Lebah madu yang dipelihara secara tradisional akan menghasilkan berupa

tirto.id - Lebah menghasilkan produk yang memiliki nilai ekonomi tinggi seperti madu, propolis, dan bee pollen.

Di alam sekitar terdapat berbagai jenis satwa harapan. Satwa harapan adalah semua jenis hewan yang diharapkan dapat menghasilkan bahan baku, jasa atau manfaat ekonomis hingga non-ekonomis lainnya saat dipelihara atau diternakkan. Budidaya satwa harapan adalah alternatif selain memelihara hewan ternak.

Mengutip laman Ayo Guru Berbagi Kemendikbud, satwa harapan memiliki sejumlah ciri yang perlu diperhatikan yaitu:

  • Memiliki siklus hidup pendek
  • Jarang mengalami serangan penyakit
  • Gampang melakukan adaptasi dengan lingkungan dan pakan yang diberikan
Adanya siklus hidup pendek dapat memberikan keuntungan dengan cepat, mudah, dan praktis pemeliharaannya. Ini berbeda dengan hewan ternak yang memiliki siklus hidup dan dimungkinkan terkena infeksi penyakit.

Jenis satwa harapan

Lebah madu yang dipelihara secara tradisional akan menghasilkan berupa

Satwa harapan dibagi menjadi dua menurut jenisnya yakni:

1. Satwa harapan tidak bertulang belakang

Satwa harapan ini tidak memiliki tulang belakang (invertebrata). Mereka memiliki rangka tubuh di luar. Contoh dari satwa ini adalah cacing tanah, jangkrik, lebah madu, dan ulat sutra.

2. Satwa harapan bertulang belakang

Jenis selanjutnya yaitu satwa harapan bertulang belakang (vertebrata). Hewan ini memiliki ruang-ruas tulang belakang dan tengkorak atau kranium berisi otak. Contohnya adalah hewan unggas, reptil, dan mamalia.

Budidaya lebah madu

Salah satu satwa harapan yang jika dipelihara memiliki nilai ekonomis tinggi adalah lebah madu. Lebah ini akan memroduksi madu yang menyehatkan dan bisa dijual dengan harga tinggi. Di samping itu, lebah juga menghasil zat lain seperti propolis dan bee pollen yang dipercaya membawa khasiat tinggi bagi kesehatan.

Mengutip buku Prakarya Kelas VIII (2017), serangga yang hidup berkoloni ini memiliki tiga lapisan sosial dalam komunitasnya yaitu seekor lebah madu, ratusan lebah jantan, dan ribuan lebah pekerja. Mereka memiliki fungsinya masing-masing.

Ada pun spesies lebah madu yang kerap diternakkan untuk dipanen madunya adalah Apis mellifera dari Eropa, Apis adonsonii atau Apis unicolor dari Afrika, Apis dorsata, dan Apis indica dari Asia. Lebah-lebah tersebut turut memroduksi zat lilin selain madu.

Di alam bebas, lebah akan membangun sarang pada dahan atau cabang dari pohon besar. Sarang tersebut memiliki beberapa lapisan. Bagian atas sarang dipakai menyimpan madu dan bagian bawa untuk mengeram telur.

Mengutip modul Prakarya: Aspek Budidaya (2020), lebah melakukan proses produksi madu yang berasal dari nektar bunga, lalu menyimpannya. Lebah juga membuat sarang dari zat lilin. semua pekerjaan ini dikerjakan oleh lebah pekerja.

Secara tradisional, madu alam dipanen oleh masyarakat memakai gelodok dari batang kelapa atau randu. Hasil yang dipanen umumnya madu dan larva lebah. Sekali pengambilan, satu sisir sarang lebah mampu menyimpan madu seberat 15-20 kg dan zat lilin 3-4 kg.

Kendati demikian, saat ini sudah dilakukan pula proses ternak lebah madu. Koloni madu dibuatkan sarang khusus oleh petani madu. Sarang tersebut ditempatkan pada lokasi-lokasi yang dimungkinkan terdapat banyak bunga agar bisa diambil nektarnya oleh lebah.

Saat madu mulai mulai mengumpul pada sarang, waktunya bagi petani untuk memanennya. Dengan beternak lebah madu, maka petani madu tidak perlu berburu madu-madu alam yang umumnya berada di tengah hutan.

