Dari keadaan tersebut, kami termotivasi untuk melakukan pengamatan terhadap pertumbuhan biji kacang hijau didua tempat berbeda yaitu di tempat gelap dan terang. Pemilihan tempat ini sudah melalui pertimbangan pada beberapa faktor. Untuk itu kami membuktikannya dengan melakukan pengamatan seperti yang tercantum pada laporan ini. Baca lebih lajut Cahaya mutlak diperlukan oleh semua tumbuhan hijau untuk melakukan fotosintesis, tetapi pengaruhnya terhadap pertumbuhan perkecambahan tumbuhan adalah menghambat, karena cahaya dapat menyebabkan terurainya auxin sehingga dapat menghambat pertumbuhan. Hal ini dapat dibuktikan apabila kita meletakkan dua kecambah, yang satu di tempat gelap dan yang lain di tempat terang. Dalam jangka waktu yang sama, kecambah di tempat gelap tumbuh lebih cepat tetapi tidak normal. Pertumbuhan yang amat cepat di dalam gelap ini disebut etiolasi. Baca lebih lajut Tanaman kacang hijau berbatang tegak dengan ketinggian sangat bervariasi, antara 30-60 cm, tergantung varietasnya. Cabangnya menyamping pada bagian utama, berbentuk bulat dan berbulu. Warna batang dan cabangnya ada yang hijau dan ada yang ungu. Daunnya trifoliate (terdiri dari tiga helaian) dan letaknya berseling. Tangkai daunnya cukup panjang, lebih panjang dari daunnya. Warna daunnya hijau muda sampai hiaju tua. Bunga kacang hijau berwarna kuning, tersusun dalam tandan, keluar pada cabang serta batang, dan dapat menyerbuk sendiri. Polong kacang hijau berebntuk silindris dengan panjang antara 6-15 cm dan biasanya berbulu pendek. Sewaktu muda polong berwarna hijau dan dan setelah tua berwarna hitam atau coklat. Baca lebih lajut LAPORAN PRAKTIKUM FISIOLOGI BIJI PENGARUH EKSTRAK DAGING BUAH TEMBESU Fragraea fragrans TERHADAP PERKECAMBAHAN BIJI KACANG HIJAU Vigna radiata Oleh: Slamet Prayogi 1003113230 Jurusan[r] Baca lebih lajut Grafik 2 diatas menunjukan biomassa pata tanaman kacang hijau yang ditaman oleh kelompok 4. Dapat terlihat bahwa pada K1 dan K2 tidak terjadi perbedaan yang signifikan. Biomassa K1 sedikit lebih besar dibanding dengan biomassa K2. Hal ini disebabkan adanya tanaman yang layu pada K2 sehingga menurunkan biomassa tanaman tersebut. Sedangkan pada K4 dan K8 memiliki biomassa yang lebih tinggi dari pada K1 dan K2 karena jumlah tanaman yang ditanam lebih banyak yaitu pada K4 berjumlah 4, dan pada K8 berjumlah 8. Namun sebenarnya terjadi kompetisi diantara tanaman tersebut seperti perebutan unsur hara dan air dari tanah karena plot yang disediakan memiliki ukuran yang sama dengan K1 da K2, sedangkan pada K4 dan K8 memiliki kebutuhan yang lebih untuk menutrisi lebih banyak jumlah tanaman. Baca lebih lajut mendukung kehidupan tanaman dalam jangka waktu yang lebih lama. Oleh karena itu, jika tanaman kacang hijau ingin bertahan hidup lebih lama, maka tanaman tersebut harus segera dipindahkan ke media lain, tanah misalnya, agar tanaman dapat tumbuh dengan baik. Lain halnya jika media kapas tersebut diberi unsur – unsur hara yang dapat Baca lebih lajut Pada dasarnya tumbuhan membutuhkan cahaya. Banyak sedikitnya cahaya yang dibutuhkan tiap tumbuhan berbeda-beda. Dari penelitian yang telah dilakukan terhadap pertumbuhan dan perkembangan biji kacang hijau dengan merendam kacang hijau selama 18 jam dan meletakan 5 biji kacang hijau ke dalam polibek (polibek A2 dan polibeg B2) lalu meletakkan polibek A2 di tempat terang dan polibek B2 ditempat gelap. Dari tabel dan grafik pengamatan tinggi tanaman