Kaum Ad yang beriman kepada Allah dalam keadaan

Kaum 'Ad (bahasa Arab: قوم عاد) adalah salah satu etnis di Arab yang berada di sebelah selatan Semenanjung Arab. Mereka berasal dari keturunan kaum 'Ad bin Uwes yang menjadikan nama nenek moyang mereka sebagai nama sukunya. Kaum ini memiliki ciri-ciri tubuh yang tinggi dan dikaruniai nikmat yang banyak. Allah swt mengirim burung Hud-hud untuk mengajak mereka ke ajaran Tauhid namun kebanyakan kaum 'Ad tidak menerima ajaran Ilahi ini dan akhirnya mereka diazab oleh-Nya.

Penyebutan Kaum 'Ad dalam Alquran

Alquran menyebut kaum 'Ad di beberapa ayat Alquran di antaranya ayat 21 hingga 26 surah al-Ahzab, ayat 69-74 surah al-A'raf, ayat 46 surah al-Dzariyat, ayat 50 surah Hud, ayat 31 surah al-Mukminun, ayat 13-15 surah Fusshilat, ayat 20 surah al-Qamar, ayat 7 surah al-Haqqah, ayat 8 surah al-Fajr, ayat 15 surah al-Sajdah dan ayat 130 surah al-Syu'ara.

Nama dan Waktu

Kaum 'Ad adalah kaum Arab [1] anak keturunan 'Ad bin Uwes bin Aram bin Sam bin Nuh yang menjadikan nama nenek moyangnya sebagai nama bagi kabilahnya. [2]

Alquran memberitakan bahwa keberadaan kaum 'Ad setelah kaum Nuh. [3] Dalam Alquran kaum 'Ad juga disebut dengan kaum 'Ad Ula: وَ أَنَّهُ أَهْلَكَ عاداً الْأُولى "Dan Ia-lah yang membinasakana kaum 'Ad pertama." [4] Kaum 'Ad Ula adalah kaum Nabi Hud as [5] yang hidup pada masa sebelum Kaum Nabi Nuh as dan kaum Tsamud. [6] Oleh itu ada kaum 'Ad kedua. Sebagian mufasir berpendapat bahwa kaum 'Ad kedua adalah kaum Tsamud. [7]

Tempat Tinggal

Alquran menerangkan bahwa tempat tinggal kaum Ad adalah Ahqaf. وَ اذْكُرْ أَخا عادٍ إِذْ أَنْذَرَ قَوْمَهُ بِالْأَحْقاف "Dan ingatlah (Hud) saudara kaum A'd, yaitu ketika dia mengingatkan kaumnya tentang bukit-bukit pasir" Ingatlah saudara Kaum 'Ad ketika kaumnya tinggal di sebuah negeri bernama Ahqaf. Ahqaf bermakna pasir yang berbentuk miring dan menumpuk karena tertiup angin kencang. Kawasan Ahqaf disebut demikian karena memiliki bentuk pasir yang miring dan bukit-bukit pasir. [8] Para mufasir mengatakan bahwa kawasan Ahqaf berada di sebelah selatan Semenanjung Arab [9] meskipun terdapat perbedaan dalam menentukan ketepatan wilayahnya. [10] Allamah Thabathabai dan Thabrisi percaya bahwa Ahqaf adalah sebuah tempat yang terletak di antara Yaman dan Oman [11] yang pada masa ini berbentuk bukit-bukit pasir. [12] Dalam Surah al-Ahqaf yang dimaksudkan untuk memberi contoh atas kaum musyrik yang di azab. [13] Ayatullah Makarim Syirazi dalam Tafsir Nemuneh percaya bahwa nama surah al-Ahqaf diambil dari nama kisah kaum 'Ad dan tempat tinggal mereka. [14]

