Kelapangan dan kemudahan di alam kubur merupakan bagian dari

JAKARTA, Waspada.co.id – Bagi umat Islam alam kubur merupakan sekat antara alam dunia dan kehidupan akhirat. Alam kubur disebut juga Barzakh yang diartikan sebagai pintu gerbang pertama menuju Akhirat. Apabila seseorang selamat di alam kubur maka setelahnya akan lebih mudah bagi dia.

Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam mengingatkan manusia tentang fitnah kubur. “Wahai manusia, berlindunglah kalian dari siksa (azab) kubur, sesungguhnya azab kubur itu benar adanya.” (HR Ahmad) Dalam Kitab Al-Mawaizh Al-Usfuriyah, Syaikh Muhammad bin Abu Bakar Ushfury menukil Hadis dari Abu Sa’id Al-Khudri radhiyallahu ‘anhu bahwa ia berkata: ” Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam masuk ke tempat sholatnya.

Kemudian beliau melihat orang-orang tengah banyak berbicara. Beliau pun bersabda yang artinya: “Ingatlah! Sesungguhnya andai kalian banyak mengingat kematian niscaya kalian tidak akan banyak berbicara. Oleh karena itu perbanyaklah mengingat kematian karena sesungguhnya tiada hari yang dilewati kuburan kecuali kuburan itu akan mengatakan 6 (enam) kalimat, yaitu:

1. Aku adalah tempat pengasingan 2. Aku adalah tempat kesendirian 3. Aku adalah tempat kegelisahan 4. Aku adalah tempat kegelapan 5. Aku adalah tempat dari tanah

6. Aku adalah tempat belatung.

Ucapan Kuburan kepada Orang Mukmin Mukmin artinya orang yang benar-benar beriman kepada Allah. Mengerjakan perintah-Nya dan menjauhi larangan-Nya. Salah satu ciri orang mukmin adalah apabila disebut nama Allah bergetarlah hati mereka, dan apabila dibacakan ayat-ayat-Nya bertambah iman mereka.

Disebutkan, ketika seorang mukmin dikubur, maka kuburan akan berkata kepadanya: “Semoga kelapangan untukmu! Aku menganggapmu sebagai keluargaku sendiri! Semoga kemudahan ditetapkan untukmu! Sesungguhnya kamu adalah orang yang paling aku cintai yang berjalan di atasku. Ketika aku berkuasa atasmu hari ini dan kamu berada di dalamku maka kamu akan melihat perlakuanku terhadapmu. Kemudian kuburan meluas karenanya seluas pandangan mata dan dibukakan baginya pintu surga.”

Ucapan Kuburan kepada Hamba Kafir Syaikh Muhammad bin Abu Bakar Ushfury menyebutkan, ketika hamba kafir dikubur, maka kuburan akan berkata kepadanya: “Semoga kelapangan tidak untukmu! Aku tidak menganggapmu sebagai keluargaku sendiri! Semoga kemudahan tidak ditetapkan untukmu! Sesungguhnya kamu adalah orang yang paling aku benci yang berjalan di atasku. Ketika aku berkuasa atasmu dan kamu berada di dalamku maka kamu akan melihat perlakuanku terhadapmu.

Kemudian kuburan menjepitnya hingga tulang-tulang rusuknya hancur. (sambil Rasulullah SAW memberi isyarat dengan memasukkan jari-jari tangan satunya ke jari-jari tangan lainnya).” Kemudian Allah menyiapkan untuknya 70 ular besar yang andai satu ular saja dari mereka menyembur di bumi maka bumi tidak bisa menumbuhkan tanaman apapun selama dunia ada.

Kemudian ular-ular itu menggigit menyobek-nyobeknya sampai datangnya masa penghitungan amal (hari Kiamat).” Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda: “Kuburan itu bisa jadi sebuah taman dari taman-taman surga atau sebuah lubang dari lubang-lubang neraka.”

