Kelainan tulang belakang yang membengkok ke kiri atau ke kanan adalah

Kelainan pada tulang belakang terdiri dari beberapa jenis, seperti skoliosis, lordosis, dan kifosis.

Namun, selain tiga yang umum tersebut, ada pula beberapa jenis kelainan lainnya, yang masing-masing membutuhkan perawatan yang berbeda. Berikut penjelasannya.

1. Kifosis

Kifosis adalah kelainan tulang belakang yang membuat punggung atas menjadi membulat ke depan secara berlebihan. Akibatnya, kondisi ini membuat tubuh Anda menjadi terlihat bungkuk.

Jika dilihat dengan tes pencitraan, penderita kifosis akan menunjukkan tulang belakang yang bengkok ke depan.

Kondisi tulang belakang yang bengkok ini dapat terjadi pada usia berapa pun. Namun, paling sering menyerang wanita yang lebih tua.

Pada bayi dan anak remaja, kifosis ini terjadi akibat malformasi atau tulang belakang yang terjepit dari waktu ke waktu.

2. Lordosis

Lordosis adalah kelainan tulang belakang yang menyebabkan kelengkungan berlebihan pada punggung bagian bawah.

Kondisi ini dikenal juga dengan istilah swayback dan akan membuat bokong Anda akan tampak lebih menonjol.

Anak-anak mungkin mengalami tulang belakang yang bengkok ini. Akan tetapi, pada kebanyakan kasus, kondisinya akan membaik seiring waktu.

3. Skoliosis

Skoliosis adalah kelainan tulang belakang yang melengkung berlebihan ke samping. Sebagian besar kasus skoliosis itu ringan, tetapi kondisinya bisa memburuk seiring waktu ketika anak bertambah usia.

Pada kasus parah, kondisi tulang belakang yang bengkok ini bisa melumpuhkan dan mengganggu fungsi paru-paru karena lekukan tulang belakang dapat mengurangi jumlah ruang di dada.

Salah satu jenis skoliosis, yakni levoscoliosis yang bisa menyebabkan tulang belakang bengkok ke sisi kiri tubuh sehingga membentuk huruf C.

Dalam kasus ini, penderita skoliosis perlu berolahraga secara rutin. Selain itu, deteksi dini bisa menjadi salah satu cara mencegah skoliosis bertambah parah.

4. Spondylosis (spondilosis)

Spondylosis adalah degenerasi tulang belakang yang memengaruhi sendi, bantalan tulang, dan tulang belakang itu sendiri. Kondisi ini dapat mengganggu pergerakan tulang belakang dan memengaruhi saraf.

Orang dengan usia lanjut, obesitas, gaya hidup yang tidak aktif, dan kebiasaan merokok memiliki kemungkinan yang cukup besar untuk mengalami spinal disorder ini.

Selain itu, atlet atau orang-orang yang sering melakukan olahraga yang melibatkan tekanan berulang pada punggung bawah, seperti senam, angkat beban, dan sepak bola, juga memiliki risiko tinggi mengalami kondisi tersebut.

Jika sudah begitu, segera periksakan diri ke dokter. Biasanya, dokter akan merekomendasikan beberapa pengobatan spondylosis yang sesuai dengan kondisi Anda.

5. Spondylolisthesis (spondilolistesis)

Spondylolisthesis adalah merupakan kondisi di mana salah satu vertebra bergeser terhadap vertebra lainnya menyebabkan nyeri radikuler atau mekanis.

Cara mengobati dan penyembuhan skoliosis ringan kerap kali dilakukan tanpa operasi. Tindakan operasi hanya dilakukan jika kasusnya cukup parah dan tidak efektif diobati dengan pengobatan sebelumnya.

Jenis operasi yang dilakukan untuk mengatasi kelainan tulang belakang ini adalah fusi tulang belakang. Ahli bedah akan menghubungkan dua atau lebih tulang di tulang belakang (vertebra) secara bersamaan, sehingga mereka tidak dapat bergerak.

Potongan tulang atau bahan menyerupai tulang akan ditempatkan di antara tulang belakang. Batang logam, kait, atau sekrup biasanya menahan bagian tulang belakang itu agar tetap lurus dan tidak bergeser, sementara bahan tulang lama dan baru akan menyatu seiring wakgtu.

