Sutrisno, 03511263 (2007) KONSEP PAN-ISLAMISME MENURUT JAMALUDDIN AL-AFGHANI. Skripsi thesis, UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta.
AbstractPeriode modern merupakan awal dari sebah gerakan yang mengilhami untuk mengadakan sebuah perubahan akan arti pentingnya pengembangan ilmu pengetahuan. Belenggu dari doktrin tradisional menjadikan nuansa kehidupan yang terlalu mengagungkan dogma agama sehingga mereduksi kapasitas akal manusia sebagai muntu karunia dari tuhan kurang mendapatkan perlakuan sebagaimana mestinya. Berpijak dari anggapan tersebut maka munculah pembaharu untuk dengan segenap ide dan pemikirannya tatanan kehidupan ini. Menurut penulis, Al-Afghani adalah seorang filsuf sekaligus pembaharu dalam dunia Islam periode modern (akhir abad 19 dan awal abad ke-20) yang memiliki corak pemikirannya baik bidang agama dan politik. Bentuk pemikirannya yang tertuang dalam ide yang menjadi paradigma pembaharuannya digunakan untuk cambuk mengembalikan kejayaan Islam. Untuk bidang politik yang teraktulaisasikan dalam manuver-manuver politiknya tertuang pada ide dan gagasan Pan-Islamisme. Gambaran dari perjuangan dan hasil pemikirannya tersebut menjadi kekuatan sekaligus sumbangan bagi khasanak intelektual. Dalam melakukan penelitian ini, penulis menggunakan metode penelitian kepustakaan (library Research), yaitu dengan mengumpulkan data-data dari beberapa sumber seperi buku-buku, majalah, kamus, ensiklopedia, jurnal, intemet, majalah dan beberapa sumber lainnya untuk mendapatkan konsepti yang jelas, tepat dan sistematis mengenai konsep Pan-Islamisme yang ditawarkan oleh Al-Afghani. Ide dan gagasan yang ada dalam konsep tersebut sudah dipahami kemudian dicari relevansinya dengan realitas empiris perpolitikan di Indonesia terutama pada konteks saat ini. Memahami dalam ratuah kehidupan perpolitikan di Indonesia saat ini, bahwa konsep Pan-Islamisme yang ditawarkan oleh Al-Afghani masih relevan untuk diimplemetasikan dalaru tatanan kehidupan politik saat ini. Ide dan gagasan yang mal dalam konsep Pan-bsiomisme ini, menurut hemat penulis perlu diaktualisasikan Semangat solidaritas dapat dituarıgkan dalam bentuk persatuan Indonesia yang menjadi ilham duri bentuk konkrit nilai-nilai Pancasila, menjaga moralitas dalam segala perkataan dan tingkah laku akan sangat dibutuhkan dalam kehidupan ini, dan anjuran penanaman idealisme dan integritas ini bisa dituangkan dalam peningkatan muna sumber daya manusia. Share this knowledge with your friends : Actions (login required)
Article Information
Author(s) : Ibrahim Nasbi,
Source : Jurnal Diskursus Islam
Issue : Vol 7, No 1 (2019)
Publisher : Universitas Islam Negeri Alauddin
DOI : 10.24252/jdi.v7i1.9805
Jamaluddin al-Afghani (1838-1897 M) adalah salah seorang tokoh pembaru yang paling brilian dan pionir dalam menjawab tantangan Islam terhadap modernitas. Konsep-konsep pembaruan Afghani adalah Konsep-konsep pembaruan al-Afghani ialah; Pertama, musuh utama adalah penjajahan Barat yang merupakan kelanjutan dari perang salib; Kedua, umat Islam harus menentang penjajahan di mana dan kapan saja; Ketiga, untuk mencapai tujuan itu, umat Islam harus bersatu atau Pan-Islamisme. Pan-Islamisme merupakan ide pembaruan al-Afghani dalam bidang politik. Ide ini mengajarkan agar semua umat Islam seluruh dunia bersatu, untuk membebaskan mereka dari perbudakan asing. Bersatu bukan berarti leburnya kerajaan-kerajaan Islam menjadi satu, tapi mereka harus mempunyai satu pandangan hidup. Dalam pengertian yang luas, Pan-Islamisme berarti solidaritas antara seluruh muslim di dunia internasional. Tema perjuangan yang terus dikobarkan oleh al-Afghani dalam kesempatan apa saja adalah semangat melawan kolonialiasme dengan berpegang kepada tema-tema ajaran Islam sebagai stimulannya. Selain itu, beliau juga mengobarkan semangat untuk kembali ke teologi sunnatullah dengan pemikiran rasional, filosofis dan ilmiah guna mengejar ketertinggalan dari Barat. View Original Download PDF
Lihat Foto KOMPAS.com - Pan-Islamisme merupakan sebuah ideologi politik yang mengajarkan bahwa umat Islam di seluruh dunia harus bersatu untuk dapat terbebas dari kolonialisme dan imperialisme bangsa Barat. Konsep dasar Pan-Islamisme dicetuskan oleh Jamaluddin Al-Afghani pada akhir abad ke-19 Masehi. Dalam buku Aliran Modern dalam Islam: Mengenal Pokok-Pokok Pemikiran Para Pemukanya (1982) karya M. Yusran Asmuni, konsep pembaharuan Al-Afghani dalam Pan-Islamisme mencakup tiga hal, yaitu:
Baca juga: Sejarah Krisis Yaman (1992) Latar belakangKemunculan ideologi Pan-Islamisme tidak dapat terlepas dari kondisi sosio-historis umat Islam yang mengalami kemunduran pada abad 18 hingga 19 Masehi. Secara lebih detail, berikut merupakan faktor-faktor yang melatar belakang kemunculan pan-Islamisme, yaitu:
TujuanPan-Islamisme bertujuan untuk menegaskan kembali landasan-landasan umat Islam dalam membangun nasionalisme demi kemajuan peradaban Islam. Baca juga: Sejarah Krisis di Mesir (2011) Tujuan yang ingin dicapai Pan-Islamisme, yakni:
PengaruhPada perkembangannya, Pan-Islamisme mampu menarik perhatian dari masyarakat Islam. Mereka menerapkan gagasan Pan-Islamisme dalam aspek agama, politik, pendidikan, sosial dan budaya. Dalam buku Gerakan Islam Abad XX (1986) karya Murtadha Muthahhari, pengaruh Pan-Islamisme mampu membangkitkan kesadaran umat Islam untuk melakukan perlawanan terhadap kolonialisme dan imperialisme bangsa Barat. Baca juga: Sejarah Runtuhnya Yugoslavia Selain itu, ideologi Pan-Islamisme juga dijadikan dasar dalam melawan absolutisme dari penguasa dunia Islam. Beberapa tokoh nasionalis dunia Islam menggunakan Pan-Islamisme sebagai dasar perlawanan kolonialisme dan imperialisme. Berikut tokoh-tokoh gerakan nasionalis dunia Islam yang menggunakan Pan-Islamisme sebagai ideologi perlawanan :
Baca berikutnya |