Jelaskan alasan gambar teknik harus memiliki sifat estetik

Jelaskan alasan gambar teknik harus memiliki sifat estetik

Jelaskan alasan gambar teknik harus memiliki sifat estetik
Lihat Foto

commons.wikimedia.org

Lukisan Edvard Munch yang berjudul Melancholy

KOMPAS.com – Seni merupakan suatu hal yang berkaitan dengan manusia dan budayanya. Seni memiliki banyak tujuan dan jenis berdasarkan alirannya. Namun, secara keseluruhan semua seni memiliki sifat dasar yang sama.

Menurut The Liang Gie dalam buku berjudul Garis Besar Estetik (1976), sifat dasar seni ada lima yaitu kreatif, individual, ekspresif, abadi, dan juga universal. Berikut adalah penjelasan lima sifat dasar seni!

Seni bersifat kreatif

Seni bersifat kreatif maksudnya adalah seni menciptakan karya baru yang belum ada sebelumnya. Menurut Sofyan Salam dalam buku Pengetahuan Dasar Seni Rupa (2020), karya seni lahir dari proses kreatif yang bermula dari ide imajinatif manusia.

Sifat dasar seni yang kreatif merupakan sesuatu yang misterius karena lahir dari imajinasi manusia, baik dari seorang anak kecil, orang dewasa, seorang awam seni, maupun dari seorang seniman profesional.

Baca juga: Tujuan-Tujuan Seni Lukis

Seni bersifat individu

Seni bersifat individual karena seni merupakan interpretasi subjektif dari seorang manusia. Hal ini karena seni lahir dari imajinasi pribadi. Sehingga, karya seni memiliki ciri pribadi yang membedakannya dari karya seni lain.

Contoh nyatanya adalah beberapa orang seniman yang melukis pemandangan langit senja yang sama.

Walaupun obyek yang dilukis adalah sama, tiap seniman memiliki caranya sendiri untuk menginterpretasi pemandangan tersebut ke atas kanvas. Sehingga, dihasilkan gambar pemandangan yang berbeda dari setiap seniman.

Seni juga bersifat individual, bukan hanya dari pembuat karya seni tersebut melainkan dari segi penikmatnya juga. Misalnya, suatu karya seni memberikan makna juga rasa yang berbeda-beda bagi siapa yang melihatnya. 

Seni ekspresif

Apa yang dimaksud dengan sifat dasar seni ekspresif? Sifat ekspresif artinya karya seni merupakan luapan ekpresi dari perasaan seniman yang menciptakannya.

Perasaan yang diekspresikan dapat berupa perasaan yang positif maupun perasaan yang negatif.

Baca juga: Contoh Karya Seni Rupa Bertema Hubungan Manusia dengan

Jakarta -

Seni adalah salah satu karya yang bisa dihasilkan dengan berbagai hasil bentuk. Baik itu sebuah nyanyian, gambaran, dan masih banyak lagi yang lainnya. Ada juga beberapa jenis seni yang salah satunya adalah seni rupa terapan atau applied art.

Pengertian Seni Rupa Terapan

Seni rupa khususnya terapan adalah karya seni rupa yang bisa digunakan dalam kehidupan setiap hari. Di mana seni rupa ini punya banyak fungsi nilai yang cukup penting. Adapun untuk fungsi dari karya seni rupa ini sendiri akan dibedakan menjadi 2. Baik fungsi estetis dan juga praktis.

Seni rupa ini juga dinamakan dengan applied art adalah seni rupa yang sengaja digunakan untuk memenuhi sejumlah kebutuhan. Sehingga, nantinya karya ini cenderung akan mengutamakan faktor pemakaian keindahan bahkan nilai artistiknya.

Membuat karya seni ini dinilai lebih rumit jika dibandingkan dengan karya seni rupa murni. Karena membuat seni rupa murni ini sifatnya lebih bebas. Bahkan Anda juga tidak membutuhkan banyak fungsi dibandingkan dengan karya seni terapan sendiri.

Mengenal Sejarah Seni Rupa Terapan

Selain mengenal pengertiannya, Anda juga disarankan untuk paham tentang sejarah dari seni rupa terapan. Sejak zaman dahulu, nenek moyang kita menggunakan kapak yang terbuat dari batu dan tulang untuk digunakan berburu.

Sedangkan untuk seni terapan ini perkembangannya bahkan cukup pesat di Indonesia. Di mana nenek buyut kita menggunakan logam untuk menjadi salah satu senjata bahkan perhiasan di masanya. Sebagai beberapa contohnya adalah bejana, nekara, moko, dan peralatan dapur atau yang lainnya.

Karya seni terapan ini juga seringkali disebut sebagai seni rupa aplikatif. Karya seni ini memiliki bentuk fungsional yang bisa digunakan dalam kegiatan setiap harinya. Bentuknya bisa berupa perhiasan, pakaian, perabot rumah tangga, perlengkapan makan dan lain sebagainya.

Mengenal Jenis Seni Rupa Terapan

Setelah mengetahui pengertian serta sejarah dari seni rupa tersebut, maka ada beberapa hal yang harus Anda ketahui. Di mana beberapa jenis seni terapan ini sendiri di antaranya adalah:

  1. Seni arsitektur. Hal ini adalah benda yang berbentuk bangunan, gedung, tempat ibadah dan lain sebagainya.
  2. Seni dekorasi. Di mana seni rupa yang berbentuk untuk menghias sebuah tempat, ruangan, panggung dan lain sebagainya.
  3. Seni grafis. Di mana seni ini punya fungsi sebagai salah satu media komunikasi dalam bentuk gambar.
  4. Seni ilustrasi. Di mana seni ini memiliki beberapa bentuk baik itu gambar, foto dan lainnya. Bahkan contohnya bisa dengan buku-buku maupun bacaan.

Mengenal Unsur dan Seni Rupa Terapan

Di dalam seni terapan ini, ada beberapa unsur yang harus Anda ketahui. Di mana untuk beberapa unsur seni rupa khususnya seni terapan ini diantaranya sebagai berikut ini:

Karya seni ini adalah karya seni yang terbagi berdasarkan bentuknya. Untuk beberapa contohnya adalah rumah adat, senjata tradisional, transportasi dan lain sebagainya.

Biasanya, karya seni ini masih memiliki sifat tradisional. Namun, ada juga sejumlah pola hias yang mengalami pengembangan. Akan tetapi, masih termasuk sebagai karya Nusantara. Di mana biasanya juga mengambil beberapa objek seperti flora, fauna, dan lain sebagainya.


Di dalam corak ini, juga ada beberapa bentuk yang harus Anda ketahui. Seperti bentuk abstrak, bentuk geometris, stilasi, deformasi, visual realistis.


Selain seni rupa terapan, masih ada banyak jenis seni lainnya yang bisa Anda pahami. Salah satunya adalah seni rupa murni. Di mana seni rupa murni ini juga memiliki beberapa fungsi, jenis, contoh dan lain sebagainya.

Simak Video "Kisah di Balik Lukisan 'Berburu Celeng' Milik Seniman Djoko Pekik"


[Gambas:Video 20detik]
(erd/erd)

ESTETIKA SENI

Agung Kurniawan, S.Sn., M.Sn.

Riyan Hidayatullah, M.Pd.

ARTTEX

ESTETIKA MUSIK

oleh

Agung Kurniawan, S.Sn., M.Sn.; Riyan Hidayatullah, M.Pd.

Hak Cipta © 2016 pada penulis

Ruko Jambusari 7A Yogyakarta 55283

Telp: 0274-889398; 0274-882262; Fax: 0274-889057;

E-mail: ; Web: www.mediaakademi.com

Hak Cipta dilindungi undang-undang. Dilarang memper banyak atau memindahkan sebagian

atau seluruh isi buku ini dalam bentuk apa pun, secara elektronis maupun mekanis, termasuk

memfotokopi, merekam, atau dengan teknik perekaman lainnya, tanpa izin tertulis dari

penerbit.

Tajuk Entri Utama: Kurniawan, Agung

ESTETIKA MUSIK/Agung Kurniawan; Riyan Hidayatullah

Edisi Pertama. Cet. Ke-1. Yogyakarta: Arttex, 2016

xiv + 184 hlm.; 25 cm

Bibliogra .: 163 - 164

ISBN : 978-602-6435-04-0

E-ISBN : 978-602-6435-05-7

1. ....................

2. Hidayatullah, Riyan I. Judul

.......

Semua informasi tentang buku ini, silahkan scan QR Code di cover belakang buku ini

ARTTEX

KATA PENGANTAR

Mohon Dilengkapi dg Kata Pengantar dari Penulis

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR v

DAFTAR ISI vii

BAB 1 LINGKUP ESTETIKA 1

1.1 Pengertian estetika 2

1.2 Estetika, Filsafat, Ilmu dan Seni 3

1.3 Klasi kasi lsafat 4

1.4 Nilai Estetis (Keindahan) 7

1.5 Nilai Estetika dan Seni 9

Rangkuman 12

Tugas dan Pelatihan 13

Rujukan 14

BAB 2 PERTUMBUHAN ESTETIKA 15

2.1 Periode Platonis atau Dogmatis 16

2.2 Periode Kritika (Revolusi Kopernik dalam Filsafat Kant) 17

2.3 Periode Positif 20

Rangkuman 20

Tugas dan Pelatihan 21

Rujukan 22

BAB 3 PEMAHAMAN ESTETIKA 23

2.1 Antara Pemahaman dan Penikmatan 24

2.2 Tolstoy dalam Estetika Seni 24

2.3 Eli Siegel dalam Estetika Realitas 26

viii Dasar-dasar Musik

2.4 Monroe Beardsley dalam Teori Kreativitas 26

Rangkuman 27

Tugas dan Pelatihan 28

Rujukan 29

BAB 4 STRUKTUR SENI (TATA SUSUN SENI) 31

4.1 Unsur-Unsur Rupa 32

4.2 Dasar-Dasar Penyusunan 35

4.3 Hukum Penyusunan Seni Rupa 36

2.4 Estetika Seni Tari 37

Rangkuman 39

Tugas dan Pelatihan 40

Rujukan 40

BAB 5 ESTETIKA TIMUR 41

5.1 Estetika Cina 42

5.2 Estetika Timur Tengah 44

5.3 Estetika India 44

5.4 Estetika Jepang 45

5.5 Estetika Islam 46

Rangkuman 48

Tugas dan Pelatihan 49

Rujukan 49

BAB 6 ESTETIKA NUSANTARA 51

6.1 Orientasi Kesenian Indonesia 53

6.2 Orientasi Terhadap Kebudayaan 54

6.3 Orientasi Terhadap Paradigma Seni 55

6.4 Orientasi Terhadap Ekspresi Kain Tapis Lampung 55

Rangkuman 58

Tugas dan Pelatihan 59

Rujukan 60

DAFTAR PUSTAKA 61

DAFTAR ISTILAH 63

LAMPIRAN 71

-oo0oo-

E stetika merupakan bagian dari seni, seni berhubungan dengan

keindahan, maka estetika merupakan sebuah pengukuran

keindahan akan sebuah seni. Dalam seni musik musik klasik

misalnya, kita sering melihat para pemain orkestra menggunakan kostum

yang rapi dan menggunakan jas lengkap. Hal ini merupakan estetikanya

sebuah orkestra yang berasal dari budaya Barat. Orang-orang “Barat” pada

tahun 1600-an mengidentikkan musik dengan sesuatu yang mewah yang

disimbolkan dengan jas, sehingga yang kita ketahui musik mereka seperti

itu, inilah yang disebut estetika.

Dharsono (2007:9) mengatakan bahwa “fakta estetika itu fata jiwa,

suatu karya seni bagaimanapun nyata tampak, namun bukan pada

pengaamatan semula, itu hadir dalam pengamatan dan penikmatan”. Hal

ini berarti ukuran estetika bukan pada asumsi awal tetapi merupakan proses

interpretasi yang panjang dari penngalaman-pengalaman melihat dan

merasakan seni.

Estetika merupakan pandangan umum yang kita ketahui bersama

mencirikan sesuatu. Estetikanya wanita tentu berambut panjang dan meng-

gunakan rok, estetikanya seorang pria tentu berambut pendek dan meng-

gunakan celana panjang. Estetika berhubungan dengan pengetahuan umum

semua orang akan sesuatu. Selain memiliki kedudukan di benak masyarakat

secara umum, estetika cukup penting untuk dipelajari khususnya bagi insan

seni. Sebagai seorang insan akademis ada hal penting yang harus diketahui,

BAB 1

LINGKUP ESTETIKA

2 Dasar-dasar Musik

diantaranya (i) mengetahui sejauh mana parameter estetika itu dibangun

dan dibentuk dan (ii) memahami loso estetika dari berbagai sudut pan-

dang. Kedua hal tersebut merupakan indikator dalam memahami lingkup

estetika secara khusus.

Dalam bab ini akan disajikan pembahasan tentang (i) pengertian

estetika; (ii) estetika, lsafat dan ilmu seni; (iii) pengklasi kasian lsafat; (iv)

dan nilai-nilai estetis. Setelah mengikuti penyajian pokok bahasan tersebut,

mahasiswa diharapkan dapat

(1) memahami seutuhnya mengenai pengertian estetika

(2) memiliki pandangan kritis mengenai lsafat dari berbagai sudut pan-

dang

(3) mampu mengidenti kasi perbedaan budaya dan loso tiap daerah

(4) memahami nilai-nilai estetis yang terkandung dalam setiap karya seni

1.1 PENGERTIAN ESTETIKA

Berdasarkan pendapat umum, estetika diartikan sebagai suatu cabang

lsafat yang memperhatikan atau berhubungan dengan gejala yang indah

pada alam dan seni.

Estetika berasal dari bahasa Yunani kuno “Aisthtetika” yang berarti hal-

hal yang dapat di serap oleh panca indra.

Estetika adalah segala sesuatu dan kajian terhadap hal-hal yang terkait

dengan kegiatan seni (Kattsoff, Elementof philosophy, 1953).

Estetika merupakan suatu telaah yang berkaitan dengan penciptaan,

apresiasi, dan kritik terhadap karya seni dalam konteks keterkaitan seni

dengan kegiatan manusia dan peranan seni dalam perubahan dunia

(Van Mater Ames, Colliers Encylopedia, Vol. 1)

Estetika adalah ilmu yang mempelajari segala sesuatu yang berkaitan

dengan keindahan, mempelajari semua aspek yang di sebut keindahan

(AA. Djelantik, Estetika Suatu Pengantar, 1999).

Estetika adalah lsafat yang membahas esensi dari totalitas kehidupan

estetik dan artitistik yang sejalan dengan jaman (Agus Sachari, Estetika

Terapan, 1989).

Lingkup Estetika 3

1.2 ESTETIKA, FILSAFAT, ILMU DAN SENI

Filsafat, terutama Filsafat barat muncul di Yunani semenjak kira-kira abad

ke 7 S.M.. Filsafat muncul ketika orang-orang mulai memikirkan dan

berdiskusi akan keadaan alam, dunia, dan lingkungan di sekitar mereka dan

tidak menggantungkan diri kepada agama lagi untuk mencari jawaban atas

pertanyaan-pertanyaan ini. Banyak yang bertanya-tanya mengapa lsafat

muncul di Yunani dan tidak di daerah yang beradab lain kala itu seperti

Babilonia, Yudea (Israel) atau Mesir. Jawabannya sederhana: di Yunani,

tidak seperti di daerah lain-lainnya tidak ada kasta pendeta sehingga secara

intelektual orang lebih bebas.

Orang Yunani pertama yang bisa diberi gelar lsuf ialah Thales dari

Mileta, sekarang di pesisir barat Turki. Tetapi lsuf- lsuf Yunani yang

terbesar tentu saja ialah: Socrates, Plato dan Aristoteles. Socrates adalah

guru Plato sedangkan Aristoteles adalah murid Plato. Bahkan ada yang

berpendapat bahwa sejarah lsafat tidak lain hanyalah “Komentar-komentar

karya Plato belaka”. Hal ini menunjukkan pengaruh Plato yang sangat besar

pada sejarah lsafat. Bahan karangan plato yang terkenal adalah berjudul

“etika, republik, apologi, phaedo, dan krito.

Kata falsafah atau lsafat dalam bahasa Indonesia merupakan kata

serapan dari bahasa Arab Δϔ˰˰˰˰˰˰˰˰δϠϓ

yang juga diambil dari bahasa

Yunani; philosophia. Dalam bahasa ini, kata ini merupakan kata majemuk

dan berasal dari kata-kata (philia = persahabatan, cinta dsb.) dan (sophia

= “kebijaksanaan”). Sehingga arti hara ahnya adalah seorang “pencinta

kebijaksanaan”. Kata loso yang dipungut dari bahasa Belanda juga dikenal

di Indonesia. Bentuk terakhir ini lebih mirip dengan aslinya. Dalam bahasa

Indonesia seseorang yang mendalami bidang falsafah disebut “ lsuf”.

De nisi kata lsafat bisa dikatakan merupakan sebuah problem falsa

pula. Tetapi, paling tidak bisa dikatakan bahwa “ lsafat” adalah studi yang

mempelajari seluruh fenomena kehidupan dan pemikiran manusia secara

kritis. Hal ini didalami tidak dengan melakukan eksperimen-eksperimen

dan percobaan-percobaan, tetapi dengan mengutarakan masalah secara

persis, mencari solusi untuk itu, memberikan argumentasi dan alasan yang

tepat untuk solusi tertentu, serta akhir dari proses-proses itu dimasukkan ke

dalam sebuah proses dialektik. Dialektik ini secara singkat bisa dikatakan

4 Dasar-dasar Musik

merupakan sebuah bentuk dialog. Untuk studi falsa , mutlak diperlukan

logika berpikir dan logika bahasa.

Logika merupakan sebuah ilmu yang sama-sama dipelajari dalam

matematika dan lsafat. Hal itu membuat lsafat menjadi sebuah ilmu yang

pada sisi-sisi tertentu berciri eksak di samping nuansa khas lsafat, yaitu

spekulasi, keraguan, dan couriousity ‘ketertarikan’. Filsafat juga bisa berarti

perjalanan menuju sesuatu yang paling dalam, sesuatu yang biasanya

tidak tersentuh oleh disiplin ilmu lain dengan sedikit sikap skeptis yang

mempertanyakan segala hal.

