Jelaskan beberapa hal yang perlu kamu lakukan agar prestasi kamu di media sosial tetap terjaga

ETIKA DALAM PENGGUNAAN SOSIAL MEDIA

Jelaskan beberapa hal yang perlu kamu lakukan agar prestasi kamu di media sosial tetap terjaga

ETIKA DALAM PENGGUNAAN SOSIAL MEDIA

Jelaskan beberapa hal yang perlu kamu lakukan agar prestasi kamu di media sosial tetap terjaga

Setiap waktu perkembangan teknologi semakin pesat. Teknologi yang paling sering digunakan yaitu internet. Teknologi internet dapat berbagi informasi dan berkomunikasi langsung jarak jauh melalui jejaring sosial atau media sosial Banyak manfaatnya dalam penggunaan media jejaring ini salah satunya adalah dapat menghemat waktu dan biaya. Kita diberi kebebasan dan menggukannya, namun kebebasan ini bukan berarti tidak memiliki etika atau batasan-batasan penggunaannya, mana yang boleh dan mana yang tidak boleh. sebaiknya kita dapat mengenali bagaimana etika yang perlu diperhatikan dalam penggunaan jejaring sosial. Agar setiap pengguna jejering sosial merasakan kenyamanan dalam penggunaannya dan terhindar dari kejahatan. Banyak permasalahan sosial yang terjadi ditengan masyarakat kita karena kurangnya kesadaran beretika dalam menggukan jejaring sosial. Dan banyak pengguna telah dibutakan oleh pemberitaan yang tidak benar akibat hasutan yang beredar di Jejaring Media Sosial.

Berikut ini adalah beberapa hal penting etika dalam menggunakan jejaring sosial.

  1. Etika Dalam Berkomunikasi.

Dalam melakukan komunikasi antar sesama pada situs jejaring sosial, biasanya kita melupakan etika dalam berkomunikasi. Sangat banyak kita temukan kata-kata kasar yang muncul dalam percakapan antar sesama di jejaring sosial, baik itu secara sengaja ataupun tidak sengaja. Sebaiknya dalam melakukan komunikasi kita menggunakan kata-kata yang layak dan sopan pada akun-akun jejaring sosial yang kita miliki. Pergunakan bahasa yang tepat dengan siapa kita berinteraksi.

  1. Hindari Penyebaran SARA, Pornografi dan Aksi Kekerasan.

Ada baiknya anda tidak menyebarkan informasi yang berhubungan dengan SARA (Suku, Agama dan Ras) dan pornografi di jejaring sosial. Sebarkanlah hal-hal yang berguna yang tidak menyebabkan konflik antar sesama pada situs jejaring tersebut. Hindari mengupload fhoto – fhoto kekerasan seperti Fhoto korban kekerasan, korban kecelakaan lalu lintas maupun fhoto kekerasan lainnya. Jangan menambah kesedihan para keluarga korban dengan meng-upload fhoto – fhoto kekerasan. Jangan ajarkan generasi muda tentang hal – hal kekerasan melalui fhoto – fhoto kekerasan yang diupload pada jejaring media sosial.

Berita yang menjelekkan orang lain sangat sering kita jumpai di jejaring sosial. Hal tersebut kadang bertujuan untuk menjatuhkan nama pesaing dengan berita-berita yang direkayasa. Oleh karena itu pengguna jejaring sosial dituntut untuk cerdas dalam menangkap sebuah informasi, bila ingin ikut menyebarkan informasi tersebut, ada baiknya kita melakukan kroscek akan kebenaran informasi terlebih dahulu.

  1. Menghargai Hasil Karya Orang Lain

Saat menyebarkan informasi baik itu berupa tulisan, foto atau video milik orang lain, ada baiknya kita mencantumkan sumber informasi sebagai bentuk penghargaan untuk hasil karya seseorang. tidak serta merta mengcopy paste tanpa memberikan sumber informasi tersebut.

