Akses instan ke jawaban di aplikasi kami Show Dan jutaan jawaban atas pertanyaan lain tanpa iklan Lebih pintar, unduh sekarang! atau Lihat beberapa iklan dan buka blokir jawabannya di situs
Klik Untuk Melihat Jawaban #Jawaban di bawah ini, bisa saja salah karena si penjawab bisa saja bukan ahli dalam pertanyaan tersebut. Pastikan mencari jawaban dari berbagai sumber terpercaya, sebelum mengklaim jawaban tersebut adalah benar. Selamat Belajar..# Answered by dindand023 on Wed, 01 Jun 2022 01:35:37 +0700 with category Akuntansi and was viewed by 345 other users12). A. Frank Jefknis. 13). E. sasarannya adalah perorangan humas harus berkesinambungan, memiliki metode terintegrasi den. Penjelasan: semoga membantu Baca Juga: Coba Buat gambar ilustrasi berdasarkan cerita yang anda buat! Apa itu en.dhafi.link?en.dhafi.link Merupakan Website Kesimpulan dari forum tanya jawab online dengan pembahasan seputar pendidikan di indonesia secara umum. website ini gratis 100% tidak dipungut biaya sepeserpun untuk para pelajar di seluruh indonesia. saya harap pembelajaran ini dapat bermanfaat bagi para pelajar yang sedang mencari jawaban dari segala soal di sekolah. Terima Kasih Telah Berkunjung, Semoga sehat selalu.
12). A. Frank Jefknis. 13). E. sasarannya adalah perorangan humas harus berkesinambungan, memiliki metode terintegrasi den. Penjelasan: semoga membantu
Menurut Efendy (1990) Humas dapat dibedakan ke dalam dua pengertian yakni : “Sebagai teknik komunikasi dan sebagai metode komunikasi:, Humas sebagai teknik komunikasi dimksudkan bahwa humas dilakukan sendiri oleh pimpinan organisasai. Sedangkan Humas sebagai metode komunikasi dimkasudkan bahwa dilakukan secara melembaga (Public relation of being), dimana wahana Humas ditekankan dalah berupa biro, bagian, seksi, urusan bidang dan lain sebagainya. Dapat dikatakan bahwa Humas baik sebagai teknik komunikasi maupun sebagai metode komunikasi adalah suatu aktifitas yang menunjang manajemen suatu lembaga untuk menggerakkan manusia-manusia yang terlibat, menuju sasaran dan tujuan lembaga. Seidel dalam Effendy (1990), memberikan definisi Humas adalah proses kontinu dari usaha-usaha manajemen untuk memperoleh good will (kemauan baik) dan pengertian dari para pelanggannya, pegawainya, dan publik umumnya; ke dalam menganlisa dan perbaikan terhadap diri sendiri, keluar dengan mengadakan pertanyaan-pertanyaan. The pitish Institut of public relations (Rahmandi, 1994) mendefinisikan Humas sebagai “Upaya sungguh-sungguh, terencana dan berkesinambungan untuk menciptakan dan membina saling pengertian antara organisasi dan publiknya”. Definisi yang telah disepakati oleh praktisi Humas se-dunia, yang terhimpun dalam organisasi yang bernama, “The Internasional Public Relations Association” (IPRA), bersepakat merumuskan sebuah definisi dengan harapan dapat diterima dan dipraktekkan bersama berbunyi “Hubungan Msayarakat (Humas) adalah manajemen dari sikap budi yang berencana dan berkesinambungan yang dengan itu organisasi-organisasi dan lembaga-lembaga yang bersifat umum dan pribadi berupaya membina pengertian, simpati, dan dukungan dari mereka yang ada kaitannya atau mungkin ada hubungannya dengan jalan nilai pendapat umum diantara mereka, yang dengan informasi yang berenacana dan tersebar luas mencapai kerja sama yang lebih produktif dan pemenuhan kepentingan bersama yang lebih efisien (Effendy, 1990). Definisi di atas dinilai sebagai definisi yang lengkap, yang menunjukkan ciri khas dan meliputi faktor-faktor yang memang harus ada pada Humas. Menurut Canfeld (ruslan, 1994), fungsi Humas adalah :
Tujuan Humas ada dua yaitu :
Untuk dapat terciptanya tujuan secara efektif dapat ditempuh suatu proses ataupun tahapan-tahapan. Proses yang dimaksud tersebut merupakan pola kegiatan komunikasi atau proses Humas. Cultip dan Center (Effendy, 1990) membagi ke dalam empat tahapan :
