Lima peran guru dalam menyikapi PERBEDAAN individu dalam belajar

AsikBelajar.Com | Tugas utama guru adalah mengajar dan dalam proses pembelajaran yang dihadapi adalah anak manusia yang bersifat ”unik”. Dalam hal ini, kata unik mengandung berbagai pengertian. Pengertian yang pertama adalah unik dapat dimaknai bahwa tidak ada manusia yang sama, dalam pengertian bahwa manusia yang satu pasti berbeda dengan yang lain. Jangankan anak yang berasal dari keturunan yang berbeda dan lingkungan yang sangat bervariasi, dua orang saudara kandung yang secara keturunan sama dan lingkungan yang relatif sama, juga akan menjadi pribadi-pribadi yang berbeda sehingga jika guru menghadapi 50 siswa pada dasarnya guru juga telah siap dengan 50 keunikan yang mereka miliki. Seringkali dapat dijumpai bahwa antara saudara kandung, bahkan pada saudara kembar masih saja ditemukan adanya perbedaan tersebut. Pengertian unik yang kedua adalah bahwa kondisi manusia itu sendiri bersifat tidak menetap. Dari waktu ke waktu, situasi dan kondisi lingkungan serta faktor intern akan mempengaruhi perilaku, sikap, kondisi emosi, dan cara seseorang menyesuaikan diri dengan lingkungan dan orang-orang disekitarnya, termasuk dalam mengikuti kegiatan belajar mengajar.

Pengertian yang ketiga perlu pula dipahami bahwa setiap tahapan perkembangan manusia mempunyai ciri khusus yang berbeda dengan perkembangan yang lain sehingga untuk dapat memberikan stimulasi dan mengarahkan pembentukan perilaku anak perlu pula diketahui ciri khusus dari setiap tahapan perkembangan tersebut, agar dapat menghadapi dan melayani anak secara tepat. Faktor keempat yang perlu pula mendapat perhatian adalah adanya kenyataan bahwa dalam batas-batas tertentu manusia mempunyai kemampuan untuk memanipulasi perilaku sehingga pemahaman terhadap perilaku memang memerlukan pendekatan yang teliti dan memerlukan waktu yang panjang.

Terlepas dari berbagai keunikan yang dimiliki manusia tersebut. Secara umum, perbedaan individual yang perlu dipertimbangkan dalam pelaksanaan pengajaran di kelas adalah faktor-faktor yang menyangkut kesiapan anak untuk menerima pengajaran karena perbedaan tersebut akan menentukan sistem pendidikan secara keseluruhan. Idealnya, perbedaan-perbedaan tersebut harus diselesaikan dengan pendekatan individualnya juga, tetapi tetap disadari bahwa pendidikan tidak semata-mata bertujuan untuk mengembangkan individu sebagai individu tetapi juga dalam kaitannya dengan pola kehidupan masyarakat yang bervariasi. Secara rinci, kondisi awal yang berapa kesiapan anak menghadapi pelajaran, atau kondisi-kondisi yang perlu dipertimbangkan dalam kegiatan pengajaran meliputi: 1) Pertumbuhan dan Perkembangan Anak

Perkembangan merupakan proses perubahan yang dialami anak untuk mencapai kedewasaan yang diharapkan. Perkembangan pada anak akan melewati tahapan-tahapan tertentu dan setiap tahapan selalu memiliki ciri khusus dan berbeda dengan tahapan lainnya sehingga pemahaman terhadap tahapan perkembangan yang dialami siswa dengan berbagai sifat-sifatnya yang unik tersebut akan memberikan bekal kepada guru sebagai pengajar untuk menyesuaikan cara mengajar, pemilihan materi, pemilihan sumber belajar, ataupun pemilihan metode pembelajaran yang tepat.

Sebagai seorang guru tentu tidaklah heran dengan adanya perbedaan karakteristik peserta didiknya. Ada peserta didik yang pintar, ada yang rajin, ada yang malas,  nakal,  bahkan sering membuat kerusuhan. Tentu hal itu sudah jadi sesuatu yang lumrah bagi seorang guru. 

Untuk itu,  bagaimana sebagai seorang pendidik dalam menyikapi perbedaan karakteristik tersebut, sehingga pembelajaran akan tetap berjalan dengan baik dan bisa mencapai tujuan pendidikan yang diinginkan?  

Pertama,  seorang guru tidak boleh membeda-bedakan antara peserta didik baik yang pintar,  malas,  nakal atau yang lainnya.  Karena hal tersebut dapat menimbulkan kesenjangan sosial diantara peserta didik dan pasti mereka merasa bahwa guru tersebut pilih kasih.

Kedua,  seorang guru harus bersikap adil baik dalam bentuk perhatian atau dalam hal pembelajaran.  

Baca juga : Pembelajaran Daring Berkendala Bagi Siswa, Dimanakah Peran Orangtua Serta Guru?

Nah, di poin yang kedua ini,  seperti fakta yang sudah banyak terjadi di sekolah-sekolah.  Bahwasannya guru lebih memperhatikan peserta didik yang pintar dan rajin saja.  

Sehingga peserta didik yang malas,  bahkan yang nakal akhirnya merasa terasingkan dan tidak bisa merubah dirinya menjadi lebih baik.

Terlebih jika ada seorang peserta didik yang nakal dan kemudian bermasalah di sekolah atau di kelasnya,  hendaknya seorang guru memberi perhatiannya kepada peserta didik tersebut tidak malah mengasingkannya di kelas.  Lalu,  perhatian yang bagaimana yang harus dilakukan oleh seorang guru?  

Ketika ada peserta didik yang memiliki masalah. Hendaknya guru mengajaknya bicara secara  empat mata atau melakukan pendekatan kepada peserta didik yang bermasalah tersebut.  

