Jelaskan apa perbedaan limbah keras organik dan limbah keras anorganik

Masalah limbah anorganik hingga kini belum menemukan titik terang. Meskipun beberapa ikhtiar telah dilakukan, jumlah sampah di Indonesia masih saja terbilang besar.

Berdasarkan data Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanaan (KLHK) pada 2019, jumlah sampah sebesar 67,8 juta ton, yang terdiri atas 57% sampah organik, 15% sampah plastik, 11% sampah kertas, dan 17% sampah lainnya.

Berdasarkan data yang dilaporkan oleh Minderoo Foundation, setiap warga negara Indonesia menghasilkan kurang lebih 9 kg sampah plastik sekali pakai. Indonesia bahkan menjadi negara yang membuang sampah plastik sekali pakai per kapita terbesar nomor enam di Asia Tenggara.

Pengertian Limbah Anorganik

Limbah anorganik merupakan jenis sampah yang sulit untuk terurai. Berbeda dengan limbah organik, limbah ini bukan berasal dari mahluk hidup. Sampah anorganik adalah sampah yang berasal dari bahan non hayati termasuk produk sintesis dan hasil proses teknologi pengolahan bahan tambang.

Contoh sampah anorganik yaitu sampah logam dan produk olahannya, sampah plastik, kaca, keramik, dan detergen. Sebagian besar sampah non organik ini tidak bisa diurai oleh alam atau mikroorganisme.

Perbedaan Limbah Anorganik dan Organik

Ada empat perbedaan mendasar antara limbah anorganik dengan limbah organik yang dapat dilihat dari sumber, kandungan yang dimiliki, ketahanan terhadap panas, dan reaksi yang dihasilkan.

Advertising

Advertising

Perbedaan yang pertama bisa dilihat dari sumbernya. Sampah organik berasal dari sisa-sisa organisme hidup baik manusia, hewan, atau tumbuhan. Sedangkan sampah anorganik berasal dari organisme tidak hidup.

Sampah organik umumnya mengandung karbon dan ikatan hidrogen. Sampah organik juga mengandung komposisi yang lebih kompleks dibandingkan limbah anogranik. Sementara itu, sampah anorganik tidak memiliki kandungan karbon. Sampah ini memiliki materi tidak hidup dan mengandung mineral.

Sampah organik mudah terbakar jika terkena panas. Berbeda dengan sampah anorganik yang lebih tahan panas.

Sebuah penelitian menyebutkan bahwa sampah organik memiliki laju reaksi yang lambat dan tidak menghasilkan garam. Sedangkan sampah anorganik memiliki laju reaksi lebih cepat dan dapat membentuk garam.

Jenis Limbah Anorganik dan Contohnya

Limbah anorganik dibagi menjadi dua jenis, yaitu limbah lunak dan limbah keras.

1. Limbah Lunak Anorganik

Limbah lunak anorganik adalah limbah yang bersifat lunak atau lentur serta mudah dibentuk. Adapun contohnya yaitu sampah plastik, baik yang berbentuk kantong plastik, styrofoam, sedotan plastik, atau bungkus makanan cepat saji. Selain itu, ada juga limbah cair, seperti bekas air deterjen, sabun cuci, minyak goreng, dan sebagainya.

2. Limbah Keras Anorganik

Kebalikan dari limbah lunak, limbah keras anorganik bersifat tidak mudah dihancurkan karena mengandung bahan yang kuat. Limbah ini hanya dapat dihancurkan dengan metode penghancuran tertentu, pemanasan, atau pembakaran. Adapun contoh limbah keras, antara lain pecahan keramik, kaca, paku berkarat, dan bekas kaleng.

Selain kedua jenis limbah anorganik di atas, ada juga limbah anorganik gas atau angin yang tidak dapat terjamah oleh indra. Limbah jenis ini berasal dari cerobong asap pabrik-pabrik produksi yang berbahaya bagi kesehatan dan dapat mengakibatkan bumi semakin panas.

Mengolah Limbah Anorganik

Pengelolaan limbah anorganik dapat dilakukan dengan menerapkan sistem 3R (reuse, reduce, dan recycle).

Reuse berati menggunakan kembali sampah anorganik yang masih bisa berfungsi. Reduce berarti mengurangi penggunaan barang sekali pakai. Sementara, recycle berarti mendaur ulang sampah anorganik menjadi benda-benda bermanfaat dan memiliki nilai baru.

Selain itu, berdasarkan penjelasan dalam Jurnal Formatif 4 (2), ada beberapa tahapan yang bisa dilakukan saat mengelola sampah anorganik.

  • Mencegah dan Mengurangi Sampah dari Sumbernya

Mencegah dan mengurangi sampah dari sumbernya bisa dengan melakukan pemilahan atau pemisahan sampah organik dengan anorganik. Pemisahan tersebut bisa dilakukan dengan menyediakan tempat sampah khusus untuk setiap jenis sampah yang berbeda.

Cara mengolah sampah anorganik berikutnya yaitu dengan memanfaatkan kembali produk tersebut. Misalnya dengan menggunakan kertas hasil daur ulang atau membuat aneka kerajinan dari sampah plastik.

Bank Sampah sebagai upaya mengurangi limbah anorganik

Bank sampah menjadi salah satu upaya pemerintah dalam mengurangi tumpukan sampah anorganik. Dengan berpegang pada prinsip 3R, kehadiran bank sampah mampu memberikan peluang menabung sekaligus menjaga lingkungan dari dampak buruk limbah anorganik.