Komplikasi dari pengobatan kelainan tulang belakang berbentuk S ini antara lain perdarahan, infeksi, nyeri atau kerusakan saraf. Setelah operasi skoliosis dilakukan, Anda diharuskan untuk istirahat untuk memulihkan diri.

Pengobatan di rumah untuk skoliosis

Selain pengobatan dokter, cara mengatasi penyakit skoliosis juga perlu dilakukan lewat pengobatan rumahan, di antaranya:

Ikuti latihan fisik

Terapi dengan olahraga yang aman untuk skoliosis seperti yoga atau senam bisa menjadi cara untuk mengobati penyakit ini. Meski begitu, tidak semua olahraga aman dilakukan.

Olahraga yang dilarang untuk penderita skoliosis adalah olahraga yang memberi tekanan besar pada tulang belakang yang bisa menyebabkan kelengkungan tulang menjadi abnormal.

Menurut situs CHOC’s Children, contoh gerakan senam untuk skoliosis adalah pelvic tilt. Anda berbaring telentang dengan lutut ditekut dan telapak kaki menyentuh lantai. Kemudian, pastikan punggung menyentuh lantai dan kencangkan otot-otot di sekitar perut dan bokong.

Tahan selama 5 detik, bernapas dengan normal dan rilekskan otot-otot Anda. Ulangi latihan ini sebanyak sepuluh kali (1 sesi). Selama satu hari, Anda bisa melakukan latihan ini secara berulang sebanyak 2 set.

Jauhi pantangan

Anda akan disarankan untuk mengonsumsi makanan yang menyehatkan tulang, seperti sayur, buah-buahan, kacang-kacangan, ikan, dan biji-bijian.

Selain itu, Anda juga harus menghindari makanan pantangan untuk penderita skoliosis seperti makanan tinggi gula dan lemak atau minuman bersoda dan berakohol.

Tidur dengan posisi yang sesuai

Posisi tidur yang baik untuk penderita skoliosis adalah yang paling menurut Anda nyaman. Namun, Anda harus menghindari posisi tidur tengkurap. Sebaliknya memilih tidur dengan posisi telentang atau menyamping.

Kompres air hangat

Jika penggunaan obat pereda nyeri menimbulkan efek samping yang tidak menyenangkan, Anda bisa mengurangi rasa nyeri dengan menempelkan kompres air hangat pada area punggung yang terkena.

Tempelkan kompres tersebut setiap kali punggung terasa sakit. Setiap menempelkan kompres, tidak boleh lebih dari 15 menit. Jadi setelah 15 menit, angkat kompres dan biarkan kulit Anda bernapas lega. Tujuannya, untuk menghindari masalah pada permukaan kulit terluar karena paparan panas.

Pencegahan skoliosis

Kebanyakan kasus penyakit skoliosis tidak dapat dicegah karena ini berhubungan dengan cacat bawaan lahir dan masalah genetik. Kecuali, jika penyebab yang mendasarinya adalah penyakit osteoporosis.

Menghindari skoliosis yang terkait dengan osteoporosis dapat dilakukan dengan melakukan pencegahan osteoporosis. Beberapa hal yang dapat Anda lakukan adalah meningkatkan asupan kalsium dan vitamin D pada makanan, seperti sayuran hijau, ikan, telur, daging merah serta susu dan yogurt yang difortifikasi dengan vitamin D.

Kemudian, sempurnakan dengan melakukan olahraga secara rutin, berhenti merokok, dan membatasi konsumsi alkohol. Pada orang yang berisiko dengan pengeroposan tulang, konsumsi obat pembangun tulang bisa jadi pertimbangan. Konsultasikan hal ini lebih lanjut pada dokter Anda.

Sejauh ini, memperbaiki postur tubuh belum terbukti ampuh sebagai cara mencegah penyakit skoliosis. Namun, Anda tetap harus membiasakan diri untuk duduk dengan posisi yang benar untuk mencegah masalah tulang belakang lainnya.

Tulang belakang berfungsi untuk menopang tubuh bagian atas dan membentuk postur tubuh. Tulang belakang dapat mengalami kelainan yang menyebabkan perubahan pada kelengkungan. Kenali beberapa jenis kelainan tulang belakang yang sering terjadi.