Humas PemerintahanHumas pada prinsipnya adalah sebagai suatu fungsi manajemen, komunikasi dua arah antara organisasi dengan publik secara timba balik dalam meningkatkan pembinaan kerja sama dan mempermudah kebutuhan bersama, baik ke dalam maupun keluar dari lembaga. Edwin Emery (Rahmadi, 1994) menyebut fungsi Humas sebagai upaya terencana dan terorganisasi dari sebuah lembaga untuk menciptakan hubungan yang saling bermanfaat dengan berbagai publiknya. Sedangkan menurut Achmad, sasaran akhir Humas adalah pertama, untuk memperoleh dan menumbuhkan good will (Kemauan Baik, under standing (saling mengerti), simpati, dan dukungan terhadap organisasi yang diwakilinya; kedua, menetralisirkan sikap dan pendapat yang tidak menguntungkan organisasi. Humas mempunyai hubungan timbal balik keluar dan kedalam. Keluar, Humas harus megusahakan timbulnya sikap gambaran masyarakat yang positif terhadap segala tindakan dan kebijakan organisasi atau lembaganya. Sedangkan kedalam, Humas berusaha mengenali, mgenidentifikasi hal-hal yang dapat menimbulkan sikap dan gambran yang negatif dalam masyarakat sebelum sesuatu tindakan atau kebijakan dijalankan. Hal ini berarti bahwa Humas harus mengetahui dari dekat apa yang terjadi di dalam lembaganya, termasuk ketentuan kebijakan dan perencanaan tindakan Humas berfungsi dalam membina hubungan baik antara lembaga dengan masyarakat dan dengan media massa. KEgiatan pokoknya adalah mengatur lalu lintas, sirkulasi internal dan eksternal. Humas dalam lembaga pemerintah menjalankan tugas-tugasnya sebgai berikut :
KONSEP HUMAS Menurut Efendy (1990) Humas dapat dibedakan ke dalam dua pengertian yakni: “Sebagai teknik komunikasi dan sebagai metode komunikasi: Humas sebagai teknik komunikasi dimaksudkan bahwa humas dilakukan sendiri oleh pimpinan organisasi. Sedangkan Humas sebagai metode komunikasi dimaksudkan bahwa dilakukan secara melembaga (Public relation of being), dimana wahana humas ditekankan adalah berupa biro, bagian, seksi, urusan bidang dan lain sebagainya. Dapat dikatakan bahwa Humas baik sebagai teknik komunikasi maupun sebagai metode komunikasi adalah suatu aktifitas yang menunjang manajemen suatu lembaga untuk menggerakkan manusia-manusia yang terlibat, menuju sasaran dan tujuan lembaga. Seidel dalam Effendy (1990), memberikan definisi Humas adalah proses kontinu dari usaha-usaha manajemen untuk memperoleh good will (kemauan baik) dan pengertian dari para pelanggannya, pegawainya, dan publik umumnya; ke dalam menganlisa dan perbaikan terhadap diri sendiri, keluar dengan mengadakan pertanyaan-pertanyaan. The pitish Institut of public relations (Rahmandi, 1994) mendefinisikan Humas sebagai “Upaya sungguh-sungguh, terencana dan berkesinambungan untuk menciptakan dan membina saling pengertian antara organisasi dan publiknya”. Definisi yang telah disepakati oleh praktisi Humas se-dunia, yang terhimpun dalam organisasi yang bernama, “The Internasional Public Relations Association” (IPRA), bersepakat merumuskan sebuah definisi dengan harapan dapat diterima dan dipraktekkan bersama berbunyi “Hubungan Msayarakat (Humas) adalah manajemen dari sikap budi yang berencana dan berkesinambungan yang dengan itu organisasi-organisasi dan lembaga-lembaga yang bersifat umum dan pribadi berupaya membina pengertian, simpati, dan dukungan dari mereka yang ada kaitannya atau mungkin ada hubungannya dengan jalan nilai pendapat umum diantara mereka, yang dengan informasi yang berenacana dan tersebar luas mencapai kerja sama yang lebih produktif dan pemenuhan kepentingan bersama yang lebih efisien (Effendy, 1990). Definisi di atas dinilai sebagai definisi yang lengkap, yang menunjukkan ciri khas dan meliputi faktor-faktor yang memang harus ada pada Humas. LATAR BELAKANG KONSEP HUMAS Ada dua konsep besar yang menjadi latar belakang berkembangnya Public Relations, yakni dalam tinjauan bisnis suatu perusahaan yang meliputi: a. Konsep tradisional dari suatu bisnis b. Konsep modern dari suatu bisnis Kedua konsep tersebut, pada setiap konsepnya dapat diklasifikasikan melalui bagan berikut ini:
