Mayat pria yang ditemukan tadi pagi sebelumnya sering terlihat di sumur tua itu

Merdeka.com - Rahmatia Daeng Pati, (47) ditemukan tewas dalam sumur tua tidak jauh dari rumahnya, Senin, (1/2) pukul 09.30 WITA. Rahmatia merupakan warga Kampung Pammantoang, Kecamatan Bontonompo, Kabupaten Gowa, Sulsel.

Sebelumnya, korban hilang sejak 27 Februari lalu, meninggalkan bapaknya sendiri di rumah, Nuru, (71). Setelah empat hari menghilang, keberadaannya baru diketahui pagi tadi tapi sudah dalam kondisi tak bernyawa lagi.

Kasubag Humas Polrestabes Makassqr, AKP Mangatas Tambunan menjelaskan penemuan mayat korban diketahui saat seorang warga bernama Sumiati Daeng Ngasi, (35) mencari rebung. Tiba-tiba dia mencium aroma tak sedap yang bersumber dari sebuah sumur tua yang tidak jauh dari posisinya mencari rebung.

"Saksi Sumiati menengok ke dalam sumur tersebut dan terlihat ada mayat terapung menghadap ke bawah. Mayat ini hanya menggunakan celana pendek warna krem dan daster hijau. Saksi histeris dan memanggil warga sekitar," ujar Mangatas.

Penemuan mayat ini dilaporkan ke Polsek Bontonompo. Polisi langsung melakukan olah TKP. Selanjutnya dilakukan pengumpulan keterangan untuk penyelidikan lebih lanjut mengenai penyebab kematian korban.

Untuk mengantisipasi isu yang cukup meresahkan, penyidik bermaksud lakukan autopsi tapi ditolak oleh pihak keluarga.

"Keluarga korban sempat menolak dilakukan autopsi namun setelah diberikan pemahaman oleh penyidik mereka pun menyerahkan mayat tersebut dibawa ke RS Bhayangkara untuk diautopsi," tutup AKP Mangatas Tambunan. (mdk/ray)

Baca juga:
Mayat Pemburu Babi Ditemukan dalam Kanal Parit di Pelalawan
Satu Keluarga di Blitar Ditemukan Tewas, Ada Luka di Leher Anak
Warga Bekasi Meninggal Usai Snorkling di Gili Trawangan
Mayat Pria Tanpa Identitas Mengambang di Tumpukan Sampah Kali Dekat Seasson City
2 Manula Bersaudara Pensiunan BUMN Ditemukan Membusuk di Rumahnya

BANYUWANGI - Warga Kelurahan Bulusan, Kecamatan Kalipuro, Banyuwangi, dihebohkan dengan penemuan sesosok mayat dari dalam sumur. Mayat berjenis kelamin laki-laki ini ditemukan dengan posisi telanjang dan telungkup di sumur pada Minggu (7/8/2022) malam.

Jasad tersebut dievakuasi Tim Basarnas Banyuwangi, setelah menerima laporan dari warga dan kepolisian. Evakuasi jenazah berlangsung dramatis. Pasalnya, tim harus menggunakan tali dan mengaitkan ke jenazah di sumur tersebut.

Koordinator Pos SAR Banyuwangi, Wahyu Setya Budi membenarkan, pihaknya mengevakuasi jenazah dari dalam sumur setelah menerima laporan dari polsek pihaknya langsung menuju ke tempat kejadian perkara (TKP). Ia menyebut posisi korban saat itu berada di kedalaman kurang lebih 15 meter.

"Kami berhasil mengevakuasi korban dengan teknik lifting dan lowering menggunakan peralatan SCBA, memerlukan waktu kurang lebih dua jam," kata Wahyu, saat dikonfirmasi awak media pada Senin (8/8/2022) pagi.

Menurutnya, lamanya proses evakuasi dikarenakan sumur yang cukup sempit. Selain itu, evakuasi pada malam hari pun membuat kondisi gelap sehingga memerlukan bantuan pencahayaan.

"Sumur memiliki kedalaman 15 meter dengan diameter yang cukup sempit membuat petugas berupaya ekstra," tuturnya.

Baca Juga: KKP Pastikan Proses Hukum Pelaku Perdagangan Sirip Hiu Ilegal di Sulawesi Tenggara

Setelah berhasil dievakuasi dari dasar sumur, diketahui korban pria malang ini adalah MD (33) warga Branggahan, Kecamatan Ngadiluwih, Kediri. Ia merupakan karyawan di salah satu pabrik yang ada di Bulusan. Ia merupakan perantau dan tinggal sendiri di Banyuwangi.

Informasi yang diterima Wahyu, korban sebelumnya sempat dikabarkan hilang. Hinggga akhirnya ditemukan di sebuah sumur milik warga tersebut.