5 Golongan yang Terbebas dari Azab Kubur Beberapa riwayat Hadis menyebutkan setidaknya ada lima golongan manusia yang terbebas dari siksa kubur, yaitu:

1. Orang yang Syahid di Jalan Allah. 2. Orang yang Ribath (berjaga dan siaga di perbatasan) di jalan Allah. 3. Orang yang meninggal dunia pada hari Jumat. 4. Orang yang meninggal dunia karena sakit perut

5. Orang yang Hafal Surat Al-Mulk dan istiqamah membacanya.

Semuanya terasa gelap, mencekam dan sunyi. Namun penggambarannya juga masih belum begitu jelas karena seolah-olah semua hampa dan asing. Setelah menempuh kehidupan panjang sebagai manusia, kini jasadnya siap menyatu dengan bumi.

Alam kubur adalah alam yang menyimpan banyak misteri dan rahasia. Karena kebanyakan cerita yang tersiar masih simpang siur dan terkadang sulit dipercaya kebenarannya. Para pecinta kumpulan misteri pasti selalu penasaran dengan apa yang sebenarnya terjadi saat jenazah sudah dikuburkan. Bayangan-bayangan tentang siksa kubur yang mengerikan pun saling melintas berbaur dengan ingatan masa kecil yang dikisahkan oleh para guru agama.

Malam Pertama di Alam Kubur
Isakan tangis dari anggota keluarga yang mengantar jenazah, serta suasana senyap di antara pepohonan di area pekuburan membuat situasi bercampur haru dan mencekam. Tepat selepas langkah terakhir pengantar jenazah meninggalkan makam, apakah yang terjadi? Menurut sabda Nabi, alam kubur merupakan alam pertama dari akhirat. Inilah tempat pertama dari manusia setelah meninggal dan menunggu hari pembalasan tiba kelak. Dalam syariat Islam, jenazah harus segera dikuburkan setidaknya sebelum azan Ashar berkumandang. Di beberapa tempat malah bisa segera dimasukkan ke liang lahat asalkan sebelum tengah malam.

Selama hidupnya, seseorang mungkin dibuai oleh popularitas dan kekayaan. Tapi ketika ajal sudah menjemput, satu-satunya yang tersisa adalah amal perbuatannya. Menurut Hadis Nabi, ada tiga hal yang menemani jenazah ke tempat peristirahatan terakhir, yaitu keluarga, harta benda, dan amal perbuatan. Namun dua hal pertama akan segera meninggalkannya di pemakaman. Selanjutnya adalah persiapan menyambut sepasang malaikat yang akan hadir ke kubur dan menanyakan beberapa hal. Itulah siksa pertama dalam alam kubur. Dan amal perbuatan selama hidup di dunia akan menjadi pelindung bagi mayat tersebut. Lalu, apa sajakah yang ditanyakan oleh kedua malaikat tersebut? Dan bagaimana sesosok mayat akan menjawab setiap pertanyaan yang disampaikan?

Interogasi Malaikat
Sepasang malaikat itu adalah Munkar dan Nankir yang memang mengemban tugas sebagai interogator di alam kubur. Tepat ketika mereka datang, roh akan kembali ke jasad untuk menjawab daftar pertanyaan mereka. Kedua malaikat itu akan mendudukkan sosok mayat dan mulai melontarkan pertanyaan. Pertanyaan pertama adalah mengenai Tuhan. Jasad akan ditanyai, siapa Tuhan-nya. Kalau tak bisa menjawab, jasad akan disiksa dengan perih. Pertanyaan kedua adalah tentang agama. Apa agama dari sang jasad? Kalau masih tidak bisa menjawab, jasad akan kembali didera siksaan. Pertanyaan ketiga adalah tentang nabi. Siapa nabi dari sang jasad? Jika masih tak bisa menjawab, siksaan akan kembali diberikan.

