Iman kepada Kitab Allah merupakan sesuatu yang wajib kita imani. Iman ini menjadi iman yang 3 yang harus kita imani setelah Malaikat Allah. Sebelum kalian mengetahui mengenai dalil naqli iman kepada Kitab Allah, alangkah baiknya kalian mengetahui pengertian iman kepada Kitab Allah Dalil iman kepada Kitab Allah dibagi menjadi 2, dalil naqli dan dalil aqli. Dalil naqli merupakan dalil yang langsung bersumber dari ayat-ayat Allah. Sedangkan dalil aqli merupakan hasil pemikiran manusia yang didasarkan kepada ayat-ayat Allah (biasanya bersumber dari Al-Quran). Berikut beberapa kumpulan dalil tentang Iman kepada Kitab Allah #Pendidikan Agama Islam yang sudah kami sediakan dari beberapa sumber : Dalil Naqli Iman Kepada Kitab Allah#1. Q.S Surat An-Nisa ayat 136 Q.S An Nisa Ayat 136Artinya :
#2. Q.S Surat Ali Imran Ayat Ali Imran ayat 3-4 Q.S Al Imran Ayat 3 dan 4Artinya :
#3. QS. Faathir ayat 31 Qs Faathir Ayat 31Artinya :
Artinya:
Dalil Aqli Iman Kepada Kitab AllahSalah satu contoh dari dalil aqli iman ini : #1. Allah SWT tahu bahwa manusia merupakan makhluk yang lemah. Allah SWT adalah Tuhan yang maha pengasih dan maha penyayang, sehingga Allah berkehendak memberi bimbingan kepada manusia supaya menjadi makhkul yang paling ulai di sisi-nya lewat kitab suci lengkap dengan contoh tauladan yang baik berupa seorang Nabi dan Rasul.
Dengan mempelajari dalil iman kepada kitab Allah semoga membantu teman-teman dalam mempelajari materi tersebut atau pun mengerjakan tugas, tentunya juga ilmu ini semoga menjadikan kita bertambah keimanannya Aamin. Originally posted 2019-08-27 09:27:45.
Oleh: Syamsul Yakin Terkait dengan kitab Allah, al-Qur’an memberi informasi, “Dan Kami telah menurunkan kepadamu (Muhammad) al-Kitab (al-Qur’an) dengan membawa kebenaran, membenarkan apa yang sebelumnya, yaitu kitab-kitab yang diturunkan sebelumnya dan batu ujian bagi kitab-kitab yang lain itu” (QS. al-Maidah/5: 48). Yang dimaksud “Kitab-kitab yang diturunkan sebelumnya” (QS. al-Maidah/5: 48), misalnya Zabur kepada Nabi Daud. Allah SWT tegaskan, “Dan telah Kami berikan Zabur kepada Dawud” (al-Nisaa/4: 163).Termasuk Taurat yang diturunkan kepada Nabi Musa, “Dan (ingatlah), ketika Kami berikan kepada Musa al-Kitab (Taurat)” (QS. al-Baqarah/2: 53). Begitu pula Injil yang diturunkan kepada Nabi Isa, Allah SWT informasikan, “Isa berkata, “Sesungguhnya aku ini hamba Allah, Dia memberiku al-Kitab (Injil) dan Dia menjadikan aku seorang nabi” (QS. Maryam/19: 30). Tiga ayat ini menggunakan diksi “al-Kitab” untuk mengatakan al-Qur’an, Taurat, dan Injil. Tidak untuk Zabur. Dalam pandangan Ahmad Mushthafa al-Maraghi dalam Tafsir al-Maraghi Allah SWT menyebut kitab Zabur secara khusus, karena kitab itu memiliki tempat yang spesial di hati Ahli Kitab. Menurut Imam Syafi’i dalam Tafsir Imam Syafi’i Ahli Kitab adalah Yahudi dan Nasrani dari kalangan Bani Israel. Di luar itu bukan Ahli Kitab. Menurut Syaikh Nawawi Banten dalam Tafsir Munir, ungkapan ayat, “Ujian bagi kitab-kitab yang lain itu” (QS. al-Maidah/5: 48) adalah bahwa al-Qur’an menjadi saksi bagi seluruh kitab lainnya. Alasannya, al-Qur’an adalah kitab suci yang dijaga Allah SWT sehingga tidak terjadi perubahan atau penyimpangan. Menurut Abu Laits al-Samarkandi, dalam Masail Abi Laits atau Matan Qathrul Ghaits kitab Allah wajib diimani dari tiga sisi. Pertama, bukan sebagai makhluk. Maksudnya, tulis Syaikh Nawawi Banten dalam Syarah Qathrul Ghaits, semua kitab itu adalah buah karya Allah SWT dan bukan karya cipta manusia. Untuk itu, Allah SWT menantang manusia membuat yang serupa dengan al-Qur’an, “Katakanlah, “Sesungguhnya jika manusia dan jin berkumpul untuk membuat yang serupa al-Quran ini, niscaya mereka tidak akan dapat membuat yang serupa dengan dia, sekalipun sebagian mereka menjadi pembantu bagi sebagian yang lain”’ (QS. al-Israa/17: 88). Atau sepuluh surah saja. Allah SWT tegaskan, “Bahkan mereka mengatakan, “Muhammad telah membuat-buat a-Quran itu”. Katakanlah, “Maka datangkanlah sepuluh surah seumpamanya dan panggillah orang-orang yang kamu sanggup selain Allah, jika kamu memang orang-orang yang benar” (QS. Hud/11: 13-14). Akhirnya, Allah SWT hanya meminta manusia untuk membuat satu surah saja, seperti firman-Nya, “Atau mereka mengatakan, “Muhammad membuat-buatnya”. Katakanlah, “Maka cobalah datangkan sebuah surat seumpamanya dan panggillah siapa-siapa yang dapat kamu panggil selain Allah, jika kamu orang yang benar” (QS. Yunus/10: 38). (sam/mf)