Cara budidaya lebah madu

Cara untuk melakukan ternak lebah madu memerlukan beberapa tahapan yang perlu dilakukan. Mengutip laman DLHK Kabupaten Cirebon, tahapan tersebut terdiri dari:

1. Pembuatan rumah lebah

Rumah lebah dipakai sebagai tempat tinggal bagi koloni lebah. Rumah lebah madu yang tradisional memerlukan diameter sekira 25-25 cm dengan bahan dari gelodok bambu pentung. Rumah ini diberikan lubang kecil untuk akses masuk-keluar bagi lebah.

Rumah lebah madu modern bisa menerapkan model rumah lebah Kenya. Rumah ini berbentuk kotak seperti peti kayu yang disesuaikan dengan gaya hidup lebah. Lebah madu biasanya membuat sarang sejajar dengan jarak yang sama, serta menempatkan sarangnya di posisi paling tinggi dan lebar.

2. Penyiapan sarang

Begitu rumah lebah sudah selesai, selanjutnya menyiapkan kandang dengan menyisipkan 2-3 baris sisi kayu yang memiliki jaring kawat. Sarang tersebut dilapisis dahulu dengan royal jelly. Ratu lebah dan lebah lainnya akan nyaman tinggal di sana.

3. Pilih bibit lebah unggulan

Spesies lebah madu cukup banyak yang dapat dibudidayakan. Namun, spesies yang paling kerap dipakai yaitu Mellifera atau Cerana.

Cara menempatkan lebah diawali dengan menaruh ratu lebah pada bingkai. Nantinya, lebah jantan dan lebah pekerja akan mengikuti sendiri lalu mengerumuni bingkai. Ratu lebah dan koloninya dapat dicari di hutan atau membelinya dari peternak lain.

4. Merawat rumah lebah

Rumah lebah mesti dirawat dengan menjauhkannya dari semut. Semut yang datang perlu diusir dan jauhkan rumah lebah sarang semut. Saat memindahkannya, lakukan pada malam hari untuk menghindari lebah bertindak aktif dan agresif.

Selain itu, pisahkan lebah yang sakit, atau tidak terbang dari koloninya. Lebah yang sakit bisa menularkan penyakitnya ke lebah lain. lalu, berikan makanan tambahan untuk lebah berupa gula yang dicampur air dan letakkan di dekat rumahnya.

5. Penggembalaan lebah madu

Lebah madu perlu digembala di area yang banyak ditemui tanaman-tanaman bunga. Semakin banyak tanaman bunga maka memengaruhi banyak-sedikitnya hasil madu.

6. Memanen madu

Memanen madu memerlukan perlengkapan seperti pakaian tebal dan topi khusus yang dilengkapi masker pelindung kepala. Perlu pula memakai sarung tangan dan catut untuk mengambil bingkai sarang lebah. Selain itu gunakan alat pengasapan untuk mengusir lebah sementara.

Proses memanen dilakukan usai 40 hari sejak ratu lebah dimasukkan ke rumah. Hasilnya selain madu, ada pula royal jelly hingga bee pollen.

Baca juga: 7 Obat Rumahan yang Bisa Digunakan untuk Mengatasi Sengatan Lebah

Baca juga artikel terkait TERNAK LEBAH atau tulisan menarik lainnya Ilham Choirul Anwar
(tirto.id - ica/ylk)


Penulis: Ilham Choirul Anwar
Editor: Yulaika Ramadhani
Kontributor: Ilham Choirul Anwar

Subscribe for updates Unsubscribe from updates

Semua Tentang Lebah Madu

Lebah madu yang dipelihara secara tradisional akan menghasilkan berupa
Lebah Madu

Jenis - Jenis Lebah Madu

Lebah madu termasuk golongan serangga berdarah dingin, sehingga dalam aktivitas kehidupan di pengaruhi perubahan suhu sekitarnya. Pada suhu 33oC-34oC merupakan suhu optimal bagi lebah dalam melakukan kegiatannya. Di Indonesia, temperatur rata-rata 26oC, sehingga belum mengganggu kehidupan lebah. Lebah madu termasuk kelas Insektisida dan family Apidea. (Samadi, 2003).

