Minggu, 8 September 2013 | 07:00 WIB Show
Der Panzer. Begitulah tim nasional sepak bola Jerman dijuluki. Sebutan itu mengacu kepada tank yang dalam bahasa Jerman disebut panzer. Rasanya julukan itu sangat tepat. Seperti tank buatan negerinya, tim nasional Jerman tidak istimewa. Tampilannya kurang indah, namun selalu efektif dan mematikan untuk menghancurkan lawan. Buktinya tergambar nyata di pentas sepak bola antarnegara. Jangan pernah remehkan timnas Jerman. Mereka akan selalu mampu tampil solid di tengah keterbatasan atau bahkan keraguan tentang kemampuannya. Terbukti, Jerman memimpin dalam daftar juara Piala Eropa dan hanya kalah dari Brasil serta Italia soal jumlah juara Piala Dunia. Sedemikian tangguhnya timnas Jerman, sampai-sampai ada pernyataan dari eks striker Inggris, Gary Lineker, yang melegenda hingga kini. Dia berkata, “Sepak bola adalah permainan sederhana. Sebanyak 22 orang akan berlari mengejar bola selama 90 menit dan, pada akhirnya, Jerman selalu menang.” Keperkasaan timnas Jerman tidak muncul begitu saja. Ciri khas yang tak pernah hilang dari Der Panzer adalah kolektivitas dan disiplin tinggi. Terkait hal, Der Panzer berutang kepada spirit komunal yang melekat erat di masyarakat Jerman. Pada dasarnya, masyarakat komunal adalah gabungan orang yang dengan sengaja menciptakan ikatan satu sama lain berdasarkan kepentingan yang sama. Menurut Dr. Bill Metcalf dalam buku Shared Visions, Shared Lives, spirit komunal memiliki beberapa prinsip dasar, di antaranya mengutamakan kepentingan umum dibanding keluarga, kepemilikan bersama suatu hal, pengaturan keuangan yang sama, hingga pengambilan keputusan secara kolektif. Masyarakat Jerman sudah sejak lama menerapkan prinsip komunal dalam kehidupan. Akibatnya, di sana mudah ditemuni komunitas atas dasar yang berbeda-beda. Spirit itu bahkan merasuk sampai ke politik sehingga melahirkan jaringan komunitas politik yang disebut kommuja. Terkadang, ini sangat mengekang individualisme. Eks defender timnas Jerman, Matthias Sammer, memiliki pengalaman menarik terkaiit hal tersebut ketika masih muda. Dia mengisahkan betapa kuatnya semangat kolektif di timnya. “Suatu hari, para pemain mendapat sepatu baru. Sepatu saya adalah satu-satunya yang tidak pas. Ukurannya lebih besar tiga nomor di atas ukuran yang seharusnya saya pakai. Saya tidak bisa komplain karena sikap individualistis tidak ditoleransi sama sekali,” kata Sammer. Memudahkan kerja sama Meski terkesan ekstrem, spirit komunal yang mendarah daging di masyarakatnya ini ternyata memudahkan Jerman membentuk tim sepak bola yang tangguh. Sebagai olahraga kolektif, sepak bola membutuhkan kerja sama antarpemain yang solid. Orang Jerman cenderung lebih mudah melakukannya karena sudah terbiasa berbagi tugas di dalam komunitasnya. Selain itu, spirit komunal menghadirkan disiplin tinggi. Masyarakat Jerman biasa membagi peran kepada tim. Si penerima tugas akan menjalankannya dengan sepenuh hati. Jika tidak, sistem yang diatur dalam komunitasnya akan kacau. Tak aneh, para pesepak bola Jerman dikenal disiplin dalam menerapkan strategi yang dipilih di atas lapangan. Alhasil, jangan kaget ketika melihat timnas Jerman selalu mampu tampil solid. Sebab, kolektivitas dan disiplin tinggi yang dibutuhkan dalam sepak bola ternyata sudah mendarah daging di dalam diri mereka. Tim nasional sepak bola Jerman (bahasa Jerman: Deutsche Fußballnationalmannschaft) adalah tim yang mewakili Jerman dalam kejuaraan sepak bola internasional Jerman memiliki catatan yang sangat mengesankan dalam setiap penyelenggaraan Piala Dunia. Catatan prestasi 4 kali juara dunia, hanya dikalahkan tim Brasil. Selain itu tim nasional sepak bola Jerman Timur juga pernah memenangkan Olimpiade.
