Kalimat berikut ini yang tidak menggunakan bahasa yang santun dalam berdebat, adalah ….

Kalimat berikut ini yang tidak menggunakan bahasa yang santun dalam berdebat, adalah ….

Latihan Soal - SD/MI - SMP/MTs - SMA | Kategori : Bahasa Indonesia

★ SMA Kelas 10 / PTS Bahasa Indonesia Semester 2 Genap SMA Kelas 10

Kalimat yang santun dalam menjawab pertanyaan dalam debat ialah….

A. Pertanyaan Saudara tidak perlu kami jawab karena menyimpang dari tema diskusi

B. Pertanyaan Saudara benar, memang Saudara Arif telah menyampaikan pendapat yang menyimpang dari tema dan saya pun sangat setuju untuk menolaknya

C. Pendapat Saudara Wisnu memang benar, tetapi perlu disertai bukti-bukti konkretnya

D. Kami sependapat dengan Saudara Sidik untuk menolak pendapat-pendapat yang telah disampaikan

E. Demi kebersamaan kita, kami tidak akan menjawab pertanyaan-pertanyaan Saudara

Pilih jawaban kamu:
A  B  C  D  E 

Kalimat berikut ini yang tidak menggunakan bahasa yang santun dalam berdebat, adalah ….
Kalimat berikut ini yang tidak menggunakan bahasa yang santun dalam berdebat, adalah ….
Soal / jawaban salah? klik disini untuk mengoreksi melalui kolom komentar

Preview soal lainnya: Ujian Nasional Bahasa Indonesia SMP/MTs 2013/2014

Kalimat berikut ini yang tidak menggunakan bahasa yang santun dalam berdebat, adalah ….

Pengumuman yang tepat berdasarkan ilustrasi tersebut adalah ….

A.                    Pengumuman

Dalam rangka memperingati HUT RI ke-68 OSIS akan mengadakan lomba pidato

Pendaftaran     : Tanggal 1 s.d. 15 Agustus 2013

Tema               : Cinta Tanah Air

Pelaksanaan     : Sabtu,tanggal 17 Agustus 2013 di sekolah

B.                    Pengumuman

Bagi yang berminat mengikuti lomba pidato, silahkan mendaftarkan kepada panitia di ruang OSIS paling lambat tanggal 15 Agustus 2013

Tempat lomba : di sekolah

Pelaksanaan     : Sabtu,tanggal 17 Agustus 2013 di sekolah

C.                    Pengumuman

Dalam rangka memperingati HUT RI ke-68 sekolah akan menyelenggarakan lomba pidato yang bertema “Cinta Tanah Air”

Pendaftaran     : kepada ketua OSIS

Pelaksanaan     :  Tanggal 1 s.d. 15 Agustus 2013

Tempat            : Ruang serba guna SMP Harapan

D.                    Pengumuman

Lomba pidato memperingati HUT RI ke 68

Tema               :Cinta Tanah Air

Pendaftaran     : Tanggal 1 s.d. 15 Agustus 2013

                          di Ruang OSIS SMP Harapan

Pelaksanaan     :  Tanggal 17 Agustus 2013

                          di Ruang serba guna SMP Harapan

Bagi yang berminat, silahkan mendagtar kepada panitia!

Cara Menggunakan : Baca dan cermati soal baik-baik, lalu pilih salah satu jawaban yang kamu anggap benar dengan mengklik / tap pilihan yang tersedia.

Materi Latihan Soal Lainnya:

Latihan Soal - SD/MI - SMP/MTs - SMA | Kategori : Bahasa Indonesia

★ SMA Kelas 10 / PTS Bahasa Indonesia Semester 2 Genap SMA Kelas 10

Kalimat yang santun dalam menjawab pertanyaan dalam debat ialah….

