Jika qadha dapat kita imani dengan baik maka kita akan bersabar terhadap ketentuan yang buruk dan

Embed Size (px) 344 x 292429 x 357514 x 422599 x 487

Makalah Aqidah "Konsep Iman kepada Qadha dan Qadar"

A. Konsep Iman kepada Qadha dan QadarBeriman kepada qadha dan qadar merupakan salah satu rukun iman yang wajib kita imani agar iman kita menjadi sah dan sempurna. Iman kepada qadha dan qadar artinya percaya dan yakin dengan sepenuh hati bahwa Allah SWT telah menentukan tentang segala sesuatu bagi makhluknya. Berkaitan dengan qadha dan qadar, Rasulullah SAW bersabda yang artinya sebagai berikut:Sesungguhnya seseorang itu diciptakan dalam perut ibunya selama 40 hari dalam bentuk nuthfah, 40 hari menjadi segumpal darah, 40 hari menjadi segumpal daging, kemudian Allah mengutus malaekat untuk meniupkan ruh ke dalamnya dan menuliskan empat ketentuan, yaitu tentang rezekinya, ajalnya, amal perbuatannya, dan (jalan hidupnya) sengsara atau bahagia. (HR.Bukhari dan Muslim dari Abdullah bin Masud).

Dari hadits di atas dapat kita ketahui bahwa nasib manusia telah ditentukan Allah sejak sebelum ia dilahirkan. Walaupun setiap manusia telah ditentukan nasibnya, tidak berarti bahwa manusia hanya tinggal diam menunggu nasib tanpa berusaha dan ikhtiar. Manusia tetap berkewajiban untuk berusaha, sebab keberhasilan tidak datang dengan sendirinya.

Qadha artinya ketentuan Allah terhadap apa saja yang menimpa makhluk-Nya. Sedangkan qadar adalah perwujudan (kenyataan) dari ketetapan-ketetapan Allah SWT. Secara etimologi, qadha dapat diartikan sebagai pemutusan, perintah, dan pemberitaan. Sedangkan qadar yang berasal dari kata qaddara, yuqaddiru, taqdiiran yang artinya penentuan.Dari sudut terminologi, qadha adalah pengetahuan yang lampau, yang telah ditetapkan oleh Allah SWT pada zaman azali. Adapaun qadar adalah terjadinya suatu ciptaan yang sesuai dengan penetapan (qadha).

Percaya terhadap qadha dan qadar ini akan mengajarkan kita bahwa segala sesuatu yang terjadi di alam ini, termasuk yang menimpa manusia tidak terlepas dari ketentuan Allah. Iman kepada qadha dan qadar merupakan salah satu rukun iman. Hal ini diungkapkan dalam jawaban Nabi Muhammad SAW terhadap pertanyaan jibril yang menyamar sebagai seorang laki-laki tentang iman. Artinya: Malaikat Jibril bertanya kepada Nabi SAW: apakah iman itu? Nabi menjawab: Engkau beriman kepada Allah, kepada para malaikat-Nya, kitab-kitab, para rasul-Nya, hari akhir, dan Engkau beriman kepada qadha, baik dan buruk.Ridha terhadap qadha dan qadar artinya menerima kejadian yang menimpa tidak hanya dirinya saja tapi juga yang lainnya dengan rasa senang, tabah dan lapang dada, serta tidak merasa kesal, tidak benci apalagi merasa tidak beruntung.

Berdasarkan keimanan bahwa segala sesuatu yang menimpa diri kita terjadi atas kehendak Allah. Berdasarkan kesadaran bahwa kemampuan manusia terbatas, maka tumbuhlah sikap hati untuk rela menerimanya dengan senang dan lapang dada. Rela terhadap ketentuan, kehendak, dan kekuasaan-Nya.

