Kondisi dimana bulan terlihat besar karena posisi bulan sangat dekat dengan Bumi disebut

Kadang bentuk bulan yang kamu temui sering berubah-ubah, kadang berbentuk bulat sempurna, setengah lingkaran, sabit, bahkan tidak terlihat. Lalu, manakah bentuk bulan yang sebenarnya?

Bulan adalah satelit alami dari bumi dan satelit terbesar kelima dalam tata surya kita. Bulan adalah benda langit yang tidak dapat memancarkan cahaya sendiri, dan selama ini Bulan terlihat terang karena pantulan dari cahaya Matahari. Walaupun Bulan terlihat sangat putih dan terang, namun permukaan Bulan sangatlah gelap. Jarak orbit Bulan dari Bumi saat ini adalah sekitar 384.000 km.

Sejak zaman dahulu, posisinya yang menonjol di langit dan fasenya yang teratur telah memengaruhi banyak budaya, termasuk bahasa, penanggalan, seni, dan mitologi.

Para ilmuwan banyak yang berpendapat bahwa bulan terbentuk sekitar 4,5 miliar tahun yang lalu, tak lama setelah pembentukan Bumi. ada banyak hipotesis mengenai asal usul dari Bulan, hipotesis yang paling banyak diterima saat ini adalah dimana Bulan terbentuk dari serpihan-serpihan yang terlepas setelah sebuah benda langit yang seukuran dengan Mars bertabrakan dengan Bumi.

Jadi seperti apakah bentuk bulan yang sebenarnya dan juga fase-fasenya?

Bentuk Bulan dan Fasenya

Sebenarnya, bentuk bulan akan dipengaruhi oleh fase dari bulan itu sendiri. Bulan akan  selalu berputar mengelilingi bumi atau biasa disebut dengan revolusi bulan. Untuk sekali berevolusi terhadap bumi, Bulan akan membutuhkan waktu 29,5 hari.

Pada aslinya, bentuk bulan adalah bulat seperti bola. Namun seperti yang kita ketahui, bulan tidak dapat menghasilkan cahayanya sendiri, melainkan memantulkan cahaya dari matahari. Bagian bulan yang terkena oleh sinar matahari juga akan berbeda-beda karena revolusi bulan tersebut.

Sumber: resaja.com

Umumnya ada 8 fase bulan, seperti:

Fase New Moon (Bulan Baru)

Fase new moon adalah fase di mana bulan berada di tengah-tengah matahari dan bumi. Fase ini memungkinkan terjadinya gerhana matahari. Pada fase ini, cahaya matahari yang seharusnya menyinari bumi akan dihalangi oleh bulan. Akibatnya, bagian bulan yang menghadap bumi tidak terkena cahaya matahari, sehingga bulan tidak akan terlihat dari bumi.

Fase Waxing Crescent (Bulan Sabit Awal)

Melewati fase new moon, bulan akan bergerak meninggalkan konjungsi (titik tengah antara matahari dan bumi). Pada fase ini, bagian bulan yang terkena cahaya matahari tidak sampai setengahnya. Bulan terlihat dari bumi berbentuk sabit karena cahaya terpantul hanya bagian sabit yang mencapai bumi. Bulan sabit semakin hari semakin besar hingga hari ke 15 dari bulan baru, permukaan bulan akan utuh terlihat dan disebut dengan bulan purnama.

Fase First Quarter (Paruh Awal)

Fase kuartal pertama ini sering disebut juga dengan fase setengah bulan. Pada fase ini kita bisa melihat setengah bulan terang dan setengah bulan bayngan. Posisi bulan pada fase ini berada pada sudut 90º antara bumi dan matahari.

Fase Waxing Gibbous (Cembung Awal)

Fase selanjutnya dinamakan waxing gibbous atau cembung awal. Saat ini, bulan berada sedikit di belakang Bumi. Bagian yang terkena cahaya matahari adalah 3/4 nya. Sehingga, ketika kita melihat bulan dari bumi, bentuknya menjadi cembung atau 3/4  bulan.

Full Moon (Bulan Purnama)

Fase Full Moon terjadi ketika matahari, bumi, dan bulan, ada pada satu garis lurus sama seperti saat fase new moon. Namun, posisi bulan yang diterangi matahari menghadap bumi. Cahaya matahari yang seharusnya menyinari bulan, tertutup oleh bumi yang ukurannya lebih besar. Sehingga hasilnya adalah bulan terlihat bulat sempurna.

Waning Gibbous (Cembung akhir)

Setelah melewati setengah perjalanan, fase bulan akan kembali ke awal. Pergerakan bulan terus ke barat sehingga cahaya matahari sedikit tertutup oleh bumi. Hasilnya, bulan terlihat cembung (3/4 bagian bulan) dari bumi.

