Kenapa tidak suka di lingkungan kerja tersebut

Ciri lingkungan kerja toxic– Setiap karyawan pasti mendambakan lingkungan kerja yang sehat, nyaman, dan mendukung. Nyatanya, tidak semua lingkungan kerja bisa seperti itu. Maka dari itu, kamu harus mengetahui apa saja yang menjadi ciri lingkungan kerja toxic.

Salah satu ciri lingkungan kerja toxic adalah tidak adanya dukungan dari rekan kerja lainnya. Padahal dukungan dari rekan kerja adalah salah satu hal yang bisa membuat kita bertahan.

Apakah kamu masih belum mengetahui ciri lingkungan kerja toxic seperti apa? Kalau belum, langsung simak penjelasan terkait lingkungan kerja toxic dan cara menghadapinya berikut ini.

BACA JUGA: 5 Manfaat Membangun Networking dalam Dunia Kerja & Cara Melakukannya

6 Ciri Lingkungan Kerja Toxic yang Perlu Kamu Waspadai

Kenapa tidak suka di lingkungan kerja tersebut

Pada faktanya, masih ada beberapa karyawan yang belum bisa menyadari atau mengetahui lingkungan kerja toxic seperti apa. Padahal mungkin mereka sudah merasakan salah satu ciri lingkungan kerja toxic.

Hal tersebut sangat disayangkan, mengingat kita bekerja di sebuah perusahaan selain untuk mendapatkan penghasilan tetapi juga untuk mendapatkan pengalaman dan pengetahuan baru di dunia kerja.

Ingin tahu apa saja ciri lingkungan kerja toxic? Berikut ini daftarnya.

1. Adanya Agresi Mikro di Tempat Kerja

Hal pertama yang menjadi ciri lingkungan kerja toxic adalah adanya agresi mikro di tempat kerja. Agresi mikro adalah interaksi atau penilaian yang menunjukkan perilaku bias terhadap sekelompok orang yang tidak begitu menonjol.

Singkatnya, agresi mikro ini sama seperti tindakan diskriminasi di tempat kerja. Sekelompok orang yang melakukan agresi mikro biasanya suka bergosip, menyebar kasak-kusuk, bahkan mem-bully langsung secara verbal. Hal ini bisa terjadi pada siapa saja, bisa berdasarkan jenis kelamin, ras, prestasi kerja, dan hal-hal lainnya.

2. Atasan yang Selalu Merasa Berkuasa

Jika di tempat kerja kamu ada atasan yang selalu merasa berkuasa, mungkin itu bisa jadi ciri lingkungan kerja toxic. Terutama jika kamu merasa tidak dihormati, tidak dihargai atas kontribusi yang sudah kamu berikan.

Ditambah kamu juga merasa bahwa kebutuhan kamu sebagai karyawan tidak terpenuhi. Berarti kamu sudah berada di ciri lingkungan kerja toxic. Atasan yang selalu merasa berkuasa biasanya sering mengabaikan dan tidak begitu menghargai karyawannya.

3. Tidak Ada Kesempatan Berkembang

Setiap karyawan tentu ingin berkembang dalam karirnya. Bisa dari pengalaman dan pengetahuan, atau kenaikan jabatan. Tapi tahukah kamu bahwa, salah satu ciri lingkungan kerja toxic adalah tidak adanya kesempatan untuk berkembang?

Jika kamu merasa terus berada di dalam satu posisi yang sama tanpa adanya perkembangan, berarti kamu harus segera keluar dari lingkungan kerja toxic tersebut.

Bukan sekedar berada di zona nyaman, tetapi jika diteruskan hal ini bisa mempengaruhi jenjang karir kamu di masa depan. Zaman sudah berkembang dan lebih maju dari sebelumnya, masa kamu masih mau stuck di posisi kamu yang sekarang?

4. Beban Kerja Tidak Normal

Beban kerja tidak normal adalah salah satu ciri lingkungan kerja toxic selanjutnya. Misal, atasan memberikan beban kerja yang berlebihan atau tidak sesuai dengan kapasitas kamu sehingga kamu tidak bisa menyelesaikannya.

Perlu diketahui, kondisi seperti ini bisa berpengaruh pada tingkat kecemasan dan depresi yang tinggi. Hal ini bisa memberikan kamu efek jangka panjang, lho. Seperti tidak ada semangat untuk bekerja, hingga kamu mengalami kelelahan yang berlebih alias burnout.

5. Jam Kerja Tidak Sesuai

Pemerintah menetapkan bahwa, jam kerja karyawan per harinya adalah delapan jam. Tapi terkadang ada saja yang perusahaan yang memberlakukan lebih dari delapan jam sehari dan ini diluar jam lembur.

Jika jam kerja kamu tidak sesuai dengan peraturan atau kesepakatan kerja, maka tempat kerja kamu memiliki ciri lingkungan kerja toxic. Hasil penelitian menyebutkan bahwa, orang yang bekerja selama berjam-jam tanpa berhenti bisa menyebabkan depresi.