Firman Allah taala dalam sebuah hadits qudsi: Artinya: Barang siapa tidak meridhai qadha-Ku dan tidak bersabar terhadap bencana yang Aku timpakan atasnya, baiklah ia mencari Tuhan selain Aku. (HR Ath-thabrany)B. Makna Qadha dan Qadar

1. Makna qadha menurut Al-Qurana. Qadha, berarti: Hukum atau keputusan.Firman Allah dalam surat Annisa ayat 65: Artinya: Maka demi Tuhanmu, mereka (pada hakekatnya) tidak beriman hingga mereka menjadikan kamu hakim terhadap perkara yang mereka perselisihkan, kemudian mereka tidak merasa dalam hati mereka sesuatu keberatan terhadap putusan yang kamu berikan, dan mereka menerima dengan sepenuhnya.Dari ayat ini, kita dapat menyimpulkan bahwa;1) Orang yang beriman harus mengembalikan semua perkara kepada hukum-hukum yang telah ditetapkan.2) Harus benar-benar ridha terhadap semua hukum-hukum atau keputusan-keputusan yang telah ditetapkan oleh Allah dan Rasul-Nya.3) Harus mentaati semua hukum-hukum tersebut.

b. Qadha, berarti: Perintah.Firman Allah dalam surat Al-Isra ayat 23: Artinya: Dan Tuhanmu telah memerintahkan supaya kamu jangan menyembah selain Dia.c. Qadha, berarti: Mengabarkan.Firman Allah dalam surat Al-Isra ayat 4: Artinya: Dan telah Kami kabarkan terhadap Bani Israil dalam Kitab itu: "Sesungguhnya kamu akan membuat kerusakan di muka bumi ini dua kali.

d. Qadha, berarti: Iradah (Kehendak).Firman Allah dalam surat Ali Imran ayat 47: Artinya: Apabila Allah berkehendak menetapkan sesuatu, maka Allah hanya cukup berkata kepadanya: "Jadilah", lalu jadilah dia.e. Qadha, berarti: Mewujudkan sesuatu dengan sebaik-baiknya, dan seindah-indahnya, sesuai dengan hikmah mewujudkannya.Firman Allah dalam surat Fussilat ayat 12: Artinya: Maka Dia menjadikannya tujuh langit dalam dua masa.2. Qadar mempunyai 3 makna:a. Ilmu yang amat luas meliputi segala apa yang akan terjadi dan semua yang berhubungan dengan itu, yang sekiranya kelak pasti sesuai dengan apa yang telah diketahui dan ditentukan sejak semula.

b. Sesuatu yang dipastikan yang lahir dari penciptanya, dimana perwujudan itu sesuai dengan apa yang telah diketahui sebelumnya.

c. Menertibkan atau mengatur dan menentukan sesuatu menurut batas-batasnya dimana akan sampai sesuatu kepadanya, seperti firman Allah surat :

Artinya: Dan telah diatur dan ditentukan di dalamnya (bumi) rizki-rizki bagi penghuni bumi.C. Hubungan Manusia dengan Takdir AllahSelagi manusia masih ada kelapangan jalan untuk memelihara hidupnya, wajiblah ia menempuh jalan-jalan yang bisa memelihara keselamatan hidupnya. Janganlah sekali-kali menempuh jalan yang terang-terang menimbulkan akan kerusakan bagi dirinya sendiri.

Firman Allah:

Artinya: Dan janganlah kamu menjatuhkan dirimu sendiri ke dalam kebinasaan.Beriman kepada qadha dan qadar berarti mengimani rukun-rukunnya. Rukun-rukun tersebut adalah:1. Ilmu Allah TaalaBeriman kepada qadha dan qadar berarti harus beriman kepada Ilmu Allah yang merupakan deretan sifat-sifat-Nya. Allah mengetahui segala sesuatu. Tidak ada makhluk sekecil apa pun di langit dan di bumi ini yang tidak Dia ketahui. Dia mengetahui seluruh makhluk-Nya sebelum mereka diciptakan ataupun sudah diciptakan. Dia juga mengetahui kondisi dan hal-hal yang sudah terjadi maupun yang akan terjadi di masa yang akan datang.2. Penulisan TakdirSebagai mukmin, kita harus percaya dan yakin bahwa segala sesuatu yang terjadi baik di masa lampau, masa kini, maupun masa yang akan datang, semuanya telah dicatat dan tidak ada sesuatupun yang terlupakan oleh-Nya.3. Masyiatullah dan qudrat AllahSeorang mukmin yang telah mengimani qadha dan qadar harus mengimani masyiah (kehendak Allah) dan kekuasaan-Nya yang menyeluruh. Apapun yang Dia kehendaki pasti terjadi meskipun manusia tidak menginginkannya. Begitu pula sebaliknya, apapun yang tidak dikehendaki pasti tidak akan tejadi meskipun manusia memohon dan menghendakinya. Hal ini bukan dikarenakan Allah tidak mampu, melainkan karena Allah tidak menghendakinya.4. Allah sebagai penciptaKetika beriman terhadap qadha dan qadar, seorang mukmin harus mengimani bahwa Allah-lah pencipta segala sesuatu, tidak ada khaliq selain-Nya dan tidak ada Rabb semesta alam ini selain Dia.