Tulang belakang terdiri dari ruas-ruas tulang yang tersusun bertumpuk satu sama lain. Tulang belakang yang sehat memiliki sedikit lengkungan. Lengkungan ini berfungsi menahan tekanan dan membantu pergerakan tubuh. Namun, kelengkungan yang berlebihan pada satu bagian tulang belakang justru bisa mengganggu fungsi dan memunculkan rasa tidak nyaman.

Kelainan tulang belakang yang membengkok ke kiri atau ke kanan adalah

Berbagai Kelainan pada Tulang Belakang

Berikut ini adalah berbagai jenis kelainan tulang belakang yang perlu Anda ketahui:

Lordosis

Lordosis adalah kondisi di mana tulang belakang di area punggung bawah melengkung atau bengkok ke depan. Normalnya, tulang belakang di bagian ini memang melengkung ke depan. Namun pada penderita lordosis, lengkungannya terjadi secara berlebihan, sehingga tulang belakang mendapatkan tekanan terlalu besar dan menyebabkan munculnya rasa sakit.

Beberapa hal yang bisa menyebabkan munculnya lordosis antara lain:

  • Postur tubuh yang buruk.
  • Kehamilan.
  • Obesitas.
  • Osteoporosis.
  • Diskitis (peradangan pada ruang di antara tulang belakang).
  • Spondylolisthesis.
  • Distrofi otot.
  • Genetik.

Kebanyakan kasus lordosis bersifat ringan, artinya akan hilang dengan sendirinya. Namun bila lengkungan tulang belakang parah dan menimbulkan rasa nyeri, dokter akan memberikan penanganan sesuai usia dan riwayat kesehatan penderita, serta penyebab lordosis. Pilihan penanganan yang dapat diberikan oleh dokter meliputi terapi obat, fisioterapi, program diet, dan operasi.

Kifosis

Kifosis adalah kelainan tulang belakang yang menyebabkan punggung bagian atas bengkok secara tidak normal. Idealnya, tulang belakang memiliki kelengkungan antara 25 sampai 45 derajat. Namun pada penderita kifosis, kelengkungan tulang belakang bisa mencapai 50 derajat atau lebih. Hal inilah yang membuat penderita kifosis memiliki postur tubuh membungkuk.

Ada banyak faktor yang bisa menyebabkan munculnya kifosis, antara lain:

  • Postur tubuh yang buruk.
  • Osteroporosis.
  • Radang sendi.
  • Spina bifida.
  • Penyakit Scheuermann.
  • Infeksi tulang belakang.
  • Tumor pada tulang belakang.
  • Kifosis kongenital (bawaan lahir).

Sama seperti lordosis, penanganan kifosis akan disesuaikan dengan tingkat keparahannya. Untuk kifosis yang disebabkan oleh postur tubuh yang buruk, dokter dapat menyarankan fisioterapi dan penggunaan penyangga punggung. Sementara untuk kifosis yang disebabkan oleh kelainan tulang belakang, dokter dapat memberikan perawatan berupa pemberian obat penghilang rasa sakit dan prosedur pembedahan.

Skoliosis

Skoliosis merupakan kelainan tulang belakang di mana tulang melengkung ke samping secara tidak normal. Lengkungan tulang belakang ini bisa berbentuk seperti huruf S atau C. Penderita skoliosis umumnya memiliki bahu atau pinggul yang terlihat tidak seimbang. Sekitar 80% kasus skoliosis tidak diketahui penyebabnya, sehingga sering disebut skoliosis idiopatik.

Sisanya bisa disebabkan oleh beberapa penyebab berikut:

  • Infeksi pada tulang belakang.
  • Kelainan otot saraf, seperti cerebral palsy atau distrofi otot.
  • Cacat bawaan lahir.
  • Penyakit genetika, seperti sindrom Down dan sindrom Marfan.

Pengobatan untuk skoliosis tergantung pada usia, tingkat keparahan, dan pola lengkungan. Pengobatan yang dapat diberikan pada penderita skoliosis meliputi observasi melalui pemeriksaan rutin, penggunaan penyanggah punggung, dan prosedur pembedahan.

Berbagai kelainan tulang belakang yang dipaparkan di atas perlu mendapatkan penanganan. Jika Anda merasa memiliki kelainan tulang belakang atau sering mengalami nyeri pada punggung yang semakin lama semakin berat, lakukan pemeriksaan ke dokter ortopediatau dokter ortopedi ahli spine untuk mendapatkan penanganan lebih lanjut.