1.3 KLASIFIKASI FILSAFAT

Dalam membangun tradisi lsafat banyak orang mengajukan pertanyaan

yang sama, menanggapi, dan meneruskan karya-karya pendahulunya

sesuai dengan latar belakang budaya, bahasa, bahkan agama tempat tradisi

lsafat itu dibangun. Oleh karena itu, lsafat biasa diklasi kasikan menurut

daerah geogra s dan latar belakang budayanya. Dewasa ini lsafat biasa

dibagi menjadi dua kategori besar menurut wilayah dan menurut latar

belakang agama. Menurut wilayah bisa dibagi menjadi: “Filsafat Barat”,

“Filsafat Timur”, dan “Filsafat Timur Tengah”. Sementara latar belakang

agama dibagi menjadi: “Filsafat Islam”, “Filsafat Budha”, “Filsafat Hindu”,

dan “Filsafat Kristen”.

1.3.1 Filsafat Timur

Filsafat Timur adalah tradisi falsa yang terutama berkembang di Asia,

khususnya di India, Republik Rakyat Cina dan daerah-daerah lain yang

pernah dipengaruhi budayanya. Sebuah ciri khas Filsafat Timur ialah

dekatnya hubungan lsafat dengan agama. Meskipun hal ini kurang lebih

juga bisa dikatakan untuk Filsafat Barat, terutama di Abad Pertengahan,

tetapi di Dunia Barat lsafat ’an sich’ masih lebih menonjol daripada agama.

Nama-nama beberapa lsuf Timur, antara lain Siddharta Gautama/Buddha,

Bodhidharma, Lao Tse, Kong Hu Cu, Zhuang Zi dan juga Mao Zedong.

1.3.2 Filsafat Timur Tengah

Filsafat Timur Tengah dilihat dari sejarahnya merupakan para lsuf yang

bisa dikatakan juga merupakan ahli waris tradisi Filsafat Barat. Sebab para

Lingkup Estetika 5

lsuf Timur Tengah yang pertama-tama adalah orang-orang Arab atau

orang-orang Islam (dan juga beberapa orang Yahudi!), yang menaklukkan

daerah-daerah di sekitar Laut Tengah dan menjumpai kebudayaan Yunani

dengan tradisi falsa mereka. Lalu mereka menterjemahkan dan memberikan

komentar terhadap karya-karya Yunani. Bahkan ketika Eropa setalah

runtuhnya kekaisaran Romawi masuk ke Abad Pertengahan dan melupakan

karya-karya klasik Yunani, para lsuf Timur Tengah ini mempelajari karya-

karya yang sama dan bahkan terjemahan mereka dipelajari lagi oleh orang-

orang Eropa. Nama-nama beberapa osof Timur Tengah: Avicenna(Ibnu

Sina), Ibnu Tufail, Kahlil Gibran (aliran romantisme; kalau boleh disebut

begitu) dan Averroes.

1.3.3 Filsafat Islam

Filsafat Islam merupakan lsafat yang seluruh cendekianya adalah muslim.

Ada sejumlah perbedaan besar antara lsafat Islam dengan lsafat lain.

Pertama, meski semula lsuf- lsuf muslim klasik menggali kembali

karya lsafat Yunani terutama Aristoteles dan Plotinus, namun kemudian

menyesuaikannya dengan ajaran Islam. Kedua, Islam adalah agama tauhid.

Maka, bila dalam lsafat lain masih ‘mencari Tuhan’, dalam lsafat Islam

justru Tuhan ‘sudah ditemukan.’

1.3.4 Filsafat Kristen

Filsafat Kristen mulanya disusun oleh para bapa gereja untuk menghadapi

tantangan zaman di abad pertengahan. Saat itu dunia barat yang Kristen

tengah berada dalam zaman kegelapan (dark age). Masyarakat mulai

mempertanyakan kembali kepercayaan agamanya. Tak heran, lsafat

Kristen banyak berkutat pada masalah ontologis dan lsafat ketuhanan.

Hampir semua lsuf Kristen adalah teologian atau ahli masalah agama.

Sebagai contoh: Santo Thomas Aquinas, Santo Bonaventura dan sebagainya.

1.3.5 Filsafat Barat

Filsafat Barat adalah ilmu yang biasa dipelajari secara akademis di

universitas-universitas di Eropa dan daerah-daerah jajahan mereka. Filsafat

ini berkembang dari tradisi lsafat orang Yunani kuno.

6 Dasar-dasar Musik

Tokoh utama lsafat Barat antara lain Plato, Thomas Aquinas, Réne

Descartes, Immanuel Kant, Georg Hegel, Arthur Schopenhauer, Karl

Heinrich Marx, Friedrich Nietzsche, dan Jean-Paul Sartre.

Dalam tradisi lsafat Barat, dikenal adanya pembidangan dalam

lsafat yang menyangkut tema tertentu.

Meta sika mengkaji hakikat segala yang ada. Dalam bidang ini, hakikat

yang ada dan keberadaan (eksistensi) secara umum dikaji secara khusus

dalam Ontologi. Adapun hakikat manusia dan alam semesta dibahas

dalam Kosmologi.

Epistemologi mengkaji tentang hakikat dan wilayah pengetahuan

(episteme secara hara ah berarti “pengetahuan”). Epistemologi

membahas berbagai hal tentang pengetahuan seperti batas, sumber,

serta kebenaran suatu pengetahuan.

Aksiologi membahas masalah nilai atau norma yang berlaku pada

kehidupan manusia. Dari aksiologi lahirlah dua cabang lsafat yang

membahas aspek kualitas hidup manusia: etika dan estetika.

Etika, atau lsafat moral, membahas tentang bagaimana seharusnya

manusia bertindak dan mempertanyakan bagaimana kebenaran dari

dasar tindakan itu dapat diketahui. Beberapa topik yang dibahas di

sini adalah soal kebaikan, kebenaran, tanggung jawab, suara hati, dan

sebagainya.

Estetika membahas mengenai keindahan dan implikasinya pada

kehidupan. Dari estetika lahirlah berbagai macam teori mengenai

kesenian atau aspek seni dari berbagai macam hasil budaya.

Estetika adalah salah satu cabang lsafat. Secara sederhana, estetika

adalah ilmu yang membahas keindahan, bagaimana ia bisa terbentuk, dan

bagaimana seseorang bisa merasakannya. Pembahasan lebih lanjut mengenai

estetika adalah sebuah loso yang mempelajari nilai-nilai sensoris, yang

kadang dianggap sebagai penilaian terhadap sentimen dan rasa. Estetika

merupakan cabang yang sangat dekat dengan loso seni. Esetetika berasal

dari Bahasa Yunani, áéóèçôéêÞ, dibaca aisthetike. Pertama kali digunakan

oleh lsuf Alexander Gottlieb Baumgarten pada 1735 untuk pengertian ilmu

tentang hal yang bisa dirasakan lewat perasaan.

Lingkup Estetika 7

Pada masa kini estetika bisa berarti tiga hal, yaitu:

1. Studi mengenai fenomena estetis

2. Studi mengenai fenomena persepsi

3. Studi mengenai seni sebagai hasil pengalaman estetis

1.4 NILAI ESTETIS ȍKEINDAHANȎ

Keindahan berasal dari bahasa Latin bellum, Beau (Prancis), bello (Itali

,Spanyol), beauty (Inggris) yang berarti kebaikan dan kebenaran. Dalam artian

ini pengertian keindahan menjadi sangat luhur dan universal. Pengertian

keindahan dalam tradisi pemikiran yunani tidak dikhususkan kepada soal

pengamatan visuallitas semata, tetapi juga mencakup pikiran dan tingkah

laku. Bahkan keindahan itu juga dipahami berdimensi spiritual ketika

manusia menemukan keharmonisan jiwanya dalam “pertemuan” dengan

sesuatu yang transenden. Sementara Sumardjo (2000:26) berpendapat:

“Estetika adalah bagian dari lsafat. Dalam studi lsafat, estetika digolongkan

dalam persoalan nilai...”. Nilai kehindahan memiliki orientasinya sendiri.

Konsep-konsep keindahaan:

Herbert Read:

Suatu kesatuan bentuk –bentuk yang ada dalam kesadaran persepsional.

Benedetto Croce:

Pengungkapan yang berhasil dari suatu intuisi.

Hegel:

Keindahan adalah kesempurnaan yang bersifat spiritual yang terwujut

dalam bentuk penginderaan.

Eric Newton:

Keindahan adalah bentuk dari gejala –gejala yang ketika diserap oleh indra

dan selanjutnya diteruskan kepada daya pemikiran,mempunyai kekuatan

membangkitkan tanggapan –tanggapan dari akumulasi pengalaman

Malvin Rader:

Keindahan adalah berhasilnya hakikat pengungkapan (ekspresivitas

8 Dasar-dasar Musik

Mortimer adler:

Keindahan adalah sifat suatu benda yang memberi kita suatu kesenangan

yang tidak berkepentingan yang kita bisa memperolehnya semata –mata

dari pemikiran atau melihat benda individual itu sebagaimana mestinya.

Yoganatha:

Keindahan (ramaiya).adalah suatu yang memberikan rasa kenikmatan

yang unik yang berbeda dengan rasa kegembiraan (joy). Keindahan tidak

dihubungkan dengan kegunaan, dan bukan sekedar emosi perseorangan,

tetapi ia bersifat universal, karena secara hakiki keindahan bersifat

transenden.

1.4.1 Keindahan alam

Keindahan alam adalah keindahan yang terpisah dan yang tidak dipengaruhi

oleh manusia, merupakan bentuk pengungkapan dari sang pencipta.

Menurut Erich Kahler keindahan alam penampakan diri sebagai ;

harmony (keserasian)

extreme disharmony (ketakserasian yang luar biasa)

colorful (berwarna –warni)

sensasional (menggemparkan)

calm (tenang)

idyllic (sederhana)

vast (luas)

misterious impenetrability (ketakterpahami yang pelik)

1.4.2 Keindahan seni

Keindahan seni adalah sifat indah yang di ungkapkan oleh budi manusia

secara tekun untuk mengubah benda-benda alamiah bagi kepentingan

rohani manusia. Nilai keindahan ini diungkapkan dan diletakkan dalam

pengolahan benda-benda untuk memperoleh kesenangan, kegairahan,

kepuasan dan kelegaan dalam kehidupan emosional manusia tanpa adanya

faktor-faktor pertimbangan yang dapat mengganggu perasaan-perasaan itu.

Nilai keindahan yang sempurna dalam karya seni menurut Erich

Kahler adalah tergabungnya pengungkapan perasaan yang kuat, yaitu

memadukan kecermatan yang sensitif (Sensitive precison of expression) dalam

Lingkup Estetika 9

pengungkapan dengan keserasian dari suatu keaneragaman unsur-unsur

yang kaya (Harmonization of a rich variety of elements).

Menurut Eric Newton, keindahan pada karya seni bersumber pada

pemahaman budi manusia terhadap pola alam semesta. Seniman tidak

menciptakan keindahan, tetapi ia menangkap hubungan–hubungan dalam

alam dengan emosinya dan mengungkapkan kembali dalam bentuk

perseptual. Pada tataran perseptual keindahan tidak bisa diukur, maka

dalam seni yang dicari adalah nilai, dan disebut sebagai nilai estetik.

1.5 NILAI ESTETIKA DAN SENI

Nilai adalah ukuran derajat tinggi-rendah atau kadar yang dapat

diperhatikan, diteliti atau dihayati, dalam berbagai obyek yang bersifat sik

kongkrit) maupun abstrak.

1.5.1 Penilaian keindahan

Meskipun awalnya sesuatu yang indah dinilai dari aspek teknis dalam

membentuk suatu karya, namun perubahan pola pikir dalam masyarakat

akan turut mempengaruhi penilaian terhadap keindahan. Misalnya pada

masa romantisme di Perancis, keindahan berarti kemampuan menyajikan

sebuah keagungan. Pada masa realisme, keindahan berarti kemampuan

menyajikan sesuatu dalam keadaan apa adanya. Pada masa maraknya de

Stijl di Belanda, keindahan berarti kemampuan mengkomposisikan warna

dan ruang dan kemampuan mengabstraksi benda.

1.5.2 Konsep The Beauty and The Ugly

Perkembangan lebih lanjut menyadarkan bahwa keindahan tidak selalu

memiliki rumusan tertentu. Ia berkembang sesuai penerimaan masyarakat

terhadap ide yang dimunculkan oleh pembuat karya. Karena itulah selalu

dikenal dua hal dalam penilaian keindahan, yaitu the beauty, suatu karya

yang memang diakui banyak pihak memenuhi standar keindahan dan the

ugly, suatu karya yang sama sekali tidak memenuhi standar keindahan dan

oleh masyarakat banyak biasanya dinilai buruk, namun jika dipandang dari

banyak hal ternyata memperlihatkan keindahan.

10 Dasar-dasar Musik

1.5.3 Sejarah penilaian keindahan

Keindahan seharusnya sudah dinilai begitu karya seni pertama kali dibuat.

Namun rumusan keindahan pertama kali yang terdokumentasi adalah oleh

lsuf Plato yang menentukan keindahan dari proporsi, keharmonisan, dan

kesatuan. Sementara Aristoteles menilai keindahan datang dari aturan-

aturan, kesimetrisan, dan keberadaan.

Nilai estetik Bersifat mendasar (inti) murni dan abstrak.

Nilai seni Berkaitan dengan bentuk visual dan auditif

(pendengaran suara) dari manusia.

Nilai estetik terdapat pada:

1. Seni rupa: garis, bentuk, warna, tekstur, ruang,cahaya.

2. Seni tari: gerak, tempo, irama.

3. Seni musik: suara, metrum, irama.

4. Seni drama: dialog, ruang, gerak.

Nilai seni terdiri dari nilai instrinsik, ekstrinsik, dan makna.

1.5.4 Nilai estetik dalam seni rupa

Unsur-unsur dasar:

1. Garis adalah titik-titik yang tersambung

2. Bentuk adalah gabungan dari beberapa bidang

3. Warna adalah lapisan terluar dari suatu material

4. Tekstur adalah kualitas atau sifat suatu permukaan material

5. Ruang adalah rongga yang terbatas

6. Cahaya adalah suatu kualitas gelap terang

1.5.5 Prinsip dasar

1. Kesatuan

2. Keselarasan

3. keseimbangan

4. Irama

5. Proporsi

6. Penekanan

Lingkup Estetika 11

Seni adalah ekspresi pribadi yang divisualisasikan melalui sifat dasar

seni sebagai berikut:

1. Kreati tas; Adanya penciptaan “realitas baru” dari kegiatan yang terus

menerus.

2. Individualitas: Adanya ciri khas yang personal dari kristalisasi pengala-

man dan kemampuan.

3. Relatichoritas yang langgeng: Adanya ragam pengungkapan yang kaya

akan pengertian.

4. Kesemestaan naluri: Kehadirannya ada pada semua tingkat peradaban

manusia, dari yang paling primitf sampai yang paling modern, dan bisa

dinikmati oleh manusia dari kultur yang berbeda.

Struktur seni adalah elemem yang membentuk karya seni. Elemen

tersebut adalah:

1. Ide pokok: Tema atau gagasan utama yang ingin diungkapkan

2. Medium: Bahan atau material yang sudah diperhitungkan kualitas dan

karakter-karakter khusus yang memiliki korelasi antara jenis karya seni

dengan gagasan ide pokok yang ingin dikomunikasikan.

4. Metode: cara yang khusus dalam memadukan semua unsur ke dalam

bentuk pengungkapan yang utuh.

1.5.6 Teori-teori seni

1. Teori bentuk: Teori ini dikenal sebagai pandangan fomalisme dalam es-

tetika. mengutamakan bentuk dari pada pokok soal, tema, dan muatan

isinya.

2. Teori pengungkapan: adalah suatu kegiatan manusia yang sadar, men-

gungkapkan perasaan-perasaan yang telah dihayatinya kepada orang

lain agar mereka terjangkit.

3. Teori meta sik: Merupakan bayangan realitas mutlak.

4. Teori psikologis: merupakan pemenuhan keinginan-keinginan do-

rongan batin dari dinamika kejiwaan yang tidak bersifat intelektual,

bahkan di dorong dari keinginan bawah sadar manusia.

5. Teori penandaan: seni merupakan suatu lambang atau tanda-tanda per-

asaan manusia.

12 Dasar-dasar Musik

1.5.7 Garis Besar Daya Estetis Dalam Sejarah Seni

1. Purba (Magis)

Seni sebagai manifestasi dari keinginan mendapatkan keselamatan

2. Klasik (Memesis)

Seni sebagai manifestasi dari keinginan mengungkapkan suatu

keindahan kesempurnaan realitas semesta.

3. Abad pertengahan (Presentasional)

Seni sebagai manifestasi dari keinginan mengungkapkan suatu

keindahan dari realitas semesta yang bersifat transenden

4. Modern (Formalitas)

Seni sebagai manifestasi dari keinginan mengungkapkan suatu

keindahan dalam bentuk yang sesuai dengan fungsinya.

5. Postmodern (Simulasi)

Seni sebagai manifestasi dari keinginan mengungkapkan fantasi, ilusi-

ilusi, agar menjadi tampak nyata.

RANGKUMAN

1. Berdasarkan pendapat umum, estetika diartikan sebagai suatu cabang

lsafat yang memperhatikan atau berhubungan dengan gejala yang in-

dah pada alam dan seni.

2. De nisi kata lsafat bisa dikatakan merupakan sebuah problem falsa

pula. Tetapi, paling tidak bisa dikatakan bahwa “ lsafat” adalah studi

yang mempelajari seluruh fenomena kehidupan dan pemikiran manu-

sia secara kritis.

Filsafat juga bisa berarti perjalanan menuju sesuatu yang paling dalam,

sesuatu yang biasanya tidak tersentuh oleh disiplin ilmu lain dengan

sedikit sikap skeptis yang mempertanyakan segala hal.

3. Orang Yunani pertama yang bisa diberi gelar lsuf ialah Thales dari

Mileta, sekarang di pesisir barat Turki. Tetapi lsuf- lsuf Yunani yang

terbesar tentu saja ialah: Sokrates, Plato dan Aristoteles. Sokrates adalah

guru Plato sedangkan Aristoteles adalah murid Plato.

4. Dewasa ini lsafat biasa dibagi menjadi dua kategori besar menurut

wilayah dan menurut latar belakang agama. Ciri khas Filsafat Timur

ialah dekatnya hubungan lsafat dengan agama. Nama-nama beberapa

osof Timur Tengah: Avicenna (Ibnu Sina), Ibnu Tufail, Kahlil Gibran

Lingkup Estetika 13

(aliran romantisme; kalau boleh disebut begitu)dan Averroes. Filsafat

Islam merupakan lsafat yang seluruh cendekianya adalah muslim. Fil-

safat Kristen banyak berkutat pada masalah ontologis dan lsafat ketu-

hanan.

