tirto.id - Lebah menghasilkan produk yang memiliki nilai ekonomi tinggi seperti madu, propolis, dan bee pollen. Di alam sekitar terdapat berbagai jenis satwa harapan. Satwa harapan adalah semua jenis hewan yang diharapkan dapat menghasilkan bahan baku, jasa atau manfaat ekonomis hingga non-ekonomis lainnya saat dipelihara atau diternakkan. Budidaya satwa harapan adalah alternatif selain memelihara hewan ternak. Mengutip laman Ayo Guru Berbagi Kemendikbud, satwa harapan memiliki sejumlah ciri yang perlu diperhatikan yaitu:
Jenis satwa harapan
Satwa harapan dibagi menjadi dua menurut jenisnya yakni: 1. Satwa harapan tidak bertulang belakang Satwa harapan ini tidak memiliki tulang belakang (invertebrata). Mereka memiliki rangka tubuh di luar. Contoh dari satwa ini adalah cacing tanah, jangkrik, lebah madu, dan ulat sutra. 2. Satwa harapan bertulang belakang Jenis selanjutnya yaitu satwa harapan bertulang belakang (vertebrata). Hewan ini memiliki ruang-ruas tulang belakang dan tengkorak atau kranium berisi otak. Contohnya adalah hewan unggas, reptil, dan mamalia.
Budidaya lebah madu
Salah satu satwa harapan yang jika dipelihara memiliki nilai ekonomis tinggi adalah lebah madu. Lebah ini akan memroduksi madu yang menyehatkan dan bisa dijual dengan harga tinggi. Di samping itu, lebah juga menghasil zat lain seperti propolis dan bee pollen yang dipercaya membawa khasiat tinggi bagi kesehatan. Mengutip buku Prakarya Kelas VIII (2017), serangga yang hidup berkoloni ini memiliki tiga lapisan sosial dalam komunitasnya yaitu seekor lebah madu, ratusan lebah jantan, dan ribuan lebah pekerja. Mereka memiliki fungsinya masing-masing. Ada pun spesies lebah madu yang kerap diternakkan untuk dipanen madunya adalah Apis mellifera dari Eropa, Apis adonsonii atau Apis unicolor dari Afrika, Apis dorsata, dan Apis indica dari Asia. Lebah-lebah tersebut turut memroduksi zat lilin selain madu. Di alam bebas, lebah akan membangun sarang pada dahan atau cabang dari pohon besar. Sarang tersebut memiliki beberapa lapisan. Bagian atas sarang dipakai menyimpan madu dan bagian bawa untuk mengeram telur. Mengutip modul Prakarya: Aspek Budidaya (2020), lebah melakukan proses produksi madu yang berasal dari nektar bunga, lalu menyimpannya. Lebah juga membuat sarang dari zat lilin. semua pekerjaan ini dikerjakan oleh lebah pekerja. Secara tradisional, madu alam dipanen oleh masyarakat memakai gelodok dari batang kelapa atau randu. Hasil yang dipanen umumnya madu dan larva lebah. Sekali pengambilan, satu sisir sarang lebah mampu menyimpan madu seberat 15-20 kg dan zat lilin 3-4 kg. Kendati demikian, saat ini sudah dilakukan pula proses ternak lebah madu. Koloni madu dibuatkan sarang khusus oleh petani madu. Sarang tersebut ditempatkan pada lokasi-lokasi yang dimungkinkan terdapat banyak bunga agar bisa diambil nektarnya oleh lebah. Saat madu mulai mulai mengumpul pada sarang, waktunya bagi petani untuk memanennya. Dengan beternak lebah madu, maka petani madu tidak perlu berburu madu-madu alam yang umumnya berada di tengah hutan. Cara budidaya lebah madu
Cara untuk melakukan ternak lebah madu memerlukan beberapa tahapan yang perlu dilakukan. Mengutip laman DLHK Kabupaten Cirebon, tahapan tersebut terdiri dari: 1. Pembuatan rumah lebah Rumah lebah dipakai sebagai tempat tinggal bagi koloni lebah. Rumah lebah madu yang tradisional memerlukan diameter sekira 25-25 cm dengan bahan dari gelodok bambu pentung. Rumah ini diberikan lubang kecil untuk akses masuk-keluar bagi lebah. Rumah lebah madu modern bisa menerapkan model rumah lebah Kenya. Rumah ini berbentuk kotak seperti peti kayu yang disesuaikan dengan gaya hidup lebah. Lebah madu biasanya membuat sarang sejajar dengan jarak yang sama, serta menempatkan sarangnya di posisi paling tinggi dan lebar. 