yang telah diukur setelah 7 hari, ternyata didapat rata-rata tinggi tanaman kacang hijau yang ditanam ditempat terang dan gelap adalah : Baca lebih lajut Nilai viskositas sari kacang hijau yang dihasilkan berkisar antara 26.67-44.03 Cp. Nilai viskositas tertinggi terdapat pada sampel kontrol yaitu sebesar 44.03 Cp hal ini karena kontrol tidak mengalami proses sonikasi sama sekali sehingga tidak adanya pemecahan pertikel oleh gelombang ultrasonik dan yang terendah pada perlakuan A3B3 (60 menit:40%) sebesar 26.67 Cp. Data hasil pengukuran terlihat bahwa semakin lama waktu sonikasi, dan semakin besar amplitudo gelombang ultrasonik yang digunakan, maka nilai viskositas semakin kecil. Penurunan viskositas ini disebabkan karena pecahnya partikel dan granula menjadi ukuran yang lebih kecil membentuk molekul agregat sehingga mengurangi kemampuan menyerap air. Penurunan viskositas ini menunjukkan adanya penurunan jumlah partikel terlarut dalam larutan setelah sonikasi. Sonikasi memutuskan rantai polimer CMC melalui proses kavitasi yang terjadi dalam medium larutan sari kacang hijau tersebut. Putusnya rantai CMC menjadikan larutan kurang kental jika dibandingkan kondisi sebelumnya. Semakin lama waktu pemberian gelombang ultrasonik pada larutan sari kacang hijau, maka proses terpotongnya rantai kimiawi CMC juga semakin banyak. Baca lebih lajut Rasa merupakan atribut mutu yang penting karena digunakan sebagai pedoman konsumen dalam memilih suatu produk. Rasa timbul berasal dari komponen yang ada di dalam bahan dan proses yang dialaminya menimbulkan rasa yang merupakan respon dari indera pengecap. Rasa dari sutu makanan merupakan gabungan dari berbagai macam rasa bahan-bahan yang digunakan dalam makanan (Kartika et al., 1988). Rasa khas kacang hijau mempengaruhi rasa sncak bars dan tingkat kesukaan pada snack bars, hal itu disebabkan karena kacang hijau memiliki kandungan enzim lipokgenase yang bereaksi dengan rantai asam lemak sehingga menghasilkan senyawa aldehid dan keton. yang menyebabkan rasa langu. Semakin besar konsentrasi kacang hijau yang ditambahkan maka semakin dominan rasa langu pula pada rasa snack bars (Komah, 2013). Baca lebih lajut Hasil Aplikasi Pupuk Hayati Pada Tanaman Kacang Hijau V.radiata Plot Percobaan di Green House Secara Acak Pertumbuhan kacang hijau hingga masa pemanenan Tanaman Muda Bunga Kacang [r] Baca lebih lajut Pada praktikum ini digunakan alat pengering berupa rotary dryer untuk mengeringkan kacang tanah. Rotary dryer terdiri dari shell berbentuk silinder horisontal yang dipasang pada suatu bantalan rol, sehingga silinder ini dapat berputar dan kedudukannya sedikit membentuk sudut kemiringan. Feed dimasukkan pada bagian ujung yang tinggi dari silinder, dan akan keluar sebagai produk kering pada bagian ujung yang lain. Sebagai pemanas bisa digunakan udara panas atau gas buang hasil pembakaran yang masih mempunyai temperatur tinggi. Baca lebih lajut Kacang hijau adalah sejenis tanaman budidaya dan palawija yang dikenal luas di daerah tropika. Tumbuhan yang termasuk suku polong-polongan (Fabaceae) ini memiliki banyak manfaat dalam kehidupan sehari-hari sebagai sumber bahan pangan berprotein nabati tinggi. Kacang hijau di Indonesia menempatiurutan ketiga terpenting sebagai tanaman pangan legum, setelah kedelai dan kacang tanah. Baca lebih lajut Tanaman kacang hijau yang tumbuh di tempat gelap dan terang sama-sama tumbuh pada hari ke-2 tetapi, pada tanaman kacang