5. Filsafat Barat meliputi meta sika, epistemologi, aksiologi, etika (moral)

dan estetika. Estetika adalah salah satu cabang lsafat. Secara sederha-

na, estetika adalah ilmu yang membahas keindahan, bagaimana ia bisa

terbentuk, dan bagaimana seseorang bisa merasakannya.

6. Keindahan berasal dari bahasa Latin bellum, Beau (Prancis), bello (Itali,

Spanyol), beauty (Ingris) yang berarti kebaikan dan kebenaran. Dalam

artian ini pengertian keindahan menjadi sangat luhur dan universal.

7. Nilai estetik terdapat pada: (1) Seni rupa: garis, bentuk, warna, tekstur,

ruang,cahaya; (2) Seni tari: gerak, tempo, irama; (3)Seni musik: suara,

metrum, irama; dan (4) Seni drama: dialog, ruang, gerak.

8. Teori-teori dalam estetika meliputi: teori bentuk, teori pengungkapan,

teori meta sik, teori prikologis dan teori penandaan.

TUGAS DAN PELATIHAN

Tes Formatif

Jawablah pertanyaan di bawah ini dan jelaskan secara rinci!

1. Apa pengertian estetika menurut para tokoh? Sebutkan minimal 3 saja

dan berikan penjelasannya!

2. Apakah perbedaan antara lsafat, Timur – Barat, Islam dan Kristen?

3. Apa hubungan antara nilai estetika dan seni? Jelaskan!

4. Sebutkan beberapa tokoh ( lsuf) terkenal dan karya-karyanya!

5. Sebutkan nilai-nilai estetis yang terdapat dalam seni rupa, musik, tari

dan teater!

Latihan

1. Lakukan diskusi mengenai pengertian estetika menurut masing-masing

orang setelah memahami perngertian estetika!

2. Buatlah tulisan mengenai pendapat anda mengenai materi yang telah

didapat dalam sebuah kumpulan esai makalah!

14 Dasar-dasar Musik

RUJUKAN

Dharsono. (2007). Kritik Seni. Bandung: Rekayasa Sains

Jakob Sumardjo (2000). Filsafat Seni. Bandung: ITB

-oo0oo-

Seni dan esetetikanya tumbuh melalui beberapa periode, hal ini

umumnya disebut periodisasi. Mengetahui estetika suatu seni

merupakan hal yang penting untuk diketahui karena berhubungan

langsung dengan kultur dan demogra masyarakat pada waktu tersebut.

Dalam estetika sejarah estetika, periode menjadi ciri khas lsuf dengan

mazhabnya sendiri, ada yang memandang seni sebagai sebuah keindahan

saja, ada juga yang melihat dari sisi yang lebih luas, inilah lsafat seni. Pada

akhirnya para seniman akan memilih mana loso yang sesuai dengan sudut

pandangnya sendiri. Filoso merupakan “agama” bagi seorang seniman, hal

ini tidak dapat dipisahkan dari gaya mereka dalam berkarya dan biasanya

diturunkan ke beberapa murid-muridnya.

Pada bab ini, anda dilatih untuk dapat mengetahui dan menyebutkan

periode estetika secara garis besar berdasarkan tokohhnya. Setelah

mempelajari periodisasi ini mahasiswa diharapkan mampu

(1) Menjelaskan loso masing-masing tokoh atau lsuf

(2) Mengetahui siapa saja tokoh lsuf terkenal

(3) Melakukan penilaian estetika terhadap sebuah karya seni

(4) Membedakan ilmu estetika normatif dan positif

Untuk mencapai tujuan tersebut, anda harus melakukan studi literatur

terhadap masing-masing lsuf, sehingga dapat dengan jelas mengetahui

apa dan bagaimana seorang lsuf di zamannya. Segala permasalahan dalam

BAB 2

PERTUMBUHAN ESTETIKA

16 Dasar-dasar Musik

bab ini harus melalui proses diskusi untuk saling berbagi pengetahuan

berdasarkan periodenya. Latihan dignnakan sebagai bahan kajian dalam

diskusi berkelompok.

Daftar referensi disajiakn di akhir bab ini untuk memberikan wawasan

kepada mahasiswa, buku apa saja yang dapat dijadikan rujukan lain dan

bahan pengayaan. Selamat belajar dan membaca!

Pertumbuhan estetika secara garis besar dibedakan kedalam 3 periode:

1. Periode platonik atau dogmatis,

2. Periode kritika,

3. Periode Positif

2.1 PERIODE PLATONIS ATAU DOGMATIS

Masa pertumbuhan periode dogmatis berlangsung sejak sokrates hingga

Baumgarten. Sokrates adalah perintis, Aristoteles ialah penerus Plato yang

terkenal dengan dewa estetika. Ketiga orang besar diantara ahli lsafat

Yunani yang meletakkan fondamen pertama tentang estetika yaitu Sokrates,

Plato, dan Aristoteles.

Jika istilah estetika diartikan safat keindahan, maka sejarah keindahan

berarti sejarah lsafat keindahan. Jika sejarah lsafat seni digambarkan

sebagai pohon lsafat, maka lsafat Plato sebagai batang dari segala akar

estetika. Filsfat seni bagi Plato sebenarnya merupakan gagasan idealisme

itu sendiri: The man who only loves beautiful is wide awake. “ Orang yang

hanya mencintai barang cantik adalah bermimpi dan hanya orang yang

mengetahui keindahan mutlak yang benar-benar memiliki”. Aristoteles

berbeda dengan gurunya, dalam beberapa hal, estetika merupakan

penyusunan/pengorganisasian unsur-unsur sistematik terhadap lsafat

Plato. Dalam kata lain bahwa estetika merupakan pengejawantahan dari

ide Plato, yang diterjemahkan dalam bentuk terstruktur dan tersistematik.

Plato belum berhasil memberi de nisi keindahan dengan tepat, sedangkan

Aristoteles telah memberikan batasan tersendiri atas keserasian bentuk yang

setingi-tinginya. Ia sudah mementingkan pandangan manusia seperti apa

adanya di dalam kenyataan dan bagaiman seharusnya. Ciri khas seni yang

mengupas alam dari hakekat yang sebenarnya: ia merupakan imitasi, yang

membawa pada kebaikan yang berarti juga mengubah. Plato dan Aristoteles

sependapat bahwa karakter seni harus mewujudkan kenyataan sehingga

Pertumbuhan Estetika 17

Karena keindahan yang berlebihan, menjadi seolah-olah tidak nyata.

Keduanya menginginkan keteladanan,ritme, harmonis, persenyawaan,

gradasi, unity. Semuanya dapat dikembalikan pada keindahan yaitu

pengaturan/pengorganisasian. Kalau Plato berjalan tanpa menggunakan

metode untuk menuju keindahan terbatas, sedangkan Aristoteles bertolak

pada simbolisme keindahan.

2.2 PERIODE KRITIKA ȍREVOLUSI KOPERNIK DALAM

FILSAFAT KANTȎ

Estetika pernah mengalami krisis dan terancam kehancuran tak kala mucul

penggemar ilmu seni yang mengarah pada estetika sebagai bahasan teknis.

Apa bila periode dogmatis yang masa pertumbuhannya berlangsung sejak

sokrates hingga Baumgarten (1714-1762), yang kemudian dikenal dengan

istilah “estetika” sebagai lsafat keindahan. Peride kritika berangkat sesudah

baumgarten sampai wafatnya Kant (1904) dan berimbas setelah Kant.

2.2.1 Periode Kritika Sebelum Kant

Gerakan lsafat sebelum kant berkisar pada dua gerakan, yaitu rasionalisme

Leibniz oleh Baumgarten, dan sensualisme oleh Burke. Kant berusah

merukunkan kedua aliran tersebut. Akan tetapi Descrates telah mengubah

haluan lsafat umum dari objektivisme kearah yang subjektif dan realatif

sebagai tanda dibukanya zaman baru didalam sejarah pemikiran murni.

Estetika menurut Kant dapat dikatakan sebagai terjemahan subjektif

terhadap estetika Leibniz. Teori estetika telah menghidupkan kembali

beberapa konsepsi lama, seperti simbolisme, vitalisme, teologisme yang

bertentangan dengan Descrates. Tetapi ia juga justru memperdalam dan

menyempurnakan apa yang masih tampak dangkal dalam lsafat Descrates.

Wujud menurut Leibniz merupakan lapisan-lapisan yang bertingkat-tingkat,

terdiri dari makhluk hidup yang membentuk kesatuan yang seragam.

Akan tetapi alam ini tidak lain dari gambaran tentang pengamatan kita:

ada satu, disana ada banyak; dan keindahan alam pada hakekatnya adalah

pencerminan dari keseragaman yang terdapat di dalam diri kita.

Lord Kaimes sependapat dengan Burke, mengemukakan bahwa

pengalaman mengenai suatu emosi walaupun menyedihkan, seperti

18 Dasar-dasar Musik

rasa takut atau kesengsaraan simpatis, adalah menyenangkan. Perang,

bencana alam adalah menyedihkan, tetapi kita senang melihat mendengar

beritanyadan senang melihat gambaran berkecamuknya,di dalam sandiwara

maupun surat-surat kabar. Kejadian yang paling dahsyat dan mengerikan

justru paling mengesankan dan menggembirakan. Disini bentuk antitesa

dari aliran platonis, karena yang penting bukan keindahan tetapi selera

manusia, dan benih-benih romantisme mulai disebarkan oleh Kant. Ada

pertentangan yang terjadi sebelum Kant mengenai idea tentang adanya

“selera subjektif”, satu pihak sebagai bahan perasaan yang terdiri dari segala

apa yang terdapat di dalam rasa, seperti ketidak pastian, kekhususan, dan

penyusunan baru, serta dipihak lain mengenai ide tentang adanya selera

lain yang bersifat universal.

2.2.2 Periode Kritika – Kant

Pertentangan sebelum Kant mengenai idea tentang adanya selera subjektif

sebagai bahan perasaan di satu pihak yangterdiri dari segala yang terdapat

dalam rasa, seperti ketidak pastian, kekhusussannya oleh penyusunan baru,

dan dipihak lain mengenai idea tentang adanya “ selera lain yang bersifat

universal dan pasti”. Idea mengenai selera perasaan ini berkesudahan pada

kesenangan dan terkadang pada penilaian, sehingga akhirnya selera itu

sendiri tidak mempunyai apa-apa.

Filsafat Kant mempunyai ciri yang khusus, yaitu ditemukannya “

kritik ketiga” yang merupakan suatu teori baru mengenai selera. Selera

tidak lagi sekedar penilaian perasaan akan tetapi lebih pada hal yang bersifat

universal, pasti, berdasar emosi. Ada empat pertimbangan estetika menurut

Kant:

1. Penilaian terhadap selera perasaan dari segi kualitas, yaitu suatu per-

aaan yang tidak bertujuan apapun. Bahwa selera ialah kemampuan un-

tuk memberikan putusan senang atau tidak senang atas suatu objek atau

perbuatan tertentu dengan syarat bahwa putusan tersebut bebas dari

tujuan. Objek dari rasa puas ini di sebut indah.

2. Pertimbangan mengenai keputusan selera dari segi kuantitas. Sehingga

keindahan adalah yang mendatangkan kesenangan dengan menyelu-

ruh dan tidak berkonsepsi.

Pertumbuhan Estetika 19

3. Pertimbangan mengenai putusan selera dari segi hubungan, konsepsi

tentang adanya hubungan tujuan pada objek tetapi tujuan itu tidak ber-

wujud dengan tegas.

4. Pertimbangan putusan selera menurut arahnya, putusan selera harus

subjektif, akan tetapi terwujud dalam bentuk objektif takkala dijangkau

oleh indera bersama. Keindahan diakui sebagai objek pemuasan darurat

yang tidak berkonsep.

Perasaan estetis menurut Kant berada pada keselarasan pikiran

imajinasi. Keselarasan inilah yang melahirkan tujuan yang tidak bertujuan

selain mewujudkan rasa keindahan. Seni itu sendiri menurut Kant ialah

penciptaan sadar terhadadap objek-objek yang menyebabkan orang yang

mengenangnya merasa seolah objek-objek tersebut dicipta tanpa tujuan.

2.2.3 Periode Kritika Sesudah Kant

Pengikut Kant hampir sepakat dengan bahasan bahwa selera tidak lagi

sekedar penilaian perasaan akan tetapi lebih pada hal yang bersifat universal,

pasti, berdasar emosi. Penerus Kant yang menonjol ialah Schiller, Schelling,

Hegel, dan Schoupenhauer. Schiller memulai bahwa seni adalah kegiatan

dan permainan yang indah. Hal ini merupakan pertemuan antara ruh dan

alam, atau materi dan forma, karena keindahan adalah hidup atau gambaran

yang hidup. Pengalaman estetis yang mampu membawa kita kepada alam

yang tidak terbatas.

Schelling menegaskan bahwa seni bukan sekedar alat lsafat tetapi

sumber yang sesungguhnya. Fisafat dilahirkan dari syair, maka akan

tiba satu saat dimana ia akan kembali ke induk yang pernah ia lepaskan.

Menurut Hegel, keindahan adalah idea yang terwujud di dalam indera.

Maka materi seni tak lain adalah idea, sedang bentuknya terdapat dalam

gambaran inderawi dan khayali. Agar dua sisi ini tergabung di dalam seni,

materi harus sesuai dalam perubahan menjadi objek seni. Akan tetapi pikiran

seniman tidak selalu bersifat abstrak. Taraf kehidupan rohani tertinggi

ialah ruh mutlak. Bila ruh telah mencapai tinkat ini, maka ia akan berubah

menjadi kesadaran yang memahami idealisme objek kenyataan, idealisasi

segala sesuatu dengan ruh mutlak tadi. Disinilah kesadaran berpadu satu

dengan perantaraan subjekti tas kesadaran dan tercermin di dalam ruh

20 Dasar-dasar Musik

mutlak yang merata di segala hal yang terdapat dalam kehidupan yang tak

terbatas.

Ketiga tahap perjalanan jiwa kemanusiaan dalam mencari ruh mutlak

ialah seni, kemudian agama, dan selanjutnya lsafat. Menurut Hegel, apabila

seni mencapai tujuan terakhirnya, maka ia akan ikut serta bersama-sama

agama dan lsafat dalam menafsirkan dan menjelaskan unsur ketuhanan,

juga terhadap sebagian besar hajat kemanusiaan yang sangat mendalam

dan luas sekali. Akan tetapi ia akan mencapai kesempurnaan di dalam ilmu

pengetahuan.

2.3 PERIODE POSITIF

Pemikiran lsafat membedakan antara dua macam ilmu pengetahuan;

ilmu positif yang mempelajari fenomena alam dengan menafsirnya

menurut cara tertentu. Ilmu normatif mempelajari nilai-nilai kemanusiaan

seperti kebenaran, kebaikan, dan keindahan. Ilmu positif bersandar pada

eksperimental dan ilmu normatif menggunakan akal murni dan spekulasi.

Ilmu normatif terbagi menjadi tiga , yaitu:

1. Logika dengan objek kebenaran

2. Etika dengan objek kebaikan,

3. Estetika dengan objek keindahan.

Estetika tidak hanya terbatas mengenai keindahan dan kecantikan tetapi

juga menyangkut lsafat seni secara umum.

RANGKUMAN

1. Pertumbuhan estetika secara garis besar dibedakan kedalam 3 periode:

(1) Periode platonik atau dogmatis; (2) Periode kritika; (3) Periode Posi-

tif

2. Masa pertumbuhan periode dogmatis berlangsung sejak sokrates hing-

ga Baumgarten. Sokrates adalah perintis, Aristoteles ialah penerus Plato

yang terkenal dengan dewa estetika. Ketiga orang besar diantara ahli l-

safat Yunani yang meletakkan fondamen pertama tentang estetika yaitu

Sokrates, Plato, dan Aristoteles.

3. Jika istilah estetika diartikan safat keindahan, maka sejarah keindahan

berarti sejarah lsafat keindahan. Jika sejarah lsafat seni digambarkan

Pertumbuhan Estetika 21

sebagai pohon lsafat, maka lsafat Plato sebagai batang dari segala

akar estetika. Filsfat seni bagi Plato sebenarnya merupakan gagasan ide-

alisme itu sendiri: The man who only loves beautiful is wide awake. “

Orang yang hanya mencintai barang cantik adalah bermimpi dan hanya

orang yang mengetahui keindahan mutlak yang benar-benar memiliki”.

4. Ada empat pertimbangan estetika menurut Kant:

a. Penilaian terhadap selera perasaan dari segi kualitas, yaitu suatu

peraaan yang tidak bertujuan apapun. Bahwa selera ialah kemam-

puan untuk memberikan putusan senang atau tidak senang atas

suatu objek atau perbuatan tertentu dengan syarat bahwa putusan

tersebut bebas dari tujuan. Objek dari rasa puas ini di sebut indah.

b. Pertimbangan mengenai keputusan selera dari segi kuantitas. Se-

hingga keindahan adalah yang mendatangkan kesenangan dengan

menyeluruh dan tidak berkonsepsi.

c. Pertimbangan mengenai putusan selera dari segi hubungan, kon-

sepsi tentang adanya hubungan tujuan pada objek tetapi tujuan itu

tidak berwujud dengan tegas.

d. Pertimbangan putusan selera menurut arahnya, putusan selera

harus subjektif, akan tetapi terwujud dalam bentuk objektif ketika

dijangkau oleh indera bersama. Keindahan diakui sebagai objek

pemuasan darurat yang tidak berkonsep.

TUGAS DAN PELATIHAN

Tes Formatif

Jawablah Pertanyaan di bawah ini dan uraikan secara rinci!

1. Bagaimana periodisasi pertumbuhan estetika secara garis besar? Jelas-

kan!

2. Apa yang membedakan idiologi Plato dengan Aristoteles?

3. Apa yang dimaksud dengan periode positif?

4. Apa saja pertimbangan estetika menurut Kant?

5. Jelaskan konsep keindahan menurut anda!

Latihan

Buatlah studi lanjutan menggunakan referensi lain (buka lain) dan

kembangkan menjadi bahan diskusi kelompok!