2. Penyiapan sarang Begitu rumah lebah sudah selesai, selanjutnya menyiapkan kandang dengan menyisipkan 2-3 baris sisi kayu yang memiliki jaring kawat. Sarang tersebut dilapisis dahulu dengan royal jelly. Ratu lebah dan lebah lainnya akan nyaman tinggal di sana. 3. Pilih bibit lebah unggulan Spesies lebah madu cukup banyak yang dapat dibudidayakan. Namun, spesies yang paling kerap dipakai yaitu Mellifera atau Cerana. Cara menempatkan lebah diawali dengan menaruh ratu lebah pada bingkai. Nantinya, lebah jantan dan lebah pekerja akan mengikuti sendiri lalu mengerumuni bingkai. Ratu lebah dan koloninya dapat dicari di hutan atau membelinya dari peternak lain. 4. Merawat rumah lebah Rumah lebah mesti dirawat dengan menjauhkannya dari semut. Semut yang datang perlu diusir dan jauhkan rumah lebah sarang semut. Saat memindahkannya, lakukan pada malam hari untuk menghindari lebah bertindak aktif dan agresif. Selain itu, pisahkan lebah yang sakit, atau tidak terbang dari koloninya. Lebah yang sakit bisa menularkan penyakitnya ke lebah lain. lalu, berikan makanan tambahan untuk lebah berupa gula yang dicampur air dan letakkan di dekat rumahnya. 5. Penggembalaan lebah madu Lebah madu perlu digembala di area yang banyak ditemui tanaman-tanaman bunga. Semakin banyak tanaman bunga maka memengaruhi banyak-sedikitnya hasil madu. 6. Memanen madu Memanen madu memerlukan perlengkapan seperti pakaian tebal dan topi khusus yang dilengkapi masker pelindung kepala. Perlu pula memakai sarung tangan dan catut untuk mengambil bingkai sarang lebah. Selain itu gunakan alat pengasapan untuk mengusir lebah sementara. Proses memanen dilakukan usai 40 hari sejak ratu lebah dimasukkan ke rumah. Hasilnya selain madu, ada pula royal jelly hingga bee pollen.
Baca juga: 7 Obat Rumahan yang Bisa Digunakan untuk Mengatasi Sengatan Lebah
Baca juga
artikel terkait
TERNAK LEBAH
atau
tulisan menarik lainnya
Ilham Choirul Anwar
Subscribe for updates Unsubscribe from updates
Semua Tentang Lebah Madu
Jenis - Jenis Lebah Madu Lebah madu termasuk golongan serangga berdarah dingin, sehingga dalam aktivitas kehidupan di pengaruhi perubahan suhu sekitarnya. Pada suhu 33oC-34oC merupakan suhu optimal bagi lebah dalam melakukan kegiatannya. Di Indonesia, temperatur rata-rata 26oC, sehingga belum mengganggu kehidupan lebah. Lebah madu termasuk kelas Insektisida dan family Apidea. (Samadi, 2003). Lebah madu adalah hewan yang masuk dalam kelas Insekta famili Apini dan genus Apis. Spesiesnya bermacam-macam, yang banyak terdapat di Indonesia adalah Apis cerana, Apis dorsata, Apis florea. Jenis unggul yang sering dibudidayakan adalah jenis Apis mellifera (Apiari Pramuka, 2003) :
Dari keempat jenis lebah penghasil madu, lebah jenis Apis mellifera yang paling populer. Lebah jenis ini merupakan lebah madu yang paling utama yang paling banyak dan paling mudah untuk dibudidayakan selain jinak juga sangat potensial dan produktif menghasilkan berbagai jenis produk perlebahan seperti madu, royal jelly, propolis, bee pollen dan sebagainya (Susilorini. dkk, 2008). Ada beberapa produk yang dihasilkan dari beternak lebah madu antara lain (Rusfidra, 2008) :
Menurut Apiari Pramuka (2003), lokasi peternakan lebah madu yang dipilih sebaiknya memenuhi beberapa persyaratan berikut ini :
Dalam beternak lebah madu, ada beberapa pedoman teknis budidaya yang perlu dipersiapkan yaitu (Anonima, 2010) :