Lebah madu adalah hewan yang masuk dalam kelas Insekta famili Apini dan genus Apis. Spesiesnya bermacam-macam, yang banyak terdapat di Indonesia adalah Apis cerana, Apis dorsata, Apis florea. Jenis unggul yang sering dibudidayakan adalah jenis Apis mellifera (Apiari Pramuka, 2003) :

  1. Apis Cerana atau Apis Indica merupakan lebah madu asli Asia yang menyebar dari Afganistan, Cina sampai Jepang dan sudah berabad-abad diternak di wilayah Asia. Di Indonesia Apis indica lebih dikenal dengan nama lebah lalat. Lebah ini dapat diternakkan secara sederhana dengan glodok atau secara modern dalam stup (kotak lebah). Lebah liar dari jenis ini bersarang di celah-celah batu atau gua. Ciri khas lebah madu ini adalah jinak dan gampang diternakkan dalam stup dan tidak suka gerakan kasar. Kalau tidak dalam keadaan terjepit, lebah ini tidak akan menyengat. Lebah yang menyengat akan segera mati karena sengatnya tertinggal. Lebah ini cukup produktif, sehingga banyak dipelihara masyarakat desa sekitar hutan secara tradisional dengan menggunakan glodok dari batang kelapa atau batang randu. Hasilnya adalah madu dan larva lebah yang dikonsumsi sebagai lauk pauk.
  2. Apis dorsata, lebah yang hidup di hutan lebat sebagai lebah madu liar dan belum pernah berhasil diternakkan dalam stup. Sarangnya terletak di dalam hutan, alam terbuka dan terlindungi dari hujan dan sengatan sinar matahari. Indonesia menyebutnya lebah hutan atau lebah raksasa. Lebah raksasa ini merupakan lebah madu yang paling produktif dan penghasil malam lebah terbanyak. Madunya lebih encer daripada madu lebah biasa. Kalau terganggu, lebah ini akan menyerang musuhnya secara berkawan. Sifatnya liar dan galak. Satu koloni hanya terdiri dari sebuah sisir yang sangat besat ukurannya, hasil madunya bisa mencapai 20 kg.
  3. Apis florae, lebah ini mengumpulkan madu selalu pada pagi hari. Jenis lebah ini termasuk lebah madu dari marga Apis yang paling kecil ukurannya diantara spesies lebah madu lainnya. Habitat hidupnya di daerah payau.  Koloninya membuat sarang sebesar telapak tangan yang menggantung di cabang-cabang pohon. Hasil madu dan malamnya sedikit. Lebah madu ini berfungsi sebagai penyerbuk bunga-bunga kecil.
  4. Apis mellifera, lebah madu ini aslinya berasal dari daerah subtropis, yaitu benua Eropa. Ciri khas lebah madu Eropa ini adalah memiliki gelang berwarna kekuningan di belakang abdomen (rongga perut yang berisi alat pencernaan) dan mempunyai perisai di antara sayapnya. Warna tubuh bervariasi dari cokelat gelap sampai kuning hitam. Sifatnya sabar dan selalu menjaga sarangnya agar tetap bersih. Lebah madu Eropa ini sudah lama dijinakkan dan dibudidayakan orang. Di daerah beriklim dingin, lebah ini tidak terlalu agresif dan kurang suka bermigrasi, tetapi peka terhadap penyakit. Produktivitas madunya tinggi sehingga banyak yang beternak lebah madu Apis mellifera.

Dari keempat jenis lebah penghasil madu, lebah jenis Apis mellifera yang paling populer. Lebah jenis ini merupakan lebah madu yang paling utama yang paling banyak dan paling mudah untuk dibudidayakan selain jinak juga sangat potensial dan produktif menghasilkan berbagai jenis produk perlebahan seperti madu, royal jelly, propolis, bee pollen dan sebagainya (Susilorini. dkk, 2008).

Ada beberapa produk yang dihasilkan dari beternak lebah madu antara lain (Rusfidra, 2008) :

  • Madu
    Madu sebagai produk utama berasal dari nektar bunga merupakan makanan yang sangat berguna bagi pemeliharaan kesehatan, kosmetika dan farmasi, meningkatkan daya tahan tubuh, menyembuhkan darah tinggi dan darah rendah, mengobati rematik,  memperlancar fungsi otak,  menyembuhkan luka bakar.
  • Lilin Lebah (malam)
    Lilin merupakan produk lebah yang dihasilkan oleh kelenjar lilin yang terdapat pada perut bagian bawah lebah madu. Lilin lebah bermanfaat sebagai bahan baku dalam industri batik, kosmetik dan industri farmasi. Selain itu lilin lebah juga dapat digunakan dalam pembuatan lilin, dalam industri perlebahan, pembuatan krim, losion (cairan pembersih), pomade, lipstik dan pelapis pil.
  • Polen (Tepung Sari)
    Polen merupakan alat jantan reproduktif tanaman yang berprotein tinggi dan berguna untuk membentuk, pertumbuhan dan perbaikan sel-sel yang rusak. dimanfaatkan untuk campuran bahan obat-obatan/kepentingan farmasi.
  • Propolis
    Propolis bermanfaat dalam industri kedokteran/ untuk penyembuh luka, pemyakit kulit dan membunuh virus influenza. 
  • Royal Jelli
    Royal jelli dihasilkan oleh kelenjer hypofarink lebah pekerja yang berumur tiga hari untuk konsumsi lebah ratu dan larva lebah. Royal jelli dimanfaatkan untuk stamina dan penyembuhan penyakit, sebagai bahan campuran kosmetika, bahan campuran obat-obatan.