A. Pertanyaan Saudara tidak perlu kami jawab karena menyimpang dari tema diskusi

B. Pertanyaan Saudara benar, memang Saudara Arif telah menyampaikan pendapat yang menyimpang dari tema dan saya pun sangat setuju untuk menolaknya

C. Pendapat Saudara Wisnu memang benar, tetapi perlu disertai bukti-bukti konkretnya

D. Kami sependapat dengan Saudara Sidik untuk menolak pendapat-pendapat yang telah disampaikan

E. Demi kebersamaan kita, kami tidak akan menjawab pertanyaan-pertanyaan Saudara

Pilih jawaban kamu:
A  B  C  D  E 

Soal / jawaban salah? klik disini untuk mengoreksi melalui kolom komentar

Preview soal lainnya: Ujian Nasional Bahasa Indonesia SMP/MTs 2013/2014

Pengumuman yang tepat berdasarkan ilustrasi tersebut adalah ….

A.                    Pengumuman

Dalam rangka memperingati HUT RI ke-68 OSIS akan mengadakan lomba pidato

Pendaftaran     : Tanggal 1 s.d. 15 Agustus 2013

Tema               : Cinta Tanah Air

Pelaksanaan     : Sabtu,tanggal 17 Agustus 2013 di sekolah

B.                    Pengumuman

Bagi yang berminat mengikuti lomba pidato, silahkan mendaftarkan kepada panitia di ruang OSIS paling lambat tanggal 15 Agustus 2013

Tempat lomba : di sekolah

Pelaksanaan     : Sabtu,tanggal 17 Agustus 2013 di sekolah

C.                    Pengumuman

Dalam rangka memperingati HUT RI ke-68 sekolah akan menyelenggarakan lomba pidato yang bertema “Cinta Tanah Air”

Pendaftaran     : kepada ketua OSIS

Pelaksanaan     :  Tanggal 1 s.d. 15 Agustus 2013

Tempat            : Ruang serba guna SMP Harapan

D.                    Pengumuman

Lomba pidato memperingati HUT RI ke 68

Tema               :Cinta Tanah Air

Pendaftaran     : Tanggal 1 s.d. 15 Agustus 2013

                          di Ruang OSIS SMP Harapan

Pelaksanaan     :  Tanggal 17 Agustus 2013

                          di Ruang serba guna SMP Harapan

Bagi yang berminat, silahkan mendagtar kepada panitia!

Cara Menggunakan : Baca dan cermati soal baik-baik, lalu pilih salah satu jawaban yang kamu anggap benar dengan mengklik / tap pilihan yang tersedia.

Materi Latihan Soal Lainnya:

Baca dan amatilah dengan saksama teks di bawah ini. Hoegeng Imam Santoso lahir pada 14 Oktober 1921 di Pekalongan, Jawa Tengah. Ia merupakan sulung dari tiga bersaudara, putra pasangan Soekarjo Kario Hatmodjo, seorang jaksa, dan Oemi Kalsoem. Kedua orang tua Hoegeng masih berkerabat dengan lbu Kardinah, adik pahlawan nasional R.A. Kartini. Sebagai anak yang terlahir dari kalangan elite, Hoegeng tidak mengalami banyak kesulitan dalam menuntut ilmu, dari SO sampai perguruan tinggi. Saat di AMS, pendidikan setingkat SMA di Yogyakarta, ia mengambil jurusan A2, dengan pelajaran mayornya bahasa dan sastra Barat. Kebetulan Hoegeng tipe orang yang mudah mempelajari bahasa. Karena menikmati jurusan yang dipilihnya, ia dapat menguasai banyak bahasa asing. Kemahirannya berbahasa asing ternyata sangat membantu menjalankan tugasnya di kemudian hari, yaitu saat harus berhubungan dengan tentara Belanda atau Sekutu lainnya pada Perang Kemerdekaan. Selama menimba ilmu di Yogya, ia juga mengasah bakatnya dalam bermain musik, khususnya musik Hawaian. Bermain musik baginya bukan sekadar menyalurkan hobi, melainkan untuk mencari tambahan uang saku. Bersama grupnya, ia suka manggung di dekat alun-alun dengan honor 25 gulden sekali main. Ia juga menjual suara di Radio Mataram, Radio NIROM [milik pemerintah Belanda], dan sekali-sekali diundang orang hajatan. Saat mengisi acara di radio NIROM, ia menggunakan nama samaran Hoegy agar mudah diterima di kalangan Belanda. Meski keluarganya tidak berkekurangan, setiap bulan ia hanya mendapat jatah kiriman sebesar tujuh setengah gulden. Selama bersekolah di AMS, ia aktif di berbagai kegiatan dan banyak bersahabat. Setamat AMS, Hoegeng melanjutkan kuliah ke RHS di Batavia, Jakarta. Sebagai keturunan priayi, sebenarnya keluarga berharap Hoegeng masuk sekolah calon pejabat pemerintah [pamong praja]. Pendidikan Hoegeng di RHS tidak selesai karena keburu ditutup sehubungan datangnya tentara Jepang. Ia pun memutuskan kembali ke kampung halaman. Sebagai pengisi waktu senggang, ia berniaga kecil-kecilan. Bersama sahabatnya, ia berdagang keliling buku pelajaran berbahasa Jepang dengan sepeda sampai kota tetangga, Pati dan Semarang. Hoegeng mengawali karier di bidang polisi dengan mengikuti kursus yang diselenggarakan Kantor Polisi Keresidenan Pekalongan. Awalnya, ia hanya coba-coba dan sekadar mengisi waktu kosong. Namun, ternyata keputusan mengikuti kursus tersebut menjadi momentum penting. lnilah titik awal perjalanan hidup Hoegeng dalam menapaki karier di bidang kepolisian, yang pada akhirnya membesarkan namanya. Di awal kariernya sebagai polisi, pikiran Hoegeng sempat goyah dan ingin mencoba profesi lain. Namun, kariernya justru semakin kuat setelah mengikuti pendidikan kader tinggi kepolisian di Sukabumi. Tidak sampai dua tahun, ia mengalami kenaikan pangkat empat kali, dari pangkat Minarai Junsabucho menjadi Kei Bun Ho I [Aiptu]. Ia juga sempat tergoda meniti karier di AL. Namun, Hoegeng pada akhirnya menyadari panggilan jiwa yang sebenarnya setelah pada suatu kesempatan bertemu dengan Kepala Kepolisian Negara [sekarang Kapolri] R.S. Soekanto. Dengan kebapakan, Soekanto mengajak Hoegeng kembali ke jajaran kepolisian. Wejangan Soekanto demikian membekas di hati, dan Hoegeng pun berketetapan hati kembali ke dunia kepolisian. Meski hanya sesaat menjadi anggota AL, ada peristiwa penting dalam kehidupan Hoegeng. Pada masa ini ia bertemu dengan penyiar radio RRI Yogya bernama Merry yang kemudian menjadi istrinya. Mereka menikah pada 31 Oktober 1946, saat Hoegeng masih berstatus anggota AL. Tahun 1950, Hoegeng mengikuti Kursus Orientasi di Provost Marshal General School di Amerika Serikat. Sekembalinya dari penugasan belajar itu, dia dipercaya menjabat Kepala DPKN Kantor Polisi Jawa Timur di Surabaya [1952]. Lalu menjadi Kepala Bagian Reserse Kriminal Kantor Polisi Sumatra Utara [1956] di Medan. Setelah Hoegeng pindah ke markas Kepolisian Negara kariernya terus menanjak. Di sana, dia menjabat Deputi Operasi Pangak [1966], dan Deputi Men/Pangak Urusan Operasi. Terakhir, pada 5 Mei 1968, Hoegeng