Warna pertama
Warna kedua Tim Jerman dikenal sebagai kesebelasan spesialis turnamen. Tim ini dinilai memiliki napas panjang yang sangat dibutuhkan sebuah kesebelasan dalam keikutsertaan dalam kejuaraan yang berlangsung lama. Kerap, di awal turnamen, tim Jerman belum menunjukkan kemampuan terbaiknya. Namun, setelah dua-tiga pertandingan, tim ini menjadi sangat hebat dan menakutkan lawan-lawannya. Itulah sebabnya, tim ini juga sering dijuluki mesin diesel, yang lambat panasnya.
Selain itu, tim Jerman dikenal dengan semangat juangnya yang pantang menyerah serta kekompakan timnya. Dalam setiap pertandingan yang dihadapinya, tim Jerman tak akan pernah menyerah sebelum peluit panjang berbunyi. Kerap pasukan Jerman ini mampu mengejar ketertinggalannya. Final 1986, di Meksiko, mereka tertinggal lebih dulu dari Argentina 0-2. Dengan semangat pantang menyerah mereka berhasil menyamakan kedudukan menjadi 2-2. Walaupun akhirnya mereka kalah 2-3 karena terkena serangan balik. Pernah di 1994, di Amerika Serikat, mereka tertinggal lebih dulu dari Korea Selatan 0-2, tetapi di akhir pertandingan mereka justru memukul balik 3-2. Kekompakan tim mereka juga sulit ditandingi kesebelasan lain.
Sepanjang penyelenggaraan Piala Dunia, tim Jerman hampir mengikuti semuanya, kecuali pada tahun 1930 dan 1950.
Jerman sudah tampil di putaran final 19 kali, yaitu tahun 1934, 1938, 1954, 1958, 1962, 1966, 1970, 1974, 1978, 1982, 1986, 1990, 1994, 1998, 2002, 2006, 2010, 2014, dan 2018. Di 2006, Jerman bertindak sebagai tuan rumah. Prestasi terbaik mereka adalah saat menjadi juara pada Piala Dunia 1954, 1974, 1990, dan 2014.
Jerman telah meraih gelar juara pada 1954, 1974, 1990, dan 2014. Jerman juga sempat maju ke babak final pada 1966 (dikalahkan Inggris 2-4), 1982 (dikalahkan Italia 1-3), 1986 (dikalahkan Argentina 2-3), dan 2002 (ditundukkan Brasil 0-2).
Gelar juara ketiga diraih Jerman pada 1934, 1970, 2006, dan 2010. Pada 1934, gelar itu diperoleh Jerman lewat kemenangan atas Austria dengan skors 3-2 ketika kejuaraan akbar ini diselenggarakan di Italia. Di Meksiko, 1970, Jerman menang tipis 1-0 dari Uruguay di perebutan tempat ketiga. Sedangkan pada tahun 2006, Jerman kembali meraih juara ketiga setelah mengalahkan Portugal 3-1. Kemudian di 2010, Jerman kembali juara ketiga setelah mengalahkan Uruguay 3-2.
Gelar juara keempat mereka peroleh tahun 1958. Posisi tersebut diperoleh setelah mereka dikalahkan Prancis 3-6 dalam perebutan posisi ketiga, saat kejuaraan itu diadakan di Swedia.
Pada tahun 1938 dan 2018, Jerman tidak mampu lolos dari babak penyisihan. Sedangkan pada 1978, mereka hanya sampai putaran kedua. Sementara pada 1962, 1994, dan 1998, Jerman terhenti di perempat final.
Mereka pertama kali meraih gelar dengan mengalahkan Hongaria di babak final pada tahun 1954 yang berlangsung di Bern, Swiss, kala Jerman masih diperkuat nama-nama seperti Fritz Walter dan Helmut Rahn. Jerman menjadi juara setelah menundukkan Hongaria 3-2.