  1. Jangan Terlalu Mengumbar Informasi Pribadi Anda

Dalam menggunakan jejaring sosial ada baiknya kita sebagai pengguna harus bijak dalam menginformasikan privasi / kehidupan pribadi. Jangan terlalu mengumbar hal-hal pribadi di jejaring sosial, apalagi sesuatu yang sensitif dan sangat pribadi. Semisal mengenenai keuangan, hubungan percintaan, tentang kehidupan keluarga, tentang kejengkelan dengan seseorang, nomor telepon alamat rumah atau keberadaan anda. Hal ini dapat mengganggu kontak lain dalam daftar anda dan bisa menjadi informasi bagi mereka yang ingin berniat jahat kepada kita.

Jadi pergunakanlah jejaring sosial sebaik mungkin dalam berbagi informasi, maupun berkomunikasi sesuai etika yang berlaku. Berpikir, bertindak dan bertutur kata dengan cerdas dan santun

Oleh : Maya Marselia, M.Kom

Halodoc, Jakarta - Kecanduan tidak hanya berhubungan dengan alkohol, rokok, seks, makanan/minuman manis, obat-obatan, atau game saja, lho. Ada pula kecanduan media sosial yang perlu diwaspadai. Pasalnya, dampak dari kecanduan media sosial tidak main-main, masalah ini bisa memicu berbagai masalah. Sebut saja membuat tidak percaya diri, kecenderungan membandingkan diri dengan orang lain, hingga depresi. 

 Nah, pertanyaannya, bagaimana sih cara mengatasi kecanduan media sosial?

 Baca juga: Kecanduan Media Sosial? Hati-hati Oversharing

1. Fokus pada Orang di Sekelilingmu 

Untuk mengatasi kecanduan media sosial, cobalah mulai dengan satu hal yang sederhana. Misalnya, fokuskan dirimu terhadap teman atau keluarga ketika sedang menghabiskan waktu bersama. Pendek kata, simpan rapat-rapat smartphone di tas atau tempat lainnya. Ingat, yang mereka butuhkan bukan sekadar kehadiranmu, tetapi juga energi positif yang kamu berikan terhadap mereka.

Coba bayangkan, seperti apa rasanya ngobrol dengan seseorang yang asyik memainkan media sosial di gadgetnya? Menjengkelkan, bukan? Oleh sebab itu, bila kamu tak ingin diperlakukan seperti itu, coba hargai lawan bicaramu dengan memfokuskan segala perhatianmu pada dirinya.

2. Matikan Notifikasinya

Cara yang satu ini juga tidak kalah ampuh untuk mencegah kecanduan media sosial. Dengan mematikan notifikasi, dirimu akan lebih fokus mengerjakan tugas atau hal lainnya yang sedang kamu kerjakan.

3. Hapus Akun yang Tak Digunakan

Menghapus akun media sosial merupakan salah satu cara terjitu untuk mengatasi kecanduan media sosial. Menurut Marie Potter, Marketing Director for Professional Organizers di Kanada, langkah pertama untuk menghentikan kecanduan terhadap media sosial adalah dengan mengonsolidasi perangkat dan menghapus platform apapun yang tidak kamu gunakan.

4. Perbanyak Sosialisasi di Kehidupan Nyata

Sebenarnya memang tak ada salahnya berkomunikasi via media sosial yang menyediakan fitur seperti FaceTime. Namun, bila cara berkomunikasi seperti ini yang sering kamu pilih, ada baiknya untuk berpikir ulang. Sekali lagi, tidak ada salahnya kok menggunakan fitur seperti FaceTime. Namun, lebih baik berhubungan secara face to face, bukan? Bersosialisasi dalam kehidupan nyata jauh lebih memiliki banyak manfaat, lho.

Ketika kamu berhadapan dengan seseorang secara langsung, tak ada tembok besar yang memisahkan kamu dan lawan bicaranya. Dengan begitu, kalian berdua bisa berkomunikasi lebih intim, bebas, dan pastinya lebih menyenangkan.

Baca juga: Dampak Media Sosial Terhadap Body Image

5. Bersihkan Daftar “Friends” and “Follow”

Cara mengatasi kecanduan media sosial juga bisa dengan membersihkan daftar “friends” dan “follow”. Sayangnya, melakukan tindakan ini terbilang sulit, sebab kedua fitur tersebut merupakan cara untuk kita terhubung dengan kerabat, teman, atau orang-orang di luar sana. 