Inilah empat rukun beriman kepada qadha dan qadar yang harus diyakini setiap muslim. Maka, apabila salah satu di antara empat rukun ini diabaikan atau didustakan, niscaya kita tidak akan pernah sampai kepada gerbang keimanan yang sesungguhnya. Karena mendustakan rukun-rukun tersebut berarti merusak bangunan iman terhadap qadha dan qadar. Dan ketika bangunan iman itu rusak, maka hal tersebut juga akan menimbulkan kerusakan pada bangunan tauhid itu sendiri.

D. Macam-macam Takdir1. Takdir umum (Takdir Azali)Takdir mengenai segala sesuatu yang ditetapkan sebelum penciptaan langit, bumi, dan seluruh isinya.2. Takdir UmuriTakdir yang diberlakukan atas manusia pada masa awal penciptaannya dan bersifat umum. Meliputi rizki, ajal, kebahagiaan, dan kesengsaraan.3. Takdir SamawiTakdir yang dicatat pada malam Lailatul qadar pada setiap tahun.4. Takdir Yaumi Takdir yang dikhususkan untuk semua peristiwa yang akan terjadi dalam satu hari, mulai dari penciptaan, rizki, menghidupkan, mematikan, mengampuni dosa, menghilangkan kesusahan, dan sebagainya.E. Takdir dan UsahaAhli Sunnah wal Jamaah percaya bahawa manusia itu bukanlah perlu menyerah saja kepada Allah s.w.t tanpa berbuat apa-apa kerana usaha adalah termasuk dalam takdir Allah s.w.t yaitu Allah s.w.t telah menetapkan dalam Alam ini setiap yang berlaku ada sebabnya, maka atas wujudnya sebablah manusia berusaha. Sabda Nabi s.a.w: { }Maksudnya: Tidaklah ada seorang daripada kamu melainkan telah ditetapkan baginya tempat sama ada di syurga atau neraka. Tanya Sahabat: Wahai Rasulullah, tidak bolehkan jika demikian kami bertawakkal sahaja? Jawab baginda: Berusahalah kerana setiap kamu dimudahkan baginya (berdasar apa yang ditetapkan padanya). Lalu Nabi s.a.w membaca : hingga firman Allah: [Hadis riwayat al-Bukhari & Muslim].Maksudnya Nabi s.a.w menyatakan bahawa setiap manusia akan dimudahkan untuk berusaha ke arah takdir yang ditetapkan baginya. Ini sesuai dengan firman Allah s.w.t: (5) (6) (7) (8) (9) (10)Maksudnya: Jelasnya: adapun orang yang memberikan apa yang ada padanya ke jalan kebaikan dan bertaqwa (mengerjakan suruhan Allah dan meninggalkan segala laranganNya), serta ia mengakui dengan yakin akan perkara yang baik, maka sesungguhnya Kami akan memberikannya kemudahan untuk mendapat kesenangan (syurga). Sebaliknya: orang yang bakhil (daripada berbuat kebajikan) dan merasa cukup dengan kekayaan dan kemewahannya, serta ia mendustakan perkara yang baik, maka Sesungguhnya Kami akan memberikannya kemudahan untuk mendapat kesusahan dan kesengsaraan. [al-Lail: 5-10]F. Hikmah Beriman kepada Qadha dan Qadar AllahDengan beriman kepada qadha dan qadar, banyak hikmah yang amat berharga bagi kita dalam menjalani kehidupan dunia dan mempersiapkan diri untuk kehidupan akhirat.Hikmah tersebut antara lain:1. Melatih diri untuk banyak bersyukur