diangkat menjadi Kepala Kepol isian Negara [sekarang Kapolri]. Ada kisah menarik kala Hoegeng ditugaskan sebagai Kabareskrim Sumatra Utara. Saat baru turun dari kapal di dermaga Belawan, seseorang yang mengaku utusan kelompok pengusaha Tiongkok mengatakan bahwa rumah dan mobil sudah tersedia. Namun, Hoegeng memiliki firasat buruk di balik pemberian itu. Tawaran menggiurkan ditolak secara halus dan ia meminta barang tersebut disimpan saja. Akan tetapi, cukong-cukong itu merasa keadaan ini gawat karena kedatangan Hoegeng saat itu untuk "membersihkan" Kota Medan. Mereka pun tidak menyerah begitu saja. Ketika Hoegeng hendak memasuki rumah dinasnya yang baru, di dalam sudah penuh dengan berbagai barang perlengkapan, seperti piano, kulkas, radio, kursi tamu, dan sebagainya yang masih berupa barang mewah waktu itu. Hoegeng sontak memerintahkan barang-barang misterius itu segera dikeluarkan dari rumahnya karena barang inventaris negara akan dimasukkan. Sampai tenggang waktu yang ditentukan, barang itu tidak diambil juga. Hoegeng lalu menyuruh ajudan dan kuli mengeluarkan dan meletakkan barang tersebut begitu saja di tepi jalan i depan rumah. Meski sempat tergoda dan merasa sayang, Hoegeng ingat amanah almarhum ayahnya untuk bersikap jujur dan memilih untuk tidak mengkhianati sumpah jabatan sebagai penegak hukum. Meski tidak tahu siapa pengirimnya, Hoegeng paham tujuan pengiriman barang itu. Hoegeng menyadari ia ditugaskan di Medan untuk "membersihkan" kota itu dari maraknya bisnis ilegal, yaitu perjudian dan penyelundupan. Bisnis itu dimodali oleh "Cina Medan" dan disokong banyak oknum tentara dan kepolisian. Selama kepemimpinan Hoegeng sebagai Kapolri, banyak terjadi reformasi di tubuh kepolisian. Hoegeng melakukan pembenahan struktur organisasi di tingkat Mabes Polri menjadi lebih dinamis dan komunikatif. Ia juga mengubah nama pimpinan polisi dan markas besarnya, Panglima Angkatan Kepolisian Rl [Pangak] diubah menjadi Kepala Kepolisian Rl [Kapolri]. Selama menjabat sebagai Kapolri, ada dua kasus besar dan berat yang berhasil ia selesaikan. Kedua kasus itu adalah perkara Sum Kuning yang menggegerkan masyarakat Yogyakarta dan perihal penyelundupan mobil mewah bernilai miliaran rupiah. Tanpa gentar, Hoegeng membongkar dan mengusut kasus-kasus itu, meski ia tahu risiko dari keberaniannya karena ada petinggi-petinggi negeri terlibat. Bahkan, rumor yang beredar menyatakan bahwa penyelundupan mobil mewah itu melibatkan kerabat keluarga RI 1. Kasus inilah yang kemudian santer diduga sebagai penyebab pencopotan Hoegeng sebagai Kapolri. Hoegeng dipensiunkan sebagai Kapolri pada usia 49 tahun, saat ia sedang melakukan pembersihan di jajaran kepolisian. Kabar pencopotan itu d iterima Hoegeng secara mendadak. Setelahnya, Hoegeng ditawari menjadi duta besar di sebuah negara di Eropa, tetapi ia menolak karena merasa dirinya seorang polisi dan bukan politisi. Hidup pada masa pensiun orang pertama di kepolisian dengan pangkat tinggi mestinya menyenangkan, seperti banyak dialami pejabat zaman sekarang. Namun, hal itu tidak dialami Hoegeng. Semua barang inventaris yang ia gunakan selama bertugas langsung dikembalikan ke negara begitu selesai sertijab. Hanya rumah kecil nan sederhana di kawasan Menteng yang selama ini menjadi rumah dinasnya karena memang ia belum memiliki rumah sendiri. Dengan uang pensiun yang sangat kecil, Hoegeng menafkahi keluarganya. Untunglah Hoegeng sudah membiasakan keluarganya hidup sederhana. Untuk menopang ekonomi keluarga, mantan Kapolri itu menekuni hobi lamanya yaitu bermain musik dan melukis. Atas kebaikan Kapolri penggantinya, rumah dinas di kawasan Menteng Jakarta pusat pun bisa menjadi milik keluarga Hoegeng. Beberapa Kapolda pun berpatungan membeli mobil Kingswood, satu-satunya mobil yang ia miliki. Hoegeng meninggal dunia dalam usia 83 tahun. Sebagai mantan pejuang, ia mestinya dimakamkan di taman makam pahlawan. Namun, konon sesuai wasiatnya ia memilih diistirahatkan di pemakaman keluarga. [Diolah dari berbagai sumber] Kapan dan dimanakah Hoegeng dilahirkan?

Video yang berhubungan