TRIBUNNEWSWIKI.COM - Thariq bin Ziyad adalah panglima perang Bani Umayyah yang memimpin penaklukan Andalusia. Thariq bin Ziyad dilahirkan pada tahun 50 H atau 670 M di Kenchela, Aljazair, dari kabilah Nafzah. Sejak kecil ia sudah dididik dalam bingkai Islam oleh kedua orang tuanya. Dahulu, Thariq adalah budak, tetapi dibebaskan oleh Musa Bin Nusayr yang merupakan Gubernur Afrika Utara yang berada di bawah kekuasaan Bani Umayyah. Musa Bin Nusayr pun kemudian mengangkatnya sebagai panglima perang Bani Umayyah. Pria dengan nama lengkap Thariq bin Ziyad bin Abdullah bin Walgho bin Walfajun bin Niber Ghasin bin Walhas bin Yathufat bin Nafzau itu merupakan salah satu pahlawan Islam yang disegani oleh kawan maupun lawan. Pertempuran demi pertempuran telah ia ikuti, tetapi yang paling fenomenal ialah pertempurannya pada tahun 711 Masehi. Pada saat itu, Thariq adalah panglima perang yang diutus khalifah untuk menaklukan Andalusia atau yang kemudian dikenal dengan Spanyol. (1) (2) (3) Thariq Bin Ziyad di Pertempuran Guadalate. (biografiku.com)Baca: Shalahuddin Al-Ayyubi Sebelumnya, sejak tahun 597 M, Spanyol dikuasai bangsa Gotik, Jerman. Raja Roderick yang berkuasa saat itu. Ia berkuasa dengan zalim. Ia membagi masyarakat Spanyol ke dalam lima kelas sosial. Kelas pertama adalah keluarga raja, bangsawan, orang-orang kaya, tuan tanah, dan para penguasa wilayah. Kelas kedua diduduki para pendeta. Kelas ketiga diisi para pegawai negara seperti pengawal, penjaga istana, dan pegawai kantor pemerintahan. Mereka hidup pas-pasan dan diperalat penguasa sebagai alat memeras rakyat. Kelas keempat adalah para petani, pedagang, dan kelompok masyarakat yang hidup cukup lainnya. Mereka dibebani pajak dan pungutan yang tinggi. Kelas kelima adalah para buruh tani, serdadu rendahan, pelayan, dan budak. Mereka paling menderita hidupnya. Akibat klasifikasi sosial itu, rakyat Spanyol tidak kerasan. Sebagian besar mereka hijrah ke Afrika Utara. Baca: Mohammad Amir Di sini di bawah Pemerintahan Islam yang dipimpin Musa bin Nusair, mereka merasakan keadilan, kesamaan hak, keamanan, dan menikmati kemakmuran. Para imigran Spanyol itu kebanyakan beragama Yahudi dan Kristen. Bahkan, Gubernur Ceuta, bernama Julian, dan putrinya Florinda yang dinodai Roderick ikut mengungsi. Kemudian Julian pun meminta bantuan kepada Musa bin Nusayr untuk menyerang ke Andalusia yang berada di bawah kekuasaan Roderick. Mendapatkan hal seperti ini, Musa pun memberitahu kepada Khalifah Al-Walid bin Abdul Malik mengenai kondisinya. Kemudian khalifah pun mengizinkannya, namun Musa harus terlebih dahulu mengirim pasukan kecil untuk mengintai sekaligus membuka jalan ke Andalusia. Musa segera mengirim Abu Zar’ah dengan 400 pasukan pejalan kaki dan 100 orang pasukan berkuda menyeberangi selat antara Afrika Utara dan daratan Eropa. (4) Ilustrasi Thariq bin Ziyad bersama pasukannya (Dok. fineartamerica)Baca: Khairuddin Barbarossa Awal penaklukan Pasukan yang pertama yang dikirim ke Andalusia di bawah komando Abu Zar'ah adalah pasukan kecil. Setelah pasukan kecil itu kembali, kemudian khalifah mengirim kembali pasukan yang besar untuk menaklukan seluruh Andalusia. Pasukan tersebut berjumlah 7.000 orang di bawah komando Thariq bin Ziyad. Thariq adalah salah satu panglima yang pemberani yang dimiliki oleh umat Islam. Sesampai di pantai wilayah Andalusia, ia mengumpulkan pasukannya di sebuah bukit karang yang nantinya dikenal dengan nama "Gibraltar