Faktor-faktor yang menyebabkan keberhasilan penyebaran Islam di Indonesia

Faktor penyebab perkembangan ajaran dan kebudayaan Islam di Indonesia adalah keberhasilan dalam saluran penyebaran Islam di Indonesia. Saluran penyebaran Islam di Indonesia meliputi saluran perkawinan, saluran pendidikan, tasawuf, saluran kesenian, hingga saluran perdagangan. Saluran perdagangan dilakukan karena letak geografis Kepulauan Indonesia yang strategis, dimana menghubungkan pelayaran India dengan Cina. Selain itu benyak pelabuhan-pelabuhan internasional di pulau-pulau di Indonesia. Hal tersebut semakin mempermudah akses bagi pedagang-pedagang muslim dari Gujarat, Arab, Persia, maupun Cina untuk berinteraksi dengan masyarakat Indonesia dan selanjutnya memperkenalkan ajaran dan kebudayaan Islam. 

Dengan demikian, jawaban yang benar adalah C. 

Faktor-faktor yang menyebabkan keberhasilan penyebaran Islam di Indonesia

Faktor-faktor yang menyebabkan keberhasilan penyebaran Islam di Indonesia
Lihat Foto

Wikimedia Commons

Ilustrasi penyebaran agama Islam.

KOMPAS.com - Islam merupakan agama yang paling cepat perkembangannya di Indonesia.

Meski bukan agama pertama yang masuk ke nusantara, Islam menjadi agama yang dipeluk oleh mayoritas masyarakat Indonesia saat ini.

Ketika pengaruh Islam mulai masuk ke Indonesia pada sekitar abad ke-7 hingga abad ke-16, para pemeluk Hindu dan Buddha serta kerajaan-kerajaan tidak menentangnya.

Lantas, mengapa agama Islam mudah diterima oleh masyarakat nusantara?

Runtuhnya kerajaan Hindu-Buddha

Pada awalnya, hanya sebagian penduduk lokal yang bersedia menganut agama Islam.

Hal ini karena masyarakat nusantara masih berada dalam kekuasaan kerajaan Hindu-Buddha.

Setelah kerajaan-kerajaan Hindu-Buddha mulai runtuh, agama Islam segera menyebar secara luas.

Runtuhnya kerajaan Hindu-Buddha menjadi kesempatan emas untuk menyebarkan ajaran Islam dan kerajaan bercorak Islam pun bermunculan.

Melalui kerajaan-kerajaan bercorak Islam ini, agama Islam semakin berkembang pesat hingga dianut oleh penduduk di seluruh pelosok nusantara.

Baca juga: Daftar Kerajaan Hindu-Buddha di Indonesia

Penyebaran Islam dilakukan secara damai

Islam menyebar di Indonesia dengan cara damai, bukan dengan kekerasan.

Tidak ada catatan sejarah yang menjelaskan tentang kekerasan dalam penyebarannya di nusantara.

Terdapat beberapa cara yang menjadi sarana dalam penyebaran Islam di Indonesia, seperti perdagangan, kesenian, perkawinan, dan pendidikan.

Dengan cara yang damai ini, masyarakat pun dengan senang hati memeluknya meski tanpa dipaksa.

Syarat masuk Islam mudah

Agama Islam mudah diterima oleh rakyat indonesia sebab untuk menjadi umat Islam caranya sangat mudah, tidak perlu memakai upacara-upacara yang memerlukan biaya besar.

Syaratnya hanyalah dengan mengucap kalimat syahadat.

Jika seseorang telah bersyahadat, maka ia telah masuk Islam dan menjadi pemeluknya.

Pelaksanaan ibadahnya sederhana

Selain syarat masuknya yang mudah, pelaksanaan ibadahnya pun sangat sederhana dan tidak mengeluarkan biaya.

Dengan demikian, setiap orang tidak merasa terbebani dalam menjalankan ibadah.

Baca juga: Daftar Nama Kerajaan Islam di Indonesia

Islam agama yang demokratis

Islam adalah agama yang demokratis karena tidak mengenal sistem kasta pada penganutnya.

Dengan kata lain, kedudukan setiap orang sejajar atau sama rata.

Seseorang hanya dibedakan di mata Allah sesuai dengan kebaikan dan amalan yang dilakukan semasa hidupnya.

Ajaran Islam tidak memaksa

Ajaran Islam tidak memaksa, artinya setiap orang memiliki kebebasan untuk memilih agamanya masing-masing.

Dengan toleransi yang dimiliki Islam dalam beragama, membuat orang semakin tertarik untuk memeluknya.

Bangsa Indonesia memiliki jiwa terbuka

Sebelum masuknya pengaruh Islam, Indonesia telah memiliki kebudayaan sendiri yang kemudian terjadi proses akulturasi dengan budaya Hindu-Buddha.

Oleh karena itu, dapat dimengerti ketika kebudayaan Islam masuk, masyarakat Indonesia tidak menganggapnya sebagai hal yang asing.

Masyarakat tidak menentangnya dan justru berusaha untuk mempelajari karena memiliki jiwa terbuka.

