Kompor yang digunakan untuk memasak di gunung adalah jenis.... *

Salah satu peralatan yang perlu kamu bawa saat mendaki gunung adalah alat masak. Alat-alat memasak ini sangat penting untuk kelangsungan hidup kamu selama berada di gunung. Gunakan alat masak yang membuat kamu nyaman membawanya saat pendakian. 

1. Kompor dan Gas Kaleng

Kompor yang digunakan untuk memasak di gunung adalah jenis.... *
sumber: unsplash

Alat masak di gunung yang wajib kamu bawa dan tidak boleh ketinggalan adalah kompor. Ada beberapa pilihan kompor gunung yang bisa kamu gunakan, salah satunya adalah kompor lapangan. Dengan harga yang terjangkau, ukurannya yang mungil tentunya menjadi pertimbangan. Bahan bakar yang digunakan juga mudah dijumpai di pasaran. Kamu bisa membeli bahan bakar berupa gas kaleng di swalayan bagian peralatan memasak.

Kompor lapangan dan gas kaleng merupakan satu kesatuan yang tidak boleh dipisahkan. Jika salah satunya rusak, maka kamu harus siap untuk memasak model konvensional, yaitu pakai tungku buatan. Meski harganya tidak mahal, namun cukup boros juga jika setiap camping ke gunung kamu harus membeli gas kaleng yang baru. Maka, salah satu cara mengakali borosnya kebutuhan gas adalah dengan cara mengisi ulang.

2. Cooking Set atau Nesting

Dulu, banyak pendaki yang menggunakan nesting untuk memasak lauk, sayur, dan nasi di gunung. Namun seiring berjalannya waktu, nesting tergeserkan oleh cooking set berbahan aluminium yang beratnya lebih ringan. Meski begitu, masih ada pendaki yang memakai nesting hingga saat ini. Biasanya, cooking set isinya lebih lengkap (satu set terdiri panci, teflon, mangkuk, spatula) dan lebih ringan. 

3. Pisau Lipat Serbaguna

Kompor yang digunakan untuk memasak di gunung adalah jenis.... *

Daripada hanya membawa satu pisau, lebih baik kamu membawa pisau lipat serbaguna. Satu set pisau lipat biasanya mempunyai berbagai jenis pisau. Alat masak di gunung yang satu ini tidak hanya digunakan untuk masak saja, tapi juga untuk keperluan pendakian lain seperti memotong tali. 

4. Gelas, Piring, Sendok, dan Garpu

Membawa piring dan gelas kaca hanya akan menambah berat beban pendakianmu. Jadi, bawalah piring dan gelas plastik saja yang lebih ringan. Selain itu, sebaiknya kamu membawa sendok dan garpu lipat yang lebih praktis dan tidak membutuhkan banyak ruangan untuk menyimpannya.

5. Korek

Meskipun kompor lapangan bisa dinyalakan tanpa korek, tapi buat jaga-jaga kalau kompor rusak, bawalah korek. Jika kamu lupa tidak membawa benda ini saat mendaki gunung, maka kamu harus punya mental untuk meminjam di tenda pendaki sebelah. 

Tips Memasak di Gunung

Kompor yang digunakan untuk memasak di gunung adalah jenis.... *
sumber: unsplash

Jika alat masak sudah siap, selanjutnya adalah bagaimana cara memasak di gunung? Memasak menjadi salah satu topik hangat yang sering dibicarakan para pendaki gunung. Banyak pendaki yang sharing berbagai tips memasak di gunung, mulai dari cara menyeduh kopi, memasak nasi, hingga membuat hidangan makan malam di gunung. Namun ternyata, memasak di gunung itu tidak seperti memasak di dapur. Udara dingin, hujan, lokasi memasak yang tidak strategis, hingga gangguan dari hewan liar membuat para pendaki pemula gagal memasak. Nah, berikut ini ada beberapa tips memasak di gunung yang bisa kamu praktekkan dengan mudah.