Secara umum, sistem bank sampah di Indonesia dibagi menjadi tiga tahap, yakni pemilihan sampah, penyortiran, dan penjualan sampah.

Di tahap ini sampah dipisahkan menjadi dua kategori, yakni organik dan anorganik. Untuk anorganik, sampah dipilah kembali dalam beberapa jenis, yakni kertas, plastik, botol, maupun besi. Sampah organik diolah menjadi pupuk kompos, sementara sampah non-organik inilah yang disetor ke bank sampah.

Setelah sampah anorganik terkumpul, sampah bisa langsung disetor ke bank sampah terdekat yang nantinya dikategorikan sebagai deposit atau semacam uang yang disetor ke bank konvensional.

Sampah akan ditimbang di bank dan dikonversikan ke dalam bentuk uang ke rekening bank sampah. Jika Anda merupakan nasabah baru, petugas akan meminta Anda untuk membuat rekening. Perlu diingat, harga sampah di setiap bank sampah bisa berbeda-beda tergantung ketentuan masing-masing bank sampah. Namun, ketiga tahap ini umumnya diterapkan secara luas oleh bank sampah.

dibaca normal 1 menit

Penulis: Syamsul Dwi Maarif
tirto.id - 22 Sep 2021 20:45 WIB

View non-AMP version at tirto.id

Apa itu limbah keras organik dan anorganik? Apa saja contoh limbah keras organik dan anorganik?

tirto.id - Limbah keras merupakan limbah yang memiliki sifat dan unsur-unsur keras, padat, bentuknya sulit berubah, pelik diolah, dan tidak mudah diurai di dalam tanah.

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), limbah adalah sisa-sisa hasil produksi atau bahan yang tidak mempunyai nilai atau tidak berharga untuk maksud biasa atau utama dalam pembuatan atau pemakai, maupun barang rusak (cacat) dalam proses produksi.

Advertising

Advertising

Dikutip dari buku Prakarya oleh Suci Paresti Dkk (2017:4) limbah keras dibagi menjadi dua jenis, yaitu limbah keras organik dan limbah keras anorganik.

Limbah keras anorganik merupakan limbah keras yang berasal dari unsur alam berupa tumbuhan dan hewan. Sementara, limbah keras anorganik berasal dari proses-proses industri.

Contoh Limbah Keras Organik dan Ciri-ciri Bahannya

Limbah keras organik merupakan limbah yang unsur-unsur kandungannya berasal dari bahan pejal, solid, kuat dan bentuknya pelik untuk berubah. Limbah keras organik, umumnya berasal dari unsur-unsur alam meliputi daratan dan lautan.

Dikutip dari buku Limbah Bernilai oleh Yenti Rokhmulyenti dan Suci Paresti (2018:20), beberapa contoh limbah keras organik seperti cangkang kerang laut, sisik ikan keras, tulang hewan berkaki empat, tempurung kelapa, dan potongan-potongan kayu.

Infografik SC Limbah Keras Organik & Anorganik. tirto.id/Sabit

Baca juga: Tips dan Cara Mengelola Limbah Masker Sekali Pakai di Rumah

Hampir seluruh bahan-bahan yang berasal dari limbah keras organik dapat dimanfaatkan sebagai produk-produk kerajinan. Namun, dalam upaya membentuk bahan keras organik itu, diperlukan beberapa peralatan yang kuat dalam pengerjaannya.

Kerajinan dari bahan limbah keras organik memiliki daya yang kuat dan tahan waktu hingga bertahun-tahun. Selain itu, kualitas dari produk yang dihasilkan tidak berubah, apabila dilakukan perawatan dengan baik.

Contoh Limbah Keras Anorganik dan Ciri-ciri Bahannya

Limbah keras anorganik merupakan limbah yang unsur-unsur kandungannya berasal dari bahan kuat dan tidak dapat dihancurkan dengan peralatan biasa.

Beberapa alat yang dapat digunakan untuk menghancurkan limbah keras anorganik, yaitu dengan menggunakan teknologi seperti pemanasan, pembakaran, dan penghancuran.

Baca juga: Macam-Macam Kerajinan Bahan Serat Alam Tumbuhan & Hewan

Limbah keras anorganik, umumnya berasal dari unsur-unsur hasil industri pabrik. Beberapa contoh limbah keras anorganik seperti pelat-pelat logam, pecahan keramik, pecahan kaca, botol plastik, dan kaleng.

Tidak semua bahan-bahan yang berasal dari limbah keras anorganik dapat dimanfaatkan sebagai produk kerajinan. Hal itu biasanya disebabkan keterbatasan alat dan teknologi yang digunakan.

Kerajinan dari bahan limbah keras anorganik bermanfaat mengurangi permasalah lingkungan dari limbah-limbah pabrik. Pembuatan kerajinan dari limbah keras anorganik juga merupakan praktik prinsip daur ulang (recycle) dan penggunaan ulang (reuse).

Baca juga artikel terkait LIMBAH atau tulisan menarik lainnya Syamsul Dwi Maarif
(tirto.id - sym/add)

Penulis: Syamsul Dwi Maarif Editor: Addi M Idhom Kontributor: Syamsul Dwi Maarif

© 2022 tirto.id - All Rights Reserved.

Video yang berhubungan

Postingan terbaru

LIHAT SEMUA