"Dari informasi yang kita terima korban ini mengalami depresi. Jenazah sudah dibawa ke rumah duka di Kediri. Untuk kronologi lebih lengkap dan pastinya kami masih menunggu dari pihak kepolisian," tuturnya.

  • #Mayat dalam Sumur
  • #penemuan mayat
  • #mayat

Pengertian Kalimat Efektif

Kalimat efektif adalah kalimat yang dapat mewakili gagasan pembicara atau penulis serta dapat diterima maksudnya/arti serta tujuannya seperti yang dimaksud penulis /pembicara. Kalimat efektif dapat dikatakan efektif jika kalimat tersebut berhasil menyampaikan pesan, pikiran, gagasan, perasaan pemberitahuan sesuai dengan maksud si pembicara atau penulis.

.

Ciri-ciri Kalimat Efektif

Suatu kalimat efektif harus memiliki ciri-ciri sebagai berikut:

A.  Kesepadanan

Kesepadanan ialah keseimbangan ntara pikiran (gagasan) dan struktur bahasa yang dipakai. Kesepadanan kalimat ini diperlihatkan oleh kesatuan gagasan yang kompak dan kepaduan pikiran yang baik. Ciri – ciri kesepadanan suatu kalimat adalah:

a. Kalimat itu mempunyai subjek dan predikat dengan jelas. Ketidakjelasan subjek atau predikat suatu kalimat tentu saja membuat kalimat itu tidak
efektif. Kejelasan subjek dan predikat suatu kalimat dapat dilakukan dengan menghindarkan pemakaian kata depan di, dalam, bagi, untuk, pada, sebagai, tentang, mengenai, menurut, dan sebagainya di depan subjek.

b. Tidak terdapat subjek yang ganda.

c. Kalimat penghubung intrakalimat tidak dipakai pada kalimat tunggal.

d. Predikat kalimat tidak didahului oleh kata yang.

Contoh:

1.  Bagi semua mahasiswa aktif perguruan tinggi ini diwajibkan untuk membayar uang kuliah. (salah)

.    →   Semua mahasiswa aktif perguruan tinggi ini diwajibkan untuk membayar uang kuliah. (benar)

2. Penyusunan laporan itu saya dibantu oleh para dosen. (salah)

.    →   Dalam menyusun laporan itu, saya dibantu oleh para dosen. (benar)

3. Mereka datang agak terlambat. Sehingga mereka tidak diperbolehkan mengikuti pelajaran. (salah)

.    →   Mereka datang agak terlambat sehingga mereka diperbolehkan mengikuti pelajaran. (benar)

.    →   Mereka datang terlambat. Oleh karena itu, mereka diperbolehkan mengikuti pelajaran. (benar)

4.  Ayah yang berangkat ke kantor.(salah)

.     →   Ayah berangkat ke kantor. (benar)

B. Keparalelan atau Kesajajaran

Keparalelan atau kesejajaran adalah kesamaan bentuk kata atau imbuhan yang digunakan dalam kalimat itu. Jika pertama menggunakan verba, bentuk kedua juga menggunakan verba. Jika kalimat pertama menggunakan kata kerja berimbuhan me-, maka kalimat berikutnya harus menggunakan kata kerja berimbuhan me- juga.

Contoh:

1.  Kakak menolong anak itu dengan dipapahnya ke pinggir jalan. (salah)

.     →  Kakak menolong anak itu dengan memapahnya ke pinggir jalan. (benar)

.     →  Anak itu ditolong kakak dengan dipapahnya ke pinggir jalan. (benar)

2.  Harga sembako dibekukan atau kenaikan secara luwes. (salah)

.     →   Harga sembako dibekukan atau dinaikkan secara luwes. (benar)

C. Ketegasan

Ketegasan atau penekanan ialah suatu perlakuan penonjolan terhadap  ide pokok dari kalimat.  Untuk membentuk penekanan dalam suatu kalimat, ada beberapa cara, yaitu:

a.  Meletakkan kata yang ditonjolkan itu di depan kalimat (di awal kalimat).

Contoh:

1.  Harapan kami adalah agar soal ini dapat kita bicarakan lagi pada kesempatan lain.

.     →   Pada kesempatan lain, kami berharap kita dapat membicarakan lagi soal ini.

2.  Presiden mengharapkan agar rakyat membangun bangsa dan negara ini dengan kemampuan yang ada pada dirinya.

.     →   Harapan presiden ialah agar rakyat membangun bangsa dan negaranya.

b.  Membuat urutan kata yang bertahap

Contoh:

Bukan seribu, sejuta, atau seratus, tetapi berjuta-juta rupiah, telah disumbangkan kepada anak-anak terlantar. (salah)

→  Bukan seratus, seribu, atau sejuta, tetapi berjuta-juta rupiah, telah disumbangkan kepada anak-anak terlantar. (benar)

c.  Melakukan pengulangan kata (repetisi).