Referensi:

  • Al-Aziz, Arief Nur Rahman. (2019). Perkembangan Islam di Indonesia. Klaten: Cempaka Putih.
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

mengapa saat membaca janji trisatya membuat salam tiga jari ?​

Nabi Muhammad SAW mulai berdakwah secara sembunyi-sembunyi setelah mendapatkan Wahyu Quran surah aalalaq b almudatsir c asy syu ara d al-muzzammil​

Tuliskan periodisasi zaman praaksara berdasarkan mata pencaharian​

siapa nama Ka. warcab kota Tegal? ​

Kenapa PKI melakukan aksi G30S PKI ​

ajaran yang dianut masyarakat nusantara sebelum mengenal Islam yang serupa dengan ajaran wathaniyah pada masa jahiliyah ialah a mempercayai dan meyaki … ni bahwa suatu benda seperti pohon besar batu besar gunung dan benda-benda lainnya memiliki kekuatan B mempercayai dan meyakini bahwa seorang raja memiliki kekuatan luar biasa C melakukan praktik jual beli yang merugikan salah satu pihak D senang berperang antar bangsa tanpa alasan yang jelas​

Mengapa Indonesia dalam sejarah disebut 350 tahun dijajah oleh Belanda padahal kenyataan aslinya tidak seperti itu? ​

Buat lah 25 soal Materi Kepalangmerahan 1. Sejarah Gerakan Palang Merah Dan Bulan Sabit Merah 2. Palang Merah Indonesia 3. Hukum Perikemanusiaan Inter … nasional 4. Lambang 5. Prinsip Prinsip Dasar Gerakan

ukuran dua qullah 81 kati syam, setiap satu kati adalah 2,5 kg, dua kulah kurang lebih berisikan..​

pada masa Daulah Ababasiyah indrustri yang menghasilkan jenis kain berpusat di​

Sejarah tentang kedatangan dan penyebaran agama Islam di Nusantara bersumber dari catatan para pengelana yang telah mengunjungi wilayah nusantara pada abad ke-8 Masehi. Pendapat ini didasarkan atas pernyataan pengelana China

Bukti awal mengenai agama Islam berasal dari seorang pengelana Venesia bernama Marco Polo. Ketika singgah di sebelah utara pulau Sumatra, dia menemukan sebuah kota Islam bernama Perlak yang dikelilingi oleh daerah-daerah non-Islam. Hal ini diperkuat oleh catatan-catatan yang terdapat dalam buku-buku sejarah seperti Hikayat Raja-Raja Pasai dan Sejarah Melayu.

Bukti kedua berasal dari Ibnu Batutah ketika mengunjungi Samudera Pasai pada tahun 1345 megatakan bahwa raja yang memerintah negara itu memakai gelar Islam yakni Malikut Thahbir bin Malik Al Saleh.

Bukti ketiga berasal dari seorang pengelana Portugis bernama Tome Pires, yang mengunjungi Nusantara pada awal abad ke-16. Dalam karyanya berjudul Summa Oriental, dia menjelaskan bahwa menjelang abad ke-13 sudah ada masyarakat Muslim di Samudera Pasai, Perlak, dan Pagaruyung. Selain itu di Pulau Jawa juga ditemukan makam Fatimah binti Maimun di Leran (Gresik) yang berangka tahun 1082 M dan sejumlah makam Islam di Tralaya yang berasal dari abad ke-13.

Golongan lain berpendapat bahwa Islam sebenarnya sudah masuk ke Nusantara sejak -tsing]] yang berkunjung ke Kerajaan Sriwijaya pada tahun 671. Dia menyatakan bahwa pada waktu itu lalu-lintas laut antara Arab, Persia, India, dan Sriwijaya sangat ramai.

Bukti kelima menurut catatan Dinasti Tang, para pedagang Ta-Shih(sebutan bagi kaum Muslim Arab dan Persia) pada abad ke-9 dan ke-10 sudah ada di Kanton dan Sumatra.

Penyebar Agama Islam menurut teori Gujarat, salah seorang pendukung teori ini adalah Muhammad Fakir. Hal ini dapat dibuktikan, di mana teori ini mendasarkan argumentasi bahwa pada pengamatan terhadap bentuk relief nisan Sultan Malik Al Saleh yang memiliki kesamaan dengan nisan-nisan yang terdapat di Gujarat.

Penyebar Agama Islam menurut teori Makkah, salah seorang pendukung teori ini adalah Sjech Ismail dari Makiyah. Hal ini dapat dibuktikan, bahwa kelompok penduduk Nusantara pertama yang Islam adalah menganut mazhab Syafi'i. Mazhab Syafi'i merupakan mazhab istimewa di Makiyah.

Penyebar Agama Islam menurut teori Persia, salah seorang pendukung teori ini adalah P.A. Hoessein Djajaningrat. Ha; ini dapat dibuktikan, bahwa ada beberapa kesamaan budaya yang hidup di kalangan masyarakat Nusantara dengan bangsa Persia dengan adanya peringatan Asyura di kalangan masyarakat, dan hal ini merupakan suatu kebiasaan bagi kaum Syi'ah.

Penyebar Agama Islam menurut teori para Sejarawan, salah satu penyebarnya adalah Wali Songo yang ada di Demak

Alasan yang menyebabkan penduduk nusantara banyak yang beragama Islam antara lain:

  • Pernikahan antara para pedagang dengan bangsawan. Contoh: Raja Brawijaya menikah dengan Putri Jeumpa yang menurunkan Raden Patah.
  • Pendidikan pesantren
  • Pedagang Islam
  • Seni dan kebudayaan. Contoh: Wayang, disebar oleh Sunan Kalijaga.
  • Dakwah

Faktor-faktor penyebab Agama Islam dapat cepat berkembang di Nusantara antara lain:

  • Syarat masuk agama Islam tidak berat, yaitu dengan mengucapkan kalimat syahadat.
  • Upacara-upacara dalam Islam sangat sederhana.
  • Islam tidak mengenal sistem kasta.
  • Islam tidak menentang adat dan tradisi setempat.
  • Dalam penyebarannya dilakukan dengan jalan damai.
  • Runtuhnya kerajaan Majapahit memperlancar penyebaran agama Islam.

Diperoleh dari "https://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Penyebaran_Islam_di_Asia_Tenggara&oldid=21156485"