  • Mengingat memasak di gunung itu memiliki keterbatasan peralatan masak, tempat masak, bahan makanan, dan bumbu. Maka, pilih saja masakan yang simple tapi memenuhi kalori tubuh.
  • Tips memasak di gunung berikutnya adalah tentang ketahanan makanan yang kamu bawa. Pastikan kamu memilih bahan makanan yang tidak mudah basi.
  • Keahlian dalam memilih tempat memasak yang strategis akan sangat menentukan hasil masakan.
  • Kamu bisa membuat makanan lezat di gunung hanya dengan tambahan bumbu garam dan lada. Kedua zat ini adalah pemberi cita rasa yang nikmat pada masakan. 

Hati-hati Ada Hewan Liar!

Kompor yang digunakan untuk memasak di gunung adalah jenis.... *

Selama berada di gunung, kamu harus berhati-hati dalam menyimpan alat masak dan bahan makanan. Pasalnya, ada tempat-tempat tertentu yang di situ ada ancaman dari hewan-hewan liar. Salah satu hewan liar yang mengancam bahan makanan para pendaki adalah monyet ekor panjang (Macaca fascicularis). Jika kamu meninggalkan bahan makanan dalam tas carrier, apalagi jika hanya ditaruh di luar ransel, monyet ekor panjang mampu masuk ke dalam tenda dengan menyobek tenda menggunakan kukunya, lalu masuk ke dalam tenda untuk mengambil bahan makanan yang ada.

Biasanya hal ini terjadi saat para pendaki meninggalkan tenda mereka untuk melakukan summit attack. Kebanyakan pendaki yang melakukan summit attack ini hanya membawa tas kecil atau daypack untuk ke atas puncak, dan tidak membawa semua bahan makanan mereka. Tenda tanpa penghuni namun berisi banyak makanan tentu saja menjadi sasaran empuk bagi monyet ekor panjang. Oleh karena itu, kamu perlu berhati-hati ketika akan meninggalkan tenda jika sudah diketahui bahwa di tempat kamu mendirikan tenda tersebut terdapat populasi hewan liar terutama monyet ekor panjang.

Pastikan kamu mendirikan tenda dengan kualitas super, sehingga tidak akan mudah rusak. Ada beberapa rekomendasi tenda Eiger terbaik yang bisa kamu pilih sesuai dengan kebutuhan. Untuk melihat spesifikasi lengkapnya, langsung saja cek website Eiger Adventure sekarang juga!

10 Rekomendasi Tenda Camping Terbaik (Terbaru Tahun 2022)

Saat ini, ada banyak merek tenda camping yang bagus tersedia di pasaran, seperti Eiger, Arei, Consina, dan lainnya. Tenda camping ini memiliki kapasitas yang bervariasi. Ada tenda camping untuk 2 orang, 4 orang, 6 orang. Ada juga tenda berkapasitas besar untuk camping keluarga.Harga tenda camping juga beragam, ada tenda yang memiliki harga yang mahal, ada yang murah. Hal ini tergantung dari kapasitas, material, hingga fitur yang tersedia. Untuk Anda yang mencari rekomendasi tenda camping terbaik, Anda dapat menjadikan artikel ini sebagai panduan. Selamat membaca!

Kenapa kompor masuk serial Nutrihiking? Ya, habisnya percuma dong kalau bahan pangan sudah bagus tapi kompornya tidak mumpuni. Tulisan ini akan membedah berbagai macam kompor untuk pengunungan tropis di Indonesia berdasarkan bahan bakarnya. Kenapa hanya pegunungan tropis? Karena tulisan ini ditujukan untuk kamu pendaki Gen Z yang mendaki gunung-gunung hits di bawah 4.000 mdpl. Kalau sudah lewat dari ketinggian itu, tentunya kompor dan bahan bakar yang digunakan akan berbeda, sebab tekanan udaranya juga akan berbeda dan memengaruhi stabilitas bahan bakar.

Dahulu kala sebelum negara api menyerang—eh! Pokoknya, dulu sekali para senior pedaki biasa memakai kompor BRS dengan berbahan bakar bensin (tapi ini sepertinya cuma berlaku buat pendaki lawas yang cuan-nya oke). Sampai sekarang pun kompor BRS multifuel masih dijual, namun dengan harga yang—yaaah—beli satu kompor berasa beli satu tas keril, belum lagi tabungnya.