22 Dasar-dasar Musik

RUJUKAN

Darsono (Sony Kartika). (2007). Estetika. Bandung: Rekayasa Sains

Jakob Sumardjo (2000). Filsafat Seni. Bandung: ITB

_____________ (2006). Estetika Paradox. Bandung: Sunan Ambu Press

-oo0oo-

E stetika tidak terlepas dari proses memahami. Memahami harus

dilakukan jika kita telah melakukan analisis yang dalam mengenai

hal yang berhubungan dengan seni. Dengan kata lain, sebelum

kita menentukan pemahaman estetis sebuah karya seni, tahap awalnya

adalah mengapresia terlebih dahulu karya seni tersebut. Apresiasi adalah

menghargai, hanya itu saja kah? Tentu hal ini sangatlah umum jika

menggunakan kacamata konvensional. Dalam mengapresiasi tidak hanya

dibutuhkan sebuah indera (mata dan telinga) saja, tetapi juga proses

penafsiran akan suatu standar seni. Kita akan memiliki standar penilaian

jika telah melakukan banyak apresiasi terhadap karya sejenis.

Pada bab ini dipaparkan mengenai pemahaman mengenai apatu

estetika menurut pandangan beberapa lsuf. Kajian tersebut dipaparkan ke

dalam lingkup materi (1) antara pemahaman dan penikmatan (2) nadangan

Tosloy dalam estetika (3) Eli Siegel dalam konteks estetika realitas (4) Monroe

Beardsley dalam pandangan kreativitas (5) De Witt H. Parker dalam teori

bentuk sebuah estetika.

Setelah mempelajari isi dari bab ini, mahasiswa diharapkan dapat

(1) Membedakan antara kajian teori estetika

(2) Memahami konsep estetika menurut pemahaman penggagasnya

(3) Melihat seni bukan hanya sebagai produk tekstual

(4) Berkarya dengan menggunakan dasar estetika yang mumpuni

BAB 3

PEMAHAMAN ESTETIKA

24 Dasar-dasar Musik

Pemahaman estetik dalam seni, bentuk pelaksanaannya merupakan

apresiasi. “Istilah apresiasi berasal dari kata latin appretiatus yang merupakan

bentuk past participle yang artinya to value at price atau penilaian pada harga.

Dalam bahasa inggris disebut appreciation atau artinya penghargaan”

(Bahari, 2008: 175) Apresiasi seni merupakan proses sadar yang dilakukan

penghayat dalam menghadapi dan menghayati karya seni. Apresiasi tidak

sama dengan penikmatan, mengapresiasi adalah proses untuk menafsirkan

sebuah makna yang terkandung dalam karya seni. Seorang pengamat yang

sedang memahami karya sajian maka sebenarnya ia harus terlebih dahulu

mengenal struktur organisasi atau dasar-dasar penyususunan dari karya

yang di hayati.

2.1 ANTARA PEMAHAMAN DAN PENIKMATAN

Kajian apresiasi seni atau pemahaman, sering dikacaukan dengan pemakaian

istilah dan pengertian yang terjadi antara apresiasi atau pemahaman dengan

penikmatan karya estetik. Pemahaman atau apresiasi memiliki dimensi

logis, sedangkan penikmatan sebagai proses psikologis, kurang memiliki

asfek logis. Apresiasi menuntut keterampilan dan kepekaan estetik untuk

memungkinkan seseorang mendapatkan pengalaman estetika dalam

mengamati karya seni. Pengalamam estetik bukanlah sesuatu yang mudah

muncul atau mudah diperoleh, karena untuk semua itu memerlukan

pemusatan atau perhatian yang sungguh-sungguh.pengalaman estetika dari

seseorang adalah persoalan psikologis. Seseorang tidak hanya membahas

sifat-sifat yang merupakan kualita dari benda estetik, melainkan juga

menelaah kualitas abstrak dari benda estetik, terutama menguraikan dan

menjelaskan secara cermat, dan lengkap dari semua gejala psikologis yang

berhubungan dengan karya seni.

2.2 TOLSTOY DALAM ESTETIKA SENI

Keindahan perlu untuk dipahami dan punya arti penting terhadap perasaan.

Akti tas tersebut dilakukan untuk menguji aktivitas itu sendiri. Keindahan

dapat ditangkap bergantung atas kesan yang ditangkap, dan tidak semata-

mata adanya hubungan dengan kesenangan kita untuk mendapatkan

sesuatu dari keindahan itu sendiri. Jika tujuan semua aktivitas semata-

mata untuk menggambarkan kesenangan itu sendiri, maka de nisi seni

Pemahaman Estetika 25

akan menjadi sulit dimengerti. Tetapi kenyataan yang terjadi bahwa seni

merupakan usaha untuk menggambarkan sesuatu.

Untuk menggambarkan seni dengan tepat, pertama-tama harus

berhenti dalam mempertimbangkan keindahan sebagai makna dari

kesenangan. Aktivitas seni dalam membangun diri merupakan sesuatu

perasaan yang pernah di alaminya, dan setelah itu dengan perantaraan

bentuk, warna, bunyi atau bentuk-bentuk yang diekspresikan dengan kata-

kata dapat mengubah keberadaan tersebut sedemikian rupa sehingga orang

lain dapat mengalami hal yang sama. Seni adalah aktivitas manusia yang

di dalamnya mengandung kenyataan tersebut bahwa seseorang dengan

sadar lewat pertolongan simbol-simbol eksternal tertentu. Dia menyatakan

perasaan yang pernah di alaminya kepada orang lain tersebut lalu timbul

oleh perasaan tersebut dan juga mengalaminya. Derajat tingkat keterlibatan

perasaan dalam seni tergantung pada kondisi masing-masing. Tingkat

pemindahan perasaan dalam seni bergantung pada tiga kondisi, yaitu:

1. Semakin besar ciri khas pribadi, lebih sedikit perasaan yang di pancar-

kan.

2. Semakin besar kerapian pribadi, lebih sedikit perasaan yang dipancar-

kan.

3. Kejujuran seniman, yaitu kekuatan seniman yang merasa emosinya ter-

pancar.

Kekuatan individu perasaan dalam memancarkan, dapat diartikan

sebagai sesuatu yang sudah dapat mengungkapkan sesuatu kepada

penghayat. Totalitas merupakan sesuatu yang dapat diterima dan dirasakan

oleh penghayat secara total.

Seni bermakna sebagai komunikasi. Seni adalah seperti orang

berpidato. Seniman mengharapkan tidak harus berhasil mengekspresikan

perasaannya, tetapi juga memindahkan perasaannya. Seni untuk semua

orang tanpa terkecuali. Seni mendapatkan sumbernya dari emosi yang

dikumpulkan kembali dan dikontemplasikan sehingga sedikit demi sedikit

timbul dan benar-benar merupakan ada di dalam hati. Seni diharapkan

dapat dimengerti dan dapat berkomunikasi dengan sempurna. Tujuan seni

yang baik dan benar sangat penting bagi individu maupun masyarakat,

karena merupakan makanan batin. Terutama untuk pertahanan diri dari

segala sesuatu yang membahayakan batin kita.

26 Dasar-dasar Musik

2.3 ELI SIEGEL DALAM ESTETIKA REALITAS

Elisiegel mengajukan 15 pokok-pokok kesatuan dari hal-hal yang berbeda,

antara lain, yaitu: kebebasan dan keteraturan, persamaan dan perbedaan,

kesatuan dankeragaman, impersonal dan personal, alam semesta dan

objek, logika dan emosi, kesederhanaan dan kompleksitas, kontinuitas dan

diskontinuitas, kedalaman dan permukaan, ketenangan dan energi, berat

dan ringan, outline dan warna, gelap dan terang, kesantaian dan keseriusan,

kebenaran dan imagi.

Pada dasarnya rumusan Eli siegel sudah pernah disinggung oleh

para lusuf masa lampau, hanya saja para lusuf sebelumnya belum

merumuskan secara menyeluruh. Eli siegel berpendapat bahwa seni adalah

kehidupan, seni adalah hidup. Karya seni yang hidup menurutnya adalah

kesatuan dari hal-hal yang bertentangan. Seni adalah manusia dalam suatu

posisi mengesahkan kehidupan dengan melihat dan mengesahkan relasinya

dengan sesuatu, dan apabila hal itu dilakukan, kehidupan dibuat lebih

hidup. Bagi seni hal ini dimulai dengan sambutan deklarasi keindahan.

2.4 MONROE BEARDSLEY DALAM TEORI KREATIVITAS

Monroe Beardsley menjelaskan adanya 3 ciri yang menjadi sifat-sifat

membuat baik (indah) dari benda-benda estetis pada umumnya. Ketiga ciri

tersebut adalah:

1. Kesatuan (unity) ini berarti bahwa benda estetis ini tersusun secara baik

atau sempurna bentuknya.

2. Kerumitan (complexity). Benda estetis atau karya seni yang bersangku-

tan tidak sederhana sekali, melainkan kaya aka nisi maupun unsur-

unsur yang sling berlawanan ataupun mengandung perbedaan- perbe-

daan yang halus.

3. Kesungguhan (intensity). Suatu benda estetis yang baik harus mempu-

nyai suatu kualita tertentu yang menonjol dan bukan sekedar sesuatu

yang kosong. Tak menjadi soal kualitas apa yang dikandungnya (mis-

alnya suasana suram atau gembira, sifat lembut atau kasar), asalkan

merupakan sesuatu yang intensif atau sungguh-sungguh.

Pemahaman Estetika 27

2.5 De Witt H. Parker dalam Teori Bentuk Estetika

Karya seni adalah sarana kehidupan estetis, maka dengan berkarya seni

kemampuan dan pengalaman estetik menjadi bertambah kental dan menjadi

milik bersama sebagian dari nafas dan jiwa masyarakat. Demikian juga tiap

karya seni menjadi eksperimen baru yang menyebabkan ungkapan seni dari

kehidupan ke taraf semakin tinggi, jelas bahwa suatu konsep yang lengkap

tentang kesenian yang harus meliputi keawetan dan komunikasi.

De nisi tentang seni hanya akan terpenuhi jika bias mengungkap nilai

seni. Satu sumber nilai adalah kenikmatan yang tersusun dari warna, garis

dan bentuk, bunyi kata atau nada, dengan irama dan hubungan-hubungan.

Selanjutnya sumber yang nyata sekali bagi nilai seni adalah khayalan benda

dan peristiwa yang biasanya menimbulkan kenikmatan. Bepangkal pada

arti yang dikandung oleh bentuk medium, dan seniman dapat menganyam

impian-impian mengenai hal yang disenangi.

Susunan karya seni sebenarnya lebih kompleks dari setiap kesan

yang ditangkap dari setiap deskripsi, sebab kesatuan itu bukan hanya ada

diantara unsure saja, melainkan juga diantara dua aspek pada setiap unsur

dan secara keseluruhan bentuk dan isi. Kesatuan diantara medium, pikiran

dan perasaan apapunyang menjelma padanya, inilah kesatuan pokok dalam

segala macam ungkapan yang terdapat pada enam azas, yaitu:

1. Azas Kesatuan (The principle of organic unity)

2. Azas Tema (The principle of theme)

3. Azas Variasi Menurut Tema (The principle of themayic variation)

4. Azas Keseimbangan (The principle of balance)

5. Azas Perkembangan (The principle of evolution)

6. Azas Tata Jenjang (The principle of hierarchy)

Demikian keenam azas menurut Parker yang diharapkan menjadi

unsur-unsur dari apa yang dapat dinamakan suatu logika tentang bentuk

estetis (A logic of aesthetic form)

RANGKUMAN

1. Apresiasi seni merupakan proses sadar yang dilakukan penghayat

dalam menghadapi dan menghayati karya seni. Apresiasi tidak sama

28 Dasar-dasar Musik

dengan penikmatan, mengapresiasi adalah proses untuk menafsirkan

sebuah makna yang terkandung dalam karya seni.

2. Apresiasi menuntut keterampilan dan kepekaan estetik untuk memung-

kinkan seseorang mendapatkan pengalaman estetika dalam mengamati

karya seni. Pengalamam estetik bukanlah sesuatu yang mudah muncul

atau mudah diperoleh, karena untuk semua itu memerlukan pemusatan

atau perhatian yang sungguh-sungguh.pengalaman estetika dari ses-

eorang adalah persoalan psikologis.

3. Seni bermakna sebagai komunikasi. Seni adalah seperti orang berpidato.

Seniman mengharapkan tidak harus berhasil mengekspresikan perasaa-

nnya, tetapi juga memindahkan perasaannya.

4. Monroe Beardsley menjelaskan adanya 3 ciri yang menjadi sifat-sifat

membuat baik (indah) dari benda-benda estetispada umumnya. Ketiga

ciri tersebut adalah: kesatuan , kerumitan dan kesungguhan.

5. Kesatuan pokok dalam segala macam ungkapan yang terdapat pada

enam azas menurut De Witt H. Parker, yaitu:

a. Azas Kesatuan (The principle of organic unity)

b. Azas Tema (The principle of theme)

c. Azas Variasi Menurut Tema (The principle of themayic variation)

d. Azas Keseimbangan (The principle of balance)

e. Azas Perkembangan (The principle of evolution)

f. Azas Tata Jenjang (The principle of hierarchy)

TUGAS DAN PELATIHAN

Tes Formatif

Jawablah pertanyaaan di bawah ini dan berikan penjelasannya secara rinci!

1. Jelaskan hubungan antara pengalaman estetis dengan apresiasi!

2. Apa keterkaitan pemahaman dengan penikmatan?

3. Apa saja faktor yang mempengaruhi pemindahan perasaan dalam seni?

4. Sebutkan dan jelaskan 6 azas ungkapan kesatuan menurut Parker!

5. Apa maksud dari ungkapan seni sebagai sebuah komunikasi?

Pemahaman Estetika 29

Latihan

1. Diskusikan mengenai hubungan hal-hal di bawah ini dan berikan pan-

dangan anda sendiri!

Apresiasi Penikmatan

Penilaian Selera

RUJUKAN

Nooryan Bahari. (2008). Kritik Seni. Yogyakarta: Pustaka Pelajar

Darsono (Sony Kartika). (2007). Estetika. Bandung: Rekayasa Sains

Jakob Sumardjo (2000). Filsafat Seni. Bandung: ITB

-oo0oo-

Dunia seni merupakan dunia sosial, karena seni merupakan ranah

lingkup social yang sangat erat kaitanya dengan manusia dan

bagaimana hubungan antar pencipta seni dan penikmat dibangun.

Oleh karena itu sering terjadi kesalahan persepsi antara memahami seni

sebagai sebuah estetika atau hal lain. Dalam cabang ilmu seni (seni rupa, tari,

musik, drama) tentu memiliki pemahaman estetika yang masing-masing

berbeda, karena produknya berbeda, cara memuat karyanya pun berbeda.

Memahami seni rupa misalnya, tidak terbatas pada penyajian bentuk yang

yang unik dan memukau saja, tetapi harus memahami dahulu mengenai

konsep garis, warna, tekstur dan lain-lain. Hal ini yang akan memberikan

penguatan terhadap pelaku dan penikmat seni itu sendiri.

Dalam menilai saja membutuhkan ilmu. Ilmu yang digunakan tidak

terbatas hanya untuk kebutuhan seni itu sendiri tetapi lebih luas lagi untuk

memberikan pemahaman bahwa seni itu luas jangkauannya. Jika ingin

memahai sebuah seni maka harus memahami mengenai struktur seni itu

terlebih dahulu dan mengetahui unsur-unsur yang ada didalamnya. Barulah

kita bisa berpendapat bahawa seni itu indah, estetis, bermakna dan lain-lain.

Pada bab ini dipaparkan mengenai struktur yang terdapat dalam seni,

yaitu (1) unsur-unsur seni rupa sebagai sebuah dasar pemikiran struktur

(2) dasar-dasar penyusunan (3) Hukum-hukum dalam penyusunan, dan (4)

estetika seni tari. Setelah menyelesaikan isi bab ini mahasiswa diharapkan

dapat

BAB 4

STRUKTUR SENI (TATA SUSUN SENI)

32 Dasar-dasar Musik

(1) Mengetahui dasar pembentukkan seni rupa

(2) Unsur-unsur yang terkandung dalam seni rupa

(3) Memaknai tari sebagai sebuah bentuk sajian

(4) Mengapresiasi karya seni rupa dan tari secara utuh

(5) Membuat karya seni yag sesuai dengan estetikanya

Seni pada mulanya adalah proses dari kreativitas manusia. Seni sangat sulit

untuk dijelaskan dan juga sulit dinilai, karena masing-masing individu

artis memilih sendiri peraturan dan parameter yang menuntunnya atau

kerjanya, sehingga dapat dikatakan bahwa seni adalah proses dan produk

dari memilih medium, dan suatu set peraturan untuk penggunaan medium

itu, dan suatu set nilai-nilai yang menentukan apa yang pantas dikirimkan

dengan ekspresi lewat medium itu, untuk menyampaikan baik kepercayaan,

gagasan, sensasi, atau perasaan dengan cara seefektif mungkin untuk

medium itu. Sekalipun demikian, banyak seniman mendapat pengaruh

dari orang lain masa lalu, dan juga beberapa garis pedoman sudah muncul

untuk mengungkap gagasan tertentu lewat simbolisme dan bentuk . Seni

rupa adalah salah satu cabang seni yang membentuk karya seni melalui

media yang bisa ditangkap mata dan dirasakan dengan rabaan. Kesan ini

diciptakan dengan mengolah garis, bidang, bentuk, volume, warna, tekstur,

dan pencahayaan dengan acuan estetika.

4.1 UNSURǧUNSUR RUPA

Untuk kepentingan analisis atau kritik seni pembahasan unsur Seni Rupa

atau lebih lazim disebut sebagai Unsur Rupa atau Unsur Desain memang perlu

dilakukan beberapa sumber, terkadang menyebut unsur rupa berbeda, akan

tetapi dapat ditarik kesimpulan pada dasarnya unsur rupa adalah Garis,

Raut, Warna, Tekstur, Ruang dan Gelap Terang.

Garis Vertikal Garis Diagonal Garis Horisontal

Struktur Seni (Tata Susun Seni) 33

Warna merupakan unsur rupa yang memberikan nusansa bagi

terciptanya karya seni, dengan warna dapat ditampilkan karya seni rupa

yang menarik dan menyenangkan. Melalui berbagai kajian dan eksperimen,

jenis warna diklasi kasi ke dalam jenis Warna Primer, Warna Sekunder,

Warna Tersier. Warna Primer adalah warna yang tidak diperoleh dari

pencampuran warna lain, warna pokok atau dengan kata lain warna

yang terbebas dari unsur warna-warna lain. seperti (merah, kuning, biru).