Menurut Apiari Pramuka (2003), lokasi peternakan lebah madu yang dipilih sebaiknya memenuhi beberapa persyaratan berikut ini :

  1. Kaya akan tanaman pakan lebah yang mengandung nektar dan pollen dengan jarak terjauh 1-2 km.
  2. Terdapat sumber air bersih
  3. Tidak ada angin kencang
  4. Terhindar dari populasi udara dan suara serta jauh dari keramaian
  5. Ketinggian tempat antara 200-1.000 m diatas permukaan laut dengan suhu 20-30o C.
  6. Lokasi mudah dijangkau dengan kendaraan.

Dalam beternak lebah madu, ada beberapa pedoman teknis budidaya yang perlu dipersiapkan yaitu (Anonima, 2010) :

  1. Penyiapan Sarana dan Prasarana
    a. SuhuPerubahan suhu dalam stup hendaknya tidak terlalu cepat, oleh karena itu ketebalan dinding perlu diperhatikan untuk menjaga agar suhu dalam stup tetap stabil. Yang umum digunakan adalah kayu empuk setebal 2,5 cm.

        - Ketahanan Terhadap Iklim

    Bahan yang dipakai harus tahan terhadap pengaruh hujan, panas, cuaca yang selalu berubah, kokoh dan tidak mudah hancur atau rusak.

        - Konstruksi

    Konstruksi kandang tradisional dengan menggunakan gelodok dari bambu, secara modern menggunakan stup kotak yang lengkap dengan framenya.

    b. Peralatan


         - Kotak lebah, tempat koloni lebah madu terbuat dari kayu Suren atau Mahoni
         - Alat pengasap untuk menjinakan lebah madu yang agresif
         - Masker pelindung serangan lebah madu
         - Pengungkit sisiran
       - Sikat sisiran lebah madu, sisiran yang terbuat dari rangka kayu dan ditengahnya diberi kawat sebagai penahan landasan sarang lebah madu
        - Pollen Trap untuk panen Bee Pollen
        - Frame royal jelly untuk panen royal jelly dan membuat calon ratu lebah
        - Extraktor untuk panen Madu
        - Penggembalaan Lebah Madu
  2. Pembibitan
    a. Pemilihan Bibit dan Calon IndukRatu lebah merupakan inti dari pembentukan koloni lebah, oleh karena itu pemilihan jenis unggul ini bertujuan agar dalam satu koloni lebah dapat produksi maksimal.  Ratu Apis mellifera mampu bertelur 1500 butir per hari.

    b. Perawatan bibit unggul dan calon induk


    Lebah yang baru dibeli dirawat khusus. Satu hari setelah dibeli, ratu dikeluarkan dan dimasukkan ke dalam stup yang telah disiapkan. Selama 6 hari lebah-lebah tersebut tidak dapat diganggu karena masih pada masa adaptasi sehingga lebih peka terhadap lingkungan yang tidak menguntungkan. Setelah itu baru dapat dilaksanakan untuk perawatan dan pemeliharaan rutin.
  3. Sistem PemuliabiakanPemuliabiakan pada lebah adalah menciptakan ratu baru sebagai upaya pengembangan koloni. Cara yang sudah umum dilaksanakan adalah dengan pembuatan mangkokan buatan untuk calon ratu yang diletakkan dalam sisiran. Tetapi sekarang ini sudah dikembangkan inseminasi buatan pada ratu lebah untuk mendapatkan calon ratu dan lebah pekerja unggul.