Tapi tenang, senior kita tak kehabisan akal dalam memasak di gunung menggunakan bahan bakar dan kompor yang murah. Yang masih eksis sampai sekarang diwariskan ke kita ialah kompor berbahan bakar spiritus dan parafin. Bagaimana dengan yang berbahan bakar gas portabel? Sudah masuk sejak tahun 1980, semakin tenar di akhir 90-an, dan tampaknya akan tetap eksis untuk tahun tahun ke depan.

Terima kasih Alfamart dan Indomaret.

Dahlah, langsung saja.

1. Kompor berbahan bakar parafin

Kompor dengan bahan parafin bentuknya simpel sangat, biasa dijual di toko-toko militer dengan harga Rp20-30 ribu. Bahan bakar parafin juga bentuknya sederhana: kotak dan padat seperti lilin. Harga parafin pun cukup murah, mungkin sekitar Rp14-20 ribu/8 keping parafin.

Menariknya, sebenarnya parafin tak perlu wadah khusus—yang penting aman. Kita bahkan bisa membuat tungku dari bahan yang tersedia di alam seperti bebatuan. Simpel dan enteng. Senior-senior kita sudah ultralight (UL) dari jauh ternyata.

Kompor yang digunakan untuk memasak di gunung adalah jenis.... *
Kompor parafin/Muhammad Husen S.

Tapi ada kelemahan, dong. Bahan bakar ini agak sulit dicari karena biasanya hanya dijual di toko-toko peralatan militer. Hanya beberapa toko barang-barang outdoor barangkali yang sekarang masih menjual parafin. Solusi lain, ya, olshop (plus voucher free ongkir).

Kelemahan lain adalah api kompor parafin tidak bisa diatur. (Kecuali mungkin kompor nesting ala militer yang kedua engselnya bisa diatur kemiringannya.) Buat kompor-kompor parafin DIY, untuk mengecilkan atau membesarkan api, jarak nesting ke apinya saja yang diatur. Kelemahan berikutnya adalah baunya yang menyengat, yang bagi sebagian orang mungkin akan mengganggu. Tapi, terlepas dari kekurangannya, saya sangat suka kompor berbahan bakar parafin, terutama karena keping-keping parafin itu bisa digunakan untuk memantik api unggun. Maklum, orang Betawi; demen nabun.

2. Kompor berbahan bakar spiritus

Versi lawas, kompornya biasanya dijual satu set dengan nesting dan windshield-nya. Merk yang paling populer adalah Trangia dari Swedia. (Para pendaki yang terbiasa pakai Trangia kayaknya sudah berada pada masa-masa menimang anak, deh.) Ada juga versi DIY dari Trangia—burner-nya—yang biasanya dibuat dari kaleng softdrink bekas. Kalau malas bikin, beli saja yang sudah jadi. Rentang harganya antara Rp30-150 ribu. Banyak pilihannya, dari mulai buatan pengrajin lokal sampai merk-merk bestseller seperti Alocs.

Kompor yang digunakan untuk memasak di gunung adalah jenis.... *
“Jet burner” berbahan bakar spiritus dan “windshield”/Muhammad Husen S.

Meskipun mekanismenya kurang praktis, nyala api kompor berbahan spiritus bisa diatur. Trangia, misalnya, punya shimmer ring yang bisa digeser untuk menyesuaikan nyala api dengan kebutuhan. Kompor spiritus merk Istove, dengan harga sekitar Rp130-200 ribu, bisa diatur pula besar-kecilnya api dengan mekanisme yang apik. Kalau kamu penggemar kompor spiritus garis keras, bisa itu dicoba.

Karena bahan bakar ini berbentuk cairan, perlu wadah khusus untuk membawanya. Kamu bisa beli tabung Trangia di toko-toko barang keperluan alam-bebas. Kalau mau nekat—mudah-mudahan jangan—bisa pakai botol, tapi, ya, rawan bocor. Bahaya kalau ditaruh dalam keril. (Paling tidak segel tutup botolnya pakai selotip). Ketersediaan bahan bakar ini ada di toko-toko material bangunan. Harga spiritus cukup murah meriah, sekitar Rp20-25 ribu/liter. Patokannya, untuk pendakian standar selama 2 hari biasanya perlu 300-400 ml spiritus untuk memasak.

