Konjungsi berikut ini dapat ditemukan pada paragraf di atas yaitu

Macam Konjungsi disertai Contoh dan Penjelasannya – Kata sambung (konjungsi) dibutuhkan  untuk membuat sebuah kalimat. Tentu susunan kalimat ini akan berfungsi sebagai isi dari karya tulismu baik jenis non fiksi maupun fiksi. 

Pengetahuan mengenai sambung (konjungsi) sudah sewajarnya dipahami oleh semua penulis karena merupakan ilmu dasar dalam menulis. Bagi kamu yang ingin menjadi penulis, simak baik-baik penjelasan tentang kata sambung berikut ini.

Namun sebelum mengulas seputar kata sambung, kamu harus paham terlebih dahulu tentang apa itu kata, klausa dan kalimat. Keduanya berkaitan erat dengan kata sambung.

Pengertian Kata, Klausa, dan Kalimat

1. Kata

Menurut KBBI, kata adalah unsur bahasa yang diucapkan atau dituliskan yang merupakan perwujudan kesatuan perasaan dan pikiran yang dapat digunakan dalam berbahasa. Dalam sebuah kalimat, kata merupakan salah satu unsur terkecil.

Kata terbentuk dari beberapa huruf yang terangkai untuk menciptakan makna tertentu. Contoh dari kata sederhana yang sering kita gunakan adalah tidur, bekerja, belajar, dan masih banyak lagi.

2. Klausa

Terkadang kita sulit untuk membedakan klausa dan kalimat. Namun, bila kita telah memahami makna dan fungsinya, kita dapat membedakan keduanya dengan mudah. Klausa merupakan satuan gramatikal yang berupa kelompok dari kata, terdiri atas sekurang-kurangnya subjek dan predikat yang akan berpotensi menjadi kalimat. Klausa yangs sering kita temui dalam kehidupan sehari – hari contohnya Nenek sedang makan.

Dalam klausa tersebut terdiri dari satu subjek (nenek) dan satu predikat atau kata kerja (sedang makan). Dalam susunannya, klausa lebih pendek atau singkat dibandingkan kalimat. Dalam sebuah klausa hanya terdiri dari subjek dan predikat.

3. Kalimat

Berdasarkan KBBI, kalimat adalah satuan bahasa yang secara relatif berdiri sendiri, mempunyai pola intonasi final dan secara aktual maupun potensial terdiri atas klausa. Klausal lebih sederhana dan tidak sekomplek kalimat.

Kalimat terdiri dari subyek, predikat, obyek, dan keterangan (baik keterangan tempat, waktu dan sebagainya). Tidak menutup kemungkinan pula bila terdapat sebuah klausa dalam sebuah kalimat.

Baca Juga: 300+ Kata Baku dan Tidak Baku Yang Sering Dipakai dan Salah

Contoh kalimat:

Kemarin ibu membeli sayuran dan buah – buahan di pasar.

Udin membaca buku cerita bersama Ujang di perpustakaan.

Setelah memahami makna dari kata, klausa, dan kalimat, kita dapat lebih memahami definisi dan jenis -jenis konjungsi. Berikut pembahasan mengenai jenis-jenis konjungsi. 

Pengertian Konjungsi (Kata Sambung)

Konjungsi (kata penghubung) adalah kata tugas yang fungsinya menghubungkan antarklausa, antarkalimat, dan antarparagraf. Kata penghubung antarklausa biasanya terletak di tengah-tengah kalimat, sedangkan kata penghubung antarkalimat di awal kalimat (setelah tanda titik, tanda tanya, dan tanda seru), adapun kata penghubung antar paragraf letaknya di awal paragraf.

Konjungsi ini dibedakan menjadi dua, yakni jenis konjungsi serta konjungsi berdasarkan fungsinya. Setidaknya nanti kita akan memahami 18 konjungsi yang biasa kita terapkan dalam sehari-hari.

Fungsi Konjungsi

Fungsi konjungsi menghubungkan:

  • Kata dengan kata.
  • Frasa dengan frasa.
  • Klausa dengan klausa.
  • Kalimat dengan kalimat.
  • Paragraf dengan paragraf (konjungsi antarparagraf dinamakan transisi)

Baca Juga: Penggunaan Kata Di Yang Benar

Macam-Macam Konjungsi dan Contohnya

Pada pembahasan kali ini kita akan membahas macam-macam konjungsi. Peran konjungsi dalam sebuah kalimat sangatlah penting, karena jika kalimat hanya terdiri dari subjek dan predikat tanpa ada tambahan kata lain, pasti kalimat akan membingungkan.

