Jelaskan dan jabarkan tentang akhlak pergaulan dalam Islam

Jakarta -

Dalam mengerjakan sesuatu ada adab yang harus diperhatikan. Termasuk dalam bergaul, baik dengan orang tua, guru, masyarakat, maupun sesama teman.

Adab erat kaitannya dengan akhlakul karimah atau perilaku yang mulia (terpuji). Dikutip dari buku bertajuk Berguru Adab Kepada Imam karya Malik Masykur, Lc, mayoritas ahli bahasa mengatakan adab adalah kepandaian dan ketepatan mengurus segala sesuatu.

Sementara itu, sebagian ulama berpendapat bahwa adab adalah suatu kata atau ucapan yang mengumpulkan segala perkara kebaikan di dalamnya.

Muhammad Awwamah dalam Adab al-Ikhtilaf fi Masail al-Ilmi wa ad-Din menjelaskan, adab mencakup segala keutamaan (fadhail) serta akhlak mulia. Dalam buku yang sama, Abu Zaid al-Anshari menyebutkan, adab lahir dari apa yang dikerjakan secara berulang. Dengan adab, manusia bisa mendapatkan keutamaan.

Makna adab juga dijelaskan dalam sebuah hadits Nabi Muhammad SAW yang diriwayatkan at Tirmidzi. Nabi Muhammad SAW bersabda: "Jika seseorang mendidik anaknya (menjadikan anaknya beradab) maka itu lebih baik baginya daripada bersedekah setiap harinya setengah sha." (HR. at-Tirmidzi)

Sa'id al-Qahthani menukil perkataan Ibn Abdi al Barr, menjelaskan adab dalam bentuk syair sebagai berikut:

"Sebaik-baiknya yang diwariskan oleh para di antara mereka, adab yang baik dan nama yang terpuji. Hal itu lebih baik daripada tumpukan dinar dan berlembar-lembar kertas, kelak pada hari-hari yang berat dan meletihkan. Kedua urusan itu seolah tak lagi peduli kepada kedua, sebaliknya, adab yang shalih dan nama yang terpuji akan selalu membersamai mereka hingga hari perjumpaan kelak. Sesungguhnya pendidikan adab itu wahai anakku, boleh jadi ia dianggap sepele saat ini. Tapi kelak, ia adalah sesuatu yang sangat besar lagi dibutuhkan nantinya."

Salah satu adab yang diajarkan dalam Islam adalah adab pergaulan. Dikutip dari buku Pendidikan Agama Islam Akidah dan Akhlak kelas X oleh Thoyib Sah Saputra dan Wahyudin, berikut adab pergaulan sehari-hari sesuai ajaran Islam:

Adab terhadap Kedua Orang Tua

1. Menghormati dan memenuhi hak-hak orang tua.

2. Tidak berbuat durhaka kepada kedua orang tua.

3. Patuh kepada kedua orang tua dan mendoakannya.

4. Bersyukur (berterima kasih) kepada kedua orang tua.

5. Bergaul dengan santun terhadap kedua orang tua meskipun berbeda agama.

6. Meneruskan berbuat baik kepada kedua orang tua walaupun sudah meninggal.

Adab terhadap Guru

1. Mengagungkan dan menghormati guru.

2. Mengamalkan ilmu yang telah diberikan.

3. Berterima kasih kepada guru.

4. Menghormati guru di sekolah.

Adab terhadap Sesama Manusia

1. Mengucapkan salam ketika bertemu.

2. Memenuhi undangan, jika diundang.

3. Memberikan nasihat ketika diminta.

4. Menjenguk ketika sakit.

5. Mengantarkan jenazah sampai ke kubur.

6. Mendoakan yang bersin.

Adab Pergaulan Sesama Teman

1. Bergaul dengan perilaku yang baik dan menyenangkan.

2. Berteman dengan orang yang baik perilakunya karena Allah SWT.

3. Menyebarkan kedamaian dengan mengucapkan salam secara benar.

4. Saling menyapa atau menegur.

5. Meminta maaf dan memberi maaf jika ada kesalahan.

6. Berwajah ramah dengan memberi senyum.

7. Saling tolong-menolong.

Adab terhadap Masyarakat

1. Berbuat baik dan meninggalkan perbuatan buruk dalam pergaulan.

2. Berperilaku jujur.

3. Lemah lembut dan kasih sayang.

4. Tidak ikut campur terhadap urusan orang lain.

Sahabat hikmah, itulah adab dalam pergaulan. Panduan tentang adab dalam bergaul juga dijelaskan dalam QS. Al Hujurat ayat 10 sebagai berikut:

"Sesungguhnya orang-orang mukmin itu bersaudara, karena itu damaikanlah antara kedua saudaramu (yang berselisih) dan bertakwalah kepada Allah agar kamu mendapat rahmat." (QS. Al Hujurat: 10).

