Kentang yang direndam dalam larutan garam pekat keadaannya menjadi

Melalui halaman ini, sobat idschool akan diberi sedikit gambaran tentang praktikum biologi dengan ulasan tekanan osmosis pada kentang. Materinya meliputi tujuan praktikum, alat dan bahan yang diperlukan, langkah kerja, dan pembahasan seputar hasil dari praktikum biologi tekanan osmosis pada kentang. Kentang merupakan tumbuhan yang tergolong dalam umbi-umbian, yaitu umbi batang. Bentuk kentang cenderung bulat namun tidak rata. Bahan makanan yang banyak mengandung karbohidrat ini sering digunakan sebagai praktikum biologi untuk melihat adanya tekanan osmosis pada sel-sel kentang.

Peristiwa osmosis adalah gerakan molekul pelarut melewati membran semipermebel ke larutan yang lebih pekat. Sedangkan tekanan osmotik merupakan tekanan yang dimiliki sebuah benda untuk mempertahankan kesetimbangan osmotiknya.

Kentang yang direndam dalam larutan garam pekat keadaannya menjadi

Bagaiman langkah kerja dari praktikum biologi tekanan osmosis pada kentang? Apa hasil dan kesimpulan yang dapat diperoleh dari praktikum tekanan osmosis pada kentang? Sobat idschool dapat mencari tahu jawabannya melalui ulasan di bawah.

Table of Contents

Tujuan Praktikum

Secara umum, tujuan dari sebuah praktikum dilakukan untuk menguji sebuah hipotesis. Sama halnya dengan praktikum lainnya, tujuang dari praktikum biologi tekanan osmosis pada kentang adalah untuk menguji dugaan adanya tekanan osmosis pada sel-sel kentang.

Selain itu ada beberapa tujuan lainnya, berikut ini adalah empat tujuan dari praktikum biologi tekanan osmosis pada kentang.

  1. Membuktikan peristiwa osmosis.
  2. Mengetahui efek dari potensial air pada sel yang diletakkan di larutan hipotonis (encer/rendah) dan hipertonis (pekat/tinggi).
  3. Melihat perubahan yang terjadi pada kentang setelah percobaan.
  4. Untuk mengetahui perbedaan pada percobaan proses osmosis pada kentang, yaitu pada larutan gula 30%, larutan gula 5%, dan air suling.

Alat dan Bahan

Alat dan bahan yang dibutuhkan untuk melakukan praktikum biologi tekanan osmosis pada kentang:

  1. Pisau
  2. Tisu
  3. Gelas ukur 50 ml
  4. Stopwatch
  5. Neraca
  6. Kentang
  7. Air Suling
  8. Larutan Gula 30%
  9. Larutan Gula 5%

Urutang langkah – langkah kerja dalam melaksanakan praktikum biologi tekanan osmosis pada kentang dapat dilihat pada daftar berikut.

  1. Bersihkan kentang mentah dari kulitnya.
  2. Potong kentang dengan ukuran 2 × 1 cm sebanyak 3 potong. Usahakan potongan kentang tersebut memiliki berat yang sama. Saat mengupas kentang dan memotongnya upayakan jangan sampai terkena air atau cairan apa pun.
    Kentang yang direndam dalam larutan garam pekat keadaannya menjadi
  3. Timbang berat kentang menggunakan neraca dan pastikan besarnya sama (di sini menggunakan kentang seberat 1 gram).
  4. Siapkan larutan gula 30 % dan 5 % masing-masing dalam gelas ukur sebanyak kurang lebih 20 mL.
  5. Masukkan potongan kentang secara bersamaan ke masing-masing gelas ukur yang telah diberi tanda A (larutan glukosa 30%), gelas ukur B (larutan glukosa 5%), dan gelas ukur C berisi air suling biasa.
    Kentang yang direndam dalam larutan garam pekat keadaannya menjadi
  6. Biarkan potongan kentang terendam dalam masing-masing larutan selama 20 menit.
  7. Setelah 20 menit angkatlah kemudian taruh di atas tisu.
  8. Periksa keadaan kentang, kemudian timbang ulang kentang tersebut dan catat hasilnya.

Baca Juga: Transpor Melalui Membran (Aktif dan Pasif)

Hasil dan Pembahasan

Langkah terkahir dari sebuah praktikum adalah menganalisis hasil yang diperoleh kemudian membuat laporannya. Berdasarkan percobaan yang dilakukan di atas, gambaran umum hasil yang akan diperoleh dapat di lihat pada gambar di bawah.

Kentang yang direndam dalam larutan garam pekat keadaannya menjadi

Hasil yang diperoleh mungkin akan sedikit berbeda, tetapi pada dasarnya tidak akan jauh berbeda. Berdasarkan tabel di atas dapat disimpulkan bahwa kodisi kentang dalam larutan gula 30% (hipertonis) menjadi lembek. Sedangkan hasil kentang pada air suling (hipotonis) menjadi paling keras. Keadaan kentang pada larutan gula 5% menjadi agak lembek.

Bagaimana hal ini bisa terjadi? Simak lebih lengkapnya pada penjelasan di bawah.