atau Jabal Thariq”. Thariq bin Ziyad lalu berdiri di depan pasukannya. Ia memerintahkan pasukannya membakar semua armada kapal yang mereka miliki. Menerima perintah seperti ini, pasukannya pun kaget lantaran itu adalah satu-satunya kendaraan yang dimiliki yang nantinya digunakan untuk menyeberangi lautan. Kemudian sang panglima perang pun berdiri di Gibraltar dan berpidato. Dalam pidatonya, Thariq pun menyampaikan bahwa saat ini kapal sudah terbakar semua. Di belakang adalah lautan yang luas, sedangkan di depan sudah ada pasukan musuh dengan senjata lengkap yang siap bertempur. Tidak ada tempat untuk kembali, kecuali menyerangnya dengan senjata yang ada. Jika ingin senjata yang lain, pasukannya pun diminta untuk mengambil dari tangan musuh. Begitu juga jika ingin makan, maka bisa mengambil dari tangan musuh. Pidato itu pun sangat fenomenal dan dikenang oleh umat Islam sepanjang sejarah. Setelah mendengarkan pidato itu, pasukan di bawah komandonya pun tidak gentar sedikit pun untuk menghadapi pasukan musuh yang jumlahnya 100.000. Kemudian, gubernur Afrika Utara, Musa bin Nusayr yang berada di bawah kekuasaan Bani Umayyah pun mengirimkan pasukan bantuan kepada Thariq sebanyak 5.000 pasukan, sehingga total pasukan Islam yakni 12.000. Pada hari Minggu 28 Ramadan 92 H atau 19 Juli 711 M, kedua pasukan bertemu dan bertempur di sekitar Sungai Guadalate. Pertempuran itu dikenal dengan nama Pertempuran Syudzunah atau Pertempuran Guadalete. Pada pertempuran itu Thariq berhasil membunuh Raja Roderick. Terbunuhnya Raja Roderick membuat pasukan musuh kalang kabut dan kemudian berhasil dikalahkan dengan mudah. Andalusia berhasil ditaklukkan. Penaklukan kota-kota di sekitar Andalusia Plaza Espana di Sevilla, Spanyol. Foto: PixabayAndalusia merupakan kawasan di negara Spanyol yang menjadi saksi bisu penyebaran Islam ke Eropa pertama kali. Ini dimulai sejak pertempuran Guadalete, ketika pasukan Umayyah yang dipimpin oleh Thariq bin Ziyad menang atas kekalahan orang-orang Visigoth di mana saat itu mereka lah yang menguasai Andalusia. Hingga akhirnya Thariq menguasai Spanyol dan semakin banyaknya kota dibuka oleh pasukan Muslimin. Keindahan Andalusia sepertinya memang tak lekang oleh waktu. Beberapa kota-kota di sana bahkan terbentang indah dengan menyisakan sejarah-sejarah Islam yang mengagumkan. Arsitektur bangunan di kota-kota Andalusia pun membuat banyak orang jatuh cinta. Cordoba, Granada, Sevilla, dan Toledo menjadi kota yang paling penting dalam peradaban Islam di Andalusia. Berikut lima kota utama peninggalan peradaban Islam di Spanyol. Istana Alhambra, Spanyol. Foto: PixabayKota ini mungkin pernah kamu dengar ketika menonton drama Korea Memories of The Alhambra yang menampilkan Granada sebagai latar tempat utamanya. Namun, di sini kita bukan membahas tentang drama, tetapi Granada yang menjadi saksi kebangkitan dan runtuhnya kepemimpinan umat Islam. Di Granada terdapat istana Alhambra yang namanya diambil dari Bahasa Arab, hamra, yang berarti merah. Dinamakan Alhambra karena istana tesebut dihiasi banyak ubin-ubin dan bata-bata merah, serta hiasan di dinding yang juga kemerah-merahan dengan keramik yang bernuansa seni Islami. Granada menjadi kota penting pada era taifa di Andalusia. Di penghujung abad ke-11, suku Amazigh atau Berber mendirikan Granada usai berpindah dari Cordoba untuk mendirikan kerajaan sendiri. Saat itu, seorang pemimpin Granada yakni Muhammad Ibnu Ahmar membuat sebuah