3. Kompor berbahan bakar gas portabe

Ah, ini dia yang paling laris di kalangan pendaki Gen Z. Kompor ini bisa laku keras karena bahan bakarnya ada di mana-mana, utamanya di mini market. Merk gasnya macam-macam, seperti Hi-Cook, Winn Gas, dan Bright Gas. Yang disebut terakhir produk keluaran Pertamina, lho. Harganya bervariasi, sekitar Rp19-25 ribu/tabung 230 gr. Untuk pendakian dua (2) hari biasanya saya membawa dua (2) tabung. Itu pun juga masih sisa sampai base camp.

Jenis kompornya? Banyak sekali. Pas zaman Avatar Roku mungkin kompornya masih segede gambreng. Tapi, pas zaman Avatar Aang sudah ada beragam varian kompor gas portabel. Yang paling hits kompor Kovar lalu disusul dengan kompor kembang karena harganya paling murah, sekitar Rp50-100 ribu. Pesaingnya, ya, kompor Bulin dengan ciri khas berupa tungku kaki tiga dan selang regulator yang bikin kompor ini tampak futuristik. Harganya sekitar Rp200-500 ribu. Setelah itu barulah masuk kompor-kompor UL berukuran sejari kelingking dengan harga sekitar Rp100-400 ribu. Namun, kompor UL biasanya harus menggunakan tabung canister yang harganya lumayan.

Kompor yang digunakan untuk memasak di gunung adalah jenis.... *
Kompor Bulin/Muhammad Husen S.

Tapi tenang, bukan Indonesia namanya kalau tak mengakali masalah alat-alat. Sekarang sudah banyak dijual kompor UL plus adaptor kaki tiga yang terhubung dengan gas portabel. Jadi tak perlu lagi tabung canister. Satu set biasa dijual Rp100-150 ribu.

Kekurangan? Jelas ada. Meski api kompor gas portabel bisa diatur, bahan bakar gas ini mudah meledak apabila terjadi kebocoran akibat pemasangan gas yang salah. Tak hanya soal kebocoran, klep pengatur apinya pun tak awet-awet amat karena terbuat dari karet. Jadi, ya, ada kalanya kompor ini bakalan rusak dan sulit diservis, sebab suku cadang karetnya langka.

Sekiranya, itu tiga jenis kompor sesuai bahan bakar yang jamak digunakan untuk memasak di gunung. Selanjutnya, saya akan rangkum dalam bentuk tabel agar pembaca yang budiman sekalian lebih gampang dalam menimang-nimang kompor apa yang cocok dibawa dalam pendakian.

Jenis bahan bakarParafinSpiritusGas portabel
Ketersediaan bahanSulitMudahMudah
Harga kompor (Rp)20-30 ribu30-150 ribu50-500 ribu
Harga bahan bakar (Rp)14-20 ribu/8 keping15-20 ribu/liter19-25 ribu/tabung

Lalu bagaimana dengan kompor pilihan saya sendiri? Ya, saya, sih, mengikuti zaman menggunakan kompor UL lengkap dengan tabung canisternya, karena tabung canister dan kompornya bisa masuk ke dalam nesting sehingga lebih ringkas. Namun, saya membawa bahan bakar parafin untuk berjaga-jaga apabila terpaksa berada dalam keadaan survival, atau sebagai bahan bakar cadangan apabila gas portabel habis atau bocor dalam perjalanan.

Jadi, sudah menentukan pilihan kompormu? Yuk, kita flambé pakai nesting di Suryakencana!

Kenali Indonesiamu lebih dekat melalui Instagram dan Facebook Fanpage kami.

Tertarik buat berbagi cerita? Ayo kirim tulisanmu.

Kompor yang digunakan untuk memasak di gunung adalah jenis.... *

Muhammad Husen S.