Material padat yang dikeluarkan ketika gunung api meletus adalah

Oleh: Ani Rachman, Guru SDN No.111/IX Muhajirin, Muaro Jambi, Provinsi Jambi

KOMPAS.com - Gunung api meletus karena magma bersuhu tinggi beserta gas naik ke permukaan gunung.

Magma dan gas itu massanya lebih ringan dibanding batuan padat di sekelilingnya. Saat meletus, gunung api mengeluarkan sejumlah material.

Jenis dan jumlah material itu tergantung pada komposisi magma dalam gunung api.

Berikut empat jenis material yang dikeluarkan gunung api saat meletus:

Lava

Material padat yang dikeluarkan ketika gunung api meletus adalah
wikimedia.org Lava yang mengalir ketika erupsi gunung berapi

Batuan pijar dalam perut Bumi yang meleleh dinamakan magma. Sedangkan magma yang keluar dari gunung api saat meletus disebut lava.

Baca juga: Erupsi Gunung Berapi di Indonesia

Bila magma bersifat cair (fluid), lava yang dihasilkan akan mengalir dengan cepat di permukaan lereng gunung.

Sambil mengalir, lava ini akan mendingin dan berubah menjadi batuan beku yang membentuk kubah lava baru.

Tepra

Material padat yang dikeluarkan ketika gunung api meletus adalah
CCTV BPBD Lumajang Luncuran APG Gunung Semeru sejauh 3 KM, Minggu (1/5/2022)

Disebut juga material piroklastik. Gunung api mengandung magma yang kental. Bila terjadi letusan eksplosif, akan menghasilkan aliran piroklastik, yang di Indonesia disebut wedhus gembel.

Wedhus gembel merupakan awan panas yang tersusun dari batu, debu, bara, dan gas yang mengalir menuruni lereng gunung dengan kecepatan sangat tinggi.

Kecepatannya bisa mencapai 300 kilometer per jam, ira-kira dua kali lebih cepat dibanding  kecepatan maksimal mobil sedan yang melaju di jalan tol.

Semua benda yang dilalui wedhus gembel akan hancur karena hangus terbakar.

Baca juga: Ciri-ciri Gunung Api yang Akan Meletus

Gas

Material padat yang dikeluarkan ketika gunung api meletus adalah
Dokumen Pos PGA Ile Lewotolok Foto: Gunung api Ile Lewotolok, Kabupaten Lembata, NTT, erupsi, Senin (4/7/2022) sekitar pukul 08.25 Wita.

Gas yang dihasilkan pada letusan gunung api, baik yang eksplosif maupun non-eksplosif biasanya berbentuk uap.

Pelepasan gas secara tiba-tiba dengan tekanan sangat tinggi inilah yang menyebabkan terjadinya letusan.

Gas yang banyak terkandung dalam gunung api, antara lain uap air (H2O), karbon dioksida (CO2), sulfur dioksida (SO2), klorin (Cl), florin (F).

Abu atau pasir vulkanik

Material padat yang dikeluarkan ketika gunung api meletus adalah
KOMPAS.com/Miftahul Huda Hujan abu tampak terlihat melalui kamera cctv BPBD di Dusun Sumbersari, Desa Supit Urang, Kecamatan Pronojiwo, Kabupaten Lumajang, Rabu (2/3/2022) dinihari.

Abu atau pasir vulkanik disebut juga jatuhan piroklastik. Adalah bahan material vulkanik jatuhan yang disemburkan ke udara saat terjadi erupsi.

Material ini terdiri dari batuan berukuran besar sampai yang halus. Batuan berukuran besar biasanya jatuh di sekitar kawah hingga radius 5-7 kilometer dari kawah.

Sedangkan yang berukuran halus bisa jatuh pada jarak ratusan bahkan ribuan kilometer dari kawah karena embusan angin.

Contohnya ketika Gunung Galunggung erupsi yang letusannya mencapai Australia.