Warna Sekunder adalah merupakan pencampuran dari dua warna Primer.

misalnya warna biru campur warna kuning jadi warna hijau, warna biru

campur warna merah jadi warna ungu atau violet, warna merah campur

warna kuning jadi warna orange. Warna Tersier Adalah pencampuran dari

dua warna sekunder.

merah

Biru

Kuning

Oranye

Ungu

Hijau

Gambar 4.1 Diagram warna primer, Sekunder, dan Tersier

Tekstur adalah sifat atau kualitas nilai raba dari suatu permukaan,

oleh karena itu tekstur bisa halus, licin, kasar, berkerut, dan sebagainya.

Dalam tekstur visual boleh jadi kesan yang di tangkap oleh mata itu kasar

akan tetapi sesungguhnya halus atau sebaliknya. Kita dapat menentukan

halus kasarnya suatu permukaan juga dapat merasakan kualitas permukaan

34 Dasar-dasar Musik

antara kertas, kain, kaca, batu, kayu. Sedangkan pada tektur semu kesan

yang di tangkap oleh mata tidak sama dengan kesan yang di tangkap oleh

perabaan.

Dalam bidang seni rupa, unsur ruang adalah unsur yang menunjukkan

kesan keluasan, kedalaman, cekungan, jauh dan dekat. Dua bidang yang

sama jenisnya misalnya lingkaran, akan memberikan kesan yang berbeda

jika ukuran ke dua lingkaran itu berbeda. Lingkaran besar akan memberi

kesan luas sedangkan lingkaran kecil akan memberi kesan sempit. Jika ke

dua lingkaran itu berimpit akan memberi kesan dekat akan tetapi jika diatur

berjarak akan memberi kesan ruang yang jauh.

Gambar 4.2 Gambar bentuk selindris

Gelap terang berkaitan dengan cahaya, artinya bidang gelap berarti

tidak kena cahaya dan yang terang adalah yang kena cahaya. Goresan pensil

yang keras dan tebal akan memberi kesan gelap sementara goresan pensil

yang ringan-ringan akan memberi kesan lebih terang. Gelap terang dalam

gambar dapat dicapai melalui teknik arsir yaitu teknik mengatur jarak atau

tingkat kerapatan suatu garis atau titik, semakin rapat akan menghasilkan

kesan semakin gelap demikian sebaliknya.

Struktur Seni (Tata Susun Seni) 35

4.2 DASARǧDASAR PENYUSUNAN

Penyusunan dari unsur-unsur estetik merupakan prinsip pengorganisasian

unsur dalam karya seni. Hakekat suatu penyusunan yang baik, jika suatu

proses penyusunan unsur pendukung karya seni, senantiasa memperhatikan

prinsip-prinsip komposisi: harmoni, kontras, unity, balance, simplicity,

aksentuasi, dan proporsi. Prinsip dasar tersebut kadang saling terkait satu

dengan yang lain, sehingga sulit dipilahkan, namun kehadirannya secara

dalam suatu karya penyusunan akan memberika hasil yang dpat dinikmati

dan memuaskan.

4.2.1. Paduan Harmoni (Selaras)

Harmoni atau selaras adalah susunan unsur-unsur seni rupa yang senada

atau kombinasi dari bagian – bagian yang serasi.

4.2.2. Paduan Kontras

Kontras merupakan paduan unsur-unsur yang berbeda tajam, semua matra

sangat berbeda, gelombang panjang dan pendek, tanggapan halus maupun

kasar, dengan alat raba menimbulkan sensasi yang menarik perhatian.

Kontras merangsang minat, kontras merupakan bumbu komposisi dalam

pencapaian bentuk. Tetapi perlu diingat bahwa kontras yang berlebihan

dapat merusak komposisi.

4.2.3. Paduan Irama (Repetisi)

Repitisi merupakan pengulangan unsur-unsur pendukung karya seni.

Repitisi atau pengulangan adalah selisih antara dua wujud yang terletak

pada ruang dan waktu.

4.2.4. Paduan Gradasi (Harmonis Menuju Kontras)

Gradasi merupakan sistem paduan dari laras menuju kontras, dengan

meningkatkan masa dari unsur yang dihadirkan. Gradasi merupakan

keselarasan yang dinamik, dimana terjadi perpaduan antara kehalusan dan

kekasaran yang hadir bersama seperti halnya kehidupan. Gradasi dapat

menggambarkan susunan yang monoton menuju dinamika yang menarik.

36 Dasar-dasar Musik

4.3 HUKUM PENYUSUNAN SENI RUPA

Prinsip-prinsip seni rupa adalah pertimbangan pertimbangan yang

dipergunakan dalam penyusunan unsur-unsur seni rupa. Prinsip-prinsip

tersebut adalah sebagai berikut:

a. Kesatuan

Adalah kesan yang timbul dari unsur – unsur seni rupa yang terpadu,

menjadi satu bentuk yang menghasilkan suatu ungkapan

b. Keselarasan

Adalah susunan unsur-unsur seni rupa yang senada atau kombinasi

dari bagian – bagian yang serasi.

c. Keseimbangan

1. Kesimbangan Formal (semetris) adalah keseimbangan yang di-

peroleh antar bagian bagiannya selalu sama.

2. Kesimbangan Non formal (asimetris) adalah keseimbangan yang

diperoleh antar bagian –bagiannya tidak sama tetapai tetap seim-

bang.

d. Irama

Irama adalah kesan gerak yang ditimbulkan dari perpaduan unsur seni

rupa. Ada tiga kemungkinan teradinya irama:

1. Karena Pengulangan unsur yang sama dengan teratur dengan jarak

dan bentuk yang sama.

2. Karena perbedaan ukuran atau bentuk yang teratur secara berkelan-

jutan.

3. Karena Perbedaan jarak ruang antar bentuk atau bidang yang se-

laras secara terus menerus.

e. Penekanan

Penekanan yang dimaksud adalah adanya sesuatu yang menjadi pusat

perhatian dalam karya yang dibuat. Ada beberapa cara untuk membuat

penekanan, yaitu:

1. Pengelompokan obyek-obyek tertentu

2. Penggunaan warna yang paling menonjol atau dominan

3. Penerapan ukuran yang lebih besar atau lebih kecil dibanding uku-

ran lainnya.

4. Pemberian bentuk yang berbeda dari bentuk lainnya

Struktur Seni (Tata Susun Seni) 37

5. Pengaturan unsur dengan posisi atau letak yang berbeda.

6. Pemberian bahan atau tekstur yang berbeda

f. Proporsi atau Perbandingan

Merupakan perbandingan diantara bagian - bagian dalam satu bentuk

yang serasi.

Gambar 4.3 Proporsi antar bagian dalam satu bentuk

2.4 ESTETIKA SENI TARI

Menurut Hunter Mead, nilai estetis dapat dibedakan dalam tiga ragam

(dalam The Liang Gie, 1996: 74-76), yaitu (1) Sensous (ragam inderawi),

yaitu keindahan yang terjadi dari warna-warni, susunan dan nada yang

dicerap melalui indera; (2) Formal (ragam bentuk), yaitu keindahan yang

terjadi dari semua macam hubungan seperti kesamaan, kemiripan atau

kontras; (3) Associative (ragam perserikatan), yaitu nilai estetis yang memberi

arti tertentu yang dikaitkan dengan hal-hal lain (benda, ide atau kejadian)

misalnya suatu ingatan pernah didengar pada waktu yang lalu.

Pada pertunjukan tari, nilai estetis kategori ragam inderawi, ditinjau

dari bentuk tari yaitu gerak dan koreogra , penari, warna-warni tata rias dan

busana, tata pentas dan tata cahaya, serta musik iringan yang digunakan.

Nilai estetis ragam bentuk, ditinjau dari kerampakan gerak penari, dan

perbedaan bentuk gerak tari dalam pertunjukan. Sedangkan nilai estetis

ragam perserikatan, ditinjau dari isi tari, ide garapan dan sejarah yang

diangkat ke dalam karya tari, nilai budayanya, ekspresi, jiwa senimannya.

38 Dasar-dasar Musik

Volket mengemukakan empat ukuran yang menjadi tanda pengenal

dari karya seni secara estetis. Ukuran-ukuran tersebut menyangkut:

1) Bendanya itu sendiri, dan

2) Segi subyektif yang timbul pada si pengamat.

Norma-norma Volket itu yang pertama adalah: Karya seni yang

memuaskan, (1) mengungkapkan keserasian antara bentuk dengan isi;

dan (2) sangat menarik menurut perasaan, perenungan kita terhadapnya

diliputi dengan rasa puas. Disintesakan dalam seni tari, (1) Mengungkapkan

keserasian antara bentuk penyajian dengan isi atau ide yang diangkat ke

dalam karya tari, ada keterkaitan antara keduanya; (2) karya tari tersbut

menarik perasaan dan dapat direnungkan hingga penonton diliputi oelh

rasa puas.

Norma Volket yang kedua, karya ini (1) menunjukan kekayarayaan

akan hal-hal penting yang menyangkut manusia; dan (2) memperbesar

kehidupan perasaan kita. Dalam seni tari, (1) ide yang diangkat dalam karya

tari mengandung banyak hal, pengetahuan, pengalaman manusia; (2) karya

tari memberi pengalaman batin pada penikmat.

Norma Volket yang ketiga, karya ini (1) membawa masuk kita ke

dalam suatu dunia khayal yang dicita-citakan; dan (2) membebaskan kita

dari ketegangan atau suasana realitas sehari-hari. Dalam seni tari, (1) karya

tari mengajak penikmat kea lam pikiran yang diinginkan; dan (2) karya tari

yang dapat menghibur penonton.

Norma Volket yang keempat. Karya ini (1) menyajikan suatu kebulatan

yang utuh; dan (2) mendorong pikiran pada perpaduan mental. Dalam seni

tari, berarti (1) Karya tari menyajikan keutuhan, kesatuan, (2) Karya tari

dapat mempengaruhi jiwa, perasaan penonton.

Dikatakan oleh pakar lsafat Alan H. Goodman dalam The Education

of Taste, British Journal of Aesthetics bahwa karya seni yang benar-benar indah

selalu enak didengar dan atau sedap dipandang (dalam Murgiyanto, 2002:

36). Berdasarkan hal ini dapat dikatakan bahwa karya tari yang benar-benar

indah selalu enak untuk ditonton, dicermati dan diresapi oleh penonton.

Karya tari yang enak ditonton dibuat dengan sungguh-sungguh melalui

proses penggarapan, dan ditata dengan memperhatikan memperhatikan

elemen-elemen pokok tari dan harmoni keseluruhannya.

Struktur Seni (Tata Susun Seni) 39

Dikatakan oleh George Dickie dalam artikelnya Evaluating Art bahwa

sebuah tarian baik jika ia memberikan pengalaman estetis yang bernilai

(Murgiyanto, 2002: 47). Berdasarkan pendapat ini disimpulkan bahwa

tolak ukur keberhasilan sebuah pertunjukan karya tari dapat dilihat dari

segi penikmat atau penontonnya. Jika penonton mengalami pengalaman

estetis yang bernilai ketika menyaksikan pertunjukan karya tari, maka karya

tersebut dapat dikatakan baik.

Pendekatan obyektif dalam menilai keindahan tari menurut Lian Gie

(1996: 49-50) berpendapat bahwa nilai obyektif keindahan atau ciri yang

menciptakan nilai estetis adalah sifat yang memang telah melekat pada

benda indah yang bersangkutan, terlepas dari orang yang mengamatinya.

Nilai obyektif didasarkan pada keindahan yang melekat pada benda indah.

Menilai keindahan tari dapat dilihat melalui elemen-elemen komposisi tari

dan bentuk penyajiannya.

RANGKUMAN

1. Dapat ditarik kesimpulan pada dasarnya unsur rupa adalah Garis, Raut,

Warna, Tekstur, Ruang dan Gelap Terang.

2. Warna Primer adalah warna yang tidak diperoleh dari pencampuran

warna lain, warna pokok atau dengan kata lain warna yang terbebas

dari unsur warna-warna lain. seperti (merah, kuning, biru). Warna

Sekunder adalah merupakan pencampuran dari dua warna Primer.

misalnya warna biru campur warna kuning jadi warna hijau, warna biru

campur warna merah jadi warna ungu atau violet, warna merah campur

warna kuning jadi warna orange. Warna Tersier Adalah pencampuran

dari dua warna sekunder.

3. Tekstur adalah sifat atau kualitas nilai raba dari suatu permukaan, oleh

karena itu tekstur bisa halus, licin, kasar, berkerut, dan sebagainya.

Dalam tekstur visual boleh jadi kesan yang di tangkap oleh mata itu

kasar akan tetapi sesungguhnya halus atau sebaliknya.

4. Ruang adalah unsur yang menunjukkan kesan keluasan, kedalaman,

cekungan, jauh dan dekat. Dua bidang yang sama jenisnya misalnya

lingkaran, akan memberikan kesan yang berbeda jika ukuran ke dua

lingkaran itu berbeda.

40 Dasar-dasar Musik

5. Prinsip-prinsip seni rupa adalah pertimbangan pertimbangan yang di-

pergunakan dalam penyusunan unsur-unsur seni rupa. Prinsip-prinsip

tersebut adalah sebagai berikut:

a. Kesatuan

b. Keselarasan

c. Keseimbangan

d. Irama

e. Penekanan

f. Proporsi atau Perbandingan

6. Pada pertunjukan tari, nilai estetis kategori ragam inderawi, ditinjau

dari bentuk tari yaitu gerak dan koreogra , penari, warna-warni tata

rias dan busana, tata pentas dan tata cahaya, serta musik iringan yang

digunakan.

TUGAS DAN PELATIHAN

1. Carilah video di youtube menggunakan mengenai

a. Pembuatan seni rupa (kriya)

b. Pertunjukkan tari kontemporer, tradisi dan kreasi

Lalu lakukan analisis berdasarkan bentuk, struktur, dan makna

menggunakan kajian masing-masing ilmu seni!

2. Buatlah karya seni (rupa dan tari) menggunakan kaidah (unsur seni)

yang benar!

RUJUKAN

Muriyanto, Sal. (2002). Kritik Tari: Bekal dan Kemampuan Dasar. Jakarta:

Masyarakat Seni Pertujukan

The Lian Gie. (1996). Filsafat Keindahan.Yogyakarta: Pusat Belajar Ilmu

Berguna

-oo0oo-

Mempelajari estetika tidak terlepas dari lsafat. Secara loso s,

estetika memiliki ruang tersendiri. Seni rupa memiliki maka

loso s yang berbeda dengan seni tari. Seni rupa di Eropa dan

Asia juga memiliki paradigma yang berbeda. Paradigma atau pandangan

ini perlu dipahami oleh para pelaku seni dan penikmat seni untuk dapat

membedakan paham yang dianut dan cara berpikir para lsuf untuk

mengerti mengenai estetika yang sesungguhnya. Estetika berasal dari

berbagai daerah dengan paham dan mazhab yang berbeda, oleh karena

itu perlu dibahas mengenai pemahaman-pemahaman estetika menurut

kedaerahan dan kultur negeranya.

Pada bab ini akan dibahas mengenai sejarah estetika di berbagai

belahan dunia dan konteks berpikir masyarakatnya yang berbeda.

Mempelajari estetika tidak bisa hanya dari satu arah berpikir saja, tetapi

harus dari berbagai sisi pemahaman dan persepsi. Persepsi itu yang akan

digunakan untuk dapat melihat sesuatu dalam konteks global maupun lebih

sempit. Setiap Negara memiliki nilai-nilai yang dijunjung tinggi; nilai-nilai

tersebut sangat erat kaitannya dengan kultur “lokal” yang dibangun dan

menjadi atribut suatu daerah tertentu.

Setelah mempelajari mengenai berbagai estetika ketimuran, mahasiswa

diharapkan mampu:

BAB 5

ESTETIKA TIMUR

42 Dasar-dasar Musik

(1) Mengkonversi pemahaman estetika seni ke dalam konteks yang lebih

luas dan umum

(2) Mampu berapresiasi sesuai dengan kapasitas objek yang diamati

(3) Menjelaskan perbedaan kultur dalam pemahaman estetika

(4) Menerapkan pemahaman estetis dalam berkarya

Berbeda dengan perkembangan estetika barat, perkembangan estetika di

negara-negara timur tampaknya sudah berkembang mulai zaman primitif

hingga munculnya berbagai agama besar sampai era modern. Estetika pada

dasarnya sangat dinamis dengan loso s dan pemikiran baru, tetapi di timur

sangat statis dan dogmatis, sehingga lambat dan bahkan tidak berkembang.

Meskipun demikian sulit mengatakan keunggulan masing-masing pihak.

Hal tersebut karena pijakan dan latar belakang yang berbeda.

5.1 ESTETIKA CINA

Cina memiliki suatu peradaban besar di Asia. lsafat Konfusianisme,

Budhisme, Taoisme, dan pemujaan leluhur telah memberikan warna yang

khas dalam kebudayaan cina termasuk berbagai bentuk ekspresi seninya.

Seni lukis dan kaligra telah memiliki daya tarik tersendiri dengan nilai

estetisnya sendiri.

Gambar 5.1 Karya seni kaligar cina

Estetika Timur 43

Filsuf Cina pada akhir abad V, Hsieh Ho menyusun enam prinsip

dasar bagi para seniman (kemudian terkenal dengan istilah canon estetika

Cina), prinsip tersebut adalah sebagai berikut:

1. Ch’i yun sheng tung. Chi (kunci), konsep energi spiritual yang mewujud-

kan kesatuan harmonis atas segala sesuatu. Prinsip yang mengambar-

kan bersatunya roh semesta dengan dirinya, sehingga dengan demikian

ia mampu menangkap keindahan (dari tao) dan kemudian menampil-

kan atau mewujudkan pada karyanya.

2. Ku fa yung pi. Ku fa artinya seni membaca karakter orang dengan me-

lihat struktur tulangnya. Prinsip yang menggambarkan kemampuan

menyerap roh chi atau roh kehidupan dengan cara mengesampingkan

bentuk dan warna yang semarak, sehingga makna spiritual akan nam-

pak dalam karya-karyanya.

3. Ying wu hsiang hsing. Berarti mere eksikan objek dengan menggambar-

kan bentuknya, setiap objek memiliki bentuk yang tepat, seniman harus

menyesuaikan antara tema pokok dan ekspresi yang memerlihatkan visi

pengamatan identitas objek yang dilukiskan di dalam semua keterpisa-

han dan kekongkritan.

4. Sui lei fu ts’ai yang berarti suatu tipe hubungannya dengan penggunaan

warna dalam seni lukis Cina tidak bersifst fungsional, tetapi lebih bersi-

fat simbol.