Ciri-ciri Fisik

Alquran menggambarkan kaum 'Ad memiliki fisik yang tinggi seperti pohon kurma [15], sangat kuat dan besar. [16] Imam Baqir as menjelaskan bahwa mereka tinggi seperti pohon kurma dan kaum yang bisa menghancurkan gunung. [17] Dalam riwayat yang berasal dari Imam Shadiq as juga diisyaratkan mengenai ketinggian fisik mereka dan dijelaskan bahwa mereka memiliki tinggi seperti tinggi pohon kurma. Dalam referensi lain dijelaskan bahwa kaum 'Ad memiliki tubuh yang sangat tinggi. Syaikh Thusi dalam kitab al-Tibyan menyebutkan sebagian laporan-laporan mengenai hal ini. Dalam riwayat disebutkan bahwa orang yang paling tinggi memiliki tinggi badan 100 dira' dan yang paling pendek adalah 70 dera'. [18] Mengenai tinggi fisik ini terdapat perbedaan pendapat misalnya dalam penukilan lain disebutkan bahwa mereka memiliki tinggi 12 dera' atau sekitar 6 meter.

Peradaban dan Kehidupan

Beberapa mufasir percaya bahwa berdasarkan informasi-informasi secara lahir yang dijelaskan Alquran dapat diambil kesimpulan bahwa mereka telah memiliki peradaban dan kaum mereka merupakan kaum yang telah maju. Mereka juga telah mengembangkan kota-kota dan memiliki kemampuan untuk menjaga supaya lahan tetap subur. Mereka memiliki kebun kurma dan peternakan. Ayat 8 surah al-Fajr menggambarkan kota Eram, salah satu kota yang merupakan bagian dari kaum Ad, bahwa الَّتِی لَمْ یخْلَقْ مِثْلُها فِی الْبِلاد "Yang belum pernah dibangun (suatu kota) seperti itu, di negeri-negeri lain." [19]

Kaum Ad memiliki lahan pertanian yang subur dan kebun kurma yang sangat luas. Mereka membangun rumah yang kokoh dan besar. [20]

Keyakinan dan Tindakan

Kaum 'Ad memiliki keyakinan dan menyembah Tuhan-tuhan yang banyak. [21] Pada setiap saat mereka menciptakan berhala untuk diri mereka. Mereka membuat waduk air di ruang bawah tanah dengan harapan bisa hidup abadi. [22] Nabi Hud diangkat menjadi nabi untuk memberi hidayah kepada mereka. [23] Alquran menyebut Nabi Hud as sebagai saudara kaum 'Ad [24] karena Nabi Hud as termasuk Kaum 'Ad. [25] Allamah Thabathabai memberi kemungkinan bahwa kaum 'Ad selain diberi peringatan oleh Nabi Hud as juga diberi peringatan oleh selain Nabi Hud as yang diutus sebelum Nabi Hud as dan setelah Nabi Nuh as, namun Alquran tidak menyebutkan namanya di samping bahwa konteks ayat tidak sesuai dengan kemungkinan ini. [26]

Para mufasir percaya bahwa berdasarkan ayat: وَ اتَّبَعُوا أَمْرَ كُلِّ جَبَّارٍ عَنِیدٍ "Dan mereka menuruti perintah semua penguasa yang sewenang-wenang lagi menentang (kebenaran)." [27] Dapat diambil kesimpulan bahwa kaum 'Ad menderita karena tiga tiga perkara: Mengingkari perintah Allah swt, tidak mentaati perintah Nabi dan mendengarkan perintah dan mentaati tirani. Karena mereka mengikuti perintah penguasa zhalim maka mereka tidak mentaati perintah Nabi Hud as dan tidak menerima ajakannya. Allah swt dalam melanjutkan penjelasannya dalam surah Hud ayat 60 berfirman: وَ أُتْبِعُوا فِی هذِهِ الدُّنْیا لَعْنَةً وَ یوْمَ الْقِیامَةِ "Dan mereka selalu diikuti dengan kutukan di dunia ini dan (begitu pula) di hari kiamat." Yaitu karena ketiga tindakan itu, mereka dikutuk di dunia ini dan juga di hari kiamat dan akan dijauhkan dari rahmat Allah swt. Contoh pelaknatan ini adalah hukuman yang terus mengikuti mereka dan bahkan melenyapkan mereka. [28]

