Jika penduduk bumi memiliki iman dan takwa

SALAH SATU keajaiban Al-Qur'an sebagai wahyu suci adalah “narasi”-nya yang membangkitkan dan menggugah akal manusia yang ingin berpikir.

Mengenai alam tempat kita berada misalnya, pernahkah terpikirkan bagaimana lingkungan di sekitar kita tercipta

Katakanlah, orang-orang yang berada di pegunungan, di mana mereka melihat kebun teh terhampar, kemudian beberapa daerah lain yang tumbuh subur sayuran dan membuat siapa saja yang melihatnya bahagia. Apakah semua itu terjadi dengan rekayasa manusia?. Atau memang ada yang menyediakan, agar manusia bisa membuat kebun-kebun itu

Seringkali kita hanya memikirkan keindahan alam, pegunungan, lengkap dengan segala jenis tumbuhan di taman dan sebagainya. Lupa memikirkan lebih lanjut, siapa yang membuat semuanya

Membacanya. Bertani di Bumi yang Diberkati

Orang yang percaya dan mau berpikir akan bertanya lebih lanjut. Dan, ketika pertanyaan itu hadir, Al-Qur'an ternyata telah memberikan jawaban yang jelas dan tegas

وَأَنزَلْنَا مِنَ السَّمَاءِ مَاءً بِقَدَرٍ فَأَسْكَنَّهُ فِي الْأَرْضِ وَإِنَّا عََّلى ذَهوَابٍ

“Dan Kami turunkan air dari langit menurut ukuran tertentu, kemudian Kami jadikan air itu mengendap di bumi, dan sesungguhnya Kami berkuasa menghilangkannya. ” (QS. Al-Mu'minun [23]. 18)

Mari kita perhatikan kata 'mengukur' dan 'Kami jadikan air mengendap di bumi. Keduanya secara logis menegaskan bahwa alam telah dirancang untuk memenuhi kebutuhan umat manusia berupa ketersediaan pangan

Dengan kata lain, ketergantungan kita yang tinggi kepada Allah Ta'ala atas kebaikan dan ketelitian takaran yang terus diberikan kepada alam kita, agar hujan selalu membawa berkah, bukan bencana.

Maka, hujan tidak serta merta membuat tanah menjadi subur, kecuali Tuhan yang menjaga air di bumi

Bila Tuhan berkehendak lain, hujan yang turun bisa dibiarkan mengalir tanpa terserap. Lebih jauh lagi, sangat mungkin air hujan menyebabkan erosi tanah, sehingga menghanyutkan kandungan humus di dalam tanah, sehingga tingkat kesuburan tanah ikut terdegradasi.

Semua ini menunjukkan kepada kita bahwa bahkan mekanisme alam pun tidak dapat membawa kebaikan, jika tidak ada kehendak Tuhan yang terlibat. Padahal, dalam hal ini masih ada mekanisme alam, di mana manusia berperan penting dalam menentukan kebaikan lingkungan

Dengan kata lain, manusia tidak bisa sembarangan memperlakukan alam. Pada saat yang sama, manusia dilarang menganggap semua yang ada di dunia ini sebagai kebetulan, terjadi begitu saja, tanpa ada yang merancang dan mengaturnya sedemikian rupa untuk memenuhi kebutuhan hidup manusia itu sendiri.

Hal ini lebih mudah kita pahami jika merujuk pada penjelasan Ibnu Katsir ketika menafsirkan ayat tersebut. Bahwa yang dimaksud dengan 'menurut ukuran' adalah sesuai dengan kebutuhan, tidak berlebihan yang hanya akan merusak bumi dan pembangunan, dan tidak terlalu sedikit sehingga tidak cukup untuk mengairi tanaman dan buah-buahan, tetapi sesuai dengan kebutuhan.

Membacanya. Empat Kunci Menuju Kehidupan yang Berkah

Kemudian, 'Kemudian Kami jadikan air itu tetap di bumi," artinya Tuhan yang menempatkan air di bumi jika ia turun dari awan, dan Kami jadikan apa saja yang di bumi ingin menerimanya, memakannya dan memakannya, baik itu itu dalam bentuk biji-bijian atau biji-bijian

كَلَّا لَمَّا يَقْضِ مَا أَمَرَهُ

فَلْيَنظُرِ الْإِنسَانُ إِلَى طَعَامِهِ

“Tidak heran jika kemudian di ayat lain Al-Qur'an, Allah memerintahkan manusia untuk memperhatikan makanannya. “Maka laki-laki itu harus memperhatikan makanannya. ” (QS. An-Nazi'at [80]. 24)

Jika hal ini benar-benar dipikirkan, maka sudah selayaknya jika dalam kebijakan nasional kita di Indonesia ada kehendak Tuhan Yang Maha Esa. Karena memang alam, segala jenis tumbuhan, dan kesuburan tanah serta kandungan alam yang melimpah tidak bisa hadir dengan sendirinya, ada Tuhan yang telah menyediakannya bagi penduduk negeri ini.