Baca juga : Menjauhkan Diri dari "Keteladanan Retorika" Caraku Membangun Personal Branding di Antara Sesama Guru

Karena banyak guru sekarang yang malah menghakimi peserta didik yang bermasalah tersebut di depan banyak temannya,  itu sangat membuat peserta didik yang bermasalah down dan akhirnya tidak mau menceritakan permasalahannya dikarenakan malu pada teman-temannya.  


Lima peran guru dalam menyikapi PERBEDAAN individu dalam belajar

Lihat Edukasi Selengkapnya


Page 2

Sebagai seorang guru tentu tidaklah heran dengan adanya perbedaan karakteristik peserta didiknya. Ada peserta didik yang pintar, ada yang rajin, ada yang malas,  nakal,  bahkan sering membuat kerusuhan. Tentu hal itu sudah jadi sesuatu yang lumrah bagi seorang guru. 

Untuk itu,  bagaimana sebagai seorang pendidik dalam menyikapi perbedaan karakteristik tersebut, sehingga pembelajaran akan tetap berjalan dengan baik dan bisa mencapai tujuan pendidikan yang diinginkan?  

Pertama,  seorang guru tidak boleh membeda-bedakan antara peserta didik baik yang pintar,  malas,  nakal atau yang lainnya.  Karena hal tersebut dapat menimbulkan kesenjangan sosial diantara peserta didik dan pasti mereka merasa bahwa guru tersebut pilih kasih.

Kedua,  seorang guru harus bersikap adil baik dalam bentuk perhatian atau dalam hal pembelajaran.  

Baca juga : Pembelajaran Daring Berkendala Bagi Siswa, Dimanakah Peran Orangtua Serta Guru?

Nah, di poin yang kedua ini,  seperti fakta yang sudah banyak terjadi di sekolah-sekolah.  Bahwasannya guru lebih memperhatikan peserta didik yang pintar dan rajin saja.  

Sehingga peserta didik yang malas,  bahkan yang nakal akhirnya merasa terasingkan dan tidak bisa merubah dirinya menjadi lebih baik.

Terlebih jika ada seorang peserta didik yang nakal dan kemudian bermasalah di sekolah atau di kelasnya,  hendaknya seorang guru memberi perhatiannya kepada peserta didik tersebut tidak malah mengasingkannya di kelas.  Lalu,  perhatian yang bagaimana yang harus dilakukan oleh seorang guru?  

Ketika ada peserta didik yang memiliki masalah. Hendaknya guru mengajaknya bicara secara  empat mata atau melakukan pendekatan kepada peserta didik yang bermasalah tersebut.  

Baca juga : Menjauhkan Diri dari "Keteladanan Retorika" Caraku Membangun Personal Branding di Antara Sesama Guru

Karena banyak guru sekarang yang malah menghakimi peserta didik yang bermasalah tersebut di depan banyak temannya,  itu sangat membuat peserta didik yang bermasalah down dan akhirnya tidak mau menceritakan permasalahannya dikarenakan malu pada teman-temannya.  


Lima peran guru dalam menyikapi PERBEDAAN individu dalam belajar

Lihat Edukasi Selengkapnya


Page 3

Sebagai seorang guru tentu tidaklah heran dengan adanya perbedaan karakteristik peserta didiknya. Ada peserta didik yang pintar, ada yang rajin, ada yang malas,  nakal,  bahkan sering membuat kerusuhan. Tentu hal itu sudah jadi sesuatu yang lumrah bagi seorang guru. 

Untuk itu,  bagaimana sebagai seorang pendidik dalam menyikapi perbedaan karakteristik tersebut, sehingga pembelajaran akan tetap berjalan dengan baik dan bisa mencapai tujuan pendidikan yang diinginkan?  

Pertama,  seorang guru tidak boleh membeda-bedakan antara peserta didik baik yang pintar,  malas,  nakal atau yang lainnya.  Karena hal tersebut dapat menimbulkan kesenjangan sosial diantara peserta didik dan pasti mereka merasa bahwa guru tersebut pilih kasih.

Kedua,  seorang guru harus bersikap adil baik dalam bentuk perhatian atau dalam hal pembelajaran.  

Baca juga : Pembelajaran Daring Berkendala Bagi Siswa, Dimanakah Peran Orangtua Serta Guru?

Nah, di poin yang kedua ini,  seperti fakta yang sudah banyak terjadi di sekolah-sekolah.  Bahwasannya guru lebih memperhatikan peserta didik yang pintar dan rajin saja.  

Sehingga peserta didik yang malas,  bahkan yang nakal akhirnya merasa terasingkan dan tidak bisa merubah dirinya menjadi lebih baik.

Terlebih jika ada seorang peserta didik yang nakal dan kemudian bermasalah di sekolah atau di kelasnya,  hendaknya seorang guru memberi perhatiannya kepada peserta didik tersebut tidak malah mengasingkannya di kelas.  Lalu,  perhatian yang bagaimana yang harus dilakukan oleh seorang guru?  

Ketika ada peserta didik yang memiliki masalah. Hendaknya guru mengajaknya bicara secara  empat mata atau melakukan pendekatan kepada peserta didik yang bermasalah tersebut.  

Baca juga : Menjauhkan Diri dari "Keteladanan Retorika" Caraku Membangun Personal Branding di Antara Sesama Guru

Karena banyak guru sekarang yang malah menghakimi peserta didik yang bermasalah tersebut di depan banyak temannya,  itu sangat membuat peserta didik yang bermasalah down dan akhirnya tidak mau menceritakan permasalahannya dikarenakan malu pada teman-temannya.  


Lima peran guru dalam menyikapi PERBEDAAN individu dalam belajar

Lihat Edukasi Selengkapnya