Azab Ilahi

Alquran dalam ayat-ayatnya menukilkan mengenai percakapan antara Nabi Nuh as dan kaum 'Ad. [29] Kaum 'Ad terkena bencana berupa kekeringan sepanjang tahun dan untuk beberapa waktu yang cukup lama hujan tidak turun. [30] Nabi Hud as berjanji kepada mereka apabila mereka bertaubat, maka kekeringan itu akan segera berakhir bahkan mereka akan diberi kekuatan yang lebih. [31] Namun meskipun demikian, kaum 'Ad tidak menerima ajakan Nabi Hud as tersebut. [32]

Kaum 'Ad melihat awan besar di langit dari jarak jauh dan beranggapan bahwa hujan akan turut padahal kejadian itu merupakan hukuman dari Allah swt. [33] Pada akhirnya, selama tujuh malam dan tujuh hari berturut-turut, hukuman Ilahi turun atas mereka. [34] Setelah kaum 'Ad lenyap, Nabi Hud as dan para pengikutnya yang mukmin meninggalkan negerinya dan pergi ke Mekah. [35]

Catatan Kaki

  1. Thabathabai, Terjemah Tafsir al-Mizān, jld. 17, hlm. 418.
  2. Fahrurazi, Mafātihul Ghaib, jld. 31, hlm. 152.
  3. Q.S. al-A'raf: 69, Q.S. al-Dzariyat: 46.
  4. Q.S. al-An'am: 50.
  5. Thabathabai, al-Mizān fi Tafsir al-Qurān, jld. 19, hlm. 50.
  6. Meibudi, Kasyf al-Asrār wa Udah al-Abrār, jld. 5, hlm. 532.
  7. Meibudi, Kasyf al-Asrār wa Udah al-Abrār, jld. 6, hal 435.
  8. Makarim Syirazi, Tafsir Nemuneh, jld. 21, hlm. 292.
  9. Qurasyi, Qāmus Qur'ān, jld. 5, hlm. 65.
  10. Thabathabai, al-Mizān fi Tafsir al-Qur'ān, jld. 18, hlm. 210.
  11. Thabathabai, Terjemah Tafsir al-Mizān, jld. 10, hlm. 456; Thabrisi, Terjemah Tafsir Majma' al-Bayān, jld. 18, hlm. 218.
  12. Nidai, Tārikh Anbiyā, hlm. 55.
  13. Thabathabai, Terjemah Tafsir al-Mizān, jld. 18, hlm. 283.
  14. Makarim, Tafsir Nemuneh, jld. 21, hlm. 295.
  15. Q.S. al-Qamar: 20; Q.S. al-Fatihah: 7.
  16. Q.S. al-A'raf: 69.
  17. Syaikh Thusi, al-Tibyān fi Tafsir al-Qur'ān, jld. 4, hlm. 445.
  18. Jazairi, al-Nur al-Mubin, hlm. 135.
  19. Thabathabai, Terjemah Tafsir al-Mizān, jld. 10, hlm. 456; Makarim,Tafsir Nemuneh, jld. 26, hlm. 452.
  20. Qumi, Tafsir al-Qumi, jld. 1, hlm. 329.
  21. Q.S. Hud: 35.
  22. Thabathabai, Terjemah Tafsir al-Mizān, jld. 10, hlm. 454; Thabrisi, Tafsir Majma' al-Bayān, jld. 23, hlm. 15; Makarim, Tafsir Nemuneh, jld. , 226-232.
  23. Q.S. Hud: 50.
  24. Q.S. Hud: 50.
  25. Thabatthabai, Tafsir al-Mizān fi Tafsir al-Qur'ān, jld. 10, hlm. 498.
  26. Thabatthabai, Terjemah Tafsir al-Mizān fi Tafsir al-Qur'ān, jld. 10, hlm. 453.
  27. Q.S. Hud: 59.
  28. Thabatthabai, Terjemah Tafsir al-Mizān fi Tafsir al-Qur'ān, jld. 10, hlm. 453: Makarim, Tafsir Nemuneh, jld. 9, hlm. 143-144.
  29. Q.S. Hud: 50-57.
  30. Qumi, Tafsir al-Qumi, jld. 1, hlm. 329.
  31. Q.S. Hud: 52
  32. Q.S. Hud: 53.
  33. Q.S. Ahqaf: surah 24.
  34. Surah al-Haqah: 7.
  35. Autabi Sahari, al-Ansab, jld. 1, hlm. 71.