(nwy/nwy)

Oleh Zamakhsyari Abdul Majid Pergaulan yang baik ialah melaksanakan pergaulan menurut norma-norma kemasyarakatan yang tidak bertentangan dengan hokum syara’, serta memenuhi segala hak yang berhak mendapatkannya masing-masing menurut kadarnya.Agama Islam menyeru dan mengajak kaum Muslimin melakukan pergaulan di antara kaum Muslimin. Karena dengan pergaulan, kita saling berhubungan mengadakan pendekatan satu sama lain. Kita bisa saling mengisi dalam kebutuhan serta dapat mencapai sesuatu yang berguna untuk kemaslahatan masyarakat yang adil dan makmur serta berakhlaqul karimah. Kemaslahatan masyarakat yang dilandasi dengan akhlaqul karimah tidak akan terwujud, kecuali dengan membangun pergaulan yang bagus dan sehat.Islam adalah agama yang dilandasi persatuan dan kasih sayang. Kecenderungan untuk saling mengenal di antara sesama manusia dalam hidup dan kehidupannya, merupakan ajaran Islam yang sangat ditekankan. Islam bukan agama yang didasarkan pada hubungan liar yang tidak mengenal batas, tetapi Islam mempunyai garis hidup yang konkret dalam batasan-batasan hidup bermasyarakat.Secara garis besar pergaulan itu dapat dilihat dari beberapa lapisan. Lapisan pertama, mereka yang umurnya lebih tua daripada kita, atau yang lebih banyak ilmunya atau banyak ibadahnya. Maka hendaknya dalam memandang mereka, kita berperasaan bahwa mereka mempunyai keutamaan, dan kepada merekalah kita memberikan penghormatan yang semestinya. Lapisan kedua, ialah mereka yang umurnya setaraf dengan kita. Mereka harus kita hormati, walaupun umurnya setaraf karena mungkin mereka lebih tinggi akhalknya dengan kita, amalnya lebih banyak daripada kita dan dosanya lebih sedikit daripada kita. Lapisan ketiga, mereka yang lebih muda umurnya daripada kita. Golongan ini pun harus kita hormati secara wajar karena mereka lebih muda dan lebih kurang keburukannya dari pada kita, dibandingkan dengan kita yang sudah lanjut umurnya.

Adab Bergaul dalam Islam

Ada beberapa adab pergaulan dalam Islam, antara lain seperti:

Menyukai untuk saudara seagama apa yang disukai untuk dirinya sendiri, dan membendi untuk mereka apa yang dibenci untuk dirinya sendiri. Rasulallah saw bersabda: Tidak beriman seseorang di antara kalian sehingga ia mencintai saudaranya sebagaimana ia mencintai dirinya sendiri. (HR. Bukhari dan Muslim)

Tiada menyakiti seorang Muslim, baik dengan perbuatannya, maupun dengan perketaannya. Sebagaimana Rasulallah saw bersabda: Seorang Muslim ialah yang mendapat selamat sekalian Muslim dari gangguan lidah dan tangannya. Dan seseorang muhajir ialah orang yang hijrah meninggalkan dari segala larangan Allah. (HR. Bukhari dan Muslim)

Berlaku tawadhu’ (merendahkan diri) kepada sesame saudara: jangan sekali-kali menyombongkan diri terhadap orang-orang di sekitarnya. Rasulallah saw bersabda: Bahwasanya Allah telah mewahyukan kepadaku bertawadhu’ (merendahkan diri) hingga tidak ada seorangpun yang menganiaya terhadap lainnya, dan tidak seorang yang menyombongkan dirinya terhadap yang lainnya. (HR. Muslim)

Menghormati orang yang tua dan mengasihani orang-orang yang lebih muda. Rasulallah saw bersabda: Tidak termasuk golongan kami orang yang tidak menyayangi kepada orang yang lebih kecil (muda) dan tidak mengetahui kewajibannya terhadap orang yang lebih besar (tua). Bukanlah termasuk golongan kami orang yang menipu kami. Seorang mu’min tidak/ belum dikatakan beriman sehingga ia mencintai orang mu’min yang lain, seperti mencintai terhadap diri sendiri. (HR Thabrani dan Dhamrah)

Menghadapi manusia dengan muka yang manis sebagaimana Rasulallah saw bersabda: senyumanmu (bermuka manis) untuk saudaramu adalah sedekah, dan amar ma'rufmu serta nahi mungkarmu juga shadaqah, dan memberikan petunjuk kepada laki-laki (atau kepada siapa saja) yang ada di bumi yang sedang sesat, bagimu merupakan shadaqah. Dan (apabila engkau suka) menyingkirkan batu atau duri atau tulang-tulang yang mengganggu jalan bagimu, merupakan shadaqah. (HR. Bukhari)

Tidak mudah mendengar berita-berita buruk yang disampaikan orang lain. Tentang keburukan dirinya. Sebagaimana Nabi saw bersabda: Tidak akan masuk surge bagi orang senang adu domba. (HR. Bukhari-Muslim dari Khudzaifah)

Memelihara kehormatan seseorang, jiwa dan hartanya dari aniaya orang lain. Seorang Muslim yang baik, apabila menemui orang-orang yang suka mengadu domba, janganlah ikut menyambung pembicaraan itu, sebaiknya bersikap diam, sebagaimana Nabi saw bersabda: Barangsiapa yang membela kehormatan saudaranya dari belakang, niscaya Allah akan menutupi api neraka dari mukanya pada hari kiamat. (HR. Thabrani)

Menempatkan seseorang pada tempatnya; menghormati dan memuliakannya secara proporsional, sebagaimana sabda Nabi saw: Tempatkanlah manusia di tempat mereka masing-masing. (HR. Abu Dawud).

Penulis adalah Ketua Tanfidziyah PCNU Kota Bekasi. Tulisan pernah dimuat di Radar Bekasi 9 Desember 2016.


Jelaskan dan jabarkan tentang akhlak pergaulan dalam Islam

Loading Preview

Sorry, preview is currently unavailable. You can download the paper by clicking the button above.

You're Reading a Free Preview
Pages 6 to 11 are not shown in this preview.