Page 2

Embed Size (px) 344 x 292429 x 357514 x 422599 x 487

Iman padaQadha dan Qadar

Iman padaQadha dan QadarPengantarDefinisiTanda-tandaHikmah

PengantarBeberapa Pemikiran tentang TAQDIR :Faham Jabbariyyah : Jabariah ekstrim mengatakan bahwa segala perbutaan manusia bukan merupakan perbutan yang timbul dari kemauannya sendiri, tetapi perbuatan yang dipaksakan atas dirinya.Faham Qadariyyah : segala tingkah laku manusia dilakukan atas kehendaknya sendiri, manusia mempunyai kewenangan untuk melakukan perbuatan baik maupun perbuatan buruk.Faham Asyariyyah : manusia ditempatkan pada posisi yang lemah, ia di ibaratkan anak kecil yang tidak memiliki pilihan dalam hidupnya, dan aliran ini lebih dekat dengan fahan Jabariah.Taqdir mubran & muallaq1. Taqdir mubran ialah qadha dan qadar yang tidak dapat untuk dielakkan, pasti terjadi pada diri manusia, telah ditetapkan oleh Yang Maha Pencipta, yang kita tidak mempunyai kesempatan untuk memilihnya. ketentuan Allah swt. terhadap makhluknya yang tidak bisa diubah lagi, contohnya adalah kematian."Tiada satu bencana pun yang menimpa dibumi dan tidak pula pada dirimu melainkan telah tertulis dalam kitab (LAUHIL MAHFUZ) sebelum kami menciptakannya. Sesungguhnya yang demikian itu mudah bagi Allah." (QS. al Hadiid ayat 22.)Tertutupnya pilihan2. Taqdir muallaq qadha dan qadar yang bergantung kepada ikhtiar seseorang, atau usaha menurut kemampuan yang ada pada manusia. takdir yang bisa diubah dengan doa, dan usaha.Pilihan-pilihan dalam hidupDefinisi :Qadha :Secara etimologi :hukum, ketetapan,perintah, kehendak, pemberitahuan, penciptaan.Secara terminologi :ketetapan Allah sejak zaman Azali sesuai dengan iradah-Nya tentang segala sesuatu yang berkenan dengan makhluk.Qadar :Secara etimologi :kepastian, peraturan, ukuran.Secara terminologi :perwujudan atau kenyataan ketetapan Allah terhadap semua makhluk dalam kadar dan berbentuk tertentu sesuai dengan iradah-Nya.Tanda-tanda Keimanan pada Qadha dan QadarHikmah Beriman pada Qadha dan QadarAda empat macam takdirKhalifah Umar bin khattab, suatu ketika, pernah mau berkunjung ke syam ( yordania, palestina, suriah dan sekitarnya). pada saat itu di syam sedang berjangkit penyakit menular, lalu Umar membatalkan rencananya tersebut. pembetalan tersebut didengar oleh seorang sahabatnya yang kemudian berkata : " apakah anda mau lari dari takdir Allah ?". lalu Umar menjawab " aku lari dari takdir Allah ke takdir Allah yang lain yang lebih baik". Hal senada itu juga dialami oelh Ali bin Abi Thalib, ketika beliau sedang duduk menyandar pada sebuah tembok yang ternyata rapuh, lalu beliau pindah ke tempat yang lain, sahabatnya bertanya : " apakah anda mau lari dari takdir Allah ?". Ali menjawab rubuhnya tembok, berjangkitnya penyakit adalah hukum Allah. apabila seseorang tidak menghindarinya maka ia akan mendapatkan bahayanya itu. ITULAH YANG DINAMAKAN TAKDIR. dan apabila ia menghindar da luput dari bahayanya itu juga disebut dengan TAKDIR. BUKANKAH TUHAN TELAH MENGANUGRAHKAN MANUSIA, Kemampuan memilah dan memilih, kemampuan itu juga takdir yang ditetapkan-Nya. Dari uraian diatas, dapat kita pahami bahwa takdir manusia dapat diubah dengan usaha. salah satu contoh yang lazim dalam masyarakat umum adalah jodoh, rezeki dan lain-lain. semua memang telah ditakdirkan Allah, akan tetapi manusia harus berusaha untuk mendapatkan jodoh, rezeki dan lain-lain yang lebih baik atau yang disebut dengan takdir yang lebih baik.KISAH


Page 3

Please donate to us. Your money will make a difference - improve the quality of our file sharing community to help more people.