Penyusun: Ummu ‘Ummar dan Ummu Ziyad Beriman kepada kitab-kitab Allah adalah termasuk salah satu rukun iman, sebagaimana firman Allah azza wa jalla yang artinya: “Wahai orang-orang yang beriman, tetaplah beriman kepada Allah dan Rasul-Nya dan kepada kitab yang Allah turunkan kepada Rasul-Nya, serta kitab yang Allah turunkan sebelumnya. Barangsiapa yang kafir kepada Allah, malaikat-malaikat-Nya, kitab-kitab-Nya, rasul-rasul-Nya, dan hari kemudian, maka sesungguhnya orang itu telah sesat sejauh-jauhnya.” (QS. An-Nisaa’: 136)
Saudariku, perlu kita ketahui bersama bahwa keimanan kepada kitab-kitab Allah terkandung di dalamnya empat unsur, yaitu: Pertama, adalah beriman bahwa kitab-kitab itu benar-benar diturunkan dari sisi Allah ta’ala. Kedua, beriman kepada apa yang telah Allah namakan dari kitab-kitabNya dan mengimani secara global kitab-kitab yang kita tidak ketahui namanya. Allah ta’ala berfirman yang artinya, “Sesungguhnya Kami telah mengutus rasul-rasul Kami dengan membawa bukti-bukti yang nyata dan telah Kami turunkan bersama mereka Al-Kitab dan neraca supaya manusia dapat melaksanakan keadilan.” Ayat ini menunjukkan bahwa terdapat kitab bagi setiap Rasul, akan tetapi kita tidak mengetahui seluruh namanya. Adapun kitab-kitab yang kita ketahui namanya adalah Al-Qur’an Al-Karim yang diturunkan kepada Nabi kita Muhammad shallallahu’alaihiwasallam, Injil yang diturunkan kepada Nabi Isa ‘alaihissalaam, Zabur yang diturunkan kepada Nabi Dawud ‘alaihissalaam, Suhuf Ibrohim, dan Taurat (Ada sebagian ulama yang menyatakan kitab yang diturunkan bagi nabi Musa ‘alaihissalaam adalah Taurat, ada pula yang menyatakan bahwa bagi nabi Musa ‘alaihissalaam terdapat kitab lainnya yaitu Suhuf Musa). Ketiga, yaitu membenarkan berita-berita yang benar dari kitab-kitab tersebut sebagaimana pembenaran kita terhadap berita-berita Al-Qur’an dan juga berita-berita lainnya yang tidak diganti atau dirubah, dari kitab-kitab terdahulu (sebelum Al-Qur’an). Keempat, yaitu mengamalkan hukum-hukum yang tidak dihapus (nasakh) serta dengan rela dan pasrah menerimanya, baik kita ketahui hikmahnya atau tidak. Ketahuilah saudariku, bahwa seluruh kitab yang ada telah terhapus (mansukh) dengan turunnya Al-Qur’an. Allah ta’ala berfirman yang artinya, “Dan Kami telah turunkan kepadamu Alquran dengan membawa kebenaran, membenarkan apa yang sebelumnya, yaitu kitab-kitab (yang diturunkan sebelumnya) dan sebagai muhaimin terhadap kitab-kitab yang lain itu.” (QS. Al-Maa’idah 5:48). Artinya, Al-Qur’an sebagai ‘hakim’ atas kitab-kitab yang ada sebelumnya. Maka tidaklah diperbolehkan untuk mengamalkan hukum apapun dari hukum-hukum terdahulu, kecuali yang sah dan diakui oleh Al-Qur’an. Buah Keimanan Kepada Kitab-Kitab Allah Setelah mengetahui bagaimana mengimani kitab-kitab Allah secara benar, maka tentunya keimanan tersebut akan berdampak bagi diri seorang muslim. Diantara buah keimanan tersebut adalah:
Semoga kini engkau memahamibagaimana beriman kepada kitab-kitab Allah ta’ala secara benar. Kitab-kitab yang seluruhnya adalah kalamullah yang disampaikan oleh malaikat Jibril kepada setiap Rasul. Tunduk dan berserah diri dengan apa yang ada pada kitab terakhir yang diturunkan yaitu Al-Qur’an dengan tanpa menafikan kebenaran yang ada pada kitab-kitab sebelumnya. Mengamalkan seluruh hukumnya tanpa memilih sebagian ayat dan menolak ayat lainnya yang ini merupakan tindakan kekufuran – na’udzubillahi min dzalik-. Semoga Allah memudahkan kita dalam menjalankan syari’at ini. Hanya Allah-lah tempat bersandar dan memohon pertolongan. Maroji’:
*** Artikel www.muslimah.or.id Sahabat muslimah, yuk berdakwah bersama kami. Untuk informasi lebih lanjut silakan klik disini. Jazakallahu khairan 🔍 Ayat Alquran Tentang Sahabat Sejati, Ayat Alquran Tentang Kesetiaan, Hukum Menghafal Al Quran Ketika Haid, Ucapan Barakallah Kepada Pengantin, Do'a Saat Hujan, Waqof Adalah, Tidur Di Bulan Puasa Hukumnya, Apa Itu Talak, Doa Kalimat Tammah, Larangan Saat Haid Menurut Kesehatan
|