Jika ketiga pertanyaan tersebut tak terjawab, maka akan terasa hawa panas dari neraka beserta racunnya. Lalu muncullah sesosok pria yang berbau busuk, berbaju compang camping, dan wajahnya sangatlah buruk. Siapakah dia? Tak lain adalah amal perbuatan buruk dari sang jasad itu sendiri. Amal buruknya telah berubah menjadi sosok buruk rupa berbau busuk yang sebenarnya adalah perwujudan dari sang jasad itu sendiri. Dan neraka telah menunggu kehadiran sang jasad. Selama menunggu hari pembalasan itulah, sang jasad akan berkali-kali menderita siksa kubur yang teramat pedih dan tak pernah terbayangkan sebelumnya. Berbeda kalau semasa hidup sang jasa berbuat amal baik dan bisa menjawab tiga pertanyaan tersebut. Kepadanya dijanjikan surga dan tempat yang nyaman selama di alam kubur.

Periodesisasi Malam di Alam Kubur
Ada rentang waktu tertentu dari sosok jenazah yang telah menetap di alam kubur. Hitungannya mulai dari malam pertama hingga dua puluh lima tahun setelahnya. Sangat panjang bukan? Bahkan semalam di alam kubur pastilah terasa sangat lamanya.

– Malam Pertama

Jasad sebenarnya mulai membusuk. Dan bagian tubuh yang pertama kali membusuk adalah perut dan kemaluan. Itulah alasan semasa hidup setiap manusia seharusnya menjaga dua bagian tubuh tersebut. Jasad juga mulai berubah warnanya menjadi agak hijau dan cenderung gelap.

– Malam Kedua

Malam berikutnya, organ dalam tubuh mulai membusuk seperti lambung, paru-paru, hati dan limpa.

– Malam Ketiga

Malam ketiga ialah malam ketika jasad mulai mengeluarkan bau busuk.

– Setelah Tujuh Hari

Wajah jasad akan mulai membengkak dan terlihat jelas di bagian pipi serta kedua mata.

– Sepuluh Hari Pertama

Tubuh akan semakin membusuk.

– Setelah Dua Minggu

Perlahan-lahan, rambut jasad mulai rontok dan terurai bersama tanah.

– Lima Belas Hari

Jasad akan mulai dikerubuti hewan-hewan tanah seperti ulat.

– Enam Bulan

Daging telah menyatu dengan tanah dan hanya menyisakan sedikit. Cuma tersisa tulang dan rangka dari jasad tersebut.

– Dua Puluh Lima Tahun

Kerangka akan meninggalkan satu biji dengan tulang yang sangat kecil. Dari tulang itulah kelak manusia akan dibangkitkan di hari pembalasan.

Allah ta’ala berfirman;

كُلُّ نَفْسٍ ذَائِقَةُ الْمَوْتِ ۗ وَإِنَّمَا تُوَفَّوْنَ أُجُورَكُمْ يَوْمَ الْقِيَامَةِ ۖ فَمَنْ زُحْزِحَ عَنِ النَّارِ وَأُدْخِلَ الْجَنَّةَ فَقَدْ فَازَ ۗ وَمَا الْحَيَاةُ الدُّنْيَا إِلَّا مَتَاعُ الْغُرُورِ

“Tiap-tiap yang berjiwa akan merasakan mati. Dan sesungguhnya pada hari kiamat sajalah disempurnakan pahalamu. Barangsiapa dijauhkan dari neraka dan dimasukkan ke dalam surga maka sungguh ia telah beruntung. Kehidupan dunia itu tidak lain hanyalah kesenangan yang memperdayakan.” (QS. Ali Imran : 185)

Allah ta’ala memberikan pemberitaan umum kepada seluruh makhluk, bahwa setiap jiwa akan merasakan kematian. Hanya Allah ta’ala saja Yang Maha Hidup, tidak akan mati. Adapun jin, manusia, malaikat, semua akan mati.

Kematian merupakan hakekat yang menakutkan. Dia akan mendatangi seluruh orang yang hidup dan tidak ada yang kuasa menolak maupun menahannya. Maut merupakan ketetapan Allah ta’ala. Ini adalah hakekat yang sudah diketahui. Maka sudah sepantasnya kita bersiap diri menghadapinya dengan iman dan amal shalih.