Pembahasan:

Sebelum dimasukkan ke dalam larutan, berat kentang sama-sama 1 gr. Setelah direndam ke dalam larutan selama 20 menit, berat kentang berubah dan perubahan yang terjadi tidak sama pada masing-masing kentang dalam larutan yang berbeda.

Begitu juga dengan tekstur yang dimiliki kentang. Setelah perendaman, tekstur kentang pada larutan gula 5% menjadi agak lembek. Tekstur kentang pada larutan gula 30% kondisinya menjadi lembek. Selain itu, keduanya menunjukkan pengurangan berat.

Sedangkan perendaman pada air suling (aquades), tekstur kentang menjadi keras dan beratnya bertambah.

Kentang yang direndam dalam larutan garam pekat keadaannya menjadi

Baca Juga: Praktikum Biologi – Respirasi pada Serangga

Bagaimana penjelasannya?

Seperti yang telah disinggung sedikit di awal tentang tekanan osmotik. Osmosis adalah perpindahan air, dari larutan hipotonis (lebih rendah/encer) ke larutan hipertonis (lebih tinggi/pekat) melalui membran semipermeabel.

Peristiwa ini terjadi pada saat kentang direndam dalam larutan gula 30% dan 5%. Perpindahan air secara osmosis terjadi dari sel-sel kentang (hipotonis) keluar menuju ke larutan (hipertonis). Sehingga terjadi perubahan kentang seperti percobaan yang telah sobat idschool lakukan.

Pada larutan gula 30% dan 5%, sel-sel kentang mengalami kekurangan air, akibatnya terjadi plasmolisis. Kondisi ini mengakibatkan penurununan tekanan turgor. Menurunnya tekanan turgor mengakibatkan kentang menjadi lebih empuk dan lembek.

Sedangkan penurunan berat kentang terjadi akibat perpindahan air dari sel-sel kentang ke larutan. Semakin tinggi larutan yang digunakan (hipertonis), maka akan semakin lembek kentangnya. Kondisi sebanding juga terjadi pada penurunan berat kentang.

Kondidi sebaliknya terjadi pada kentang yang direndam pada larutan air suling biasa. Perpindahan air secara osmosis terjadi air suling (hipotonis) menuju sel-sel kentang (hipertonis). Mengingat larutan dalam kentang lebih pekat dari air suling, masuklah air suling ke dalam sel-sel kentang. Akibat masuknya air pada sel kentang membuat sel dalam keadaan turgid (tekanan turgor tinggi). Inilah yang menyebabkan kentang menjadi keras. Alasan inilah yang juga membuat kentang menjadi lebih berat.

Demikianlah praktikum biologi tentang tekanan osmosis pada kentang yang meliputi pengantar, tujuan praktikum, alat dan bahan yang dibutuhkan, langkah kerja, dan pembahasan hasil praktikum. Terimakasih sudah mengunjungi idschool(dot)net, semoga bermanfaat.

Baca Juga: Praktikum Biologi ~ Percobaan Sach

  1. Tujuan praktikum : mengetahui pengaruh larutan garam terhadap proses pelunakan kentang.
  2. alat dan bahan : garam, kentang, air, gelas ukur, sendok, baskom (A dan B) dan jam/stopwatch .
3. langkah kerja :
  • campurkan tiga sendok makan garam ke dalam air duaratus lima puluh mili liter, kemudian masukkan ke baskom A. air juga di masukkan ke dalam baskom B dengan ukuran air yang sama dengan baskom A, namun tanpa di beri garam.
  • cuci bersih kentang, kemudian iris 6mm 4 potong dimasukkan dalam baskom A dan B dengan jumlah  sama banyak.
  • diamkan selama 15 menit.
  • setelah itu ambil kentang, dan tes kekerasan dari kentang dalam dua baskom tersebut. bandingkan antara baskom A dan B.
4.hasil praktikum : kentang yang di masukkan dalam baskom A (baskom yang diberi garam) lebih lunak daripada kentang yang di rendam dalam air biasa. kentang dalam baskom B malah tidak terlihat mengalami pelunakan sama sekali, tapi malah menjadi sedikit lebih keras. 5. kesimpulan :  kentang yang di rendam dalam larutan garam bisa melunak karena terjadi peristiwa osmosis pada kentang. proses osmosis tersebut disebut plasmolisis, yaitu proses keluarnya cairan (air) dari kentang menuju ke larutan garam. hal ini terjadi karena tekanan atau konsentrasi dalam kentang lebih rendah daripada tekanan pada larutan garam, sehingga membran semipermeabel dapat di tembus oleh zat pelarut (larutan garam). kentang tersebut akan kehilangan air dan menyebabkannya lemah. kentang dengan kondisi sel seperti ini layu. kentang akan kehilangan banyak air dan tekanan akan terus berkurang sehingga menyebabkan kentang mengapung di air, sampai di suatu titik dimana protoplasma sel terkelupas dari dinding sel dan akhirnya dapat terjadi runtuhnya seluruh dinding sel. sehingga kentang tersebut layu dan lebih lentur, sehingga tidak mudah patah. sedangkan, kentang yang hanya direndam dengan air menjadi semakin berat karena air masuk ke dalam kentang. air dapat masuk karena konsentrasi kentang lebih tinggi. kentang akan semakin mengeras dan kaku.


Page 2