Third Quarter (Paruh Akhir)

Di saat posisi bulan sudah mencapai 1/2 putaran, cahaya matahari menyinari setengah bagian bulan. Sehingga dari bumi, bulan terlihat setengah lingkaran.

Waning Crescent (Bulan Sabit Akhir)

Pada fase ini bulan akan kembali berbentuk sabit. Saat ini, bulan sudah hampir mengitari bumi sebanyak satu putaran penuh. Mengakhiri fase bulan ini, bulan akhirnya akan kembali ke posisi awal (new moon), dimana akan berada di depan bumi dan kembali tidak terlihat.

Pengaruh Dari Bulan

Salah satu hal yang akan dipengaruhi oleh fase bulan adalah pasang surut air laut. Pada belahan bumi yang sedang mengalami bulan purnama, jarak air laut dengan pusat bulan akan lebih dekat dibandingkan jarak pusat bumi dengan pusat bulan. Hal yang sama akan terjadi pada belahan bumi yang mengalami bulan baru, jarak air laut dengan pusat bulan lebih jauh daripada jarak pusat bumi dengan pusat bulan.

Hal ini akan mengakibatkan gaya gravitasi bulan lebih kuat daripada bumi untuk menarik air laut. Air laut menjadi sedikit lebih tinggi terhadap permukaan bumi, inilah yang disebut air laut pasang.

Air laut surut akan terjadi saat belahan bumi yang tidak mengalami bulan purnama maupun bulan baru. Karena adanya peningkatan ketinggian air laut pada bagian yang mengalami bulan purnama maupun bulan baru, maka belahan bumi lainnya akan mengalami permukaan laut yang surut.

Ketika bulan separuh, air laut surut lebih banyak, karena bagian bumi tersebut berada tepat ditengah diantara bagian yang mengalami bulan purnama dan bulan baru.

Nah itu dia bentuk bulan dan fase-fasenya serta pengaruhnya untuk bumi. Apakah kamu memiliki pertanyaan mengenai hal ini? Silahkan tuliskan pertanyaan kamu di kolom komentar ya, dan jangan lupa untuk share pengetahuan ini.

tirto.id - Bulan merupakan benda langit yang tampak dari bumi dan memancarkan sinar sehingga tampil dengan berbagai macam bentuk yang menarik.

Jika diteliti dengan menggunakan mata telanjang, tampak bulan memiliki bagian yang gelap dan terang. Bagian gelap pada bulan merupakan bagian yang tidak pernah terkena sinar matahari.

Sedangkan bagian yang terang merupakan bagian bulan yang tidak sepenuhnya terkena pancaran sinar matahari.

Kondisi dimana bulan terlihat besar karena posisi bulan sangat dekat dengan Bumi disebut

Infografik SC Fase-fase Bulan. tirto.id/Sabit

Pengertian Bulan

Bulan memiliki bentuk bulat seperti bumi dan memiliki ukuran atau volume 80 kali lebih kecil dari bumi. Diameternya sepanjang 3.476 km.

Jarak antara bulan dan bumi bisa dikatakan sangat dekat, yaitu rata-rata sepanjang 384.400 km.

Bulan merupakan satelit bumi yang memancarkan sinar di malam hari akibat pantulan sinar matahari ke bumi.

Satelit adalah sebuah benda langit yang bergerak di sekitar planet dikarenakan adanya gaya tarik menarik dari planet tersebut.

Bulan juga disebut sebagai satelit yang mengelilingi bumi selama 27 hari, 7 jam, 43 menit dan 11,5 detik atau selama satu bulan.

Pada saat yang sama bulan juga berputar pada porosnya sehingga permukaan bulan yang terlihat di bumi selalu pada sisi yang sama yaitu sebesar 59 persen dari permukaannya.

Struktur permukaan bulan dilapisi oleh materi seperti pasir yang menyebabkan permukaan bulan tampak berkilau.

Pada permukaan bulan terdapat daerah yang tidak pernah terkena sinar matahari sejak terbentuknya bulan.

Daerah ini memiliki luas sekitar 15.000 km yang di dalamnya terdapat kawah dan bukit-bukit retak.

Bulan Sebagai Satelit Bumi

Bulan merupakan satelit sekaligus benda angkasa yang paling dekat dengan bumi. Bulan mengelilingi bumi pada bidang edar yang memiliki jarak rata-rata 348.404 km.

Arah revolusi bulan sama dengan arah revolusi bumi terhadap matahari. Kala revolusi bulan adalah 27 1/3 hari, dan waktu ini disebut satu bulan sideris.

Satu bulan sideris tidak sama dengan waktu sejak munculnya bulan purnama sampai bulan purnama berikutnya.

