Meliputi apa sajakah mitigasi nonstruktural?

Dalam proses pengurangan dampak kerusakan lingkungan yang diakbatkan oleh bencana, muncul sebuah istilah yang disebut dengan mitigasi. Istilah mitigasi tidak berdiri sendiri, namun juga disertai oleh kesiapan, tanggapan, dan penormalan kembali. Dalam artikel ini akan dijelaskan secara detail mengenai arti mitigasi dalam proses pengendalian bencana.

Penjelasan Singkat Tentang Mitigasi

Mengutip situs Gramedia.com, bahwa mitigasi adalah upaya yang dilakukan untuk mengurangi risiko dan dampak yang diakibatkan oleh bencana terhadap masyarakat di kawasan rawan bencana, baik itu bencana alam, bencana ulah manusia maupun gabungan dari keduanya dalam suatu negara atau masyarakat.

Ada empat hal penting yang perlu diperhatikan dalam proses mitigasi bencana, antara lain: tersedianya informasi dan peta kawasan rawan bencana untuk tiap kategori bencana, sosialisasi dalam meningkatkan pemahaman serta kesadaran masyarakat dalam menghadapi bencana, mengetahui apa yang perlu dilakukan dan dihindari serta cara penyelamatan diri jika bencana terjadi sewaktu-waktu dan pengaturan, penataan kawasan rawan bencana untuk mengurangi ancaman bencana.

Selain dalam proses pembuatan mitigasi bencana ada beberapa program yang harus dipertimbangkan, yaitu:

1. Mitigasi adalah bekerja dengan strategi demi menanggulangi bencana dengan efektif, sehingga mitigasi bencana harus memiliki integrasi dengan program pembangunan. 2. Fokus dalam mitigasi bencana juga beraneka ragam dari sektor pendidikan, pangan, tenaga kerja, perumahan bahkan kebutuhan dasar lainnya.3. Adanya sinkronisasi terhadap situasi serta kondisi sosial, budaya serta ekonomi setempat. 4. Di dalam sektor informal , mitigasi bencana menekankan pada peningkatan kapasitas masyarakat untuk membuat keputusan, menolong diri sendiri dan membangun sendiri.

5. Mempelajari tata guna lahan untuk melindungi masyarakat yang tinggal di daerah rentan bencana dan kerugian, baik secara sosial, ekonomi, maupun implikasi politik.

Aneka Macam Mitigasi Bencana

Tujuan dari mitigasi adalah mengurangi kerugian pada saat terjadinya bahaya di masa mendatang, mengurangi risiko kematian dan cedera terhadap penduduk, mencakup pengurangan kerusakan dan kerugian-kerugian ekonomi yang ditimbulkan terhadap infrastruktur sektor publik. Berikut dua jenis mitigasi bencana yang dikutip dari situs Badan Nasional Penanggulangan Bencana, bnpb.go.id:

Advertising

Advertising

Jenis mitigasi yang pertama adalah struktural. Mitigasi ini merupakan upaya dalam meminimalkan bencana dengan membangun berbagai prasarana fisik menggunakan teknologi. Misalnya dengan membuat waduk untuk mencegah banjir, membuat alat pendeteksi aktivitas gunung berapi, menciptakan sistem peringatan dini untuk memprediksi gelombang tsunami, hingga membuat bangunan tahan bencana atau bangunan dengan struktur yang direncanakan sedemikian rupa sehingga mampu bertahan dan tidak membahayakan para penghuninya jika bencana terjadi sewaktu-waktu.

2. Mitigasi Non Struktural

Secara non struktural, mitigasi adalah upaya dalam mengurangi dampak bencana melalui kebijakan dan peraturan. Contohnya, UU PB atau Undang-Undang Penanggulangan Bencana, pembuatan tata ruang kota, atau aktivitas lain yang berguna bagi penguatan kapasitas warga.

Hal yang harus Diketahui Saat Penanganan Bencana

Pemahaman penuh akan kondisi bencana menjadi bagian paling penting dalam proses mitigasi. Ilmu mitigasi juga sifatnya variatif karena kondisi setiap negara dan daerah, tipe bahaya-bahaya yang dihadapi juga akan berbeda-beda. Berikut hal-hal yang harus dipahami saat menghadapi bencana yang dikutip dari buku Pendidikan Lingkungan Hidup dan Mitigasi Bencana Sahabat Siaga yang ditulis oleh Adi Sukardi dan Suprijayanti:

1. Mitigasi adalah kegiatan sebelum bencana terjadi. Contoh kegiatannya antara lain membuat peta wilayah rawan bencana, pembuatan bangunan tahan gempa, penanaman pohon bakau, penghijauan hutan, serta memberikan penyuluhan dan meningkatkan kesadaran masyarakat yang tinggal di wilayah rawan tersebut.