hijau yang tumbuh di tempat yang gelap, lebih tinggi daripada kaca[r] Baca lebih lajut Latar Belakang : Kacang hijau merupakan jenis kacang-kacangan yang banyak dimanfaatkan baik sebagai bahan makanan langsung maupun sebagai bahan baku industri makanan karena mempunyai kandungan gizi yang cukup baik. Sejak di panen kacang hijau telah melewati proses pengangkutan dan penyimpanan yang cukup lama. Cara penyimpanan yang sering dilakukan di negara kita masih sangat sederhana sehingga kemungkinan besar kacang hijau yang sampai ke tangan konsumen sudah terkontaminasi oleh kapang yang menghasilkan aflatoksin. Selama penyimpanan, bahan pangan akan mengalami penurunan mutu yang disebabkan oleh mikroba dan penurunan gizi yang salah satunya adalah protein sebesar 12%. Baca lebih lajut Selain itu, pada saat perkecambahan terjadi hidrolisis karbohidrat, protein dan lemak menjadi senyawa-senyawa yang lebih sederhana sehingga mudah dicerna. Selama perkecambahan, terjadi peningkatan jumlah protein, sedangkan kadar lemaknya mengalami penurunan. Peningkatan pada vitamin B1 (thiamin), B2 (riboflavin), B3 (niasin), piridoksin, dan biotin, juga terjadi selama proses perkecambahan (Astawan, 2005). Kacang hijau memiliki kandungan gizi sebagai berikut: Baca lebih lajut Perkecambahan yang mengakibatkan kotiledon terangkat ke atas tanah. Hal ini disebabkan oleh hipokotil yang tumbuh memanjang. Akibatnya, plumula dan kotiledon terdorong ke permukaan tanah, misalnya pada perkecambahan kacang hijau (Phaseolus radiatus) dan kacang tanah (Arachis hypogaea). Baca lebih lajut konsentrasi 0,20% mengasilkan berat basah dan berat kering yang rendah. Sedangkan pada konsentrasi 0- 0,15% tanaman kacang hijau memiliki daun yang lebih luas sehingga tanaman tumbuh lebih cepat karena mampu menghasilkan bahan kering yang lebih banyak dengan lama perendaman dalam air yaitu 1,5 jam setelah ditiriskan direndam dalam larutan kolkhisin selama 10 jam. Baca lebih lajut menunjukkan bahwa kacang kedelai, kacang hijau, dan kacang koro memiliki kandungan protein dan ada perbedaan kadar protein tempe kacang kedelai, kacang hijau, dan kacang koro dengan penambahan konsentrasi ragi yang sama. Tempe kacang kedelai memiliki kadar protein paling tinggi yaitu 35,98g%, sedangkan tempe kacang koro memiliki kadar protein 26,83g%, dan tempe kacang hijau hanya memiliki kadar protein 23,72g%. Dengan demikian kadar protein paling tinggi adalah perlakuan tempe kacang kedelai. Baca lebih lajut Salah satu cara untuk mencegah terjadinya osteoporosis adalah dengan mengkonsumsi makanan yang tinggi kandungan kalsium. Kalsium susu sapi per 100 ml adalah 122 mg. Permasalahannya, harga susu sapi relatif mahal sehingga tidak terjangkau oleh untuk semua kalangan masyarakat. Salah satu alternatifnya adalah dengan mengkonsumsi minuman sari misalnya sari kacang hijau. Dalam 100 gram kacang hijau mengandung 124 mg kalsium. Baca lebih lajut Komposisi kimia kacang hijau sangat beragam, tergantung varietas, faktor genetik, iklim maupun lingkungan. Karbohidrat merupakan komponen terbesar (lebih dari 55%) biji kacang hijau, yang terdiri dari pati, gula, dan serat. Berdasarkan jumlahnya, protein merupakan penyusun utama kedua setelah karbohidrat. Kacang hijau mengandung 20-25% protein. Protein pada kacang hijau mentah memiliki daya cerna sekitar 77%. Protein kacang hijau kaya asam amino leusin, arginin, isoleusin, valin, dan lisin (Astawan, 2009). Baca lebih lajut |