Secara umum, macam konjungsi dibagi menjadi dua yaitu konjungsi antarkalimat dan konjungsi intrakalimat. Maka dari itu, perlu bagi kita untuk mengetahui dan mempelajari macam-macam konjungsi agar kedepannya bisa diaplikasikan pada tulisan yang dibuat.

1. Konjungsi Intra Kalimat (Antar Klausa)

Konjungsi intrakalimat adalah jenis konjungsi yang menghubungkan antara klausa induk dan klausa anak. Dalam penggunaannya, konjungsi ini terletak di bagian tengah kalimat. 

Konjungsi intrakalimat adalah kata yang menyambungkan klausa dengan klausa, frasa dengan frasa dan satuan kata dengan kata. Konjungsi intrakalimat terbagi menjadi dua yaitu konjungsi koordinatif dan konjungsi subordinatif, yang akan dijelaskan di bawah ini.

Jenis konjungsi intra kalimat digolongkan menjadi tiga, yaitu konjungsi koordinatif, subordinatif, dan korelatif penjelasan dibawah ini.

a. Konjungsi Koordinatif

Konjungsi koordinatif merupakan konjungsi yang menghubungkan dua klausa atau lebih yang memilki kedudukan sederajat/ setara. Konjungsi koordinatif adalah konjungsi yang menyambungkan antara dua klausa atau beberapa klausa tetapi memiliki sintaksis yang sama. Diantaranya yaitu : padahal, lalu, kemudian, sedangkan, melainkan, atau, dan, tetapi.

Contoh konjungsi koordinatif:

  • Aldi sibuk bermain game, padahal ia harus mengerjakan PR.
  • Sarah adalah orang yang periang, sedangkan Adit orangnya pendiam.
  • Kakak memasak nasi lalu menyiapkan lauk pauk.
  • Ibu sudah tidur, padahal ia belum makan malam.
  • Kakak baru saja pulang dari sekolah, kemudian dia pergi lagi untuk bermain.

b. Konjungsi Subordinatif

Konjungsi subordinatif merupakan konjungsi yang menghubungkan dua klausa atau lebih yang tidak sama derajatnya. Beberapa contoh konjungsi subordinatif antara lain agar, untuk, supaya, sebab, karena, seperti, seakan-akan, jika, sejak, ketika, andaikan, walaupun, bahwa, dll.

Contoh konjungsi subordinatif:

  • Ayah pulang ketika adik sedang sekolah.
  • Dito bermain layangan setelah pulang sekolah.
  • Sarah tidak mau makan, sehingga ia menjadi kurus.
  • Abdi tidak mau belajar, sehingga ia tidak bisa mengerjakan ujian.
  • Nisa tetap pergi walaupun masih hujan deras.
  • Deandra ataupun Kevin mampu untuk menyelesaikan proyek Biologi dengan baik.
  • Baik hari biasa maupun hari libur, Tasya tidak pernah belajar.

c. Konjungsi Korelatif

Konjungsi korelatif merupakan konjungsi yang menghubungkan dua kata yang setara, baik kata, frasa, klausa, ataupun kalimat.

Konjungsi jenis ini sama halnya dengan konjungsi koordinatif, bedanya kata penghubung pada konjungsi ini terdiri atas beberapa gabungan kata, sedangkan konjungsi koordinatif hanya terdiri dari satu kata saja.

Konjungsi ini bisa juga kita gunakan pada kalimat majemuk setara atau sintaksis, kalimat konjungsi korelatif merupakan suatu kalimat yang tersusun atas dua kalimat/klausa atau lebih yang dihubungkan dengan kata konjungsi korelasi.

Jika saja beberapa kalimat tidak dihubungkan dengan kata hubung, maka kalimat tersebut menjadi ambigu dan rancu, sehingga sulit dimengerti.

Kalimat yang menggunakan penghubung korelatif disebut kalimat korelatif. Kalimat korelatif biasanya berupa kalimat majemuk.

Ciri yang mudah ditemukan ditemukan adalah kata penghubung: demikian-sehingga, baik-maupun, tidak hanya-tetapi juga, tidak hanya-bahkan, bukannya-melainkan, jangankan-melainkan, sedemikian rupa-sehingga, entah-entah. 

Contoh konjungsi korelatif:

  • Jangankan bukit, gunung pun sanggup aku daki.
  • Bukan hanya Zahra yang bisa bernyanyi, melainkan Dodit juga bisa!
  • Entah benar entah tidak, aku masih meragukan kata-katanya
  • Kita tidak hanya mengikuti diskusi itu, tetapi juga ikut harus aktif mengemukakan pendapat.
  • Tidak hanya cuci muka, bahkan kami menyempatkan untuk mandi dan berenang di pemandian air hangat itu sehingga badan kita sehat.