Oleh karena itu, sikap mendahulukan iman dan taqwa merupakan keniscayaan bagi seluruh umat Islam, karena hanya dengan iman dan taqwa maka sifat luar biasa yang dianugerahkan Allah kepada kita ini akan menjadi 'sahabat' dan terus membawa manfaat dan berkah darinya. Tuhan Yang Maha Esa.'ala

وَلَوْ أَنَّ أَهْلَ الْقَرَى اَمَنُواْ وَاتََّّوَاْ لَفَتَحْنَا عَلَيْهِم بَرَكَاتٍ مِّنَ َسَّمَاِ ِ َالَْرْضِ وَلَـكِن كَذَّوْ فَأَخَذْنَاهُم بِمَا كَانُسواْ يَكونَ

“Seandainya penduduk negeri-negeri itu beriman dan bertaqwa, niscaya Kami akan melimpahkan kepada mereka berkah dari langit dan bumi, tetapi mereka mengingkari (ayat-ayat Kami), maka Kami akan menghukum mereka atas apa yang mereka lakukan. ” (QS. Al-A'raf [7]. 96)

Imam Nawawi mengatakan bahwa yang dimaksud dengan berkah adalah tumbuh, berkembang, atau meningkat;

Al-Asfahani dan Ibnu Faris, menyebutkan bahwa barokah aslinya berarti “dada yang menonjol atau punggung unta”. Ini ada hubungannya dengan arti "tumbuh dan meningkat". Sebab, salah satu bagian tubuh unta menonjol dari bagian tubuhnya yang lain, sehingga keberkahan itu juga bisa diartikan, “Masih kebaikan ilahi”

Membacanya. Mencari Berkat yang Hilang

Dengan demikian, kunci utama membangun masyarakat Indonesia yang sejahtera, sejahtera, bahagia dan barokah adalah selalu mengingat Tuhan, dan terus meningkatkan keimanan dan ketakwaan, sehingga cara berpikir, perilaku kita, benar-benar membawa kebaikan.

Bagaimana taqwa, Ibnu Mas'ud menjelaskan, “takwa adalah mentaati Allah dan tidak mendurhakai-Nya. Selalu mengingat Allah dan bersyukur kepada-Nya tanpa ada kekafiran (kufur) di dalamnya. (Tafsir Ibnu Katsir. Dar at-Thayyibah, 1999)

Berkaitan dengan hal tersebut, umat Islam, khususnya yang berkuasa, jajaran pemerintahan, dan para pengusaha, serta para petani, yang memanfaatkan pengelolaan sumber daya alam, perlu dipahami bahwa sumber berkah kehidupan adalah iman dan taqwa yang dilaksanakan oleh menata diri sebaik mungkin, berorientasi pada kemaslahatan, kemudian menyadari bahwa setiap perilaku serakah dan merusak hanya akan mengundang bencana demi bencana

Jauhi koruptor, manipulatif, dan melegitimasi segala cara dalam hidup ini. Bersihkan diri, keluarga dan seluruh rekan dalam usaha dari riba. Kemudian terus berjuang menjalani hidup ini dengan penuh keyakinan akan janji Allah Ta'ala. Inilah sumber berkah hidup kita dan bahkan negara yang kita cintai. Allahu a'lam. *

Jika Anda adalah penduduk negara bagian

QS. Al-A'raf Ayat 96 . Dan jika penduduk bumi beriman dan bertaqwa , pasti Kami akan melimpahkan kepada mereka berkah dari langit dan bumi< /a> , tapi ternyata mereka berbohong (ayat Kami ), lalu Kami menyiksa mereka menurut apa yang telah mereka berhasil.

Dalam surah al a raf ayat 96 tercantum keberkahan artinya?

Cara . Andai saja penduduk bumi beriman dan bertaqwa, tentunya Kami akan melimpahkan kepada mereka berkah dari langit dan bumi, tetapi mereka berdusta (< /a> ayat - ayat Kami) itu , maka Kami akan menghukum mereka karena perbuatan mereka.

Ayat apa yang kamu rasa aman?

Allah berfirman, "Apakah kamu merasa aman dengan Yang Esa di langit," yaitu Tuhan Maha Tinggi di atas makhluk-Nya, bahwa Dia menjungkirbalikkan bumi dengan kamu , sampai tiba-tiba bumi berguncang, "mengguncangmu sampai kamu binasa dan menghilang.

Berapa banyak surat al a raf surat?

surah al -a'rāf, har. 'tempat di tempat tinggi') adalah surah ke-7 dalam al -Quran. Surah ini terdiri dari 206 ayat dan termasuk dalam kelompok surah Makkiyah. Surah diturunkan sebelum surah Al -An'am dan termasuk < /a> surah Assab 'uththiwaal (tujuh panjang huruf ).