Saudaraku, setelah kematian datang kepada kita maka kita akan menempuh fase Alam Kubur. Seperti apa kondisi alam kubur yang akan kita tempuh nanti? Mari kita kaji kondisinya.

Alam Kubur Yang Menakutkan

Hani radhiyallahu ‘anhu , bekas budak ‘Utsman bin ‘Affan radhiyallahu ‘anhu , berkata :

“Kebiasaan ‘Utsman radhiyallahu ‘anhu jika berhenti di sebuah kuburan, beliau menangis sampai membasahi janggutnya. Lalu beliau radhiyallahu ‘anhu ditanya, ‘Disebutkan tentang surga dan neraka tetapi engkau tidak menangis. Namun engkau menangis dengan sebab ini melihat kuburan, mengapa demikian?’ Beliau menjawab, ‘Sesungguhnya Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda :

إِنَّ الْقَبْرَ أَوَّلُ مَنَازِلِ الْآخِرَةِ، فَإِنْ نَجَا مِنْهُ فَمَا بَعْدَهُ أَيْسَرُ مِنْهُ، وَإِنْ لَمْ يَنْجُ مِنْهُ فَمَا بَعْدَهُ أَشَدُّ مِنْهُ

“Sesungguhnya kubur itu adalah persinggahan pertama dari persinggahan-persinggahan akhirat. Bila seseorang selamat dari keburukannya, maka yang setelahnya lebih mudah darinya; bila seseorang tidak selamat dari keburukannya, maka yang setelahnya lebih berat darinya.”

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam juga bersabda :

مَا رَأَيْتُ مَنْظَرًا قَطُّ إِلَّا وَالْقَبْرُ أَفْظَعُ مِنْهُ

“Aku tidak melihat suatu pemandangan pun yang lebih menakutkan daripada kubur.”
(HR. At-Tirmidzi dan Ibnu Majah; dihasankan oleh syaikh Al-Albani)

Karena fase setelah kubur lebih mudah bagi yang selamat, maka ketika melihat surga yang disiapkan Allah ta’ala dalam kuburnya, seorang Mu’min mengatakan :

رَبِّ أَقِمِ السَّاعَةَ حَتَّى أَرْجِعَ إِلَى أَهْلِي، وَمَالِي

“Ya Rabb, segerakanlah kiamat agar aku kembali kepada keluarga dan hartaku.”

Sebaliknya, orang-orang kafir ketika melihat adzab pedih yang disiapkan Allah ta’ala baginya, ia
mengatakan :

رَبّ لاَ تُقِمِ السّاعَةُ

“Ya Rabb, jangan Engkau datangkan kiamat.”

Karena yang akan datang setelahnya lebih pedih siksanya dan lebih menakutkan.

Gelapnya Alam Kubur

Hal ini ditunjukkan oleh hadits shahih :

عَنْ أَبِى هُرَيْرَةَ أَنَّ امْرَأَةً سَوْدَاءَ كَانَتْ تَقُمُّ الْمَسْجِدَ – أَوْ شَابًّا – فَفَقَدَهَا رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَسَأَلَ عَنْهَا – أَوْ عَنْهُ – فَقَالُوا مَاتَ. قَالَ « أَفَلاَ كُنْتُمْ آذَنْتُمُونِى ». قَالَ فَكَأَنَّهُمْ صَغَّرُوا أَمْرَهَا – أَوْ أَمْرَهُ – فَقَالَ « دُلُّونِى عَلَى قَبْرِهِ ». فَدَلُّوهُ فَصَلَّى عَلَيْهَا ثُمَّ قَالَ « إِنَّ هَذِهِ الْقُبُورَ مَمْلُوءَةٌ ظُلْمَةً عَلَى أَهْلِهَا وَإِنَّ اللَّهَ عَزَّ وَجَلَّ يُنَوِّرُهَا لَهُمْ بِصَلاَتِى عَلَيْهِمْ ».

“Dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu bahwa seorang wanita hitam -atau seorang pemuda – biasa menyapu masjid Nabawi pada masa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam tidak mendapatinya sehingga beliau shallallahu ‘alaihi wa sallam menanyakannya. Para sahabat menjawab, ‘Dia telah meninggal dunia’. Beliau shallallahu ‘alaihi wa sallam berkata, ‘Kenapa kalian tidak memberitahukan kepadaku?’ Abu Hurairah berkata, ‘Seolah-olah mereka meremehkan urusannya’. Beliau shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, ‘Tunjukkan kuburnya kepadaku’. Lalu mereka menunjukkannya, beliau pun kemudian menyalati wanita itu, lalu bersabda, “Sesungguhnya kuburan-kuburan ini dipenuhi kegelapan bagi para penghuninya, dan sesungguhnya Allah subhanahu wa ta’ala menyinarinya bagi mereka dengan shalatku terhadap mereka.” (HR. Al-Bukhari & Muslim)

Himpitan Alam Kubur

Setelah mayit diletakkan di dalam kubur, maka kubur akan menghimpit dan menjepit dirinya. Tidak seorang pun yang dapat selamat dari himpitannya. Beberapa hadits menerangkan bahwa kubur menghimpit Sa’ad bin Mu’adz radhiyallahu ‘anhu , padahal kematiannya membuat ‘arsy berguncang, pintu-pintu langit terbuka, serta malaikat sebanyak tujuh puluh ribu menyaksikannya.

Dalam Sunan An-Nasa’i diriwayatkan dari Ibn ‘Umar radhiyallahu ‘anhuma bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda :

هَذَا الَّذِى تَحَرَّكَ لَهُ الْعَرْشُ وَفُتِحَتْ لَهُ أَبْوَابُ السَّمَاءِ وَشَهِدَهُ سَبْعُونَ أَلْفًا مِنَ الْمَلاَئِكَةِ لَقَدْ ضُمَّ ضَمَّةً ثُمَّ فُرِّجَ عَنْهُ

“Inilah yang membuat ‘arsy berguncang, pintu-pintu langit dibuka, dan disaksikan oleh tujuh puluh ribu malaikat. Sungguh ia dihimpit dan dijepit (oleh kubur), kemudian dibebaskan.” (Dishahihkan oleh syaikh Al-Albani rahimahullah ; Lihat kitab Misykatul Mashabih 1/49; Silsilah Ash-Shahihah, no. 1695)

Dalam Musnad Ahmad diriwayatkan dari ‘Aisyah radhiyallahu ‘anha bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda :

إِنَّ لِلْقَبْرِ ضَغْطَةً وَلَوْ كَانَ أَحَدٌ نَاجِياً مِنْهَا نَجَا مِنْهَا سَعْدُ بْنُ مُعَاذٍ

“Sesungguhnya kubur itu memiliki himpitan yang bila seseorang bisa selamat darinya, maka (tentu) Sa’ad bin Muadz telah selamat.”) (HR. Ahmad, no. 25015; 25400; Dishahihkan oleh Syaikh Al-Albani di dalam Shahihul Jami’ 2/236)

Himpitan kubur in akan menimpa semua orang, termasuk anak kecil. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda :

لَوْ أَفْلَتَ أَحَدٌ مِنْ ضَمَّةِ الْقَبْرِ لَنَجَا هَذَا الصَّبِيُّ

“Seandainya ada seseorang selamat dari himpitan kubur, maka anak kecil ini pasti selamat.” (Mu’jam Ath-Thabrani dari Abu Ayyub radhiyallahu ‘anhu dengan sanad shahih dan riwayat ini dinilai shahih oleh Syaikh Al-Albani rahimahullah dalam Shahihul Jami, 5/56)

Fitnah (Ujiang Kubur)