Baca Juga: Kalimat Efektif: Pengertian, Prinsip, Karakteristik dan Contoh Lengkapnya

2. Konjungsi Antar Kalimat

Konjungsi antarkalimat adalah jenis konjungsi yang menghubungkan kalimat satu dengan kalimat lainnya. Biasanya konjungsi ini dipakai untuk menunjukan adanya perbedaan arti atau perbedaan makna.

Dalam penggunaannya konjungsi antarkalimat diletakkan pada bagian awal kalimat. Namun di beberapa kasus bisa juga yang diletakkan setelah tanda titik, tanda tanya, dan tanda seru.

Pembagian jenis-jenis konjungsi antarkalimat ini berdasarkan fungsinya. Diantaranya adalah sebagai berikut.

  • Konjungsi pertentangan, misalnya: bagaimanapun, biarpun, walaupun demikian.
  • Konjungsi yang menyatakan lanjutan, misalnya: sesudah itu, setelah itu.
  • Konjungsi yang menyatakan kejadian sebelumnya. misalnya: sebelum itu
  • Konjungsi yang menyatakan akibat, misalnya: oleh karena itu, oleh sebab itu.
  • Konjungsi yang menyatakan kebalikan dari pernyataan sebelumnya, misalnya: sebaliknya
  • Konjungsi yang menyatakan keadaan sebenarnya, misalnya: sesungguhnya, bahwasanya.
  • Konjungsi yang menyatakan konsekuensi misalnya: dengan demikian.
  • Konjungsi yang menguatkan pernyataan sebelumnya, misalnya: malahan
  • Konjungsi yang menyatakan pertentangan dengan pernyataan sebelumnya misalnya: namun, akan tetapi.

Contoh kalimat menggunakan konjungsi antar kalimat: 

  • Jangan memiliki mental meminta-minta. Sebaliknya, kita harus memiliki mental memberi.
  • Ia kini menjadi orang kaya. Sesungguhnya, semua itu Karena dia bekerja keras semenjak muda.
  • Mereka makan hanya dengan sepotong ikan asin. Bahkan, mereka seringkali makan tanpa lauk.

3. Konjungsi Antar Paragraf

Konjungsi antarparagraf merupakan konjungsi yang berfungsi menghubungkan dua paragraf sehingga menjadi suatu paragraf yang koheren dan sistematis. Kata hubung yang kerap digunakan di antaranya:

  • Terlebih lagi.
  • Disamping.
  • Oleh karena itu.
  • Berdasarkan.
  • Jadi.

Contoh konjungsi antarparagraf:

  • Rindu adalah anak yang periang sejak kecil. Ia sangat senang bermain-main bersama ayah dan ibunya. Walaupun anak tunggal, Rindu tidak pernah manja. Ia selalu membantu pekerjaan ibu tanpa diminta. Akan tetapi sekarang semua tinggal kenangan. Semua kebahagiaan itu sudah terenggut darinya. Kecelakaan penyebab semua itu.
  • Terlebih lagi, bukan hanya ayahnya yang pergi tetapi juga ibunya. Hanya Rindu yang bisa diselamatkan. Beruntung Rindu dapat dikeluarkan dari mobil sebelum mobil itu meledak.
  • Berdasarkan cerita warga, mobil tiba-tiba oleng dan jatuh ke jurang. Warga yang melihat segera menolong, akan tetapi posisi ayah dan ibu Rindu yang terjepit susah untuk dievakuasi.

Macam-macam Konjungsi Berdasarkan Fungsinya

Macam Konjungsi juga dibedakan berdasarkan fungsi katanya. Ditinjau dari fungsinya, konjungsi dikelompokan menjadi beberapa macam, antara lain sebagai berikut:

1. Konjungsi Aditif (Konjungsi Gabungan)

Macam konjungsi pertama adalah konjungsi aditif. Konjungsi aditif adalah konjungsi yang berfungsi untuk menggabungkan kata dengan kata, frasa, klausa, atau kalimat yang kedudukannya sederajat. Contoh; dan, lagi pula, serta.