    Lebih lanjut Widiyastuti (1998), menyatakan bahwa pada sistem pemuliabiakan pada lebah dikenal dengan istilah inseminasi buatan (IB) yang mana digunakan untuk menghasilkan bibit unggul atau ratu lebah yang unggul. Caranya yaitu semen diambil dari imago jantan yang berumur 12-25 hari dari lahir. Jantan dirangsang pada bagian kepala, kemudian bagian abdomennya ditekan sehingga keluar gelembung mukus yang berwarna putih diatas penis. Diatas gelembung mukus terdapat semen yang berwarna coklat muda. Peralatan untuk mengambil semen disterilkan terlebih dahulu. Larutan garam fisiologis dimasukkan ke dalam syringe kemudian dibuat gelembung udara sepanjang 4-5 mm untuk memberi jarak antara larutan fisiologis dan semen. Semen yang digunakan untuk menginseminasi satu ekor ratu lebah sepanjang 12 mm pada syringe. Setelah semen dimasukkan, diberi jarak antara gelembung udara dan selanjutnya dimasukkan larutan garam fisiologis paa ujung syringe. Peralatan yang digunkan yaitu mikroskop, tabung reaksi, lampu mikroskop, dll.

  4. Reproduksi dan PerkawinanDalam setiap koloni terdapat tiga jenis lebah masing-masing lebah ratu, lebah pekerja dan lebah jantan. Alat reproduksi lebah pekerja berupa kelamin betina yang tidak berkembang sehingga tidak berfungsi, sedangkan alat reproduksi lebah ratu berkembang sempurna dan berfungsi untuk reproduksi.

    Proses Perkawinan terjadi diawali musim bunga. Ratu lebah terbang keluar sarang diikuti oleh semua pejantan yang akan mengawininya. Perkawinan terjadi di udara, setelah perkawinan pejantan akan mati dan sperma akan disimpan dalam spermatheca (kantung sperma) yang terdapat pada ratu lebah kemudian ratu kembali ke sarang. Selama perkawinan lebah pekerja menyiapkan sarang untuk ratu bertelur.

  5. Proses Penetasan
    Setelah kawin, lebah ratu akan mengelilingi sarang untuk mencari sel-sel yang masih kosong dalam sisiran. Sebutir telur diletakkan di dasar sel. Tabung sel yang telah yang berisi telur akan diisi madu dan tepung sari oleh lebah pekerja dan setelah penuh akan ditutup lapisan tipis yang nantinya dapat ditembus oleh penghuni dewasa. Untuk mengeluarkan sebutir telur diperlukan waktu sekitar 0,5 menit, setelah mengeluarkan 30 butir telur, ratu akan istirahat 6 detik untuk makan.
  6. Pemeliharaan- Sanitasi, Tindakan Preventif, dan PerawatanPada pengelolaan lebah secara modern lebah ditempatkan pada kandang berupa kotak yang biasa disebut stup. Di dalam stup terdapat ruang untuk beberapa frame atau sisiran. Dengan sistem ini peternak dapat harus rajin memeriksa, menjaga dan membersihkan bagian-bagian stup seperti membersihkan dasar stup dari kotoran yang ada, mencegah semut/serangga masuk dengan memberi tatakan air di kaki stup dan mencegah masuknya binatang pengganggu.- Pemberian PakanCara pemberian pakan lebah adalah dengan menggembala lebah ke tempat di mana banyak bunga (nektar, polen dan royal jelli) . Jadi disesuaikan dengan musim bunga yang ada.Dalam penggembalaan yang perlu diperhatikan adalah :    - Perpindahan lokasi dilakukan malam hari saat lebah tidak aktif.    - Bila jarak jauh perlu makanan tambahan (buatan).    - Jarak antar lokasi penggembalaan minimum 3 km.    - Luas areal, jenis tanaman yang berbunga dan waktu musim bunga.

    Tujuan utama dari penggembalaan ini adalah untuk menjaga kesinambungan produksi agar tidak menurun secara drastis. Pemberian pakan tambahan di luar pakan pokok bertujuan untuk mengatasi kekurangan pakan akibat musim paceklik/saat melakukan pemindahan stup saat penggeembalaan. Pakan tambahan tidak dapat meningkatkan produksi, tetapi hanya berfungsi untuk mempertahankan kehidupan lebah. Pakan tambahan dapat dibuat dari bahan gula dan air dengan perbandingan 1:1 dan adonan tepung dari campuran bahan ragi, tepung kedelai dan susu kering dengan perbandingan 1:3:1 ditambah madu secukupnya.

