Lumut kerak mempunyai toleransi yang tinggi terhadap pencemaran udara

Lumut kerak (bahasa Latin: Lichen) adalah suatu organisme majemuk yang merupakan suatu bentuk simbiosis mutualisme erat dari fungus (sebagai mycobiont) dengan mitra fotosintetik (photobiont), yang dapat berupa alga hijau (biasanya Trebouxia) atau sianobakteri (biasanya Nostoc). Kerja sama ini demikian eratnya sehingga morfologinya pun berbeda dari komponen simbiotiknya. Pada beberapa kasus bahkan masing-masing komponen akan mengalami kesulitan hidup apabila ditumbuhkan terpisah.

Lumut kerak mempunyai toleransi yang tinggi terhadap pencemaran udara

Lumut kerak tumbuh di ranting pohon.

Bila diamati menggunakan mikroskop, lichen terlihat jelas terdiri atas hifa jamur Dan sel ganggang. Lumut kerak biasanya ditemukan di tembok, genting, atau pada dahan berkayu. Interaksi antara kedua jenis organisme tersebut terjadi karena masing-masing organisme membutuhkan sesuatu yang tidak dapat dipenuhi sendiri. Ganggang mampu menyediakan makanan untuk jamur. Ganggang biru dapat memfiksasi nitrogen bebas, kemudian menyediakan nitrogen organik untuk jamur.[1] Sementara itu jamur dapat memberikan lingkungan Dan perlindungan untuk kehidupan ganggang. Susunan hifa jamur memungkinkan terjadinya pertukaran udara, menahan air dan garam-garam mineral, serta melindungi gangang dari sengatan matahari.[1]

Pada lumut kerak sering ditemukan tepung yang merupakan sel ganggang terbungkus hifa yang disebut soredium. Selain dengan spora dan membelah diri, lumut kerak menggunakan soredium untuk pembiakan secara vegetatif.[2] Berdasarkan bentuknya, lumut kerak dapat dibedakan menjadi tiga kelompok yaitu krustos (seperti kerak), folios (seperti daun), dan fruktikos (seperti semak).[3]

Lumut kerak menyebar sangat luas di muka bumi dan mampu menghuni tempat-tempat ekstrem, seperti tundra, permukaan batu di pegunungan maupun pantai, atau tumpukan sampah beracun. Oleh karenanya, lumut kerak dapat digunakan sebagai pengukur tingkat polusi. Beberapa lumut kerak digunakan sebagai pewarna, bahan parfum, serta bahan pengobatan (contoh: kayu angin Usnea).[4]

Warnanya bercak hijau keputih-putihan, sering ditemukan tepung yang berasal dari sel ganggang yang terbungkus hifa, memiliki soredium, dapat melekat pada batu atau tembok yang tidak dapat di tempati oleh makhluk hidup lain. Oleh karena itu lumut kerak disebut juga tumbuhan pioner atau vegetasi perintis. Lumut kerak juga dikenal sangat sensitif terhadap zat zat polutan berbahaya sehingga tidak dapat hidup di lingkungan yang tercemar.[4] Pertumbuhan talusnya lambat, Dalam satu tahun, pertumbuhan talusnya kurang dari 1 centimeter. Bersifat autotrof dan mampu mengikat nitrogen di udara.[1]

Lumut kerak atau liken membantu proses pembentukan tanah dengan cara melepaskan fragmen talus yang sangat halus.[4] Lumut kerak sangat sensitif terhadap polutan yang berbahaya, misalnya fluorida, logam berat, zat radioaktif, bahan bahan kimia pertanian, dan pestisida sehingga lumut kerak dapat digunakan sebagai indikator pencemaran lingkungan. Usnea(salah satu lumut kerak) dapat menghasilkan asam usnin yang dapat digunakan sebagai obat TBC.[4].Rocellia Tinctoria digunakan sebagai bahan pembuat kertas lakmus.[5][6]

Grafis sp(Hidup melekat pada batang pohon).[4]Haematomma sp(Hidup melekat pada batu batuan).[4]Usnea dasipoga(Hidup melekat pada pucuk pucuk pohon di pegunungan). [4]Parmelia sp(Hidup melekat pada kayu).[3]