Lama selang waktu antara dua bulan purnama adalah 29 ½ hari. Waktu ini disebut satu bulan sinodis. Bulan sideris dan sinodis menjadi berbeda akibat adanya revolusi bumi.

Selain berevolusi mengelilingi matahari, bulan juga berotasi terhadap porosnya.

Kala rotasi bulan persis sama dengan kala revolusinya, yaitu 27 1/3 hari, sehingga permukaan bulan yang menghadap bumi selalu hanya separuhnya.

Karena bulan berevolusi terhdap bumi, bulan juga ikut mengelilingi matahari bersama bumi.

Bentuk dan Ukuran Bulan

Bulan berbentuk bulat dengan massa 7,4 1022 kg. Garis tengah bulan sama dengan ¼ garis tengah bumi yaitu 3.476 km dengan massa jenis 3340 kg/m3.

Massa bulan yang kecil menyebabkan gaya tarik pada benda di permukaannya juga kecil. Kekuatan gaya tarik bulan hanya 1/6 gaya tarik bumi.

Akibatnya, bulan tidak mampu menahan molekul-molekul udara tetap berada di sekelilingnya untuk membentuk atmosfer.

Tidak adanya atmosfer di bulan menyebabkan terjadinya hal-hal berikut :

  • Di bulan tidak ada kehidupan.
  • Permukaan di bulan sangat kasar (berlubang) dikarenakan benda-benda yang jatuh tidak ada yang menahan.
  • Suara tidak dapat merambat di bulan, hal ini karena udara atau gas merupakan medium tempat perambatan suara.
  • Langit bulan tampak hitam legam. Atmosfer bumi berwarna biru karena cahaya matahari yang mengenai molekul-molekul udara menghamburkan cahaya warna biru

Kondisi dimana bulan terlihat besar karena posisi bulan sangat dekat dengan Bumi disebut

Fase Bulan. Sistem Tata Surya/Sumberbe;ajar penunjangplpg/https://www.usd.ac.id/Kemendikbud

Fase Bulan

Fase bulan adalah perubahan bentuk bulan yang terlihat dari permukaan bumi.

Perubahan bentuk bulan tersebut disebabkan oleh pantulan sinar matahari yang mengenai permukaan bulan yang berbeda-beda dalam setiap fasenya.

Waktu setiap fase bulan adalah masing-masing 7 hari atau seminggu, sehingga seluruh fase ini berlangsung selama 28 hari.

Fase bulan yang terjadi adalah sebagai berikut.

1. Bulan baru, yaitu posisi bulan terletak hampir sejajar dengan bumi dan matahari. Dalam kondisi ini bulan dalam keadaan gelap dan tidak terlihat. Banyak orang memberikan istilah sebagai “bulan mati" pada keadaan ini.

2. Seperempat pertama, yaitu posisi bulan membentuk sudut tertentu terhadap matahari dan bumi. Dalam posisi ini bulan mulai terlihat, baik dalam keadaan sabit maupun separuh. Istilah bagi kedua kondisi bulan ini dikenal sebagai bulan sabit dan bulan separuh.

3. Bulan purnama, yaitu posisi bulan terletak hampir segaris dengan bumi dan matahari, dengan posisi bumi di tengah.

Dalam posisi ini bagian bulan yang terkena sinar matahari adalah bagian permukaan bulan yang terang, sehingga bulan tampak penuh bulat seperti bumi.

4. Seperempat terakhir, sama halnya seperti keadaan seperempat pertama yaitu posisi bulan membentuk sudut tertentu terhadap matahari dan bumi. Dalam posisi ini separuh bulan dalam keadaan gelap dan tidak bisa dilihat.

Dalam posisi ini pula bulan kembali membentuk bulan separuh dan bulan sabit, namun posisinya bertolak belakang dengan posisi ketika seperempat terakhir.

Pada posisi seperempat terakhir inilah bulan sabit separuh cakram menghadap ke kiri.

Setelah melalui fase seperempat terakhir, bulan kembali ke posisi bulan mati yang kemudian kembali lagi ke fase berikutnya.

Kembalinya posisi bulan ke bulan mati merupakan pergantian bulan dalam sistem penanggalan tahun Hijriah.

Baca juga:

  • Rotasi Bumi: Bagaimana Terjadinya Siang-Malam Serta Perbedaan Waktu
  • Apa itu Rotasi dan Revolusi Bumi, Manfaat, serta Akibat yang Timbul
  • Kalender Jawa Online Maret 2021 & Hari Pasaran Bulan Rejeb-Ruwah

Baca juga artikel terkait FASE BULAN atau tulisan menarik lainnya Maria Ulfa
(tirto.id - ulf/ylk)


Penulis: Maria Ulfa
Editor: Yulaika Ramadhani

Subscribe for updates Unsubscribe from updates