5. Ching ting wei chih, adalah kesatuan dan rencana yang melibatkan ten-

tang susunan dan penempatan. Seni Cina menganjurkan agar mengada-

kan semacam perencanaan terlebih dahulu sebelum berkarya, observa-

si, pengetahuan, meditasi tidak hanya dalam hati, karena pengetahuan

itu harus mengalir keujung jari dan kemudian menggetarkan pena atau

kuas dalam berkarya.

6. Chuan mo I hsieh, adalah memindahkan model yang melibatkan re-

produksi dan duplikatisasi. Prinsip ini adalah menduplikat karya mas-

ter terdahulu. Tujuannya mengikuti dan meneruskan kepada para ahli

waris, metode dan prinsip yang dikembangkan untuk menopang jiwa

Tao.

44 Dasar-dasar Musik

5.2 ESTETIKA TIMUR TENGAH

Estetika yang berkembang di negara-negara timur tengah berbeda dengan

perkembangan estetika di belahan Negara lain. Hal ini karena masyarakat

timur tengah sebelum Islam menyembah patung berhala yang berwujud

makhluk hidup dan bentuk keindahan lainnya. Namun setelah Islam

masuk, mereka yang menyembah patung berhala dianggap bertentangan

dengan agama, demikian juga semua yang berkaitan dengan hal tersebut

seperti patung dan gambar yang melukiskan makhluk hidup. Akibatnya

suatu bentuk yang mirip dengan berhala, atau suatu bentuk yang bernyawa

hampir tidak terdapat di Negara-negara ini. Tetapi ketatnya larangan tersebut

justru memunculkan dimensi estetik simbolik yang non-naturalis. Karya-

karya semacam kaligra , ornament geometric, arsitektur, masjid, permadani

bemotif tumbuh-tumbuhan yang di stilisasi dan sejenisnya tumbuh subur

serta memberi ciri khas kesenian timur tengah.

5.3 ESTETIKA INDIA

Konsep dasar estetika adalah naturalisme-spiritualis, bahwa pusat dan

sumber keindahan terletak pada alam semesta, dan seniman harus mampu

berkontemplasi untuk memahami kebesaran dan kedahsyatan alam untuk

meraih nilai keindahannya. Sumardjo (2006:18) mengatakan bahwa secara

loso s, kemajuan lsafat sebagai dasar estetika India tidak sesubur di

Barat dikarenakan manusianya lebih menyukai laku daripada ilmu. Pikiran-

pikarannya ditujukan untuk memasuki pengalaman transenden, yaitu

menyatu dengan Tuhan.

Ada tiga karakter konsep estetika India, yaitu:

1. Spiritualistik, semua karya seni melambangkan nilai keagamaan dan

mencintai alam sebagai kesatuan kosmos. Apa yang diciptakan bukan

menggambarkan sesuatu apa adanya, tetapi menggambarkan sifat-sifat

ketuhanan yang melingkupi dirinya. Oleh karena itu representasi tubuh

Budha dipandang sebagai gumpalan masa yang cemerlang yang tidak

ada bedanya dengan pikiran.

2. Simbolistik, setiap bentuk yang hadir memiliki nilai-nilai. Adanya

makna-makna dan sifat sugestif yang melebihi ungkapan artistik atau

anatomis, seperti patung Budha dengan sikap mudra yang penuh per-

Estetika Timur 45

lambang, dewa Syiwa atau Wishnu, semuanya menyimbolkan adanya

supra-human, energi spiritual, kekuasaan atau visi-visi ilahi.

3. Naturalistik, keindahan adalah alam, maka penggambaran dewa beser-

ta atributnya di ambil dari benda-enda yang terdapat pada alam, seperti

gunung, matahari, binatang, dan sebagainya.

Gambar 5.2 Orientasi estetika India terwujud dalam dewa-dewa

5.4 ESTETIKA JEPANG

Pandangan Budha terhadap benda-benda pada prinsipnya adalah segala

sesuatu yang bersifat fana; segala sesuatu itu mengandung penderitaan dan

segala sesuatu itu tanpa ego. Bagi Budha benda-benda itu tidak kekal, selalu

berubah. Indera kita selalu saja salah dalam mengamati benda sekitarnya.

Hal ini membuat manusia hanya menatap illusi belaka, dengan demikian

segala sesuatu mengandung penderitaan. Oleh karena itu pergunakan

konsep kesederhanaan” mintalah segala sesuatu secukupnya”. Konsep ini

mempengaruhi estetika Budhisme yang lebih menekankan pada estetika

kesederhanaan. Segala sesuatu buatlah seminimal mungkin dan bersahaja.

Budhisme berkembang subur di Jepang. Hal ini sangat besar

pengaruhnya terhadap perkembangan estetika. Terbukti bahwa Jepang;

hal-hal yang bersifat cemerlang, meriah, kengerian, hampir tidak pernah

dijumpai. Estetika jepang mengabdi pada kelembutan dan kesahajaan.

Sementara itu, Barthes dalam Berger (2010: 31) menggambarkan tempura

sebagai sebuah re eksi kesenian bangsa Jepang. Keuletan, kerapuhan,

46 Dasar-dasar Musik

transparansi, sifat kering, dan keinstanan seolah menginterpretasikan pola

berkeseniannya.

Gambar 5.3 Karya seni lukis Jepang

5.5 ESTETIKA ISLAM

Pergulatan pemahaman atas estetika Islam melampaui batas-batas

kebangsaan dan kebudayaan suatu bangsa. Dengan manifestasi seninya

yang memiliki kesamaan visi dan bentuknya, mengandaikan adanya prinsip-

prinsip yang harus menjadi pegangan. Pemahaman terhadap seni dan

keindahan harus berlandaskan dengan apa yang ada dalam Alqur’an dan

Hadist, adalah suatu yang tidak bias di tawar lagi. Adanya beberapa Hadist

yang memberikan sikap negatif terhadap seni, diartikan sebagai sinyal agar

akti tas khas ini tidak membawa manusia pada jalan yang dilarang agama

(seperti kemusrikan, kemaksiatan, dan kehancuran moral). Berikut adalah

beberapa visi estetika Islam :

1. Keindahan alam pada hakekatnya merupakan cerminan dari cahaya

keindahan Illahi. Hadist Nabi yang mengatakan “Tuhan Maha indah,

dan menyukai keindahan”. Mengandaikan penghayatan kepada kein-

dahan alam merupakan kesadaran atas kesadaran transenden.

2. Segala ciptaan Tuhan, selalu ada tanda-tanda kebesarannya yang ada

dan dapat diabadikan manusia melalui karya-karya kreatif didasarkan

pada adanya dimensi spiritual yang kemudian tercermin adanya komit-

men moral dalam aktualisasinya.

Estetika Timur 47

3. Karya kemanusiaan yang berusaha mengungkapkan tanda-tanda kebe-

saran tuhan, baik yang tersembunyi dalam realitas kehidupan manusia

maupun dalam alam semsta,pada hakekatnya merupakan perpanjan-

gan aya-ayat Tuhan itu sendiri.

4. Seni itu halal diciptakan, tetapi tidak berarti setiap bentuk ekspresi kes-

enian dan setiap unsur kesenian halal. Seni sebagai saluran trah manu-

sia adalah halal, tetapi bahan atau muatan yang dimasukkan ke dalam

saluran bisa saja haram hukumnya, karena membawa kepada kemusy-

rikan, kemuna kan, dan kemaksiatan.

5. Inspirasi yang mengagumkan dari ekspresi seni rupa islam adalah ke-

tika para seniman islam merespon secara kreatif atas hadist larangan

menggambarkan makhluk hidup. Visualitas artistic dari bentuk-bentuk

geometris yang didasarkan ilmu pasti dalam bentuk arasbek dan ka-

ligra merupakan imajinasi awal atas seni abstrak yang telah mengang-

kat derjat seni rupa Islam.

Gambar 5.4 Karya seni kaligar

48 Dasar-dasar Musik

RANGKUMAN

1. Estetika pada dasarnya sangat dinamis dengan loso s dan pemikiran

baru, tetapi di timur sangat statis dan dogmatis, sehingga lambat dan

bahkan tidak berkembang.

2. Seni lukis dan kaligra telah memiliki daya tarik tersendiri bagi Cina

dengan nilai estetisnya sendiri.

3. Filsuf Cina pada akhir abad V, Hsieh Ho menyusun enam prinsip dasar

bagi para seniman sebagai berikut.

a. Ch’i yun sheng tung. Chi (kunci),

b. Ku fa yung pi. Ku fa artinya seni membaca karakter orang dengan

melihat struktur tulangnya.

c. Ying wu hsiang hsing. Berarti mere eksikan objek dengan menggam-

barkan bentuknya.

d. Sui lei fu ts’ai yang berarti suatu tipe hubungannya dengan penggu-

naan warna dalam seni lukis Cina tidak bersifat fungsional, tetapi

lebih bersifat simbol.

e. Ching ting wei chih, adalah kesatuan dan rencana yang melibatkan

tentang susunan dan penempatan

f. Chuan mo I hsieh, adalah memindahkan model yang melibatkan re-

produksi dan duplikatisasi.

4. Estetika Timur Tengah melekat dengan memunculkan dimensi estetik

simbolik yang non-naturalis, seperti kaligra dan simbol-simbol.

5. Ada tiga karakter konsep estetika India, yaitu:

a. spiritualistik,

b. simbolistik,

c. naturalistik.

6. Jepang sangat dipengaruhi Budhisme. Itu ditunjukkan melalui hal-hal

yang bersifat cemerlang, meriah, kengerian, hampir tidak pernah di-

jumpai. Estetika jepang mengabdi pada kelembutan dan kesahajaan.

7. Pemahaman terhadap seni dan keindahan Islam harus berlandaskan

dengan apa yang ada dalam Alqur’an dan Hadist, adalah suatu yang

tidak bias di tawar lagi. Segala sesuatu yang bertentangan dengan dasar

hukum dan ajaran Islam tidak dapat dikategorikan estetika dalam Is-

lam.

Estetika Timur 49

TUGAS DAN PELATIHAN

Tes formatif

1. Buatlah kajian mengenai kultur sebuah daerah (boleh Negara atau dae-

rah di Indonesia) berupa makalah dengan isi kajian:

a. Sejarah

b. Kesenian di daerah tersebut

c. Nilai-nilai apa saja yang terkandung di dalam kesenian tersebut

d. Apa fungsi kesenian di daerah tersebut

2. Buatlah sebuah laman berbasis pendidikan dengan lingkup bahasan

seputar seni dan budaya, laman dikelola secara kolektif dan berisi me-

genai isi kajian seperti yang terdapat pada poin ke-1!

3. Buatlah sebuah karya (tari, rupa, musik) menggunakan estetika kedae-

rahan masing-masing dan dipresentasikan!

Latihan

Buatlah sebuah analisa berupa paper mengenai salah satu kesenian yang

ada di sekitar anda!

RUJUKAN

Sumardjo, Jakob. (2006). Estetika Paradox. Bandung: Sunan Ambu Press STSI

Bandung

Berger, Arthur Asa. (2010). Pengantar Semiotika: Tanda-tanda Dalam Kebudayaan

Kontemporer. Yogyakarta: Tiara Wacana

-oo0oo-

E stetika merupakan simbol yang mewakili pola piker masyarakat

suatu daerah. Estetika juga merupakan buah pemikiran yang

timbul dari budaya. Budaya masyarakat di nusantara sangat

beragam dan memiliki kajian yang sangat luas. Satu budaya Jawa atau

Minang saja misalnya, tidak akan habis dibahas dalam beberapa penelitian

saja; belum lagi jenis kesenian dan budaya lain di Indonesia yang berjumlah

ribuan. Oleh karena itu, budaya yang berasal dari masyarakat memiliki pola

atau kecenderungan dalam berpikir. Budaya memiliki ingkup kajiannya

sendiri secara estetis.

Jika sebuah tarian misalnya, 100 tahun yang lalu ditarikan hanya untuk

lingkungan kerajaan saja, makan pada masa modern bisa dinikmati untuk

kebutuhan hiburan dan lain-lain. Maka ada nilai yang bergeser dari sebuah

sajian yang dinikmati kalangan tertentu saja, menjadi sebuah produk untuk

menghibur. Secara estetis, tarian tersebut memiliki perubahan nilai dan

fungsi di kalangan masyarakatnya.

Pada bab ini disajikan pembahasan tentang kedudukan sebuah estetika

di masyarakat, khususnya di Indonesia. Orientasi budaya yang memiliki

nilai estetis digambarkan dalam sebuah paparan dari berbagai konteks

kedudukan masyarakat. Sehingga jelas asal-muasalnya dan tahu mengenai

sejarahnya. Setelah mempelajari pokok bahasan tersebut mahasiswa

diharapkan:

BAB 6

ESTETIKA NUSANTARA

52 Dasar-dasar Musik

(1) Mampu memiliki orientasi berpikir mengenai keragaman budaya Indo-

nesia

(2) Mampu mengelompokkan struktur, norma, nilai dan fungsi dari sebuah

budaya dalam sebuah potret masyarakat

(3) Mampu mengindenti kasi sebuah fenomena dengan pedekatan seni se-

bagai sebuah estetika

(4) Mampu menyeimbangkan antara budaya kelokalan dan yang masuk

dari luar

Sangat sukar menarik garis terhadap bentuk estetika Indonesia,

karena setiap daerah mempunyai bentuk dan perkembangan kesenian yang

sangat beragam. Pekembangan seni (termasuk estetika) tergantung tingkat

kepengaruhan budaya. Arnold Hauser dalam bukunya yang berjudul “The

Sociology of Art”, mengatakan bahwa seni sebagai produk dari masyarakat.

Kebudayaan Indonesia yang beragam pengaruh agama dan kepercayaan

asing serta pengaruh pendidikan moderen, memberikan warna tersendiri

pada setiap daerah. Untuk membahas estetika berdasarkan jenis dan ragam

budaya, secara garis besar dikelompokkan dalam 5 kelompok, yaitu:

1. Kelompok masyarakat yang bekembang sendiri, mempunyai kebuday-

aan Animisme. Pengaruh Budhisme, Hinduisme yang berbaur telah

berkembang menjadi bentuk snycritisme yang berlain-lainan sifatnya

diberbagai daerah seperti Jawa Barat, Jawa Timur, Bali dan lain-lain.

2. Kelompok yang telah mendapat pengaruh snycritisme bercampur den-

gan Islam. Tiga nilai budaya tersebut menjadi akar seni Islam di Indone-

sia.

3. Kelompok masyarakat yang memiliki kebudayaan Islam yang hanya di-

landasi kepercayaan animisme. Masyarakat ini hanya dilandasi sistem

kepercayaan prasejarah.

4. Kelompok masyarakat yang terdiri kepercayaan animisme dengan pen-

garuh Nasrani.

5. Kelompok masyarakat yang masih mempertahankan sistem kepercay-

aan pada leluhurnya, atau nenek moyangnya dan terisolasi dari penga-

ruh kebudayaan luar.

Estetika Nusantara 53

Gambar 6.1. Menhir

6.1 ORIENTASI KESENIAN INDONESIA

Sesuai dengan pandangan bangsa Timur pada umumnya, orang Indonesia

mempunyai orientasi sikap keterikatan kosmos dan peng-Esa-an Nya

sekaligus sikap berkesenian sebagai berikut:

1. Merasa terikat pada penguasa alam semesta, sehingga timbul sikaf taat,

takut dan memujanya (keterikatan vertikal).

2. Merasa terikat pada alam sekelilingnya dan tanah tempat berpijak, se-

hingga timbul rasa syukur, yaitu berterima kasih pada alam dan memu-

ja penguasanya (keterikatan vertikal).

3. Merasa terikat pada masyarakat lingkungannya, sesama manusia yang

hidup dalam lingkungannya (keterikatan horizontal).

54 Dasar-dasar Musik

Keterikatan di atas secara simbolik tergambar dalam segala sikap

hidup dalam kehidupan. Dalam kesenian yang di anggap sebagai

suatu karya rohani suatu bangsa, tergambarkan dalam gaya ungkapan

simbolisme. Gaya ungkapan simbolisme merupakan pengejawantahan alam

rohani (ekspresi) manusia yang terbentuk melalui proses spiritual. Bentuk

perlambang (simbolistis) setiap daerah (etnik) di Indonesia memiliki bentuk

yang beaneka ragam. Kemajemukan ini tentu saja karena dilandasi faktor

pengaruh sistem kepercayaan dan letak geora s.

6.2 ORIENTASI TERHADAP KEBUDAYAAN

Sistem kepercayaan mempengruhi pandangan hidup masyarakat Indonesia.

Pandangan hidup. Dari zaman pra sejarah, pengaruh agam Hindu, Budha,

Islam, dan Nasrani serta stuktur pemerintahan feodal dengan pandangan

hidup yang serba kosmis-magis, para penguasa di daerah mengikuti

kehidupan dengan pola kebangsawanan yang sama disesuaikandengan

tradisi daerah masig-masing. Membentuk gaya seni, dan pandangan estetis

tersendiri sesuai dengan pengaruh yang didapat.

Gambar 6.2 Candi Borobudur

Estetika Nusantara 55

6.3 ORIENTASI TERHADAP PARADIGMA SENI

Ada dua kecenderungan konsepsi seni yang diungkapkan manusia, yaitu:

1. Karya kolektif yaitu karya seni diciptakan masyaraka atau kelompok

masyarakat yang berdasarkan pada sistem kebudayaan yang dipegang.

Misalkan karya seni kain tapis jelas bukan karya perorangan tetapi karya

komunitas masyarakat Lampung.

2. Karya pribadi yang lahir dari sebuah ungkapan yang lahir dari buah

ungkapan rasa dan jiwa manusia. Tema dan teknik perwujudan karya

seni terbagi menjadi tiga, yaitu:

a. Karya seni yang tema dan tekniknya telah meresap serta akrab

dalam kehidupan masyarakat sehari-hari, lewat cerita mulut kemu-

lut dan pengungkapan tertentu.

b. Karya seni itu lahir sebagai bagian dari dunia yang utuh yang meru-

pakan satu jagat (kosmos).

c. Suatu karya dari satu cabang seni merupakan media komunikasi

kebudayaan lingkungan masyarakat.

Kesenian Indonesia yang terdiri dari puncak-puncak kesenian daerah

pada umumnya memiliki dasar penciptaan yang relatif sama. Kesan

keseluruhan pencitraan kesenian ini merupakan jati diri bangsa sebagai

akumulasi dan konklusi dari perjalanan panjang prose invention dan

sosialisasi dalam sejarah bangsa Indonesia.