Baca juga: Lapili: Pengertian dan Manfaatnya

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Produk Gunung Api Sobat geologi yang budiman, Memasuki tahun baru 2019 Geomin ingin berbagi info mengenai apa saja...

Posted by Badan Geologi onTuesday, January 1, 2019

mhamadnoval1 mhamadnoval1

Gunung berapi saat meletus mengeluarkan berbagai macam material. Material pada yang dikeluarkan gunung berapi saat meletus yaitu dinamakan eflata yang terdiri dari bom, lafili, tuff.

Pembahasan:

Gunung berapi adalah peristiwa yang terjadi ketika endapan magmatik di dalam Bumi didorong keluar oleh gas bertekanan tinggi. Gunung berapi dapat meletus atau meletus dan melepaskan zat khusus.  Gunung berapi diklasifikasikan ke dalam empat sumber letusan berikut:

  1. Erupsi pusat, yaitu letusan yang meletus dari kawah utama.
  2. Erupsi samping, letusan berasal dari tubuh miring.
  3. Erupsi celah, yaitu ledakan yang terjadi pada retakan atau patahan yang dapat meluas hingga beberapa kilometer.
  4. Erupsi eksentrik mirip dengan letusan lateral, tetapi magma yang meletus muncul langsung dari dapur magma melalui kawahnya sendiri, bukan dari kawah pusat, yang bercabang ke samping.

Indonesia adalah salah satu negara yang memiliki jumlah gunung berapi sekitar 13 sampai 17 persen dari total jumlah gunung api aktif di seluruh dunia. Bahkan, beberapa gunung berapi di Indonesia masih perlu diawasi karena sewaktuwaktu dapat meletus.Letusan gunung berapi membawa materialmaterial baik dalam bentuk padat, cair, ataupun gas. Erupsi gunung berapi akan mengeluarkan material yang beragam, mulai dari material yang berwujud padat/eflata, cair, dan gas. Erupsi tersebut dapat berasal dari dalam dapur magma atau pun material di sekitar kawah. Bahan-bahan ini termasuk dalam tiga kategori jenis bahan berdasarkan bentuk fisiknya.

  1. Bahan padat / Eflata. Materi padat atau fracta adalah materi letusan gunung berapi yang padat. Ada dua jenis padatan, eflat asli dan eflat homogen.
  2. Bahan cair / injeksi. Fluida atau lindi adalah zat hasil letusan gunung berapi yang berupa cairan, antara lain lahar dan lahar, baik lahar dingin maupun lahar panas.
  3. Bahan gas / pernafasan. Sesuai dengan namanya, material gas atau inhalasi merupakan salah satu zat yang dikeluarkan pada saat erupsi Gunung Merapi.

Pelajari Lebih Lanjut

Detail jawaban

Kelas: 9

Mapel: Penjaskes

Bab: Bab 20 - Penanggulangan Bencana Alam

Kode: 9.22,20

#AyoBelajar #SPJ2

Material-material yang dikeluarkan saat terjadi letusan gunung berapi. Foto: Pixabay

Gunung berapi adalah peristiwa yang terjadi akibat endapan magma di dalam perut bumi yang didorong keluar oleh gas bertekanan tinggi. Gunung berapi berpotensi mengalami erupsi atau letusan yang dapat mengeluarkan material-material khusus.

Mengutip dalam modul Pengenalan Gunung Api yang diterbitkan oleh Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral, gunung berapi diklasifikasikan ke dalam empat sumber erupsi, di antaranya adalah:

  • Erupsi pusat, yaitu erupsi yang keluar melalui kawah utama.

  • Erupsi samping, merupakan erupsi yang keluar dari lereng tubuhnya.

  • Erupsi celah, yaitu erupsi yang muncul pada retakan atau sesar, yang dapat memanjang sampai beberapa kilometer

  • Erupsi eksentrik, yang sejenis dengan erupsi samping tetapi magma yang keluar bukan dari kepundan pusat yang menyimpang ke samping, melainkan langsung dari dapur magma melalui kepundan tersendiri.