Contoh kalimat dengan konjungsi aditif:

  • Ibu dan Ayah sedang pergi ke luar kota untuk kebutuhan pekerjaan
  • Bani sedang belajar serta makan secara bersamaan
  • Kamu tidak perlu cemas, lagipula di sini sudah aman kok

2. Konjungsi Disjungtif (Konjungsi Pilihan)

Macam konjungsi selanjutnya adalah konjungsi disjungtif. Konjungsi disjungtif adalah konjungsi yang menghubungkan dua unsur sederajat dengan tujuan memilih salah satu dari dua hal atau lebih. Contoh, maupun, baik…baik…, atau, entah…entah…, atau…atau.

Contoh kalimat dengan konjungsi disjungtif: 

– Jamu ini bermanfaat baik untuk pria maupun wanita.

– Baik Lisa maupun Jenny, keduanya sama-sama cantik.

– Nasi atau jagung keduanya sama-sama sumber karbohidrat.

3. Konjungsi Pertentangan

Konjungsi pertentangan berfungsi sebagai kata penghubung antar dua kalimat sederajat yang saling bertentangan. Biasanya posisi kalimat kedua lebih penting dibanding kalimat pertama. Contoh; sebaliknya, padahal, melainkan, akan tetapi, sedangkan, namun.

Contoh konjungsi pertentangan: 

– Andika anak yang pandai, namun kakaknya bodoh.

– Ibu sedang memasak, sedangkan ayah sedang membaca koran.

– Lisa tidak pergi, melainkan sedang tidak di kamar. 

Baca Juga: 6 Ciri Kalimat Efektif Yang Perlu Diperhatikan Saat Menulis Buku

4. Konjungsi Final (Tujuan)

Konjungsi final berfungsi menjelaskan maksud dan tujuan suatu peristiwa atau tindakan. Contoh; untuk, supaya, agar, guna.

Contoh konjungsi final: 

– Amara membeli tas baru untuk menghadiri pernikahan sepepunya.

– Ibu minum vitamin agar tubuhnya lebih sehat. 

– Adik minum susu supaya bisa cepat tidur. 

5. Konjungsi Waktu

Konjungsi waktu adalah konjungsi yang berfungsi untuk menjelaskan hubungan waktu antara dua hal atau peristiwa. Contoh; apabila, bila, hingga, ketika, sebelum, sampai, selama, sementara, sesudah, setelah, sejak, tatkala.

Contoh konjungsi waktu: 

– Apabila hari sudah malam, Ani bergegas harus pulang.

– Putri harus pulang sebelum waktu magrib.

– Adi sudah sampai rumah, setelah seharian sekolah.

6. Konjungsi Perbandingan

Konjungsi perbandingan merupakan konjungsi yang berfungsi untuk membandingkan dua hal tertentu. Contoh; sebagai, seakan-akan, umpama, sebagaimana, ibarat, bak, bagaikan.

Contoh konjungsi perbandingan: 

– Sebagai anak laki-laki, dia memiliki jiwa tanggung jawab yang tinggi

– Umpama ibunya masih ada, dia pasti lebih Bahagia

– Bagaikan pinang di belah dua, wajah kakak dan adik itu mirip

7. Konjungsi Akibat (Konjungsi Konsekutif)

Konjungsi konsekutif berfungsi untuk menjelaskan akibat dari terjadinya suatu peristiwa atau kejadian tertentu. Contoh; sehingga, sampai, akibatnya.

Contoh kalimat: 

– Tika jarang gosok gigi, akibatnya giginya sakit. 

– Nia sering nonton televisi jarak dekat, sehingga matanya kini minus. 

Baca Juga: Inilah 6 Jenis Paragraf yang Wajib Diketahui

8. Konjungsi Syarat (Konjungsi Kondisional)

Konjungsi syarat berfungsi untuk menghubungkan dua unsur yang mempunyai hubungan syarat di dalamnya. Contoh; jika, apabila, jikalau, bilamana, asalkan.

Contoh kalimat: 

– Kalau saja hari itu aku tidak sakit, aku pasti bisa mengikuti OSN

– Bila Ibu pulang detik ini juga, aku akan langsung berhambur memeluknya.

9. Konjungsi Tak Bersyarat

Konjungsi tak bersyarat berfungsi untuk menjelaskan jika terjadinya suatu hal tidak membutuhkan syarat tertentu. Contoh; walaupun, biarpun, sekalipun, kendatipun, meskipun.

Contoh kalimat: 

– Kakak membersihkan rumah meskipun ibu tidak menyuruhnya.

– Lia tetap pergi sekolah sekalipun cuaca sedang hujan deras.