1. Konsep Tradisional Tertutup Dalam konsep tradisonal dari suatu bisnis yang sifatnya tertutup, seseorang/perusahaan/lembaga/organisasi selalu menutupi peristiwa yang menimpanya, jika peristiwa tersebut dianggap sebagai peristiwa yang buruk atau yang bersifat negatif. Pada masa itu tidak terpikirkan bahwa hal yang ditutup-tutpi cepat atau lambat akan terbongkar juga dan akan diketahui oleh masyarakat luas. Orang/perusahaan/lembaga kurang memperhitungkan proses komunikasi yang timbul dalam masyarakat. 2. Konsep Tradisional Terbatas Dalam konsep tradisonal dari suatu bisnis yang sifatnya terbatas, ditandai dengan keterbatasan dalam hal memasarkan produk atau jasa. Dalam hal ini orang/perusahaan/lembaga jika membuka perusahaan, walaupun diperhitungkan dengan pasarannya, tetapi hasil produksinya hanya disesuaikan dengan kebutuhan daerahnya saja. 3. Konsep Tradisional Eksternal Public Relations di masa ini konsepnya mengarah pada kegiatan yang sifatnya ekstenal, atau dengan kata lain orientasi kegiatan public relations adalah hanya untuk masyarakat di luar organisasi/perusahaan saja. 4. Konsep Modern Terbuka Dalam konsep modern dari suatu bisnis, orang/perusahaan/lembaga pada umumnya sudah menyadari pentingnya informasi yang diberikan kepada masyarakat secara benar, jelas, terbuka, jujur dalam arti sesuai dengan faktanya. Hal ini dimaksudkan agar publik dapat mengetahui secara jelas tentang kegiatan dan kejadian yang menimpa seseorang/perusahaan/lembaga secara apa adanya. 5. Konsep Modern Tersebar Luas Dalam konsep modern, orang/perusahaan/lembaga membuka perusahaan diusahakan agar barang-barang yang diproduksinya dipasarkan dengan memperhitungkan segala sesuatu yang tidak saja dipasarkan di daerahnya saja tetapi juga melakukan penyebaran pemasaran ke luar daerah. Jadi diperhitungkan bagaimana agar barang dan jasa sebagai sumber usahanya tersebut dapat tersebar luas sehingga masyarakat yang tadinya tidak menganal akan mengenal. 6. Konsep Modern Internal dan Eksternal
Pada konsep modern, aplikasi publik
relations diarahkan pada dua sasaran publik yakni publik internal dan
eksternal. Oleh karena itu, jika ada permasalahan yang berkaitan dengan bawahan
dimana semua ini menyangkut masalah publik internal, maka tugas PRO adalah
harus dapat mempertemukan kedua keinginan/motivasi/kebutuhan dari setiap kelompok
dimana kedua macam publik tersebut tentu saja mempunyai keinginan yang satu
sama lain belum tentu sama. Dengan kata lain, pada konsep ini, PR harus bisa
menjadi penghubung dari publik internal dan eksternal. KARAKTERISTIK HUMAS Ada 4 (empat) ciri utama humas yang disebut sebagai karakteristik humas, diantaranya yaitu: 1. Adanya Upaya Komunikasi yang Bersifat Dua Arah Hakekat humas adalah komunkasi. Namun tidak semua komunikasi dikatakan humas. Komunikasi yang menjadi ciri kehumasan adalah komunikasi dua arah yang memungkinkan terjadinya arus informasi timbal balik. 2. Sifatnya yang Terencana Sifat humas yang terencana mengandung pengertian bahwa kerja/aktivitas humas merupakan kerja/aktivitas yang berkesinambungan, memiliki metode terintegrasi dengan bagian lain dan hasilnya tangible (nyata). Syarat terencana dan berkesinambungan ini merupakan salah satu syarat yang dinilai dalam kompetisi tertinggi program PR internasional, yakni Golden World Award For Excellence in PR (GWA). 3. Berorientasi pada Organisasi/Lembaga Dengan mencermati orientasi tersebut, maka syarat mutlak dalam kerja humas adalah pemahaman yang tinggi terhadap visi, misi, dan budaya organisasi/lembaga. Visi, misi, dan budaya organisasi/lembaga inilah yang menjadi materi utama humas, sehingga dapat mencapai tujuan humas dan mendukung tujuan manajemen lainnya, termasuk tujuan marketing. 4. Sasarannya adalah Publik Yaitu suatu kelompok dalam masyarakat yang memiliki karakteristik kepentingan yang sama. Jadi sasaran humas bukanlah perorangan, hal ini perlu disampaikan sebab masih ada orang yang mengistilahkan PR sebagai personal Relation. Page 2 |