Jika seorang hamba telah diletakkan di dalam kubur, dua malaikat akan mendatanginya dan memberikan beberapa pertanyaan. Inilah yang dimaksud dengan fitnah (ujian) kubur. Dalam hadits shahih riwayat Imam Ahmad rahimahullah dari sahabat Al-Barra bin ‘Azib radhiyallahu ‘anhu, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda :

فَيَأْتِيهِ مَلَكَانِ فَيُجْلِسَانِهِ:فَيَقُولَانِ لَهُ : مَنْ رَبُّكَ ؟ فَيَقُولُ: رَبِّيَ اللَّهُ فَيَقُولَانِ لَهُ : مَا دِينُكَ ؟ فَيَقُولُ: دِينِيَ الْإِسْلَامُ فَيَقُولَانِ لَهُ: مَا هَذَا الرَّجُلُ الَّذِي بُعِثَ فِيكُمْ ؟ فَيَقُولُ هُوَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَيَقُولَانِ لَهُ : وَمَا يُدْرِيْكَ ؟ فَيَقُولُ: قَرَأْتُ كِتَابَ اللَّهِ فَآمَنْتُ بِهِ وَصَدَّقْتُ فَيُنَادِي مُنَادٍ فِي السَّمَاءِ: أَنْ قَدْ صَدَقَ عَبْدِيفَأَفْرِشُوهُ مِنَ الْجَنَّةِ (وَأَلْبِسُوهُ مِنَ الْجَنَّةِ) وَافْتَحُوا لَهُ بَابًا إِلَى الْجَنَّةِ , قَالَ: فَيَأْتِيهِ مِنْ رَوْحِهَا وَطِيبِهَا وَيُفْسَحُ لَهُ فِي قَبْرِهِ مَدَّ بَصَرِهِ قَالَ وَيَأْتِيهِ رَجُلٌ حَسَنُ الْوَجْهِ حَسَنُ الثِّيَابِ طَيِّبُ الرِّيحِ فَيَقُولُ : أَبْشِرْ بِالَّذِي يَسُرُّكَ هَذَا يَوْمُكَ الَّذِي كُنْتَ تُوعَدُ , فَيَقُولُ لَهُ : مَنْ أَنْتَ , فَوَجْهُكَ الْوَجْهُ يَجِيءُ بِالْخَيْرِ, فَيَقُولُ: أَنَا عَمَلُكَ الصَّالِحُ, فَيَقُولُ: رَبِّ أَقِمِ السَّاعَةَ حَتَّى أَرْجِعَ إِلَى أَهْلِي وَمَالِي

“Kemudian dua malaikat mendatanginya dan mendudukannya, lalu keduanya bertanya, “Siapakah Rabbmu?” Dia (si mayyit) menjawab, “Rabbku adalah Allah”. Kedua malaikat itu bertanya, “Apa agamamu?” Dia menjawab: “Agamaku adalah al-Islam”. Kedua malaikat itu bertanya, “Siapakah laki-laki yang telah diutus kepada kamu ini?” Dia menjawab, “Beliau adalah utusan Allah”.
Kedua malaikat itu bertanya, “Apakah ilmumu?” Dia menjawab, “Aku membaca kitab Allah, aku mengimaninya dan membenarkannya”.

Lalu seorang penyeru dari langit berseru, “HambaKu telah berkata benar, berilah dia hamparan dari surga, dan berilah dia pakaian dari surga, bukakanlah sebuah pintu untuknya ke surga.

Maka datanglah kepadanya bau dan wangi surga. Dan diluaskan baginya di dalam kuburnya sejauh mata memandang. Dan datanglah seorang laki-laki berwajah tampan kepadanya, berpakaian bagus, beraroma wangi, lalu mengatakan, “Bergembiralah dengan apa yang menyenangkanmu, inilah harimu yang engkau telah dijanjikan (kebaikan)”. Maka ruh orang Mu’min itu bertanya kepadanya, “Siapakah engkau, wajahmu adalah wajah yang membawa kebaikan?” Dia menjawab, “Aku adalah amalmu yang shalih”. Maka ruh itu berkata, “Rabbku,
tegakkanlah hari kiamat, sehingga aku akan kembali kepada keluarga dan hartaku”.