  1. ^ a b c "http://www.artikelbiologi.com/2014/01/simbiosis-jamur.html".  Hapus pranala luar di parameter |title= (bantuan); Tidak memiliki atau membutuhkan |url= (bantuan)
  2. ^ SP Astutingsih. Kamus Biologi untuk SMA. Jakarta:Kawan Pustaka.  Parameter |titlehttps://books.google.co.id/books?id= yang tidak diketahui akan diabaikan (bantuan)
  3. ^ a b "http://www.cpuik.com/2013/06/lumut-kerak-dan-penjelasannya.html".  Hapus pranala luar di parameter |title= (bantuan); Tidak memiliki atau membutuhkan |url= (bantuan)
  4. ^ a b c d e f g Henny Riandary;Tiga Serangkai. Theory and application of biology,Jilid 1(edisi Bilingual). Solo:PT Tiga Serangkai Pustaka Mandiri. 
  5. ^ "https://esdikimia.wordpress.com/2012/05/23/indikator-asam-basa/".  Hapus pranala luar di parameter |title= (bantuan); Tidak memiliki atau membutuhkan |url= (bantuan)
  6. ^ "www.biologi.lipi.go.id".  Tidak memiliki atau membutuhkan |url= (bantuan)

 

Artikel bertopik Fungi ini adalah sebuah rintisan. Anda dapat membantu Wikipedia dengan mengembangkannya.

  • l
  • b
  • s

Diperoleh dari "https://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Lumut_kerak&oldid=19043109"

Pencemaran udara adalah masuknya zat pencemar ke dalam udara baik secara alamiah maupun oleh aktivitas manusia. Pencemaran udara yang disebabkan oleh aktivitas manusia dapat berasal dari kegiatan transportasi dan industri, hal tersebut akan menyebabkan penurunan kualitas lingkungan berupa polusi udara. Udara bagi kehidupan merupakan komponen abiotik pada atmosfer yang dibutuhkan oleh berbagai organisme seperti tumbuhan. Polusi udara dapat mempengaruhi kondisi tumbuhan termasuk lumut kerak secara fisiologis. Beberapa jenis lumut kerak dilaporkan dapat menjadi bioindikator yang peka terhadap pencemaran udara. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi keberadaan lumut kerak dihubungkan dengan lokasi tertentu dengan kualitas udara yang diduga berbeda, dengan ruang lingkup mengkaji jenis-jenis morfologi lumut kerak, jenis tanaman dan beberapa faktor lingkungan (suhu, kelembaban udara dan kandungan polutan). Penelitian dilakukan pada kawasan industri Pulo Gadung, arboretum Cibubur Jakarta, dan tegakan mahoni Cikabayan. Lokasi-lokasi tersebut diduga sebagai memiliki kualitas udara relatif tercemar (kawasan industri Pulo Gadung dan arboretum Cibubur) dan relatif tidak tercemar (tegakan mahoni Cikabayan). Pengamatan talus lumut kerak secara makroskopik dilakukan terhadap tiap unit contoh pohon. Ciri-ciri makroskopik talus yang diamati antara lain adalah warna, bentuk, dan keadaan talus serta luas talus lumut kerak pada batang tanaman yang terletak pada jarak 5 meter, 10 meter, dan 25 meter dari titik pengukuran kualitas udara. Pengambilan data pertumbuhan lumut kerak juga diamati pada kedua sisi batang pohon (menghadap dan membelakangi titik pengukuran kualitas udara ambien). Pada lokasi pengamatan di kawasan industri Pulo Gadung ditemukan 3 jenis lumut kerak (Phaeographis sp., Strigula sp. dan Dirinaria cf. picta). Pada arboretum Cibubur ditemukan 6 jenis lumut kerak (Strigula sp., Verrucaria sp., Graphidaceae, Heterodermia sp. dan Parmelia cf.austrosinensis). Pada tegakan mahoni Cikabayan ditemukan 10 jenis lumut kerak (Graphidaceae, Strigula sp. dan Verrucaria sp., Phaeographis sp., Parmelia sp. dan Heterodermia sp.). Jumlah lumut kerak yang temukan pada lokasi pengamatan semakin bertambah dengan nilai kualitas udara ambien yang semakin bersih (kandungan polutan rendah). Dari 12 jenis lumut kerak yang ditemukan, 3 jenis lumut kerak tidak teridentifikasi (2 tipe crustose dan 1 tipe foliose).