2. Kesiapsiagaan, adalah bentuk perencanaan terhadap cara merespons kejadian bencana. Perencanaan dibuat berdasarkan bencana yang pernah terjadi dan bencana lain yang mungkin akan terjadi. Adapun tujuannya adalah meminimalkan korban jiwa dan kerusakan sarana-sarana pelayanan umum juga meliputi upaya mengurangi tingkat risiko, pengelolaan sumber-sumber daya masyarakat, serta pelatihan warga di wilayah rawan bencana.

3. Respon terhadap bencana, adalah upaya memperkecil bahaya yang ditimbulkan oleh bencana. Tahap ini berlangsung sesaat setelah terjadi bencana. Rencana penanggulangan bencana dilaksanakan dengan fokus pada upaya pertolongan korban bencana dan antisipasi kerusakan yang terjadi akibat bencana.

4. Pemulihan adalah usaha untuk memperbaiki kondisi masyarakat seperti semula. Pada tahap ini, fokus diarahkan pada penyediaan tempat tinggal sementara bagi korban serta membangun kembali saran dan prasarana yang rusak. Selain itu, dilakukan evaluasi terhadap langkah penanggulangan bencana yang dilakukan.

Demikianlah penjelasan singkat mengenai mitigasi bencana. Pengetahuan ini teramat penting untuk diajarkan di Indonesia sebagai negara yang rawan kehadiran bencana, dan mengevaluasi proses mitigasi yang sudah diterapkan sebelumnya.

Mitigasi Bencana – Tinggal di daerah rawan terhadap berbagai potensi bencana alam, seharusnya menuntut warga Indonesia melek terhadap penanggulangan bencana. Perihal solusi terhadap bencana juga telah diatur dalam PP No.21 tahun 2008 Tentang Penyelenggaraan Penanggulangan Bencana. Namun bagi yang masih awam, tentu asing dengan istilah mitigasi bencana.

Apa pengertian, tahapan-tahapan, tujuan, kegiatan, hingga contoh mitigasi bencana? Berikut berbagai uraiannya untuk menambah pengetahuan kita.

Pengertian Mitigasi Bencana

Berdasarkan Pasal 1 ayat 6 PP No.21 Tahun 2008 Tentang Penyelenggaraan Penanggulangan Bencana, mitigasi bencana adalah rangkaian upaya untuk mengurangi risiko bencana. Upaya tersebut dilakukan baik melalui pembangunan fisik maupun penyadaran, serta peningkatan kemampuan menghadapai ancaman bencana.

Definisi bencana adalah peristiwa atau rangkaian peristiwa yang mengancam serta mengganggu kehidupan dan penghidupan masyarakat. Penyebabnya bisa dari faktor alam dan atau faktor non-alam, hingga faktor manusia yang mengakibatkan timbulnya korban jiwa, kerusakan lingkungan, kerugian harta benda, hingga dampak psikologis.

Bencana dapat berupa kebakaran, gempa bumi, tsunami, letusan gunung api, longsor, banjir, badai tropis, el nino dan la nina, serta lainnya.

Secara umum, pengertian mitigasi adalah usaha untuk mengurangi dan/atau meniadakan korban serta kerugian yang mungkin saja timbul. Maka diperlukan perhatian pada tahap sebelum terjadinya bencana. Terutama pada kegiatan penjinakan atau peredaman.

Pada prinsipnya, mitigasi harus dilakukan untuk semua jenis bencana. Baik bencana alam (natural disaster) maupun man-made disaster atau bencana akibat perbuatan manusia. 