aturan yang mengharuskannya membayar upeti tahunan dan menjadi sekutu pertahanan militer Fernando demi mencegah masuknya raja Kristen. Ibnu Ahmar yang yang sukses memimpin Kerajaan Granada selama beberapa abad. Di masa kepemimpinannya pula para imigrasi Muslim dan Yahudi taklukkan Kristen. Di tahun 1492, Isabella dan Ferdinand yang merupakan sepasang suami-istri berhasil menggulingkan pemerintah Sultan Muhammad XII. Dengan ini, Granada menjadi kota terakhir era emas Andalusia dan runtuhnya kepemimpinan umat Islam. Jalanan di Cordoba, Spanyol. Foto: PixabayCordoba menjadi pusat pemerintahan dan politik Andalusia selama berabad-abad. Dan juga sebagai ibu kota Andalusia usai penaklukan Iberia oleh Muslim pada 711 M. Di bawah kepemimpinan Khalifah Abdul Rahman III pada abad ke-10, Cordoba menjadi kota paling maju di Eropa. Rakyat sangat menikmati hidup dengan damai dan tentram. Hingga satu abad setelahnya, tepatnya pada abad ke-11, ekonomi dan pertahanan khalifah terguncang serta memicu menjamurnya taifa atau kerajaan-kerajaan kecil. Tapi, Cordoba tidak kehilangan sinarnya. Cordoba juga menjadi pusat pendidikan etika dan kota terhormat yang banyak sekali dikunjungi oleh para ulama dan ilmuwan. Salah sau bangunan di Madrid, Spanyol. Foto: PixabayKota yang menjadi jantungnya Spanyol ini merupakan salah satu kota garis depan di bagian utara Andalusia di era kekhalifahan Umayyah. Seiring berjalannya waktu, pada abad ke-18, Madrid mengalami krisis politik dan intelektual hingga memuncak saat terjadi perang antara Spanyol dan Amerika pada 1989. Namun, ketika bergabung dalam Uni Eropa, Madrid seperti menjadi tokoh utama di Eropa dan dunia. Madrid sangat menghormati sejarah Islam di Spanyol dengan mempunyai program edukasi dan kebudayaan yang bernama El Legado Aldalusi. Potret jembatan di Toledo. Foto: PixabayToledo pernah menjadi ibu kota Visigothic sebelum di kuasai Iberia pada 510 M dan ditaklukkan Muslim pada 711 M. Di Toledo juga terdapat dua sinagog atau tempat ibadah orang Yahudi, yakni Santa Maria La Blanca yang dibangun pada abad ke-12 dan Del Transito dibangun pada abad ke-14. Kota ini juga menjadi kunci eranya Andalusia saat pengaruh kepemimpinan Islam di bawah kekhalifahan Umayyah. Selama masa kepemimpinan Kristen di abad ke-13 yaitu Alfonso X, beliau mendirikan pusat ilmu di Toledo. Toledo menjadi pusat transmisi intelektual dari peradaban Islam ke Eropa karena ada banyak karya-karya ilmuwan dalam bahasa Arab di bidang matematika, astronomi, botani, kedokteran dan lainnya. Di sisi lain, Toledo juga dikenal dengan kerajinan logam yang para ahli di sana sangat kental dengan kebudayaan Islam. Plaza Espana di Sevilla, Spanyol. Foto: PixabaySevilla terkenal sebagai kota pelabuhan karena terletak di tepi Sungai Guadalquivir dan bisa menikmati luasnya Samudra Atlantik. Di sana juga menjadi kota lumbung pangan. Selama era bermunculannya taifa, Sevilla bersinar di bawah kepemimpinan al-Mutamid. Di Sevilla, terdapat bangunan yang kental dengan arsitektur Islam. Beberapa di antaranya adalah Menara Giralda, salah satu menara terindah di Eropa yang dulunya menjadi menara masjid yang kini beralih sebagai menara lonceng Katedral Sevilla. Kemudian, ada Alcazar yang ornament dindingnya terdapat skrip bahasa Arab termasuk frasa Wa La Ghalib ill Allah yang artinya Tiada pemenang kecuali Allah. Itulah lima kota utama yang sempat menorehkan kejayaan Islam yang tersebar di seluruh Spanyol. Page 2 |