Hama dan Penyakit Menurut Sarwono (2003), menyatakan bahwa ada 5 jenis hama yang dapat merugikan peternakan lebah madu yaitu : 1. Semut Kehadiran semut di sarang lebah madu dapat merugikan produksi karena serangga itu memakan madu, tempayak, lili, dan sisa-sisa pakan lebah. Gannguan semut itu dapat dicegah dengan menjaga kebersihan papan dasar kandang atau kotak lebah, mengulas kaki meja tempat kotak lebah dengan vaselin atau meletakkan kaki itu ke dalam kaleng berisi air. 2. Ngengat Lilin Ngengat lilin (Galleria mellonella) sangat membahayakan koloni lebah yang masih kecil. Serangga ini bertelur di dalam sarang lebah. Hama ini juga merusak simpanan lilin di dalam gudang. Gangguan hama ini dapat dicegah dengan memeriksa secara rutin keadaan sarang lebah dan sarang lebah madu yang terserang hama ini harus dipotong dan dibakar agar musnah hamanya. 3. Cicak Gangguan cicak dapat membuat lebah madu menjadi liar. Kadang-kadang cicak suka menangkap lebah madu untuk dimakan. Hama cicak ini dapat dicegah dengan penjagaan yang baik terhadap kotak sarang agar jangan sampai masuk ke dalamnya. 4. Lipas/ Kecoa Gangguan Lipas/ kecoa dapat mebuat lebah menjadi liar dan merusak lilin dalam sarang. Hama ini dapat diatasi dengan penjagaan yang baik terhadap kotak lebah, agar jangan sampai hama itu masuk ke dalamnya. 5. Tabuhan Tabuhan atau tawon endas (Vespa sp.) sangat berbahaya untuk peternakan lebah madu karena ia suka merampok lebah yang membawa madu setelah sampai di muka kotak sarang. Gangguan ini dapat diatasi dengan menangkap tabuhan yang berada di sekitar kotak atau membakar sarang tabuhan yang berada disekitar pemeliharaan lebah. 6. Burung Pemangsa Serangga Burung pemangsa serangga, seperti wallet gemar menangkap lebah yang sedang terbang. Untuk mengatasi serangan burung ini, sebaiknya tempat peternakan lebah jauh dari rumah walet/ habitat sesama burung pemangsa serangga. Lebih lanjut Sarwono (2003), menjeleskan bahwa penyakit yang merugikan peternakan lebah madu yaitu disentri yang sering terjadi pada saat cuaca dingin dan banyak hujan, gangguan penyakit ini dapat dihindari dengan pemberian pakan yang baik serta menjaga kebersihan kotak serta lingkungan. Dan ada pula penyakit eraman batu, tempayak yang diserang menjadi keras seperti batu yang penyebabnya jamur Aspergillus flavus dan pembasmiannya dengan uap formaldehida yang disemprotkan ke dalam sarang. Lalu penyakit lainnya adalah eraman kantung, tempayak yang terserang penyakit ini tampak menggelembung seperti kantung yang penuh terisi air dan penyebab penyakit ini yaitu virus yang belum diketahui namanya serta penyakit yang timbul akan hilang dengan sendirinya asalkan sarang lebah bersih dan kering. Panen. Hasil utama dari peternakan lebah madu ini adalah madu merupakan hasil utama dari lebah yang begitu banyak manfaatnya dan bernilai ekonomi tinggi. Dan hasil tambahan yang punya nilai dan manfaat adalah royal jelly (susu ratu), pollen (tepungsari), lilin lebah (malam) dan propolis (perekat lebah). Pengambilan madu panen madu dilaksanakan pada 1-2 minggu setelah musim bunga. Ciri-ciri madu siap dipanen adalah sisiran telah tertutup oleh lapisan lilin tipis. Sisiran yang akan dipanen dibersihkan dulu dari lebah yang masih menempel kemudian lapisan penutup sisiran dikupas. Setelah itu sisiran diekstraksi untuk diambil madunya.Urutan proses panen yaitu pertama-tama mengambil dan mencuci sisiran yang siap panen, lapisan penutup dikupas dengan pisau, sisiran yang telah dikupas diekstraksi dalam ekstraktor madu, hasil disaring dan dilakukan penyortiran, disimpan dalam suhu kamar untuk menghilangkan gelembung udara, dan terakhir pengemasan madu dalam botol (Anonimb, 2010). Page 2 |