6. Gosip Kerja

Satu lagi ciri lingkungan kerja toxic adalah gosip kerja. Biasanya, berawal dari sebuah gosip yang disebarkan, seorang karyawan bisa saja merasa terintimidasi dan/atau dimanipulasi.

Salah satu sifat dasar manusia adalah mudah terpengaruh. Hal ini bisa berbahaya jika kamu terpengaruh hal-hal buruk, seperti gosip kantor yang belum tentu benar adanya. Maka dari itu, jika kamu menemukan gosip di tempat kerja, sebaiknya tidak perlu menambahkan komentar apapun.

BACA JUGA: Mau Resign? Ini 5 Alasan Pindah Kerja dan Pertimbangan yang Bisa Kamu Sampaikan ke HRD

5 Cara Mengatasi Lingkungan Kerja Toxic, Pasti Bisa!

Kenapa tidak suka di lingkungan kerja tersebut

Setelah tahu apa saja ciri lingkungan kerja toxic, sekarang saatnya kamu belajar mengatasinya. Jika tidak memungkinkan keluar dari lingkungan kerja toxic, kamu bisa belajar menghadapinya dengan cara sebagai berikut:

1. Buat Batasan

Hal pertama yang bisa kamu lakukan untuk cara mengatasi lingkungan kerja toxic adalah membuat batasan yang jelas. Caranya adalah dengan memisahkan kehidupan pribadi dan kehidupan kerja kamu, dengan mengutamakan prinsip work life balance.

Jangan sampai karena kamu tidak membuat batasan, kesehatan mental kamu akan terganggu. Jika memang di tempat kerja kamu memberikan dampak yang buruk bagi kesehatan mental, sebaiknya kamu keluar dari lingkungan kerja toxic tersebut.

2. Jalin Hubungan Baik dengan Orang Terpercaya

Perlu kamu sadari dan pahami bahwa, tidak semua orang di tempat kerja bisa dipercaya. Maka dari itu, kamu perlu menjalin dan menjaga hubungan dengan orang yang terpercaya sebagai cara mengatasi lingkungan kerja toxic.

Hal ini perlu dilakukan karena kamu membutuhkan semacam support system di tempat kerja. Sebisa mungkin cari teman yang tidak menyebarkan rumor negatif. Sebab orang seperti itu harus dihindari.

3. Cari Support System di Luar Kantor

Hal berikutnya yang bisa menjadi cara mengatasi lingkungan kerja toxic adalah mencari support system di luar kantor. Setelah seharian bekerja, tentu kita akan merasa lelah.

Tidak ada salahnya mengganti suasana dengan orang-orang lain yang kamu percaya selain rekan kerjamu. Hal ini juga bisa menjadi solusi disaat kamu ingin mengeluarkan unek-unek tetapi rasanya tidak pantas untuk dikeluarkan di depan rekan kerja.

4. Luangkan Waktu untuk Me Time

Di tengah penat dan lelahnya bekerja, tidak ada salahnya untuk mengambil me time sebentar saja. Cara mengatasi lingkungan kerja toxic ini bisa membantu kamu meningkatkan work life balance.

Tidak hanya itu, me time juga bisa memberikan ruang untuk menghindari kegiatan yang bisa menyebabkan stress berlebih. Kamu bisa keluar kantor sebentar untuk membeli kopi atau cemilan favorit.

5. Rencanakan Waktu Keluar yang Pas

Satu lagi cara mengatasi lingkungan kerja toxic adalah merencanakan waktu keluar yang pas. Hal ini bisa menjadi solusi terakhir jika kamu sudah tak tahan lagi dan ingin keluar dari lingkungan kerja toxic.

Jika kamu merasa sudah tidak bisa tahan lagi dengan salah satu atau dua ciri lingkungan kerja toxic. Kamu harus mengatur rencana dan strategi waktu keluar yang pas. Jangan sampai kamu keluar ketika sedang mendapatkan banyak tugas. Hal ini malah akan membuatmu terlihat tidak profesional.

Nah itulah penjelasan terkait ciri lingkungan kerja toxic dan cara mengatasi lingkungan kerja toxic. Bagi kamu yang memang merasa terjebak di lingkungan seperti di atas, ada baiknya untuk segera keluar dari lingkungan kerja toxic.

Jangan sampai kamu mengorbankan kesehatan mental dan waktu kamu untuk bertahan di lingkungan kerja yang tidak mendukung karir kamu sama sekali. Nah, kalau kamu mau mencari tempat kerja baru, kamu bisa mencarinya di aplikasi KitaLulus, lho.

Di aplikasi KitaLulus, kamu akan menemukan banyak jenis pekerjaan yang sesuai dengan passion! Kamu tinggal download aplikasi KitaLulus di Play Store dan lengkapi profil. Setelah itu kamu bisa melamar pekerjaan baru, deh. Bersama KitaLulus, melamar pekerjaan menjadi #LebihMudah dan tentunya dijamin aman!

