dipenuhi antara lain rendah emisi gas rumah kaca, minim penggunaan lahan, tidak membahayakan ekosistem dan penanganan limbah yang tepat.
Kepala Badan Tenaga Nuklir Nasional (BATAN) Anhar Riza Antariksawan saat memberikan keterangan pers terkait perkembangan penanganan penemuan paparan tinggi radioaktif dan Kepemilikan Radioaktif ilegal di Puspiptek, Serpong, Tangerang Selatan, Banten, Jumat (28/2/2020). ANTARA FOTO/Muhammad Iqbal/foc. toooooolllloooooongggggggg Air merupakan komponen yang sangat penting bagi kehidupan. air (h2o) dikatan sebagai sebuah senyawa karena …. a penyusun utama tubuh mahluk hidup. b t … jelaskan gangguan yang terjadi pada sistem ekskresi mnausia "JERAWAT" bagaimana mekanisme pembentukan keringat pada kulit bagaimana peran hati dalam proses ekskresi manusia Berikut ini yang merupakan contoh perubahan fisika adalah… a susu menjadi keju b singkong menjadi tapai c lilin yang dipanaskan d kedelai menjadi temp … Berikut ini yang merupakan contoh perubahan kimia adalah… a sampah yang membusuk b air menjadi es c es menjadi cair d kapus barus lama kelamaan akan h … Berikut ini yang merupakan sifat non logam adalah… a berwujud padat pada suhu kamar, kecuali raksa b titik leleh dan titik didih umumnya rendah c dapa … Campuran homogen yang tidak dapat dibedakan lagi antara pelarut dan zat terlarut walaupun dengan mikroskop ultra adalah… a larutan b suspensi c koloit … Contoh limbah pertanian yang dapat diolah menjadi biogas adalah... Kamis, 17/03/2022 12:57:34 | 831 Tampilan |Universitas Sebelas Maret bekerjasama dengan PT Thorcon Power Indonesia menggelar seminar nasional bertajuk "Nuklir Sebagai Solusi Energi Ramah Lingkungan", Rabu(16/3/2022). (Foto/Dok/Thorcon Power)
JAKARTA – Universitas Sebelas Maret (UNS) bekerjasama dengan PT Thorcon Power Indonesia menggelar seminar nasional bertajuk “Nuklir Sebagai Solusi Energi Ramah Lingkungan” yang ini dihadiri oleh Kepala Badan Riset dan LT Handoko mengakui bahwa seminar nasional ini merupakan inisiatif yang baik dalam upaya mendorong tenaga nuklir sebagai salah satu alternatif utama solusi dari energi baru dan terbarukan di masa mendatang. UNS telah bekerjasama dengan Thorcon Power menyelesaikan kajian ilmiah bertajuk “Nuklir Sebagai Solusi dari Energi Ramah Lingkungan yang Berkelanjutan untuk Mengejar Para Guru Besar dari berbagai fakultas di UNS yang menghadiri acara seminar nasional sepakat bahwa kajian ilmiah tersebut merupakan kajian yang obyektif, komprehensif dan dapat dipercaya karena telah dikerjakan oleh berbagai pakar dari berbagai disiplin ilmu. Kajian tersebut dapat disosialisasikan untuk menjadi dasar pertimbangan pemerintah agar tidak ragu memasukan nuklir ke dalam sistem energi nasional. UNS tercatat merupakan perguruan tinggi pertama yang mengungkap fakta sesungguhnya terkait nuklir yang selama ini terdapat misinformasi dan disinformasi di masyarakat. Dalam kajian ilmiahnya disimpulkan bahwa PLTN adalah pembangkit listrik yang ramah lingkungan, andal, dan berkelanjutan. Nuklir sebagai energi baru, perlu dipertimbangkan secara serius oleh pemerintah sebagai pemenuhan janji Indonesia mendapatkan lingkungan bebas emisi karbon. Kajian ilmiah juga menyimpulkan bahwa hampir tidak mungkin tercapainya target COP 21 tanpa nuklir di Indonesia. Energi nuklir disebut sebagai energi ramah lingkungan karena nuklir bebas emisi gas rumah kaca, footprint relatif kecil, tidak mengganggu keseimbangan ekosistem, serta limbahnya terkelola, terkontrol dengan aturan yang jelas, dan bersifat andal karena dapat mencapai kapasitas maksimum, beroperasi 24 jam tanpa sela. “Atas nama pimpinan UNS, saya sangat mengapresiasi atas kerjaama antara UNS dengan Thorcon Power Indonesia dalam menyusun kajian ilmiah ini. Semoga kerjasama ini membawa manfaat bagi nusa, bangsa dan negara kita,” kata Jamal Wiwoho, Rektor UNS. Diakhir seminar nasional dilakukan survei singkat kepada seluruh peserta, dimana dari 261 koresponden sebanyak 51,7% setuju nuklir merupakan solusi praktis transisi energi yang dapat menggantikan batu bara Bob S Effendi, Direktur Operasi Thorcon Power Indonesia, berharap melalui acara ini, penyebaran informasi terkait fakta bahwa nuklir merupakan energi yang aman, ramah lingkungan, efisien, dan juga reliable (andal) dapat terus dilakukan. “Sehingga pemerintah tidak lagi ragu-ragu dan dapat segera memutuskan agar nuklir dapat masuk lebih awal dalam bauran energi Indonesia, karena nuklir merupakan solusi praktis dan juga murah dari transisi energi yang dapat menjawab arahan dari Presiden Indonesia Joko Widodo yang mana transisi energi tidak boleh menggunakan APBN dan memberatkan masyarakat dengan naiknya tarif dasar listrik,” ujar Bob.(RA) |