Tujuan Mitigasi

Bencana bisa terjadi kapanpun dan dimanapun dan dapat menimbulkan kerugian hingga korban manusia. Tujuan utama mitigasi adalah untuk mengurangi risiko serta dampak bencana. Adapun tujuan lain dari mitigasi antara lain:

  • Menekan risiko dan/atau dampak yang mungkin terjadi karena suatu bencana. Misalnya tentang korban jiwa, kerugian ekonomi, serta kerusakan sumber daya alam.
  • Pedoman bagi pemerintah dalam membuat perencanaan pembangunan di suatu tempat dengan pertimbangan potensi bencana yang akan terjadi.
  • Membantu meningkatkan kesadaran dan pengetahuan masyarakat dalam menghadapi risiko dan dampak bencana.

baca juga:  Banjir Bandang - Pengertian, Karakteristik, Dampak Banjir

Jenis-Jenis Mitigasi

Secara umum, mitigasi dapat dibagi menjadi dua jenis, yakni mitigasi struktural dan non-struktural. Mengacu pada arti mitigasi yang sudah dibahas sebelumnya, adapun jenis-jenis mitigasi sebagai berikut:

Meliputi apa sajakah mitigasi nonstruktural?
niaga.asia

1. Mitigasi Struktural

Mitigasi struktural merupakan upaya dalam mengurangi risiko bencana dengan melakukan pembangunan prasarana fisik. Prasarana fisik yang dibangun harus memiliki standar spesifikasi tertentu dan memanfaatkan teknologi. Beberapa contoh yang bisa dipelajari misalnya:

  • Penggunaan sistem peringatan dini untuk memperkirakan adanya tsunami
  • Membuat struktur bangunan yang tahan terhadap gempa
  • Menggunakan alat deteksi aktivitas gunung berapi
  • Pembangunan kanal untuk mencegah banjir

Mitigasi struktural lebih mengedepankan tindakan mengurangi kerentanan terhadap bencana, yakni dengan melakukan rekayasa bangunan yang tahan bencana. Struktur bangunan yang tahan bencana yang dimaksud adalah yang tidak mengalami kerusakan berarti dan membahayakan manusia jika terjadi bencana.

2. Mitigasi Non-Struktural

Merupakan upaya mengurangi dampak bencana yang mungkin terjadi melalui peraturan tertentu atau kebijakan. Beberapa contoh mitigasi non struktural adalah:

  • Larangan membuang sampah ke sungai, saluran air, selokan
  • Mengatur secara baik tata ruang kota sesuai peruntukannya
  • Mengatur kapasitas dalam pembangunan masyarakat

Mitigasi non-struktural lebih berhubungan dengan pembuatan kebijakan dan peraturannya yang bertujuan mencegah terjadinya risiko bencana.

Tahapan-Tahapan Mitigasi Bencana

Penanganan bencana dapat dibagi menjadi empat kategori berdasarkan siklus waktunya, yaitu:

Meliputi apa sajakah mitigasi nonstruktural?
act.id

1. Upaya Mitigasi

Mitigasi dilakukan sebagai tahapan awal penanggulangan bencana alam untuk memperkecil atau mengurangi dampak bencana. Mitigasi juga bisa berarti kegiatan sebelum bencana alam terjadi.

Contohnya membuat peta wilayah yang rawan akan bencana, membuat bangunan atau hunian tahan gempa, menanam pohon bakau untuk mengurangi abrasi, penghijauan hutan, memberikan penyuluhan agar kesadaran masyarakat meningkat terhadap bencana.

2. Kesiapsiagaan

Kesiapan dan kesiagaan diperlukan ketika merespon terjadinya bencana. Perencanaan dibuat berdasarkan bencana yang sebelumnya pernah terjadi serta bencana lain yang kemungkinan terjadi. Tujuannya agar korban jiwa dan kerusakan sarana-prasarana dapat dihindarkan.

3. Tanggap

Dalam menghadapi bencana, diperlukan upaya tanggap untuk meminimalkan bahaya akibat bencana. Tahap ini berlangsung sesaat pasca bencana. Rencana penanggulangan bencana dilaksanakan dengan fokus upaya pertolongan korban serta antisipasi kerusakan akibat bencana.

4. Pemulihan

Pemulihan adalah upaya mengembalikan kondisi masyarakat seperti sediakala. Pada tahap ini, fokus diarahkan pada penyediaan tempat tinggal sementara bagi korban dan membangun kembali sarana-prasarana yang rusak. Selain itu, evaluasi terhadap langkah penanggulangan bencana juga perlu dilakukan.