Kenapa tidak suka di lingkungan kerja tersebut

Seperti apa lingkungan kerja ideal versi Anda? Tentu penilaian ini bisa menjadi subjektif, tergantung dari sudut pandang mana yang Anda pakai. Ideal menurut karyawan belum tentu serupa dengan versi ideal pemilik perusahaan. Bahkan, antara Anda dan rekan kerja pun bisa berbeda pendapat.

Sebetulnya, indikator lingkungan kerja dapat didefinisikan secara teori. Apalagi, lingkungan kerja yang kondusif dapat memberikan dampak positif bagi peningkatan kinerja karyawan. Begitu pula sebaliknya. Tanpa lingkungan yang kondusif, produktivitas karyawan dapat terhambat sehingga perusahaan pun terkena dampaknya.

Lingkungan kerja merujuk pada segala hal di sekitar karyawan yang bisa mempengaruhi diri karyawan saat menunaikan tugas yang menjadi tanggung jawabnya. Cakupan lingkungan kerja beragam, tetapi secara umum dapat dikelompokkan menjadi kondisi fisik dan non-fisik atau psikologis. Untuk lebih jelas, mari simak 7 indikator lingkungan kerja yang kondusif berikut ini.

1. Udara dan penerangan

Tempat kerja yang ideal sebaiknya mempunyai sirkulasi udara dan penerangan yang baik. Ruangan yang terlalu dingin atau panas dapat membuat karyawan tidak nyaman saat bekerja. Penerangan yang kurang maksimal juga berisiko membuat mata Anda cepat lelah. Tanpa kedua faktor ini, sulit rasanya untuk bertahan di ruangan dalam jangka waktu yang panjang.

2. Suara

Apa pun jenis tugas yang dilakukan, suara bising yang berlangsung terus menerus dapat mengganggu konsentrasi karyawan. Perusahaan harus dapat mengendalikan sumber suara bising tersebut demi menciptakan suasana kerja yang tenang.

3. Kebersihan

Tidak ada satu orang pun yang suka bekerja di lingkungan yang kotor. Kebersihan ruangan dan lingkungan kerja mutlak dipenuhi setiap perusahaan. Selain kebersihan adalah sebagian dari iman, bekerja di tempat yang bersih juga menimbulkan perasaan nyaman. Betah bekerja di kantor menjadi salah satu motivasi penting bagi karyawan agar bersemangat dalam meningkatkan kinerjanya.

4. Keamanan

Bekerja seharian di kantor tanpa rasa was-was juga menjadi kebutuhan mendasar. Apalagi, karyawan datang dengan kendaraan dan membawa barang-barang pribadi lainnya. Faktor keamanan lingkungan wajib diperhatikan untuk menjaga privasi masing-masing karyawan sekaligus menjaga ketertiban perusahaan. Misalnya, melalui keberadaan satpam, pemasangan CCTV, pintu dengan kunci akses, serta loker barang.

5. Hubungan kerja sesama karyawan maupun pimpinan

Hubungan kerja sesama karyawan maupun dengan pimpinan termasuk dalam indikator non-fisik. Kualitas hubungan antar karyawan yang baik dapat berdampak pada peningkatan produktivitas kerja sekaligus kekompakan dalam internal perusahaan. Begitu juga dengan kehadiran pimpinan.

Baca juga: Kriteria Lingkungan Kerja yang Baik

Penyelenggaraan kegiatan seperti outbound perusahaan termasuk salah satu upaya untuk meningkatkan kualitas hubungan sesama karyawan dan pimpinan dalam perusahaan. Dengan membentuk tim yang solid, perusahaan bisa fokus pada target yang ingin dicapai bersama-sama.

6. Tanggung jawab dan struktur kerja

Mengetahui apa saja tanggung jawab dalam bekerja akan membangun motivasi internal karyawan. Mengenal tugas-tugas yang diemban secara rinci akan mendorong kinerja karyawan di segala sisi. Begitu juga dengan struktur kerja.

Jika tidak ada pembagian tugas yang jelas, karyawan akan bingung dan bimbang. Karyawan cenderung tidak semangat bekerja dan menghabiskan banyak waktu begitu saja tanpa produktif melakukan apapun.

7. Komunikasi lancar dan kerja sama tim

Dalam berbagai jenis relasi, komunikasi selalu mengambil peran terbesar untuk memastikan segala sesuatu berjalan dengan lancar. Demikian pula dalam lingkungan kerja. Komunikasi yang efektif akan mempermudah kolaborasi atau kerja sama dalam satu divisi maupun lintas divisi.

Mempraktikkan gaya komunikasi yang efektif akan membantu membangun suasana kerja yang hangat, terbuka, dan saling mendukung. Cara berkomunikasi demikian pun perlu diimbangi dengan perlakuan yang manusiawi, kesempatan berpendapat atau mengemukakan gagasan, hingga kemauan mendengarkan satu sama lain.

Perusahaan disebut ideal jika telah memenuhi 7 indikator lingkungan kerja yang kondusif. Jadikan ketujuh indikator tersebut sebagai panduan untuk memilih tempat kerja yang idaman dan ideal versi Anda. Semoga berhasil!