Konferensi yang dibuat India untuk membantu Indonesia adalah

Soekarno bersama Gamal Abdul Nasser dan Jawaharlal Nehru. ©2015 Merdeka.com

DUNIA | 17 Agustus 2015 06:17 Reporter : Ardyan Mohamad

Merdeka.com - Hari ini, Republik Indonesia merayakan 70 tahun kemerdekaan. Tidak bisa dipungkiri, perjuangan bapak bangsa seperti Soekarno, Mohammad Hatta, ataupun Sjahrir dalam mengupayakan proklamasi di Ibu Kota Jakarta, menjadi titik tolak utama deretan upaya selanjutnya membebaskan wilayah nusantara dari otoritas kolonial manapun.

Namun tidak bisa dilupakan, proklamasi di Jalan Pegangsaan Timur No.56 itu secara de facto maupun de jure belum mengubah keadaan. Semua sejarawan mengakui, pembacaan teks proklamasi oleh Soekarno didampingi Hatta cuma menegaskan adanya kekosongan kekuasaan kolonial, setelah Jepang menyerah pada sekutu.

Di luar kemauan merdeka bangsa ini, ternyata dukungan negara lain juga diperlukan. Apalagi setahun setelah proklamasi, Belanda (NICA) kembali berusaha merebut wilayahnya bersama kedatangan militer Inggris.

Agresi Militer I dan II, lagi-lagi oleh NICA, sekaligus membuktikan vitalnya sokongan negara lain terhadap upaya mempertahankan kemerdekaan. Berkat tekanan Dewan Keamanan PBB belaka, Belanda akhirnya menghentikan agresi, lalu kembali ke meja perundingan jelang 1949.

Berdasarkan memoar A.H Nasution maupun beberapa teks sejarah primer, merdeka.com berusaha merangkum empat negara yang berperan paling besar mendukung Indonesia di awal-awal berdirinya republik.

Mana saja negara itu? Simak rangkumannya berikut:

Sayang untuk dilewatkan:
6 Anak Indonesia yang mengharumkan bangsa di tingkat internasional
Ini video ledakan dahsyat bom di kuil kawasan turis Bangkok
5 Alasan China sangat menakutkan bagi investor & picu krisis global
Warna-warni 6 makanan ini bikin panjang umur!

2 dari 5 halaman

Soekarno dan Gamal Abdul Nasser. ©2015 Merdeka.com

Mesir adalah salah satu sekutu awal yang mengakui kemerdekaan Indonesia. Lebih penting lagi, Mesir ikut menggalang dukungan dari Liga Arab agar menerima kedaulatan Indonesia di mata hukum internasional.

Dari sisi kronologi, Mesir secara de facto mengakui kemerdekaan Indonesia pada 22 Maret 1946. Dukungan ini muncul setelah lobi gigih diplomat RI di Ibu Kota Kairo beberapa bulan setelah Soekarno mengkonsolidasikan kabinet.

Tak sekadar mengakui, Mesir pula yang meyakinkan Suriah, Irak, Qatar, serta Kerajaan Arab Saudi untuk mendukung kemerdekaan Indonesia. Baru pada 10 Juni 1947, Mesir mengakui kedaulatan negara RI secara de jure, dengan menunjuk H.M Rasjidi sebagai kuasa usaha RI, serta membuka Kedutaan Besar di Kairo. Hubungan republik dengan Liga Arab pun secara formal terjalin. 

Liga Arab lah yang berkali-kali mengecam serta mendesak Belanda menghentikan agresi militer. 

3 dari 5 halaman

Soekarno melawat ke India. ©2015 Merdeka.com

Negara mayoritas Hindu ini merdeka dua tahun setelah proklamasi Soekarno-Hatta. Kesamaan nasib sebagai bangsa terjajah membuat India antusias mendukung republik anyar tersebut.

RI pun diuntungkan dengan persahabatan Hatta dengan Perdana Menteri Jawaharlal Nehru, pemimpin Partai Kongres Nasional India. Ketika kelaparan melanda India yang saat itu sedang ditekan penguasa kolonial Inggris, Pemerintah RI menawarkan bantuan 500 ribu ton padi. Bantuan itu dikirim pada 20 Agustus 1946.

Berkat bantuan ini, India yang kemudian merdeka pada 1947 sangat aktif mendukung Indonesia di forum-forum PBB. Tak lama setelah merdeka, Hatta melawat ke Mumbai, menemui Nehru dan Mahatma Gandhi. 

India kemudian menjadi penggagas resolusi bangsa-bangsa Asia-Afrika yang mengecam agresi militer Belanda ke Yogyakarta pada Desember 1948. Nehru menggelar konferensi Asia, yang berhasil mengumpulkan dukungan Pakistan, Sri Lanka, Nepal, Libanon, Suriah, serta Irak, untuk mendesak Belanda enyah dari wilayah RI.