Kegiatan dalam Mitigasi Bencana

Berdasarkan siklus waktunya mitigasi bencana memiliki empat kategori. Dari empat kategori tersebut terdapat kegiatan yang mengacu pada arti mitigasi, antara lain:

  • Mengenalkan serta memantau risiko bencana
  • Merencanakan partisipasi penanggulangan terhadap bencana
  • Menyuluhkan kesadaran bencana pada masyarakat
  • Melakukan upaya-upaya fisik, non-fisik, dan mengatur penanggulangan bencana
  • Identifikasi dan pengenalan sumber ancaman bencana
  • Memantau penggunaan teknologi tinggi
  • Mengawasi pelaksanaan tata ruang serta pengelolaan lingkungan hidup

Bagian terpenting dalam penerapan mitigasi bencana adalah pemahaman mengenai sifat bencana. Sebab setiap tempat memiliki berbagai tipe bahaya yang berbeda-beda. Misalnya ada beberapa daerah yang sangat rawan banjir dan ada daerah lain yang rawan gempa bumi.

Sebagian besar negara-negara di dunia sangat rentan terhadap kombinasi bencana. Maka dibutuhkan pemahaman yang baik terhadap berbagai bahaya tersebut.

Meliputi apa sajakah mitigasi nonstruktural?
Pixabay

Contoh Mitigasi Bencana

Indonesia merupakan negara dengan wilayah yang rawan bencana alam, seperti banjir, gempa bumi, tsunami, kebakaran hutan, hingga bencana letusan gunung berapi. Berikut ini beberapa contoh upaya dalam melakukan mitigasi yang biasanya dilakukan oleh BNPB (Badan Nasional Penanggulangan Bencana).

a. Mitigasi Tsunami

  • Menggunakan sistem untuk mendeteksi tsunami dan memberikan peringan untuk mencegah jatuhnya korban
  • Sistem peringatan tsunami internasional
  • Sistem peringatan tsunami regional

baca juga:  Hari Hak Konsumen Sedunia - 15 Maret

b. Mitigasi Gempa Bumi

  • Sebelum Gempa
    • Membangun hunian/bangunan yang sesuai aturan tahan gempa
    • Kenali lokasi bangunan tempat tinggal
    • Tempatkan perabot di area proporsional
    • Siapkan peralatan khusus dalam 1 kotak, seperti P3K, makanan instan, senter, dll
    • Periksa penggunaan gas dan listrik
    • Catat nomor-nomor penting
    • Kenali jalur evakuasi
    • Ikuti kegiatan simulasi mitigasi gempa
  • Ketika Gempa
    • Tetap bersikap tenang
    • Hindari sesuatu yang kemungkinan dapat roboh. Jika memungkinkan, berlari ke tanah lapang
    • Perhatikan tempat anda berdiri karena kemungkinan ada retakan tanah
    • Turun dari kendaraan dan jauhi pantai
  • Pasca Gempa
    • Gunakan tangga biasa dan cepat keluar bangunan
    • Periksa sekitar. Jika ada yang terluka, lakukan pertolongan pertama
    • Hindari berada di dekat atau di dalam bangunan yang berpotensi roboh

c. Mitigasi Tanah Longsor

  • Hindari daerah rawan longsor atau jangan membangun pemukiman di daerah rawan longsor
  • Mengurangi tingkat keterjelan lereng agar tidak rentan longsor
  • Menggunakan sistem terasiring dengan drainase yang tepat
  • Penghijauan dengan menanam tanaman berakar dalam
  • Mendirikan bangunan dengan pondasi kuat
  • Menutup rekahan di atas lereng agar air tidak cepat masuk
  • Relokasi (untuk beberapa kasus khusus)

d. Mitigasi Bencana Banjir

  • Sebelum Banjir
    • Penataan terhadap daerah aliran sungai
    • Pembangunan sistem peringatan dan pemantauan banjir
    • Tidak membangun rumah atau bangunan lain di bantaran sungai
    • Buang sampah di tempatnya/tidak membuang sampah di sungai
    • Pengerukan sungai secara intens
    • Penghijauan area hulu sungai
  • Saat Banjir
    • Matikan listrik
    • Mengungsi ke daerah yang aman
    • Jangan berjalan di daerah dekat saluran air
    • Menghubungi instansi yang berhubungan dengan penanggulangan bencana
  • Sesudah Banjir
    • Membersihkan rumah
    • Menyiapkan air bersih agar terhindar dari diare dan penyakit pasca banjir lainnya
    • Waspada terhadap sebaran binatang berbisa atau penyakit yang kemungkinan mewabah pasca banjir
    • Selalu waspada terhadap banjir susulan

Demikian artikel mengenai mitigasi bencana. Sebagai masyarakat yang tinggal di kawasan rawan bencana, tentu kesadaran akan bahaya bencana dan sikap kita dalam mempersiapkannya perlu dimiliki.