Gelar juara dunia mereka yang banyak dikenang penggemar sepak bola sejagat adalah yang diraih pada 1974 di Jerman. Kala itu, dengan diperkuat nama-nama pemain legendaris sang "Kaisar" Franz Beckenbauer, Paul Breitner, dan Gerd Muller, mereka mengalahkan Belanda yang sedang memukau dunia dengan Total Football-nya dengan pemain bintang Johan Cruyff, Arie Haan, dan Johan Neeskens. Di kandang sendiri, Jerman menang 2-1 atas Belanda.Kala itu singa kotak penalti Gerd Muller yang dijuluki "Der Bomber" tampil sebagai top skorer dengan 11 golnya, dan hanya kalah jumlah dari top skorer asal Prancis Just Fontaine (13 gol, tahun 1958).
Gelar ketiga pada 1990, di Italia, diraih ketika tim Jerman diasuh oleh Beckenbauer. Tim yang dipimpin kapten Lothar Matthäus dengan sejumlah bintang yang menjadi anggota skuat "Der Panzer"; Klaus Augenthaler, Guido Buchwald, Jurgen Kohler, Olaf Thon, Thomas Haessler, Andreas Moller, Andreas Brehme, Jurgen Klinsmann, Rudi Voeller, dan kiper Bodo Ilgner ini mengalahkan Argentina di final dengan satu gol penalti yang dicetak Andreas Brehme di menit-menit akhir.
Pada 2002 di Jepang dan Korea, Jerman ditangani Rudi Völler. Menjadi juara kedua setelah dikalahkan Brasil, 0-2, di final. Pada kesempatan ini dua gelar diraih oleh kiper sekaligus Kapten "Der Panzer" Oliver Kahn yaitu pemain terbaik dan kiper terbaik Piala Dunia 2002, gelar pemain terbaik kedua yang diraih oleh seorang kiper sepanjang Piala Dunia setelah Dino Zoff (1982) di Spanyol.
Sebagai tuan rumah, Jerman langsung lolos ke putaran final 2006. Sungguh suatu prestasi menjadi Juara ke-3, karena di pertandingan uji coba Jerman sangat tidak meyakinkan untuk tampil sebagi tim yang layak tampil di Piala Dunia.
Pada edisi Piala Dunia FIFA 2010, Jerman kembali menjadi Juara ke-3 setelah mengalahkan Uruguay dengan skor 3-2 di pertandingan perebutan tempat ketiga. Sebelumnya di babak semi final, Jerman dikalahkan Spanyol 1-0. Satu gol tersebut dicetak oleh Carles Puyol.
Di babak kualifikasi Piala Dunia 2014, Jerman finis di posisi pertama Kualifikasi Grup C Zona Eropa dan lolos otomatis ke Piala Dunia. Pada Piala Dunia 2014, Jerman berada di Grup G bersama Portugal, Ghana dan Amerika Serikat. Mereka mengalahkan Portugal dengan 4-0, tiga gol di antaranya dicetak oleh Thomas Müller. Dalam pertandingan melawan Ghana, mereka memimpin pertandingan dengan gol Götze, tetapi kemudian Ghana membalikan keadaan lewat dua gol berturut-turut sebelum turun minum. Pada menit ke-71, Klose mencetak gol, membantu Jerman untuk bermain imbang 2-2 dengan Ghana. Dengan gol itu, Klose juga mencetak gol ke-15 Piala Dunia, menyamai rekor mantan striker Brasil, Ronaldo, di puncak pencetak gol Piala Dunia sepanjang sejarah. Jerman juga mengalahkan tim Amerika Serikat 1-0, mengamankan mereka tempat di babak enam belas besar melawan Aljazair yang tetap tanpa gol setelah 90 menit. Di menit 92 pada babak perpanjangan waktu 2x15 menit, André Schurrle berhasil memecah kebuntuan berkat umpan dari Müller, sementara Özil mencetak gol lagi di menit ke-120, mengamankan Jerman tempat di perempat final, meskipun Aljazair berhasil mencetak satu gol di injury time. Pada pertandingan perempat final melawan Prancis, Mats Hummels mencetak gol di menit ke-13 saat mereka menang 1-0 untuk maju ke rekor berturut-turut semifinal keempat.
