Aisyah. (2013). Dampak Negatif Pergaulan Bebas Terhadap Generasi Muda Menurut Tinjauan Pendidikan Islam. SkripSi. Makassar : UIN Alauddin. Amsyari, F. 2000. Prinsip-prinsip Masalah Pencemaran Lingkungan. Ghalia Indonesia. Jakarta. Artikelsiana, (2015). Pengertian Pergaulan Bebas, Penyebab, Akibat & Cara Mengatasi. (online). (http://www.artikelsiana.com/2015/09/pengertian-pergaulan-bebas-penyebab.html. diakses 13 april 2018). Ash- Sha’idi. (2000). Menuju Keluarga Sakinah, hlm. 111 Bali TV. (2016). Pergaulan Bebas Remaja. (online). (https://www.youtube.com/watch?v=JI4s6ec1vWg. Diakses pada 13 september 2018). Djamarah, S. B. (2004). Pola Komunikasi Orang Tua dan Anak dalam Keluarga Sebah Perspektif Islam. Jakarta: Rineka Cipta. Djufri dkk. (2016). Pedoman penulisan skripsi. Banda Aceh: FKIP Universitas Syiah Kuala. Furchan, A. (2007). Pengantar Penelitian Dalam Pendidikan. Yogyakarta: Pustaka Belajar. Gunarsa, S. D. (2006). Psikologi Muda Mudi. Jakarta: Mulia. Komariah dkk. (2015). Pengaruh Gaya Hidup Remaja Terhadap Meningkatnya Perilaku Melanggar Norma Di Masyarakat. (online). (http:// ejournal .upi.edu/index.php/ sosietas/ article/ download/1527/1053., diakses 16 Agustus 2018). Lestari, E. G. dkk (2017). Peran Keluarga Dalam Menanggulangi Kenakalan Remaja. Jurnal Penelitian & Pkm (2) : 153-159. Merdeka.com. (2014). Remaja di Banda Aceh Terjebak Pergaulan Bebas dan Narkoba. (online). (https://www.merdeka.com/peristiwa/remaja-di-banda-aceh-terjebak-pergaulan-bebas-dan-narkoba.html. Diakses 13 september 2018). Setiawan, T. (2009). Internet Untuk Anak: Panduan Wajib bagi Orang Tua, Yogyakarta: A ‘Plus. Titisari, H. T. D. (2017). Hubungan antara Penyesuaian diri dan Kontrol diri dengan Perilaku Delikuen pada siswa SMA Muhammadiyah 1, Jombang. Psikodimensia (2) : 131-140. Yudhaprawira, M. R. dan Uyun. (2017). Kematangan Beragama Remaja Akhir Sebagai Pelaku Seksual Pranikah. Jurnal Indigenous (1) : 49-59.
Halo, Sobat SMP! Masa remaja adalah masa di mana pencarian jati diri baru dimulai. Di masa-masa ini para remaja, khususnya remaja SMP, tentunya perlu mendapatkan bimbingan dan arahan agar proses pencarian jati diri mereka tidak melenceng ke arah yang negatif. Salah satu yang menjadi permasalahan di kalangan remaja dalam proses pencarian jati diri adalah bahaya pergaulan bebas. Pergaulan bebas adalah salah satu bentuk perilaku menyimpang. Istilah “bebas” yang dimaksud adalah melewati batas-batas norma yang ada. Masalah pergaulan bebas ini sering muncul baik di lingkungan maupun di media massa. Pada saat ini kebebasan bergaul sudah sampai pada tingkat yang mengkhawatirkan. Beberapa contoh dari pergaulan bebas adalah seperti merokok, mengonsumsi minuman beralkohol, tawuran, mengonsumsi obat-obatan terlarang, hingga melakukan seks bebas. Tindakan-tindakan tersebut muncul bukan tanpa alasan. Terdapat beberapa faktor yang menjadi penyebab pergaulan bebas di kalangan remaja. Berikut penjelasan dari penyebab pergaulan bebas:
Lingkungan keluarga adalah salah satu faktor kunci yang sangat memengaruhi tindakan dan perilaku remaja di masyarakat. Minimnya tingkat pendidikan di keluarga membuat remaja mudah terpengaruh pergaulan bebas. Tingkat pendidikan yang paling berperan dalam hal ini adalah pendidikan agama. Orang tua yang tidak melakukan pengawasan secara intens mengakibatkan remaja terjerumus tanpa tahu itu benar atau tidaknya. Contohnya adalah orangtua memberi izin anaknya untuk berpacaran, tapi orangtua tidak melakukan pengawasan. Selain tingkat pendidikan dalam keluarga yang minim, broken home juga menjadi salah satu faktor yang menyebabkan remaja terkontaminasi pergaulan bebas. Broken home tidak selalu dikaitkan dengan perceraian orang tua, tetapi keadaan rumah yang tidak nyaman juga bisa dikategorikan sebagai broken home. Umumnya keadaan broken home membuat mereka kurang mendapatkan perhatian dari kedua orang tua yang bermuara pada kurangnya pengawasan orang tua. Hal tersebut menyebabkan korban broken home mencoba mencari pelarian, salah satunya yakni pergaulan bebas. Baca Juga Mengenal Candi, Menapak Tilas Sejarah Hindu-Budha Ekonomi keluarga yang kurang berkecukupan berisiko membuat remaja putus sekolah. Apalagi ditambah jika keluarga tidak mendukung dan tidak berusaha. Akibatnya, kurang ilmu dan pendidikan membuat remaja tanpa sadar terjerumus ke dalam pergaulan bebas. Terdapat sebuah pepatah yang mengibaratkan bergaul dengan tukang minyak wangi membuat kamu menjadi wangi, namun bergaul dengan tukang minyak tanah membuat kamu menjadi bau minyak tanah. Intinya adalah kondisi lingkungan akan memengaruhi karakter dan perilaku seseorang. Jadi, perhatikanlah lingkungan di mana Sobat SMP bergaul. Hindari meniru kelakuan buruk di lingkungan karena berpotensi akan menjerumuskan kita ke hal buruk tersebut. Maka dari itu penting untuk memfilter pertemanan agar tidak terjerumus ke pergaulan bebas. Peredaran arus informasi di internet sangatlah masif dan tak terhindarkan. Remaja bisa mengakses apa pun yang ada di internet. Hal yang membuatnya berbahaya adalah risiko remaja meniru konten yang tidak pantas di internet. Oleh karena itu, pengawasan dari orang tua ketika remaja sedang berselancar di internet perlu dilakukan. Yap, itulah tadi beberapa penyebab pergaulan bebas di kalangan remaja. Inti dari penjelasan di atas adalah pentingnya peranan orang tua dalam pengawasan remaja. Sobat SMP pun juga harus bisa belajar memahami mana hal yang baik dan mana hal yang buruk bagi dirinya. Jika itu semua telah diterapkan maka pergaulan bebas bisa terhindarkan. Semoga informasi ini bermanfaat ya! Penulis: Pengelola Web Direktorat SMP Referensi: Modul SMP Terbuka PJOK Kelas VIII terbitan Direktorat SMP tahun 2021
|