Daftar Pustaka

  • Awtabi Shohari, Salmah Bin Muslim. Al-Ansāb. Diedit oleh Ihsan dan Muhammad. 1427 H.
  • Fakhruddin Razi, Muhammad bin Umar. Mafātih al-Ghaib. Cet III. Beirut: Daru Ihya' at-Turats al-'Arabi, 1420 H.
  • Ibnu Katsir, Ismail bin Umar bin Katsir ad- Dimasyqi. Al-Bidāyah wa an-Nihāyah. Beirut: Dar al-Fikr, 1407 H.
  • Jazairi, Ni'matullah bin 'Abdullah. An-Nūr al-Mubīn fī Qishash al-Anbiyā' wa al-Mursalīn. Diedit oleh Ahmad Sayyah. Diterjemahkan oleh Fateme Masyayekh. Tehran: Farhan, 1381 HS (2003).
  • Maibudi, Rasyiduddin. Kasyf al-Asrār wa 'iddah al-Abrār. Cet. IV. Riset Ali Ashghar Hikmat. Tehran: Amir Kabir, 1371 HS (1993).
  • Makarim Syirazi, Nashir. Tafsīr Nemūneh. Qom: Daftar-e Tablighat-e Islami, 1374 HS (1996).
  • Nidai , Faramarz. Tārikh-e Anbiyā' az Adam ta Khātam. Entesyarat-e Arwand wa Sama, 1389 HS ().
  • Qarasyi, Sayid Ali Akbar. Qāmūs-e Qur'ān. Cet. VI. Tehran: Dar al-Kutub al-'Ilmiyyah, 1371HS (1993).
  • Qummi, Ali bin Ibrahim. Tafsīr al-Qummi. Cet III. Riset Musawi al-Jazairi. Qom: Dar al-Kitab, 1404 H.
  • Thabathabai, Sayid Muhammad Husain. Al-Mizān fī Tafsīr al-Qur'ān. Cet. V. Qom: Daftar-e Entesyarat-e Islami, 1417 H.
  • Thabathabai, Sayid Muhammad Husain. Al-Mīzān fī Tafsīr al-Qur'ān . Cet. V. Diterjemahkan oleh Musawi, Muhammad Baqir. Qom: Daftar-e Nasyr-e Islami, 1374 H.
  • Thabrisi, Fadhl bin Hasan. Majma' al-Bayān fī Tafsīr al-Qur'ān. Pengantar dari Muhammad Jawad Balaghi. Cet. III. Tehran: Nashir Khosru, 1372 HS (1994).
  • Thabrisi, Fadhl bin Hasan. Majma' al-Bayān fī Tafsīr al-Qur'ān. Diterjemahkan oleh Husain Nuri dan Muhammad Mufattih. Tehran: Nasyr-e Farahani, 1352 HS (1974).
  • Thusi, Muhammad bin Hasan. At-Tibyān fī Tafsīr al-Qur'ān. Pengantar dari Agha Bozorg Tehrani. Riset Ahmad Qashir al-'Amili. Beirut: Daru Ihya' at-Turats al-'Arabi.

Video yang berhubungan

Postingan terbaru

LIHAT SEMUA