10. Konjungsi Penegas (Konjungsi Intensifikasi)

Konjungsi penegas merupakan konjungsi yang fungsinya untuk menegaskan atau meringkas suatu bagian kalimat yang sebelumnya telah disebut. Contoh; bahkan, yaitu, umpama, apalagi, misalnya.

Contoh kalimat: 

– Ibu sangat menyukai tanaman hias, misalnya anturium. 

– Ayah senang minuman manis, apalagi secangkir teh. 

11. Konjungsi Pembenaran (Konjungsi Konsesif)

Konjungsi pembenaran berfungsi untuk menghubungkan dua hal dengan cara membenarkan suatu hal pada induk kalimat. Di sisi lain, konjungsi ini juga menolak hal yang lainnya pada anak kalimat. Contoh; walaupun, biar biarpun, sungguhpun, kendatipun, meskipun.

Contoh kalimat:

– Ibu tetap pergi ke pasar kendatipun badannya masih kurang sehat.

12. Konjungsi Penjelas (Konjungsi Penetap)

Macam konjungsi selanjutnya adalah konjungsi penjelas. Konjungsi penjelas berfungsi untuk menghubungkan bagian kalimat terdahulu dengan perinciannya. Kata yang termasuk konjungsi penjelas adalah kata bahwa.

Contoh kalimat:

– Ara menjelaskan bahwa dia tidak bersalah karena saat itu dia ada di rumah. 

13. Konjungsi Korelatif

Konjungsi korelatif merupakan konjungsi yang berfungsi untuk menghubungkan dua kalimat yang berkaitan sehingga saling mempengaruhi. Contoh; semakin…semakin…, bertambah…bertambah…, tidak hanya…tetapi juga…, sedemikian rupa…,kian…kian, sehingga…, baik…, maupun.

Contoh kalimat: 

– Kakaknya tidak hanya Mahasiswa tetapi juga seorang Wiraswasta.

– Baik Messi maupun Ronaldo keduanya adalah pemain sepak bola yang hebat.

14. Konjungsi Kausal

Konjungsi kausalitas berfungsi untuk menjelaskan penyebab suatu peristiwa atau kejadian tertentu. Contoh; sebab, karena, sebab itu, karena itu.

Contoh kalimat: 

– Ina tidak masuk sekolah karena sakit.

15. Konjungsi Urutan

Macam konjungsi selanjutnya adalah konjungsi urutan. Konjungsi urutan berfungsi untuk menyatakan urutan suatu hal dalam kalimat. Contoh; mula-mula, lalu, kemudian.

Contoh kalimat: 

  • Panaskan dulu minyaknya, setelah panas baru kemudian masukan bumbu-bumbunya.
  • Kita mampir ke Bandung terlebih dahulu lalu baru kita ke Lembang.

Baca Juga: Pengertian Alinea: Macam, Komponen dan Pembagian Paragraf

16. Konjungsi Penanda

Konjungsi penanda merupakan konjungsi yang berfungsi untuk menunjukkan penandaan pada suatu hal. Contoh; misalnya, contoh, umpama, terutama, antara lain.

Contoh kalimat: 

– Di kelas X sangat populer dengan para muridnya yang pandai, terutama Andi.

– Di kantin banyak makanan enak yang dibeli oleh murid, misalnya bakso bakar. 

17. Konjungsi Pembatasan

Konjungsi pembatasan berfungsi untuk menyatakan pembatasan terhadap suatu hal. Contoh; kecuali, asal, selain.

Contoh kalimat: 

– Peserta rapat menyetujui usulan ketua asal keinginan mereka juga dipenuhi.

– Selain petugas perpustakaan, yang lain dilarang masuk.

18. Konjungsi Situasi

Konjungsi situasi berfungsi untuk menjelaskan suatu perbuatan yang terjadi dalam waktu tertentu. Contoh; sedang, sedangkan, sambil, padahal.

Contoh kalimat konjungsi situasi: 

– Cilla tetap ke rumah nenek padahal kakinya masih sakit. 

– Putra main game di kamar sambal makan bakso. 

Itulah 18 macam konjungsi yang perlu Anda ketahui. Semoga bermanfaat!

Atau Anda juga Bisa Membaca Artikel yang Terkait :

Teknik Menulis : 157 Ejaan dan Istilah Kata yang Sering Kita Salahgunakan

12 Penggunaan Huruf Kapital Yang Benar dalam Buku / Karya Ilmiah

Pengertian Kalimat, Unsur, dan Lengkap dengan Contoh SPOK-nya

15 Jenis Kata Hubung Lengkap dengan Contohnya

Klausa: Pengertian, Ciri-ciri, Klasifikasi dan Contoh Lengkapnya