6.4 ORIENTASI TERHADAP EKSPRESI KAIN TAPIS LAMPUNG

Lampung berasal dari kata ‘lampung’ yang berarti terapung atau tanah

yang terbawa ke darat oleh air (Amran, 2014: 113). Budaya dan orientasinya

sangat dipengaruhi oleh sejarah dan kondisi sosial masyarakat di masa

lalu. Kondisi yang dinamis ini memiliki keterkaitan secara loso s dan

historis. Kain Tapis merupakan salah satu jenis kerajinan tradisional

masyarakat Lampung dalam menyelaraskan kehidupannya baik terhadap

lingkungannya maupun sang pencipta alam semesta. Karena itu munculnya

kain Tapis ini ditempuh melalui tahap-tahap waktu yang mengarah kepada

kesempurnaan teknik tenunnya, maupun cara-cara memberikan ragam hias

yang sesuai dengan perkembangan kebudayaan masyarakat.

56 Dasar-dasar Musik

Gambar 6.3 Kain tapis Lampung

Menurut Van der Hoop disebutkan bahwa orang Lampung telah

menenun kain Brokat yang disebut Nampan (Tampan) dan kain Pelepai

sejak abad II masehi. Motif kain ini ialah kait dan konci (Key and Rhomboid

shape), pohon hayat dan bangunan yang berisikan roh manusia yang telah

meninggal. Juga terdapat motif binatang, matahari, bulan serta bunga melati.

Dikenal juga tenun kain tapis yang bertingkat, disulam dengan benang

sutera putih yang disebut kain tapis inuh.

Hiasan-hiasan yang terdapat pada kain tenun Lampung juga memiliki

unsur-unsur yang sama dengan ragam hias di daerah lain. Hal ini terlihat

dari unsur-unsur pengaruh taradisi Neolithikum yang memang banyak

ditemukan di Indonesia. Masuknya agama Islam di Lampung, ternyata

juga memperkaya perkembangan kerajinan tapis ini. Walaupun unsur baru

tersebut telah berpengaruh, unsur lama tetap dipertahankan.

Estetika Nusantara 57

Adanya komunikasi dan lalu lintas antar kepulauan Indonesia sangat

memungkinkan penduduknya mengembangkan suatu jaringan maritim.

Dunia kemaritiman atau disebut dengan zaman bahari sudah mulai

berkembang sejak zaman kerajaan Hindu Indonesia dan mencapai kejayaan

pada masa pertumbuhan dan perkembangan kerajaan-kerajaan islam antara

tahun 1500 - 1700 . Bermula dari latar belakang sejarah ini, imajinasi dan

kreasi seniman pencipta jelas mempengaruhi hasil ciptaan yang mengambil

ide-ide pada kehidupan sehari-hari yang berlangsung disekitar lingkungan

seniman dimana ia tinggal. Penggunaan transportasi pelayaran saat itu dan

alam lingkungan laut telah memberi ide penggunaan motif hias pada kain

kapal. Ragam motif kapal pada kain kapal menunjukkan adanya keragaman

bentuk dan konstruksi kapal yang digunakan.

Gambar 6.4 Kain tapis motif kapal

Kuntowijoyo (1987:xi) dalam Martiara (2012: 24) mengatakan bahwa

budaya adalah sebuah sistem yang mempunyai koherensi. Bentuk-bentuk

simbolis yang berupa kata, benda, laku, mite, sastra, lukisan, nyanyian, musik,

kepercayaan mempunyai kaitan erat dengan konsep-konsep epitemologis

dari sistem pengetahuan masyarakatnya. Kain tapis merupakan perwujudan

yang mewakili budaya masyarakat lampung yang tercermin melalui motif.

Kain tapis adalah pakaian wanita suku Lampung yang berbentuk kain

sarung terbuat dari tenun benang kapas dengan motif atau hiasan bahan

sugi, benang perak atau benang emas dengan sistem sulam (Lampung;

“Cucuk”). Tapis adalah hasil tenun benang kapas dengan motif, benang

perak atau benang emas dan menjadi pakaian khas suku Lampung. Jenis

tenun ini biasanya digunakan pada bagian pinggang ke bawah berbentuk

58 Dasar-dasar Musik

sarung yang terbuat dari benang kapas dengan motif seperti motif alam,

ora dan fauna yang disulam dengan benang emas dan benang perak.

Ragam hias pada kain tapis sebenarnya merupakan simbol-simbol

yang sarat dengan makna sebagai ungkapan kehidupan masyarakat

Lampung terdahulu, dan merupakan peninggalan yang harus dilestarikan

sebagai warisan nenek moyang untuk generasi yang penerusnya. Dengan

perkembangan masyarakat urban, pemahaman terhadap ragam hias

lampung hanya sebatas isian sebuah dekorasi.

Tapis Lampung adalah hasil tenun benang kapas dengan motif benang

emas dengan sistem sulam. Kain biasanya digunakan pada bagian pinggang

ke bawah berbentuk sarung yang terbuat dari benang kapas dengan motif

alam, ora dan fauna dan disulam menggunakan benang emas dan perak.

Kain tapis awalnya digunakan dalam upacara-upacara adat di lingkungan

kerajaan. Setiap keluarga kerajaan meiliki motifnya sendiri. Ini menunjukkan

bahwa motif memiliki makna bagi masyarakat Lampung. Motof juga

menunjukkan strata dan kedudukan sosial dari masyarakat Lampung

(Sujadi, 2012: 60). Dalam perkembangannya di masa kini, kain tapis tidak

lagi menunjukkan strati kasi sosial, tetapi digunakan masyarakat Lampung

secara umum dan diproduksi hampir di berbagai wilayah di Lampung.

RANGKUMAN

1. Estetika berdasarkan jenis dan ragam budaya, dikelompokkan dalam 5

kelompok, yaitu:

a. Kelompok masyarakat yang bekembang sendiri, mempunyai kebu-

dayaan Animisme. Pengaruh Budhisme, Hinduisme yang berbaur

telah berkembang menjadi bentuk sinkretisme yang berlain-lainan

sifatnya di berbagai daerah seperti Jawa Barat, Jawa Timur, Bali dan

lain-lain.

b. Kelompok yang telah mendapat pengaruh snycritisme bercampur

dengan Islam. Tiga nilai budaya tersebut menjadi akar seni Islam di

Indonesia.

c. Kelompok masyarakat yang memiliki kebudayaan Islam yang han-

ya dilandasi kepercayaan animisme. Masyarakat ini hanya dilanda-

si system kepercayaan prasejarah.

Estetika Nusantara 59

d. Kelompok masyarakat yang terdiri kepercayaan animisme dengan

pengaruh Nasrani.

e. Kelompok masyarakat yang masih mempertahankan sistem keper-

cayaan pada leluhurnya, atau nenek moyangnya dan terisolasi dari

pengaruh kebudayaan luar.

2. Orientasi kesenian Indonesia masih dipengaruhi sikap taat dan patuh

pada kepercayaan. Sikap tersebut menjadi pengikat dalam berkarya dan

berkesenian sehingga menjadi sebuah ciri dari budaya Indonesia. Pen-

garuh Islam misalnya, sebagai sebuah kepercayaan yang banyak dianut

oleh mayoritas masyarakat Indonesia.

3. Kesenian Indonesia sangat plural. Keberagaman menjadi simbol dan

kekuatan seni Indonesia.

4. Salah satu keberagaman kesenian Indonesia tercermin melalui tapis

Lampung. Masyarakat Lampung memaknai tapis sebagai sebuah sim-

bol kemapanan dan strati kasi sosial. Namun seiring perkembangan

zaman, nilai itu menjadi bergeser dan tapis dapat dinikmati oleh selu-

ruh kalangan masyarakat. Tapis tidak lagi menjadi sebuah simbol untuk

memberikan segmentasi sosial.

TUGAS DAN PELATIHAN

Tes Formatif

1. Apa perbedaan estetika Barat dan Timur secara esensi?

2. Jelaskan pergeseran nilai-nilai dan fungsi seni yang banyak terjadi di

Indonesia lengkap dengan contohnya!

3. Mengapa wilayah Indonesia sangat sulit untuk melestarikan dan

melakukan pengembangan mengenai seni daerah?

4. Apa perbedaan antara seni sebagai sebuah produk dan seni sebagai se-

buah eskpresi?

5. Bagaimana sikap anda jika terhadap seni yang hanya dipandang sebagai

pelengkap dalam sebuah ritus keagamaan atau budaya tertentu?

6. Apa pendapat anda mengenai seorang seniman yang memiliki karya

kontemporer?

7. Apa cara anda untuk memberikan pemahaman kepada orang lain ten-

tang estetika yang paling sederhana?

60 Dasar-dasar Musik

RUJUKAN

Amran, Frieda. (2014). Mencari Jejak Masa Lalu Lampung. Bandar Lampung:

Pustaka LaBRAK

Hauser, Arnold. (1982). The Socicology of Art. Terj. Kenneth J. Northcott

Chicago: The University of Chicago Press

Martiara, Rina. (2012). Nilai dan Norma Budaya Lampung Dalam Sudut Pandang

Strukturalisme. Yogyakarta: Program Pascasajrana ISI Yogyakarta

Sujadi, Firman. (2012). Lampung Sai Bumi Ruwa Jurai. Jakarta: Citra Insan

Madani

-oo0oo-

Amran, Frieda. (2014). Mencari Jejak Masa Lalu Lampung. Bandar Lampung:

Pustaka LaBRAK

Bahari, Nooryan. (2008). Kritik Seni. Yogyakarta: Pustaka Pelajar

Berger, Arthur Asa. (2010). Pengantar Semiotika: Tanda-tanda Dalam Kebudayaan

Kontemporer. Yogyakarta: Tiara Wacana

Budiono. (2001). Simbolisme Dalam Budaya Jawa. Hanindita: Yogyakarta.

Dharsono, SK. (2004). Pengantar Estetika. Bandung: Rekayasa Sains

Darsono, SK. (2007). Estetika. Bandung: Rekayasa Sains

Gie, The Lian. (1996). Garis Besar Estetik. Yogyakarta: Karya

_____________ (1983). Garis Besar Estetik (Filsafat Keindahan). Yogyakarta:

Super Sukses.

Hartono. (1984). Manusia dan Seni.Yogyakarta: Kanisius

Hauser, Arnold. (1982). The Socicology of Art. Terj. Kenneth J. Northcott

Chicago: The University of Chicago Press

Jazuli, M. (2001). Paradigma Seni Pertunjukan. Yogyakarta: Yayasan Lentera

Budaya

Sachri, Agus. (2002). Estetika, Makna Simbol, dan Daya. ITB: Bandung.

DAFTAR PUSTAKA

62 Dasar-dasar Musik

Sedyawati, Edi dkk.(1986). Pengetahuan Elementer Tari Dan Beberapa Masalah

Tari. Jakarta; Departemen Pendidikan Dan Kebudayaan.

_______________ (1981). Pertumbuhan Seni Pertunjukan. Jakarta: Sinar

Harapan

Soedarsono, RM. (1992). Pengantar Apresiasi Seni. Jakarta: Balai Pustaka.

Soetomo. (2003). Krisis Seni, Krisis Kesadaran. Yogyakarta: Kanisius

Sujadi, Firman. (2012). Lampung Sai Bumi Ruwa Jurai. Jakarta: Citra Insan

Madani

Sumardjo, Jakob (2000). Filsafat Seni. Bandung: ITB

_____________ (2006). Estetika Paradox. Bandung: Sunan Ambu Press

-oo0oo-

Abstrak. Tidak berwujud; tidak berbentuk; mujarad

Aisthtetika. (i) estetika; adalah salah satu cabang lsafat yang membahas

keindahan; (ii) estetika: merupakan ilmu membahas bagaimana

keindahan bisa terbentuk, dan bagaimana supaya dapat merasakannya

Aksentuansi. Pemberian tekanan suara pada suku kata atau kata;

pengutamaan; penitikberatan; penekanan

Aksiologi. Kegunaan ilmu pengetahuan bagi kehidupan manusia; kajian

tentang nilai, khususnya etika

Ansich. Sebuah istilah dari bahasa jerman yang secara har ah berarti: “pada

dirinya sendiri”, “pada hakekatnya” atau “hara ah”. Konsep lsafat

“ding an sich” diperkenalkan oleh sang lsuf prusia immanuel kant.

Antitesa. Penyatuan pendapatan yang bertentangan.

Apologi. Tulisan atau pembicaraan formal yang digunakan untuk

mempertahankan gagasan, kepercayaan, dan sebagainya; pembelaan

Appretiatus. Berasal dari bahasa latin, yaitu appretiatus yang artinya

“memberi putusan dengan rasa hormat sebagai cara untuk menghargai

suatu keindahan karya seni”. Adapun dalam kamus umum inggris-

indonesia to apreciate artinya “menghargai” dan appreciation artinya

“penghargaan”. Dengan demikian, mengapresiasi seni artinya

berusaha mengerti tentang seni dan menjadi peka terhadap unsur

DAFTAR ISTILAH

64 Dasar-dasar Musik

di dalamnya sehingga secara sadar mampu menikmati dan pada

akhirnya dapat menilai karya seni dengan baik.

Arasbek. Salah satu jenis seni seperti mozaik dan kaligra

Aristoteles. Filsuf; bapak Ilmu Pengetahuan. Aristoteles dilahirkan di kota

Stagira, Macedonia, 384 SM. Ayahnya seorang ahli sika kenamaan.

Pada umur tujuh belas tahun Aristoteles pergi ke Athena belajar di

Akademi Plato. Dia menetap di sana selama dua puluh tahun hingga

tak lama Plato meninggal dunia. Dari ayahnya, Aristoteles mungkin

memperoleh dorongan minat di bidang biologi dan “pengetahuan

praktis”. Di bawah asuhan Plato dia menanamkan minat dalam hal

spekulasi loso s

Arsitektur. Seni dan ilmu merancang serta membuat konstruksi bangunan,

jembatan, dan sebagainya; metode dan gaya rancangan suatu

konstruksi bangunan

Asimetris. Tidak setangkup; tidak simetris

Associatite. Asosiatif; terhubung

Auditif. Berhubungan dengan proses mendengar atau pendengaran

Averroes. Nama lain seorang lsuf, Ibnu Rusyd; ahli falsafat, ahli perubatan

dan ahli perundangan Islam yang terkenal.

Avicenna. Nama lain dari Ibnu Sina seorang pakar kedokteran; ahli lsafat

Balance. Seimbang

Baumgarten. Alexander Gottlieb Baumgarten (1714-1762); ahli matematika

dan lsuf dari Jerman

Beauty. Cantik; Konsep keindahan dalam ilmu lsafat

Bellum. Bellum Ominium Contra Omnes adalah sebuah ungkapan Bahasa

Latin yang berarti “sebuah perang antar segala melawan semuanya”,

ungkapan tersebut terutama diasosiasikan dengan diskripsi Thomas

Hobbes terhadap keadaan manusia

Budhisme. Ajaran yang dikembangkan oleh Sidharta Gautama yang antara

lain mengajarkan bahwa kesengsaraan adalah bagian kehidupan

Daftar Istilah 65

yang tidak terpisahkan dan orang dapat membebaskan diri dari

kesengsaraan dng menyucikan mental dan moral diri pribadi

Calm. Ketenangan

Colorful. Penuh warna; bersemangat

Deklarasi. pernyataan ringkas dan jelas (tentang suatu hal)

Descrates. René Descartes; lsuf terkenal dari Perancis

Dialektik. Seni berpikir secara teratur logis dan teliti yang diawali dengan

tesis, antitesis, dan sintesis

Diskontinuitas. Ketidaksinambungan

Dogmatis. Bersifat mengikuti atau menjabarkan suatu ajaran tanpa kritik

sama sekali

Duplikatisasi. Penduplikasian; penyalinan

Eksperimen. Percobaan yang bersistem dan berencana (untuk membuktikan

kebenaran suatu teori dan sebagainya)

Eksperimental. Bersangkutan dengan percobaan

Ekspresivitas. Kekayaan ekspresi; kemampuan mengekspresikan

Ekstrinsik. Berasal dari luar (tentang nilai mata uang, sifat manusia, atau

nilai suatu peristiwa); bukan merupakan bagian yang tidak terpisahkan

dari sesuatu; tidak termasuk intinya

Epistemologi. Cabang ilmu lsafat tentang dasar-dasar dan batas-batas

pengetahuan

Estetika. Adalah salah satu cabang lsafat yang membahas keindahan

Estetis. Memiliki keindahan

Etika. Ilmu tentang apa yang baik dan apa yang buruk dan tentang hak dan

kewajiban moral (akhlak)

Evaluating. Mengevaluasi

Expression. Ungkapan; ekspresi; perasaan; penyataan; tanda

Extreme Disharmony. Ketidaksesuaian yang sangat besar

66 Dasar-dasar Musik

Falsa . Bersifat falsafah

Feodal. Berhubungan dengan susunan masyarakat yang dikuasai oleh

kaum bangsawan; mengenai kaum bangsawan (tentang sikap, cara

hidup, dan sebagainya); mengenai cara pemilikan tanah pada abad

pertengahan di Eropa

Filoso . Filsafat

Filoso s. Berdasarkan lsafat

Filsafat. Pengetahuan dan penyelidikan dengan akal budi mengenai hakikat

segala yang ada, sebab, asal, dan hukumnya; teori yang mendasari

alam pikiran atau suatu kegiatan; ilmu yang berintikan logika, estetika,

meta sika, dan epistemologi; falsafah

Filsuf. Ahli lsafat; ahli pikir; orang yang ber lsafat

Filosof. Filsuf

Fomalisme. Doktrin atau praktik penekunan yang seksama terhadap bentuk

yang bercorak atau bentuk-bentuk eksternal lain. Corak-corak elemen

formal adalah garis, bentuk, warna dan sebagainya, yang dapat

dikombinasikan untuk memproduksi keseluruhan gaya dan efek.