Indonesia adalah salah satu negara yang memiliki jumlah gunung berapi sekitar 13 sampai 17 persen dari total jumlah gunung api aktif di seluruh dunia. Bahkan, beberapa gunung berapi di Indonesia masih perlu diawasi karena sewaktu-waktu dapat meletus.

Letusan gunung berapi membawa material-material baik dalam bentuk padat, cair, ataupun gas. Lantas, apa saja material-material yang dikeluarkan saat terjadi letusan gunung berapi? Simak penjelasannya berikut ini.

Material erupsi gunung berapi, salah satunya dalam wujud padat adalah abu vulkanik. Foto: Pixabay

Erupsi gunung berapi akan mengeluarkan material yang beragam, mulai dari material yang berwujud padat/eflata, cair, dan gas. Erupsi tersebut dapat berasal dari dalam dapur magma atau pun material di sekitar kawah.

Dirangkum dalam konten edukasi Kemdikbud RI dengan judul Material Letusan Gunung Api, material-material tersebut digolongkan ke dalam tiga pembagian jenis material berdasarkan wujud fisiknya, yaitu:

Material padat atau eflata adalah material letusan gunung api berwujud padat. Ada dua macam material padat, yakni eflata autogen dan eflata alogen.

Eflata autogen merupakan material padat yang berasal dari dapur magma yang terbawa bersama lava yang keluar saat letusan terjadi. Sementara itu, eflata alogen adalah material padat yang berasal dari material di sekitar kawah yang ikut terlontar saat letusan.

Material padat hasil letusan gunung berapi, di antaranya adalah sebagai berikut.

  • Bom, merupakan material padat yang berbentuk bongkahan batu-batu besar. Material seperti ini sering dimanfaatkan manusia untuk kepentingan konstruksi bangunan.

  • Lapili, merupakan material padat berupa batu-batu kerikil yang lebih kecil. Sama seperti bom, material ini juga banyak dimanfaatkan untuk kepentingan bahan bangunan.

  • Tuff adalah butiran halus hasil letusan gunung berapi yang banyak mengandung silika. Tuff lebih sering disebut dengan istilah ash atau abu vulkanik, serta memiliki sifat berbahaya yang dapat menyebabkan infeksi pernapasan.

Material cair yang dikeluarkan dari hasil letusan gunung berapi adalah lahar panas. Foto: Pixabay

Material cair atau efusifa adalah material hasil letusan gunung api, yang berbentuk material cair meliputi lava dan lahar, baik lahar dingin maupun lahar panas. Berikut adalah penjelasannya.

  • Lava, adalah magma yang meleleh. Lava yang mengalami pendinginan karena telah terlalu lama berada di udara luar, akan mengeras dan berubah menjadi bantuan beku/basaltis.

  • Lahar, merupakan lava yang sudah bercampur dengan material lain yang ada disekitar kawah gunung api. Lahar panas terbentuk saat gunung sedang erupsi, sedangkan lahar dingin (lahar hujan) terjadi saat gunung sedang tidak erupsi.

3. Material gas/ekshalasi

Seperti namanya, material gas atau ekshalasi adalah salah satu dari material-material yang dikeluarkan saat terjdi letusan gunung merapi. Berikut adalah jenis-jenis hasil letusannya.

  • Mofet (CO2), adalah gas hasil letusan gunung berapi yang berbahaya karena bersifat racun. Gas ini sangat dianjurkan untuk dihindari karena bisa membahayakan nyawa siapa pun yang menghirupnya.

  • Fumarol (H2O), berupa uap air yang panas.

  • Solfatar (H2S), merupakan gas belerang yang berbahaya jika terlalu pekat karena dapat menimbulkan keracunan.

  • Awan panas, merupakan asap yang keluar saat gunung berapi meletus dengan temperatur yang tinggi, dan mengalami daya luncur menuruni lereng hingga mencapai 200 km/jam.