Pertanyaan ini juga dilontarkan kepada orang kafir, sebagaimana yang dijelaskan oleh Nabi yang mulia shallallahu ‘alaihi wa sallam :

وَيَأْتِيهِ مَلَكَانِ فَيُجْلِسَانِهِ فَيَقُولَانِ لَهُ : مَنْ رَبُّكَ؟ فَيَقُولُ : هَاهْ هَاهْ لَا أَدْرِي فَيَقُولَانِ لَهُ: مَا دِينُكَ ؟ فَيَقُولُ : هَاهْ هَاهْ لَا أَدْرِي فَيَقُولَانِ لَهُ مَا هَذَا الرَّجُلُ الَّذِي بُعِثَ فِيكُمْ ؟ فَيَقُولُ: هَاهْ هَاهْ لَا أَدْرِي فَيُنَادِي مُنَادٍ مِنَ السَّمَاءِ أَنْ كَذَبَ فَافْرِشُوا لَهُ مِنَ النَّارِ وَافْتَحُوا لَهُ بَابًا إِلَى النَّارِ فَيَأْتِيهِ مِنْ حَرِّهَا وَسَمُومِهَا وَيُضَيَّقُ عَلَيْهِ قَبْرُهُ حَتَّى تَخْتَلِفَ فِيهِ أَضْلَاعُهُ وَيَأْتِيهِ رَجُلٌ قَبِيحُ الْوَجْهِ قَبِيحُ الثِّيَابِ مُنْتِنُ الرِّيحِ فَيَقُولُ: أَبْشِرْ بِالَّذِي يَسُوءُكَ هَذَا يَوْمُكَ الَّذِي كُنْتَ تُوعَدُ, فَيَقُولُ: مَنْ أَنْتَ فَوَجْهُكَ الْوَجْهُ يَجِيءُ بِالشَّرِّ فَيَقُولُ: أَنَا عَمَلُكَ الْخَبِيثُ فَيَقُولُ رَبِّ لَا تُقِمِ السَّاعَةَ

“Kemudian ruhnya dikembalikan di dalam jasadnya. Dan dua malaikat mendatanginya dan mendudukannya. Kedua malaikat itu bertanya, “Sipakah Rabbmu?” Dia menjawab: “Hah, hah, aduh aku tidak tahu. Kedua malaikat itu bertanya, “Apakah agamamu?” Dia menjawab, “Hah, hah,aduh aku tidak tahu”.Kedua malaikat itu bertanya, “Siapakah laki-laki yang telah diutus kepada kamu ini?” Dia menjawab: “Hah, hah, aduh aku tidak tahu”.
Lalu penyeru dari langit berseru, “HambaKu telah (berkata) dusta, berilah dia hamparan dari neraka, dan bukakanlah sebuah pintu untuknya ke neraka.” Maka panas neraka dan asapnya datang mendatanginya. Dan kuburnya disempitkan, sehingga tulang-tulang rusuknya berhimpitan.

Dan datanglah seorang laki-laki berwajah buruk kepadanya, berpakaian buruk, beraroma busuk, lalu mengatakan, “Terimalah kabar yang menyusahkanmu! Inilah harimu yang telah dijanjikan (keburukan) kepadamu”. Maka ruh orang kafir itu bertanya kepadanya, “Siapakah engkau, wajahmu adalah wajah yang membawa keburukan?” Dia menjawab, “Aku adalah amalmu yang buruk”. Maka ruh itu berkata, “Rabbku, janganlah Engkau tegakkan hari kiamat”. (Lihat Shahihul Jami’ no: 1672)

Dari hadits yang telah dikemukakan di atas menunjukkan bahwa pertanyaan dalam kubur berlaku untuk umum, baik orang Mu’min maupun kafir.(daaruttauhiid/wo/w1n)