Fondamen. Asas; dasar; hakikat; pondasi

Geometric. Bersangkut-paut atau berhubungan dengan geometri

Gradasi. Susunan derajat atau tingkat; tingkat dalam peralihan suatu

keadaan pada keadaan lain; tingkat perubahan

Harmonization. Penyelarasan

Harmony. Keselarasan; kecocokan; keserasian

Idealisasi. Penyesuaian dengan yang dicita-citakan atau yang dikehendaki

Idyllic. Idilis

Impenetrability. Bersifat tidak dapat ditembus

Inderawi. Sangat berhubungan dengan sensitivitas inderawi

Index. Daftar; penunjuk

Daftar Istilah 67

Instrinsik. Terkandung di dalamnya (tentang kadar logam mulia dalam

mata uang, harkat seseorang, atau suatu peristiwa)

Intelektual. Kemampuan seseorang untuk memperoleh ilmu pengetahuan

dan mengamalkannya dalam hubungannya dengan lingkungan dan

masalah-masalah yang timbul

Kaligra . Seni menulis indah dengan pena

Kesimetrisan. Ukuran simetris tidaknya sesuatu

Klasi kasi. Penjernihan, penjelasan, dan pengembalian kpd apa yang

sebenarnya (tt karya ilmiah dsb)

Kolektif. Secara bersama; secara gabungan

Kompleksitas. Kerumitan

Kongkret. Nyata; benar-benar ada (berwujud, dapat dilihat, diraba, dan

sebagainya)

Konsepsi. Pengertian; pendapat (paham); rancangan (cita-cita dan

sebagainya) yang telah ada dalam pikiran

Kontinuitas. Kelanjutan

Kontras. Memperlihatkan perbedaan yang nyata apabila diperbandingkan

Korelasi. Hubungan timbal balik atau sebab akibat

Kosmologi. Ilmu (cabang astronomi yang menyelidiki asal-usul, struktur,

dan hubungan ruang waktu dari alam semesta; ilmu tentang asal-usul

kejadian bumi, hubungannya dengan sistem matahari, serta hubungan

sistem matahari dengan jagat raya; ilmu (cabang dari meta sika) yang

menyelidiki alam semesta sebagai sistem yang beraturan

Kristalisasi. Proses, cara, perbuatan menjadi kristal; penghabluran;

penjernihan atau penegasan (biasanya berupa kesimpulan singkat);

perihal menjadi jernih dan jelas (tentang suatu gagasan dan sebagainya)

Kritikal. Bersifat genting; kritis

Krito. Salah satu bahan karangan Plato

Kuantitas. Banyaknya (benda dan sebagainya); jumlah (sesuatu)

68 Dasar-dasar Musik

Konfusianisme. Ajaran mengenai sistem etika dan losos yang

dikembangkan dari ajaran-ajaran cina,

Memesis. Sebuah proses peniruan. Mimesis ada di dalam diri setiap manusia

sehingga proses peniruan ini juga menjadi proses terciptanya budaya.

Secara sistematis, Mimesis terjadi karena kita menjadikan orang lain

sebagai model.

Mengabstraksi. Merangkum atau meringkas

Meta sik. Ilmu pengetahuan yang berhubungan dengan hal-hal yang

non sik atau tidak kelihatan

Meta sika. Lih. Meta sika

Metrum. Ukuran irama yang ditentukan oleh jumlah dan panjang tekanan

suku kata dalam setiap baris; pergantian naik turun suara secara

teratur, dengan pembagian suku kata yang ditentukan oleh golongan

sintaksis

Normatif. Berpegang teguh pada norma; menurut norma atau kaidah yang

berlaku

Objektivitisme. Paham atau aliran yang menerima segala sesuatu secara

objektif

Ontologis. Ahli dalam ilmu ontologi

Orientasi. Peninjauan untuk menentukan sikap (arah, tempat, dan

sebagainya) yang tepat dan benar; pandangan yang mendasari pikiran,

perhatian atau kecenderungan;

Parameter. Suatu nilai ato kondisi yang dijadikan sebagai tolak ukur

terhadap nilai ato kondisi yang lainnya

Persepsional. Bersifat persepsi

Phaedo. Konsep lsafat Plato

Philosopia. Filsafat; asal kata dari bahasa Yunani

Plato. Adalah seorang lsuf dan matematikawan Yunani

Platonik. Sepenuhnya spiritual, bebas dari nafsu berahi dan cinta

Daftar Istilah 69

Postmodern. Masa dimana, suatu hal dapat mudah sekali terganti dengan

suatu hal yang baru jika hal tersebut memiliki nilai yang lebih tinggi

dibandingkan hal yang yang lain. Semua penilaian hanya terdapat

pada rasa.

Precison. Presisi; ketelitian

Presentasional. Sistem simbol karya seni yang tidak bergantung pd

hubungan antarunsur

Primer. Yang pertama; yang terutama; yang pokok

Primitif. Dalam keadaan yang sangat sederhana; belum maju (tentang

peradaban; terbelakang)

Proporsi. Perbandingan; bagian; perimbangan

Relativitas. Hal (keadaan) relatif; kenisbian

Romantisme. Adalah sebuah gerakan seni, sastra dan intelektual yang

berasal dari Eropa Barat abad ke-18 pada masa Revolusi Industri.

Sekunder. Berkenaan dengan yang kedua atau tingkatan kedua

Semetris. Sama kedua belah bagiannya; setangkup; Graf mengenai

keseimbangan letak unsur cetak 100% terhadap garis poros

Seni. Halus (tentang rabaan); kecil dan halus; tipis dan halus; berkenaan

dengan keindahan

Sensasional. Bersifat merangsang perasaan (emosi dan sebagainya);

menggemparkan

Simplicity. Kesederhanaan

Simulasi. Metode pelatihan yang meragakan sesuatu dalam bentuk tiruan

yang mirip dengan keadaan yang sesungguhnya; penggambaran

suatu sistem atau proses dengan peragaan berupa model statistik atau

pemeranan

Skeptis. Kurang percaya; ragu-ragu (terhadap keberhasilan ajaran dan

sebagainya)

Socrates. Adalah lsuf dari Athena, Yunani dan merupakan salah satu gur

paling penting dalam tradisi loso s Barat

70 Dasar-dasar Musik

Spiritualis. Sifat berkenaan dengan spiritual

Subjekti tas. Gambaran dari suatu peristiwa yang sudah terjadi

berdasarkan pandangan seseorang yang diperngaruhi oleh nilai-nilai

yang melingkupinya

Taoisme. Ajaran lsafat dari Lao-Tzu di negeri Cina (abad ke-6 SM) yang

menganjurkan bertindak sesuai dengan alam, dan bukan melawannya

Tekstur. Ukuran dan susunan (jaringan) bagian suatu benda; jalinan atau

penyatuan bagian-bagian sesuatu sehingga membentuk suatu benda

(seperti susunan serat dalam kain, susunan sel-sel dalam tubuh)

Tersier. Bukan yang utama; yang ketiga

Tolstoy. Leo Tosloy; Adalah seorang penulis, aktivis, dan lsuf Rusia.

Transenden. Di luar segala kesanggupan manusia; luar biasa; utama

Ugly. Buruk rupa

Unity. Persatuan

Vitalisme. Adalah suatu doktrin yang mengatakan bahwa suatu kehidupan

terletak di luar dunia materi dan karenanya kedua konsep ini,

kehidupan dan materi, tidak bisa saling mengintervensi

Visual. Tampak; dapat dilihat

Visualitas. Memiliki sifat dapat dilihat

-oo0oo-

KONTRAK PERKULIAHAN

ESTETIKA SENI

KST232/2 SKS

Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan

Jurusan Pendidikan Bahasa dan Seni

Semester Ganjil Tahun Akademik 2016/2017

Dosen Pengampu:

Agung Kurniawan, M.Sn.

Riyan Hudayatullah, M.Pd.

KEMENTRIAN RISET, TEKNOLOGI

DAN PENDIDIKAN TINGGI

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS LAMPUNG

2016

74 Dasar-dasar Musik

KONTRAK PERKULIAHAN

Identitas Mata Kuliah

Mata Kuliah : Estetika Seni

Kode Mata Kuiah/SKS : KST 232/2 SKS

Semester : Genap

Fak/Jurusan/Prodi : FKIP/ PBS/ Pendidikan Seni Tari

Tahun Akademik : .....................................................................................

Hari Perkuliahan : .....................................................................................

Tempat Perkuliahan : .....................................................................................

Dosen Mata Kuliah : 1. Agung Kurniawan, M.Sn.

2. Riyan Hidayatullah, M.Pd.

1. Manfaat Kuliah

Mata kuliah estetika seni dapat memberikan kemampuan pada

mahasiswa untuk menjelaskan nilai keindahan sebuah karya seni,

berapresiasi dan mampu berkarya menggunakan estetika suatu ilmu seni.

Selain itu, mahasiswa dapat mengaplikasikan pemahaman-pemahaman

estetis yang paling sederhana dalam sebuah proses berkarya dan mengajar.

2. Deskripsi Perkuliahan

Mata kuliah ini membahas tentang teori-teori estetika, nilai keindahan

karya seni, dan kritik karya seni. Berbagai loso yang mengawali

terbentuknya estetika dari berbagai lsuf dan Negara. Orientasi mengenai

apa itu estetika dan sejarah berkembangnya di masyarakat juga dibahas

dalam teori-teori dan kajian budaya secar umum dalam perkuliahan.

3. Tujuan Mata Kuliah

Setelah mengikuti mata kuliah estetika seni, mahasiswa memiliki

pengetahuan mengenai estetika seni sehingga mampu menganalisis nilai

keindahan karya seni dalam sebuah kritik seni. Selanjutnya mahasiswa

Lampiran 75

mampu menungkan ide atau gagasan berpikir estetis ke dalam sebuah karya

dan proses berkarya.

4. Standar Kompetensi

Mahasiswa memiliki pemahaman menyeluruh mengenai cara berpikir

estetis dalam mengkaji sebuah karya seni dan menerapkan dalam konteks

berpikir secara global sehingga dapat memunculkan nilai karakter yang ter-

bangun dari hasil mempelajari estetika seni.

Untuk mencapai standar kompetensi di atas, mahasiswa mampu

memiliki kompetendi dasar sebagai berikut.

(1) menjelaskan seutuhnya mengenai pengertian estetika

(2) memiliki pandangan kritis mengenai lsafat dari berbagai sudut pan-

dang

(3) mengidenti kasi perbedaan budaya dan loso tiap daerah

(4) menjelaskan nilai-nilai estetis yang terkandung dalam setiap karya seni

(5) menjelaskan loso masing-masing tokoh atau lsuf

(6) menjalaskan siapa saja tokoh lsuf terkenal

(7) melakukan penilaian estetika terhadap sebuah karya seni

(8) membedakan ilmu estetika normatif dan positif

(9) mengkonversi pemahaman estetika seni ke dalam konteks yang lebih

luas dan umum

(10) menjelaskan dan berapresiasi sesuai dengan kapasitas objek yang dia-

mati

(11) menjelaskan perbedaan kultur dalam pemahaman estetika

(12) menerapkan pemahaman estetis dalam berkarya

(13) menjelaskan dan memiliki orientasi berpikir mengenai keragaman bu-

daya Indonesia

(14) mengelompokkan struktur, norma, nilai dan fungsi dari sebuah budaya

dalam sebuah potret masyarakat

(15) mampu mengindenti kasi sebuah fenomena dengan pedekatan seni se-

bagai sebuah estetika

(16) mampu menyeimbangkan antara budaya kelokalan dan yang masuk

dari luar

76 Dasar-dasar Musik

5. Organisasi Materi Perkuliahan

Pengertian Estetika Seni Teori Estetika

Estetika TimurEstetika Barat

Kaidah Keindahan Karya Seni Nilai Karya Seni

Kritik Seni

6. Strategi Perkuliahan

Perkuliahan akan dimulai dengan penjelasan dan melakukan tanya

jawab disetiap pertemuan perkuliahan. Mengapresiasi karya seni rupa, tari,

dan musik, baik secara langsung maupun tidak langsung. Presentasi makalah

hasil dari apresiasi karya seni. Metode yang digunakan dalam perkuliahan

merupakan kombinasi dari metode ceramah, model pembelajaran kooperatif

yang lebih menitikberatkan kepada pemaksimalan kemampuan mahasiswa

berdasarkan teori kontsruktivisme.

Turunan dari metode diantaranya World Café Menthod yang merupakan

pengembangan dari metode pembelajaran tipe JIGSAW. Dalam metode

ini menggunakan prinsip memahami menggunakan simbol dan gambar,

sehingga mahasiswa dapat lebih mudah untuk memahami mengenai

sebuah kajian seni dan mengingatnya lebih lama. Dalam setiap pertemuan

selalu ada penugasan berupa pertanyaan dan proyek yang diselesaikan

secara kelompok maupun individu. Penilainya yang digunakan lebih

komprehensif.

Lampiran 77

7. Materi dan Bahan Bacaan Perkuliahan

Materi Perkuliahan

1) Ruang Lingkup Estetika

2) Pertumbuhan Estetika

3) Pemahaman Estetik

4) Struktur Seni

5) Estetika Timur

6) Estetika Nusantara

8. Bahan Bacaan

Burhan, M. Agus. (2006). Jaringan Makna Tradisi Hingga Kontemporer. Kenangan

Purna Bakti untuk Prof. Soedarso Sp., M.A. BP ISI Yogyakarta,.

Dharsono, SK. (2004). Pengantar Estetika. Bandung: Rekayasa Sains

Darsono, SK. (2007). Estetika. Bandung: Rekayasa Sains

Gie, The Lian. (1996). Garis Besar Estetik. Yogyakarta: Karya

_____________ (1983). Garis Besar Estetik (Filsafat Keindahan). Yogyakarta:

Super Sukses.

Hartono. (1984). Manusia dan Seni.Yogyakarta: Kanisius

Soedarsono, R.M.(2000). Jejak Perkembangan Seni di Indonesia, Arti.Line:

Masyarakat Seni Pertunjukan Indonesia.

Soetomo. (2003). Krisis Seni, Krisis Kesadaran. Yogyakarta: Kanisius

Sujadi, Firman. (2012). Lampung Sai Bumi Ruwa Jurai. Jakarta: Citra Insan

Madani

Sumardjo, Jakob (2000). Filsafat Seni. Bandung: ITB

_____________ (2006). Estetika Paradox. Bandung: Sunan Ambu Press

Suwardi Endraswara (2003). Metodologi Penelitian Kebudayaan. Gajah Mada

University press

William A. Haviland, (1985) , Anthropology. Alih Bahasa Oleh R.G. Soekdijo,

Antropologi. Erlangga

78 Dasar-dasar Musik

9. Tugas

Individu:

1) Mahasiswa diminta untuk membuat makalah perkembangan budaya

suatu daerah

2) Mahasiswa diminta untuk mengobservasi kebudayaan di Lampung.

3) Mahasiswa diminta untuk mempresentasikan makalah dan hasil obser-

vasinya.

Kelompok

Hasil dari keseluruhan tugas dikumpulkan dan dicetak dalam bentuk draf

dan diserahkan ke perpustakaan prodi

10. Kriteria Penilaian

Penilaian akan dilakukan berdasarkan kriteria sebagai berikut:

Nilai Akhir

(NA)

Huruf Angka

StatusMutu Mutu

(HM) (AM)

> 75 A 4 Lulus

66-75 B 3 Lulus

55-65 C 2 Lulus

50-54 D 1 Lulus

< 50 E 0 Tidak Lulus

Dalam menentukan nilai akhir akan digunakan persentase pembobotan

sebagai berikut.

1. Kehadiran 10 %

2. Tugas 30 %

3. Nilai Presentasi 20 %

4. Ujian tengah semester 20 %

5. Ujian akhir semester 20%

11. Jadwal Perkuliahan

Perkuliahan dimulai pada awal tahun ajaran baru di semester ganjil

tahun akademik 2016-2017. Pelaksaanaan mid semester dan UAS di luar

jadwal pertemuan selama 16 kali. Ketepatan jadwal disesuaikan dengan

kalender akademik Unila. Rencana jadwal pertemuan perkuliahan adalah

sebagai berikut.

Lampiran 79

Hari/

Tanggal

Pertemuan

Pokok Materi Uraian Jumlah

Mahasiswa

Paraf

Dosen

1. Pengertian

estetika seni

1. Pengertian estetika

2. Keindahan

2 3. Nilai estetik

3 Seni dan

keindahan

1. Pengertian seni

2. Cabang-cabang

seni

4 3. SIfat dasar seni

4. Struktur seni

5. Teori Seni

5 6. Seni Dan Symbol

7. Garis Besar Daya

Estetik Seni

6 Teori-teori

Estetika Timur

dan Barat

1. Estetika Yunani

2. Estetika India

3. Estetika China

4. Estetika Islam

7 5. Renaissance

6. Formalisme

7. Romantisme

8. Ekspresionisme

8 9. Sosialisme

10. Realism

11. Marxisme

12. Estetika Modern

13. Estetika

Postmodern

9. Penguatan

materi

10 Estetika Seni

Rupa

1. Ruang lingkup seni

rupa

2. Unsur-unsur seni

rupa

3. Prinsip-prinsip seni

rupa

80 Dasar-dasar Musik

Hari/

Tanggal

Pertemuan

Pokok Materi Uraian Jumlah

Mahasiswa

Paraf

Dosen

11 Presentasi 4. Apresiasi karya

seni rupa

13 Presentasi

14 Estetika Seni

Pertujukan

(music dan Tari

1. Ruang lingkup seni

pertujukan

2. Unsur-unsur seni

tari dan musik

3. Prinsip-prinsip seni

tari dan musik

15 4. Apresiasi karya

seni tari dan musik

16 Presentasi

11. Aturan Perkuliahan

1. Mahasiswa diwajibkan menggunakan pakaian rapih dan pantas saat

mengikuti perkuliahan di kelas

2. Mahasiswa tidak diperkenankan memakai sandal jepit pada saat perku-

liahan, praktik, maupun proses bimbingan di luar kelas

3. Mahasiswa harus menonaktifkan handphone saat perkuliahan

4. Keterlambatan hanya diberi batas 15 menit untuk setiap pertemuannya

5. Mahasiswa tidak diperkenankan membuat kegaduhan saat proses

perkuliahan, kecuali diskusi

6. Mahasiswa wajib hadir minimal 80% dari jumlah tatap muka

7. Tidak ada UTS dan UAS susulan kecuali dengan alas an yang jelas

8. Hasil evaluasi dikembalikan setelah 2 minggu ujian

Bandarlampung, 29 Agustus 2016

Ketua Kelas/ Dosen Penanggung Jawab MK,

PJ Mata Kuliah Estetika Seni,

………………………………… ………….....……………………..

NPM …………………...…….. NIP ………....…………………..

Lampiran 81

Mengetahui

Ketua Jurusan Ketua Program Studi ….........,

……………………………….., ……................…………………

Mengtahui

Wakil Dekan Bidang Akademik dan Kerjasama

Fakuktas ……………….

………………...………..

NIP…………….……….

-oo0oo-