Di semi-final melawan Brasil, Jerman menjadi tim pertama dalam sejarah yang mencetak 5 gol dalam 18 menit selama 45 menit. Miroslav Klose juga mencetak gol di Piala Dunia ke-16 di menit ke-23 untuk mengamankan tempatnya dalam sejarah sebagai pencetak gol terbanyak sepanjang Piala Dunia yang telah diikutinya. Jerman kemudian mencetak dua gol di babak kedua dari permainan, untuk memecahkan rekor gol terbanyak mencetak gol melawan Brasil dalam satu pertandingan. Jerman menang 7-1.
Di final, akhirnya Jerman menjadi juara setelah pada pertandingan final yang digelar di stadion Maracana mengalahkan Argentina dengan skor 1-0 melalui gol semata wayang pemain muda Mario Gotze di menit ke 113 babak perpanjangan waktu.
Meskipun Jerman memenangkan semua pertandingan kualifikasi Piala Dunia dan Piala Konfederasi FIFA pada tahun sebelumnya, Jerman memulai pertandingan Piala Dunia FIFA 2018 dengan kekalahan mengejutkan dari Meksiko. Hal ini terjadi untuk pertama kalinya bahwa Jerman kalah pada pertandingan pertama sejak Piala Dunia FIFA 1982.[9] Pada pertandingan kedua Jerman berhasil mengalahkan Swedia dengan skor 2–1 berkat gol pada tambahan waktu yang dicetak oleh Toni Kroos, setelah itu Jerman tereliminasi setelah secara mengejutkan setelah kalah 2–0 atas Korea Selatan. Hal ini merupakan kegagalan mereka untuk pertama kalinya di babak pertama sejak Piala Dunia FIFA 1938 dan gugur di babak grup untuk pertama kalinya sejak format ini digunakan.[10][11] Berikut ini jadwal pertandingan dan hasil berdasarkan situs web DFB,[12] UEFA[13] dan FIFA.[14] 2018Jerman v Spanyol
Jerman v Brasil
Austria v Jerman
Jerman v Arab Saudi
Jerman v Meksiko
Jerman v Swedia
Korea Selatan v Jerman
Jerman v Prancis
Jerman v Peru
Belanda v Jerman
Prancis v Jerman
Jerman v Rusia
Jerman v Belanda
Jerman telah meraih gelar juara pada 1954, 1974, 1990, dan 2014.
Piala Konfederasi
Catatan:
Piala EropaDi kawasan Eropa, tim Jerman adalah juga tim papan atas. Mereka meraih tiga kali gelar Piala Eropa, yakni pada tahun 1972, 1980, dan 1996.
Liga Negara UEFA
Para pemain berikut dipilih untuk pertandingan kualifikasi Piala Dunia FIFA 2022 melawan Rumania, Makedonia Utara pada 8 dan 11 Oktober 2021. Informasi skuat per 8 September 2021, setelah pertandingan melawan Islandia.
Pemain yang DipanggilPara pemain berikut juga telah dipanggil ke skuat Jerman dalam 12 bulan terakhir dan masih tersedia untuk seleksi.
Tim Sebelumnya
Pemain TerkenalKapten
Pemain Terbaik per Tahun
Di bawah ini adalah daftar dari 10 pemain yang paling sering tampil bagi Jerman, tertanggal 22 Maret 2017. Pemain yang pernah bermain untuk Jerman Timur (dalam hal ini Joachim Streich, 102) tidak ditampilkan dalam daftar.
Pencetak Gol TerbanyakDi bawah ini adalah daftar 10 Pencetak Gol Terbanyak bagi Jerman, per tanggal 27 Juni 2018. Mantan pemain Jerman Timur Joachim Streich, yang mencetak 55 gol, tidak ditampilkan dalam daftar. Nama pemain yang diformat tebal masih tersedia untuk seleksi.
Rekor Turnamen
|