Contoh:

Cerita itu begitu menarik, cerita itu sangat mengahrukan.

d.  Melakukan pertentangan terhadap ide yang ditonjolkan.

Contoh:

Anak itu bodoh, tetapi pintar.

e.  Mempergunakan partikel penekanan (penegasan), seperti: partikel –lah, -pun, dan –kah.

Contoh:

1.  Dapatkah mereka mengerti maksud perkataanku?

2.  Dialah yang harus bertanggung jawab dalam menyelesaikan tugas ini.

D. Kehematan

Kehematan dalam kalimat efektif maksudnya adalah hemat dalam mempergunakan kata, frasa, atau bentuk lain yang dianggap tidak perlu, tetapi  tidak menyalahi kaidah tata bahasa. Hal ini dikaranekan, penggunaan kata yang berlebih akan mengaburkan maksud kalimat. Untuk itu, ada beberapa kriteria yang perlu diperhatikan untuk dapat melakukan penghematan, yaitu:

a. Menghilangkan pengulangan subjek.

b. Menghindarkan pemakaian superordinat pada hiponimi kata.

c. Menghindarkan kesinoniman dalam satu kalimat.

d. Tidak menjamakkan kata-kata yang berbentuk jamak.

Contoh:

1.  Karena ia tidak diajak, dia tidak ikut belajar bersama di rumahku. (salah)

.     →   Karena tidak diajak, dia tidak ikut belajar bersama di rumahku. (benar)

2.  Dia mengenakan topi warna hitam. (salah)

.     →   Dia mengenakan tpi hitam. (benar)

3.  Dia sudah menunggumu sejak dari pagi. (salah)

.     →   Dia sudah menunggumu sejak pagi. (benar)

4.  Beberapa peserta-peserta sudah didiskualifikasik. (salah)

.     →   Beberapa peserta sudah didiskualifikasi. (benar)

E. Kecermatan

Kecermatan di sini maksudnya tidak menimbulkan tafsiran ganda dan tepat dalam pilihan kata.

Contoh:

1.   Mahasiswa perguruan tinggi yang terkenal itu menerima hadiah. (salah)

.     →   Mahasiswa dari perguruan tinggi yang terkenal itu menerima hadiah. (benar)

.     →   Mahasiswa yang terkenal di perguruan tinggi itu menerima hadiah. (benar)

2.   Dia menerima uang sebanyak dua puluh lima ribuan. (salah)

.     →  Dia menerima uang sebanyak dua puluh lima ribu rupiah. (benar)

.     →  Dia menerima uang sebanyak dua puluh lembar lima ribu rupiah. (benar)

F. Kepaduan

Kepaduan di sini maksudnya adalah kepaduan pernyataan dalam kalimat  itu, sehingga informasi yang disampaikannya tidak terpecah-pecah. Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan untuk menciptakan kepaduan kalimat, yaitu:

1.  Kalimat yang padu tidak bertele-tele dan tidak mencerminkan cara berpikir yang tidak simetris.

2.  Kalimat yang padu mempergunakan pola aspek + agen + verbal secara tertib dalam kalimat-kalimat yang berpredikat pasif persona.

3.  Kalimat yang padu tidak perlu menyisipkan sebuah kata seperti daripad atau tentang antara predikat kata kerja dan objek penderita.

Contoh:

1.   Kita harus dapat mengembalikan kepada kepribadian kita orang-orang kota yang telah terlanjur meninggalkan rasa kemanusiaan itu. (salah)

.      →   Kita harus mengembalikan kepribadian orang-orang kota yang sudah meninggalkan rasa kemanusiaan. (benar)

2.   Surat itu saya sudah baca. (salah)

.      →   Surat iitu sudah saya baca. (benar)

3.  Makalah ini membahas tentang teknologi fiber optik. (salah)

.     →   Makalah ini membahas teknollogi fiber optik. (benar)

G. Kelogisan

Kelogisan ialah bahwa ide kalimat itu dapat dengan mudah dipahami dan penulisannya sesuai dengan ejaan yang berlaku. Hubungan unsur-unsur dalam kalimat harus memiliki hubungan yang logis/masuk akal.

Contoh:

1.  Untuk mempersingkat waktu, kami teruskan acara ini. (salah)

.     →   Untuk menghemat waktu, kami teruskan acara ini. (benar)

2.  Mayat lelaki tua yang ditemukan itu sebelumnya sering mondar-mandir di daerah tersebut. (salah)

.     →   Sebelum meninggal, lelaki tua yang mayatnya ditemukan itu sering mondar-mandir di daerah tersebut. (benar)

.

* Penjelasan Subjek dan Predikat (klik di sini)

*Penjelasan Kalimat (klik di sini)