4 dari 5 halaman

Soekarno dan utusan Vatikan. ©2015 Merdeka.com

Tahta Suci Vatikan turut memegang peranan penting dalam kemerdekaan Indonesia. Hubungan antara pimpinan uamt Katolik sedunia itu dengan wilayah RI sudah terjalin sejak era kerajaan nusantara hingga akhirnya Belanda berkuasa sebagai otoritas kolonial.

Hasil lobi Romo Mgr Soegijapranata, uskup pribumi pertama sepanjang sejarah Hindia Belanda, Vatikan segera memahami bahwa secara faktual rakyat Indonesia tidak akan lagi bisa menerima kekuasaan Belanda.

Sebulan setelah Mesir mengakui Indonesia sebagai bangsa merdeka, tepatnya pada 6 Juli 1947, Tahta Suci menunjuk delegasi apostolik Georges Marie Joseph, sebagai penghubung Vatikan-RI. Vatikan menjadi entitas politik pertama di Eropa yang menerima kedaulatan bangsa Indonesia.

Dukungan Vatikan bersifat simbolik, karena secara moral bangsa-bangsa Barat perlahan mengubah posisi netral terhadap Belanda. Bahkan saat Belanda menggelar agresi militer, negara seperti Australia dan Amerika Serikat mengecam keras manuver politik teresbut. Secara de jure, Vatikan baru berhubungan resmi dengan RI setelah mendirikan Apostolic Internunciatur di Jakarta pada 1950.

5 dari 5 halaman

Soekarno dan diplomat Australia, Thomas Critchley. ©2015 Merdeka.com

Walau kini sering cekcok dengan Indonesia, negara tetangga yang satu ini sebetulnya turut berjasa mengamankan kemerdekaan dari rongrongan agresi militer. Hubungan bangsa Indonesia dan penduduk Australia terjalin lewat korespondensi serikat pekerja perkapalan.

Sejak masih bernama Hindia Belanda, buruh kapal Indonesia telah bekerja sama dengan serikat pekerja perkapalan di Queensland maupun Sydney. Bisa dibilang, sentimen serta kampanye agar warga Negeri kanguru mendukung Indonesia merdeka dikobarkan aktivis sosialis maupun komunis. Tokoh-tokoh politik yang dibuang Belanda ke Digoel, lantas menyeberang ke Australia, ikut berperan besar. Dukungan tidak pernah diberikan secara formal, tapi bantuan politik dari Australia selalu diberikan pada RI.

Hasilnya, ketika agresi militer I terjadi setelah Perjanjian Liggar jati, Australia bersama India mengajukan resolusi pada 31 Juli 1947 di Dewan Keamanan PBB. Inti resolusi itu memaksa Belanda menghentikan serangan apapun ke wilayah Indonesia.

Seandainya tidak diveto Prancis, yang saat itu masih mendukung Belanda, maka Australia berhasil meyakinkan negara-negara maju agar wilayah Indonesia sebelum agresi diakui oleh PBB.

Australia kemudian masuk sebagai anggota Komisi Tiga Negara untuk menengahi proses gencatan senjata antara Belanda-RI pada 25 Agustus 1947. Diplomat Australia Thomas Critchley menjadi sahabat baik Wakil Presiden Mohammad Hatta setelah perundingan yang menguntungkan posisi politik RI tersebut.

(mdk/ard)

Baca juga:
Kurir wanita ini jadi saksi Pertempuran Kemit di Gombong
Tamu undangan mulai penuhi Istana Merdeka
Pimpin upacara, Agung sampaikan keseriusan Golkar hadapi Pilkada
Sempat gempa, upacara bendera HUT RI di Ternate berjalan lancar
Diam-diam Google amati perilaku masyarakat Indonesia, ini buktinya!
Bintang gerilya, tanda kehormatan paling sakral RI

Profil Menteri

Tentang Kami

Struktur Organisasi

AKIP

Kinerja

Lembar Informasi

Perwakilan

Jelaskan 4 fase perkembangan agama Hindu di Indonesia ​

Tokoh utama yang menemukan tanggomo? A. Nani Tuloli B. Hasdin Danial C. Maanuli Askali D. D.K Usman

kehidupan/susunan masyarakat pada masa kerajaan Islam Khususnya di Kerajaan​

kemajuan dalam bidang Kebudayaan pada masa Daulah Mamluk adalah... ​

Sebutkan golongan muda - golongan tua dan bagaimana reaksi mereka tentang kemerdekaan Indonesia​

1) Bagaimanakah keindala - Kendara bangsa Indonesia dalam mencapai titik Puncak kemerdekaan Indonesia​

sebutkan 4 pelajaran penting dari kuasa Tuhan Yesus

bagaimana korelasi munculnya "Codex Hammurabi" dengan hukum modern?​

Apa pendapatmu tentang alasan atau dasar digunakan ulama untuk menerima saad al zarai sebagai dalil syara' dalam menetapkan hukum islam!? ​.

Bagaimanakah baznas mampu melewati Tantangan dan Hambatan dalam Menjaga Eksistensinya di Indonesia?​.

Video yang berhubungan

Postingan terbaru

LIHAT SEMUA