Hama dan Penyakit

Menurut Sarwono (2003), menyatakan bahwa ada 5 jenis hama yang dapat merugikan peternakan lebah madu yaitu :

1. Semut

Kehadiran semut di sarang lebah madu dapat merugikan produksi karena serangga itu memakan madu, tempayak, lili, dan sisa-sisa pakan lebah. Gannguan semut itu dapat dicegah dengan menjaga kebersihan papan dasar kandang atau kotak lebah, mengulas kaki meja tempat kotak lebah dengan vaselin atau meletakkan kaki itu ke dalam kaleng berisi air.

2. Ngengat Lilin

Ngengat lilin (Galleria mellonella) sangat membahayakan koloni lebah yang masih kecil. Serangga ini bertelur di dalam sarang lebah. Hama ini juga merusak simpanan lilin di dalam gudang. Gangguan hama ini dapat dicegah dengan memeriksa secara rutin keadaan sarang lebah dan sarang lebah madu yang terserang hama ini harus dipotong dan dibakar agar musnah hamanya.

3. Cicak

Gangguan cicak dapat membuat lebah madu menjadi liar. Kadang-kadang cicak suka menangkap lebah madu untuk dimakan. Hama cicak ini dapat dicegah dengan penjagaan yang baik terhadap kotak sarang agar jangan sampai masuk ke dalamnya.

4. Lipas/ Kecoa

Gangguan Lipas/ kecoa dapat mebuat lebah menjadi liar dan merusak lilin dalam sarang. Hama ini dapat diatasi dengan penjagaan yang baik terhadap kotak lebah, agar jangan sampai hama itu masuk ke dalamnya.

5. Tabuhan 

Tabuhan atau tawon endas (Vespa sp.) sangat berbahaya untuk peternakan lebah madu karena ia suka merampok lebah yang membawa madu setelah sampai di muka kotak sarang. Gangguan ini dapat diatasi dengan menangkap tabuhan yang berada di sekitar kotak atau membakar sarang tabuhan yang berada disekitar pemeliharaan lebah.

6. Burung Pemangsa Serangga

Burung pemangsa serangga, seperti wallet gemar menangkap lebah yang sedang terbang. Untuk mengatasi serangan burung ini, sebaiknya tempat peternakan lebah jauh dari rumah walet/ habitat sesama burung pemangsa serangga. 

Lebih lanjut Sarwono (2003),  menjeleskan bahwa penyakit yang merugikan peternakan lebah madu yaitu disentri yang sering terjadi pada saat cuaca dingin dan banyak hujan, gangguan penyakit ini dapat dihindari dengan pemberian pakan yang baik serta menjaga kebersihan kotak serta lingkungan. Dan ada pula penyakit eraman batu, tempayak yang diserang menjadi keras seperti batu yang penyebabnya jamur Aspergillus flavus dan pembasmiannya dengan uap formaldehida yang disemprotkan ke dalam sarang. Lalu penyakit lainnya adalah eraman kantung, tempayak yang terserang penyakit ini tampak menggelembung seperti kantung yang penuh terisi air dan penyebab penyakit ini yaitu virus yang belum diketahui namanya serta penyakit yang timbul akan hilang dengan sendirinya asalkan sarang lebah bersih dan kering.

Panen.

Hasil utama dari peternakan lebah madu ini adalah madu merupakan hasil utama dari lebah yang begitu banyak manfaatnya dan bernilai ekonomi tinggi. Dan hasil tambahan yang punya nilai dan manfaat adalah royal jelly (susu ratu), pollen (tepungsari), lilin lebah (malam) dan propolis (perekat lebah).

Pengambilan madu panen madu dilaksanakan pada 1-2 minggu setelah musim bunga. Ciri-ciri madu siap dipanen adalah sisiran telah tertutup oleh lapisan lilin tipis. Sisiran yang akan dipanen dibersihkan dulu dari lebah yang masih menempel kemudian lapisan penutup sisiran dikupas. Setelah itu sisiran diekstraksi untuk diambil madunya.Urutan proses panen yaitu pertama-tama mengambil dan mencuci sisiran yang siap panen, lapisan penutup dikupas dengan pisau, sisiran yang telah dikupas diekstraksi dalam ekstraktor madu, hasil disaring dan dilakukan penyortiran, disimpan dalam suhu kamar untuk menghilangkan gelembung udara, dan terakhir pengemasan madu dalam botol (Anonimb, 2010).


Page 2