“Orang-orang memiliki perasaan tidak ingin ketinggalan, dan kami pikir jika kami membuat koneksi, kami mungkin membutuhkannya pada suatu saat.” ujar Marie Potter. 

 Meskipun demikian, tidak ada salahnya memeriksa daftar kontak media sosialmu dan menekan tombol "hapus". Namun, sebelum melakukan tindakan tersebut, tanyalah pada diri sendiri tiga pertanyaan berikut: 

  • Apakah kamu mengenal mereka dalam kehidupan nyata? 
  • Apakah mereka menambah nilai positif dalam hidupmu?
  • Apakah mereka pemicu masalah? 

Jika jawaban untuk pertanyaan pertama dan kedua “Tidak”, dan “Iya” untuk pertanyaan ketiga, maka jangan ragu untuk menekan tombol “hapus” atau “unfollow”. Hal ini bisa membantu membuat perbedaan pada kesehatan mental dan kesejahteraan hidupmu dalam jangka panjang. 

6. Cari Kegiatan Lain

Bila sudah merasa kecanduan media sosial, segeralah cari kegiatan lainnya yang bermanfaat. Tujuannya untuk mengurangi intensitas untuk berselancar di dunia maya tersebut. Semakin sibuk dirimu menghabiskan waktu di kegiatan lain, maka waktu untuk terpaku pada media sosial akan semakin minim.

Kegiatan seperti apa yang bisa dicoba? Banyak kok, kamu bisa mengalihkan perhatian pada olahraga atau sekadar berkumpul bersama keluarga atau teman-teman terdekat.

Tak cuma itu saja, kamu juga bisa mencoba hobi atau aktivitas baru yang menyenangkan bersama teman-teman. Ingat, menghabiskan waktu berjam-jam di dunia maya, bisa membuatmu bergantung pada teknologi dan kurang bersosialisasi.

Baca juga: 5 Bahaya Media Sosial Bagi Kesehatan Mental

7. Gunakan Secara Bijak

Menggunakan smartphone secara bijak bisa menjadi cara efektif untuk mengatasi kecanduan media sosial. Ketika menggunakannya dengan bijak, ada manfaat lainnya yang bisa kamu dapatkan dari media sosial. Tidak cuma itu, kamu juga bisa merasa lebih nyaman bila menggunakan media sosial dengan cerdas. Ingat, bagaimana media sosial berdampak itu bergantung bagaimana dirimu menggunakannya.

Misalnya, sebenarnya tak perlu memiliki semua jenis media sosial. Alternatifnya, kamu bisa aktif di media sosial yang memang sering digunakan. Semakin banyak media sosial yang kamu miliki, akhirnya semakin banyak pula waktu yang akan dihabiskan di dunia maya. 

8. Selalu Batasi Penggunaannya

Hal yang satu ini bisa menjadi cara terampuh agar terhindar dari kecanduan media sosial. Cobalah batasi waktu yang kamu habiskan di media sosial tiap harinya. Kamu bisa menggunakan alarm atau stopwatch untuk mengontrol penggunaan media sosial. Ketika dirimu sudah terbiasa membatasi waktu menggunakan media sosial, maka kecanduan media sosial pun bisa diredam.

Itulah penjelasan tentang mengatasi kecanduan media sosial. Apabila kamu merasa kalau media sosial mulai mengganggu produktivitasmu dan kondisi ini tidak mampu ditangani sendiri, tidak ada salahnya untuk menghubungi psikolog agar menemukan saran yang lebih tepat. Kamu bisa berbicara dengan psikolog melalui aplikasi Halodoc. Download aplikasinya kapan saja dan di mana saja. 


Referensi
Addiction Center. Diakses pada 2021. Social Media Addiction. 
Reader’s Digest. Diakses pada 2021 Digital Detox: 10 Surprisingly Easy Ways to Kick Social Media Addiction
Psychology Today. Diakses pada 2021. The Healthy Use of Social Media. 
Web MD. Diakses pada 2021. Stop Hiding Behind Social Media.